• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.3 Ciri-ciri Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif

Setiap tindak tutur pasti memiliki ciri-ciri atau kekhasan yang menandai keberadaan tuturan. Dalam penelitian tindak tutur yang dilakukan peneliti, ditemukan tujuh jenis tindak tutur deklaratif. Setiap tuturan tentu memiliki ciri atau kekhasan yang membuat setiap tuturan memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Secara keseluruhan, Leech (1993:285) telah mengemukakan pendapatnya mengenai ciri atau kekhasan yang terdapat pada tuturan deklaratif, diantaranya adalah (a) tuturan deklaratif memiliki sifat performatif, (b) setiap tuturan deklaratif disertai tindakan fisik, dan (c) setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks yang mendasari. Setelah melakukan proses analisis data, peneliti menemukan beberapa ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif sesuai dengan yang dikemukakan oleh Leech di atas.

4.2.3.1 Tuturan deklaratif memiliki sifat performatif

Performatif merupakan adalah tuturan untuk melakukan sesuatu. Leech (1993: 280) mengatakan bahwa tuturan performatif tidak dievaluasi sebagai benar atau salah, tetapi sebagai tepat atau tidak tepat, misalnya: I promise that I shall be

72

there (Saya berjanji bahwa saya akan hadir di sana) dan performatif primer atau tuturan primer I shall be there (Saya akan hadir di sana). Tuturan performatif berbeda dengan tuturan yang dapat diperiksa benar atau salahnya, oleh karena itu pula dapat ditentukan kandungan makna dari ucapan tersebut maka ucapan performatif tidak dapat diperlakukan seperti itu. Ucapan performatif tidak dapat dikatakan benar atau salah melainkan pantas atau tidak pantas untuk diucapkan seseorang. Berikut contoh dari tindak tutur ilokusi deklaratif yang memiliki ciri bersifat performatif.

(26) Jangan bermain handphone ketika pelajaran saya, karena pasti akan saya sita. (Konteks: Disampaikan guru Kewirausahaan memberi nasehat kepada siswa kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki) supaya tidak menggunakan handphone ketika jam pelajaran berlangsung tanpa perintah dari guru.)

Tuturan (26) dapat dilihat bahwa tuturan deklaratif bersifat performatif. Tuturan tersebut diucapkan untuk melakukan sesuatu, yakni penutur menuturkan bahwa ia akan menyita handphone. Ucapan performatif tidak dapat dikatakan salah atau benar melainkan pantas atau tidak pantas. Tuturan di atas disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki) ketika memperingatkan para siswa supaya tidak menggunakan handphone tanpa perintah guru. Hal ini tidak dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut salah atau benar, melainkan pantas atau tidak pantas. Tuturan tersebut pantas disampaikan oleh guru untuk memperingatkan kepada para siswa.

4.2.3.2 Setiap tuturan deklaratif disertai tindakan fisik

Tuturan deklarasi disertai dengan tindakan fisik maksudnya adalah penutur tidak hanya berujar, tetapi menggunakan bahasa tubuhnya sebagai pendukung dari kalimat yang ia ujarkan. Misalnya wasit mengangkat kartu merah, seorang polisi meniupkan peluit, guru menyurh siswanya diam dengan mengangkatkan salah satu tangan. Selain itu, tindakan fisik tidak hanya yang dapat dilihat maupun didengar, melainkan dapat pula dirasakan seperti seorang guru memberi semangat kepada murid dengan menepuk bahu. Berikut akan diberikan contoh dari tindak tutur ilokusi deklaratif yang memiliki ciri disertai tindakan fisik.

(27) Boni, handphone kamu saya sita karena kamu sudah membuka handphone di pelajaran saya. Kalau pelajaran saya handphone disimpan. (Konteks: Tuturan ini muncul ketika ada salah satu siswa yang ketahuan bermain handphone ketika jam pelajaran berlangsung. Pelajaran yang berlangsung adalah pelajaran Kewirausahaan di kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki). Guru menyita handphone milik siswa yang melanggar aturan. Dalam hal ini siswa dan guru sudah mengetahui bahwa peraturan sekolah adalah tidak boleh menggunakan handphone ketika jam pelajaran berlangsung tanpa perintah dari guru.)

Tuturan deklarasi memang selalu diiringi dengan tindakan fisik, salah satu contohnya adalah tuturan (27). Tuturan tersebut dapat dilihat bahwa tuturan deklarasi selalu diringi dengan tindakan fisik. Pada tuturan di atas, penutur berkata kepada mitra tutur ‘...handphone kamu saya sita!’ dan diiringi dengan mengambil handphone dari mitra tutur tersebut. Selain bertutur kata, penutur juga menggunakan bahasa tubuhnya yakni mengambil handphone mitra tutur sebagai pendukung kalimat yang penutur ujarkan.

74

4.2.3.3 Setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks yang mendasari

Setiap ujaran tentunya memiliki makna maupun maksud yang disampaikan penutur kepada mitra tutur, begitu pula dengan tindak tutur deklaratif. Makna yang terdapat pada tindak tutur deklaratif didasarkan pada konteks terjadinya tuturan tersebut. Peran konteks situasi tuturan juga diuangkapkan oleh Malinowski (melalui Verschueren 1998:75) yang mengatakan bahwa persis seperti dalam kenyataan bahasa lisan atau tulisan, sebuah kata tanpa konteks linguistik hanyalah isapan jempol belaka dan tidak berarti apa-apa, jadi dengan kenyataan lidah yang lisan, ujaran itu tidak berarti tanpa konteks situasi. Berikut akan diberikan contoh dari tindak tutur ilokusi deklaratif yang memiliki ciri bahwa setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks yang mendasari.

(28) Guru itukan orangtua kedua kalian di sekolah, kalau kalian salah ya pasti dapat teguran. Kalau kalian nggak bisa ditegur ya sudah, terserah kalian mau jadi apa, yang penting guru sudah berusaha yang terbaik untuk kalian. (Konteks: Disampaikan guru mata pelajaran Akuntansi di kelas X Akuntansi (9 perempuan, 1 laki-laki) ketika ada salah satu siswanya melakukan kesalahan yakni tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Siswa tersebut sudah sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah.)

Ujaran deklarasi selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks yang mendasarinya. Tuturan (28) merupakan salah satu contoh yang membuktikan ciri-ciri bahwa tuturan deklarasi selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteksnya. Makna dari tuturan tersebut adalah ‘mengarahkan’. Makna mengarahkan dapat ditemukan setelah melihat konteks dari tuturan

tersebut. Tuturan tersebut memiliki dua konteks. Pertama, konteks fisik dalam tuturan tersebut adalah seorang guru mata pelajaran Akuntansi yang mengajar di kelas X Akuntansi dengan 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki). Kedua, konteks asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama dalam tututan tersebut adalah tuturan ini terjadi ketika guru mengetahui salah satu siswanya melakukan kesalahan yakni tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Siswa tersebut sudah sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Berdasarkan analisis konteks, dapat dipastikan bahwa makna dari tuturan tersebut adalah mengarahkan. Penutur ingin mengarahkan mitra tutur supaya dapat menjadi siswa yang baik.

Dokumen terkait