• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Hakikat Siswa atau Peserta Didik

3. Ciri-ciri Penting Siswa SMP pada Masa Remaja Awal

Siswa SMP kelas VII dan kelas VIII termasuk dalam masa remaja awal (praremaja) dengan rata-rata usia 12-14 tahun. Istilah yang biasa diberikan bagi remaja awal adalah teenagers (anak usia belasan tahun).

Banyak ahli berusaha memberikan batasan rentangan usia masa remaja. Hurlock (dalam Panut dan Ida, 1999) membuat rentang usia masa remaja sebagai berikut:

a. Pubertas/preadolescence : 10/12 tahun-13/14 tahun b. Masa remaja awal : 13/14 tahun-17 tahun c. Masa remaja akhir : 17 tahun-21 tahun

Soen Liang (dalam Panut dan Ida, 1999), membagi masa remaja (puberteit) sebagai berikut:

a. Pra Puberteit, laki-laki : 13-14 tahun > Fase negatif wanita : 12-13 tahun > Strumund Drang b. Puberteit, Laki-laki : 14-18 tahun Merindu

Wanita : 13-18 tahun puja c. Adolescence, Laki-laki : 19-23 tahun

Selama paruhan akhir periode pubertas atau paruhan awal masa remaja awal, terdapat gejala-gejala yang disebut gejala negative phase (fase negatif). Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja, sehingga masa ini seringkali disebut fase negatif. Adapun sifat-sifat negatif itu adalah sebagai berikut:

a. Sifat-sifat negatif pada anak perempuan

Hetzer yang menyelidiki sifat-sifat negatif pada anak perempuan mengemukakan hal-hal ini sebagai kriteria:

1) Tidak tenang

2) Kurang suka bekerja

3) Suasana hati tidak baik, pemurung 4) Asosial

a) Menarik diri dari masyarakat b) Agresif terhadap masyarakat b. Sifat-sifat negatif pada anak laki-laki

Hochholzer mengadakan penyelidikan terhadap 300 orang anak remaja di Wina dan menemukan hal-hal berikut ini sebagai kriteria:

1) Kurang suka bergerak 2) Lekas lelah

3) Kebutuhan untuk tidur besar 4) Suasana hati tidak tetap 5) Pessimistik

Atas dasar hasil-hasil penyelidikan yang telah dikemukaan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja yang sedang mengalami fase negatif menunjukkan hal berikut:

a. Negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun kejiwaan.

b. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat (negatif pasif) dan agresif terhadap masyarakat (negatif aktif)

Masa-masa fase negatif menunjukkan sifat-sifat yang berlawanan dengan masa pueral. Masa pueral merupakan masa akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah ketika anak mulai tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak, tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa. Pada masa pueral anak akan cenderung bersikap ekstrovert, sedangkan pada masa negatif anak akan bersikap introvert.

H. Hetzer dan CH. Buhler berpendapat bahwa menyebab utama dari fase negatif ini adalah biologis, yaitu mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin. Bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin ini membawa perubahan radikal di dalam tubuh anak dan perubahan ini seringkali tidak dapat dipahami anak sehingga menimbulkan perasaan ragu, kurang pasti, malu, dan sebagainya (Panut & Ida, 1999).

Fase negatif ini berakhir apabila gangguan atau kejutan (shock) biologis itu hilang. Heyster (Panut & Ida, 1999) mengatakan bahwa fase negatif akan berakhir saat seorang anak perempuan telah menarche (haid

yang pertama kali datang) dan anak laki-laki mengalami pollutio (mimpi basah). Akhir dari masa negatif ditandai oleh:

a. Kesegaran jasmani

b. Kegembiraan dalam bekerja c. Suasana hati yang gembira.

Hurlock (dalam Mappiare, 1982) menguraikan cukup lengkap tentang gejala fase negatif, yaitu:

a. Keinginan untuk menyendiri (desire for isolation)

b. Berkurang kemauan untuk bekerja (disinclination to work) c. Kurang koordinasi fungsi-fungsi tubuh (incoordinations) d. Kejemuan (boredom)

e. Kegelisahan (restlessness)

f. Pertentangan sosial (sosial antagonism)

g. Penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa (resistance to authority)

h. Kepekaan perasaan (heightened emotionality) i. Kurang percaya diri (lack of self-confidence)

j. Mulai timbul minat pada lawan seks (prepoccupation with sex) k. Kepekaan perasaan susila (excessive modesty)

l. Kesukaan berkhayal (day dreaming)

Di samping ciri-ciri dan gejala fase negatif yang dimiliki bersama (pubertas dan remaja awal), terdapat ciri-ciri khas masa remaja awal. Ciri- ciri khas tersebut adalah:

a. Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi

Hall (dalam Mappiare, 1982) menyebutkan masa ini sebagai perasaan yang sangat peka, remaja mengalami gejolak dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Istilah untuk keadaan semacam ini adalah strom and stress.

Tidak aneh lagi bagi orang yang mengerti sikap dan sifat remaja yang sesekali sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar dengan rasa sedih, rasa yakin pada diri berganti rasa ragu yang berlebihan. Ketidaktentuan dalam cita-cita juga masuk dalam ciri ini. Persoalan pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan tidak dapat remaja rencanakan dan tentukan. Terkait dengan persahabatan dan cinta, rasa bersahabat sering bertukar menjadi senang, ketertarikan dengan lawan jenis, dan muncul “cinta monyet” dalam diri remaja.

b. Hal sikap dan moral (lebih menonjol menjelang akhir remaja awal, usia 15-17 tahun)

Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan jenis. Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi dorongan tersebut, sehingga kadang-kadang dinilai oleh masyarakat sebagai suatu yang tidak sopan. Sebagai tambahan, ada keberanian dalam diri remaja untuk menonjolkan sex appeal, keberanian dalam pergaulan, dan “menyerempet” bahaya. Dari

keadaan inilah, sering muncul masalah dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.

c. Hal kecerdasan atau kemampuan moral

Kemampuan mental atau kemampuan berpikir remaja awal mulai sempurna. Keadaan ini terjadi pada usia antara 12-16 tahun. Seperti yang dijelaskan oleh Binet, salah seorang pepolor mental test berkebangsaan Perancis bahwa pada usia 12 tahun kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak, barulah sempurna. Kesempurnaan mengambil kesimpulan dan informasi abstrak dimulai pada usia 14 tahun. Akibatnya, pada masa remaja awal seseorang suka menolak hal- hal yang tidak masuk akal. Penantangan pendapat sering terjadi dengan orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya jika remaja mendapatkan pemaksaan menerima pendapat tanpa alasan rasional. Namun, dengan alasan yang masuk akal, remaja juga cenderung mengikuti pemikiran orang dewasa.

d. Hal status remaja awal sangat sulit ditentukan

Status remaja awal tidak saja sulit ditentukan, tetapi membingungkan. Perlakuan yang diberikan oleh orang dewasa terhadap remaja awal sering berganti-ganti. Ada keraguan pada orang dewasa untuk memberikan tanggungjawab kepada remaja dengan alasan “mereka masih kanak-kanak”, tetapi pada kesempatan lain remaja awal sering mendapat teguran sebagai “orang yang sudah dewasa” jika

mereka bertingkah laku yang kekanak-kanakan. Akibatnya, remaja awal merasa kebingungan dan bertambah masalahnya.

e. Remaja awal menghadapi banyak masalah

Ciri-ciri di atas menjelaskan bahwa masa remaja awal penuh dengan masalah. Penyebabnya adalah sifat emosional pada masa remaja awal. Kemampuan berpikir pada masa remaja awal lebih dikuasi oleh emosionalitasnya sehingga kurang mampu mengadakan konsensus dengan pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Akibat masalah yang paling menonjol adalah pertentangan sosial. f. Masa remaja awal adalah masa yang kritis

Dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan soal apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya atau tidak. Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah-masalah selanjutnya sampai ia dewasa. Ketidakmampuan seseorang menghadapi masalahnya dalam masa ini akan menjadikannya orang “dewasa” yang bergantung.

Dokumen terkait