• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas tiga hal di antaranya jenis tindak tutur deklaratif para guru dalam interaksi belajar mengajar pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang, makna pragmatis tindak tutur deklaratif para guru, dan ciri-ciri tindak tutur deklaratif. Bagi pihak-pihak yang hendak melakukan penelitian bahasa, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis dengan bahasan yang berbeda, misalnya tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif, atau yang sejenis lainnya. Apabila pembaca ingin melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, pembaca dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian sejenis yang hendak dilakukan.

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Wahab. 1995. Teori Semantik. Surabaya: Airlangga University Press. Austin,J.L. 1962. How to Do Things with Words. New York: Clardon Press. Bagus, Ida. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bloomfield, L. 1995. Language: Bahasa (terjemahan). Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul & Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ghony, Djunaidi & Almanshur. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Horn & Word. 2006. The Handbook of Pragmatics. Australia: Blackwell Publishing.

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka. ____________________. 2011. Kamus Linguistik (ed. 4). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Langendoen. 1968. The London School of Linguistics: A Study of The Linguistics Theories of B. Malinowski and J.R. Firth. Cambridge: The Massachusetts Institute of Technology.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Levinson, Stephen. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press. Lubis. 2015. Analisis Wacana Pragmatik (edisi revisi). Bandung: Penerbit

Angkasa.

Lyons, John. 1977. Semantics (Vol.2). Cambridge: Cambridge University Press. __________. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Greamedia.

87

__________. 1995. Linguistic Semantic: An Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.

Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Miles & Huberman. 1992. Qualitative Data Analysis. Sage Publications, Inc. Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Nadar. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pateda, Mansoer. 1988. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Penerbit

Angkasa.

Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwo. 1984. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Putra, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif: Proses & Aplikasi. Jakarta: PT INDEKS. Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang:

Percetakan DIOMA.

_______________. 2008. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

_______________. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Richards, Jack dkk. 1989. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Longman: Longman Group UK Limited.

Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media.

Rose, Kenneth & Kasper. 2001. Pragmatics in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Rusminto, N.E. 2009. Analisis Wacana Bahasa Indonesia. (Buku Ajar). Bandarlampung: FKIP Universitas Lampung.

_____________. 2010. Memahami Bahasa Anak-anak. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

88

Straus, Anselm & Corbin. 2007. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfa Beta.

________. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.

Sukmadinata,N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

Tarigan, Diago. 1990. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa. Verschueheren, Jef. 1998. Understanding Pragmatics. New York: Arnold

Publisher.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

BIODATA PENULIS

Elisabet Riski Titasari panggilan Riski lahir di Rembang pada tanggal 25 November 1995 dari pasangan suami istri Bapak Ephraim Maria Dwi Tristanto dan Ibu Paulina Rita Punto Dewi. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Penulis sekarang bertempat tinggal di Mangunan, Harjobinangun, Pakem.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu SD K Santa Maria Rembang lulus tahun 2007, SMP K OV Slamet Riyadi Rembang lulus tahun 2010, SMA K Santa Maria Rembang lulus tahun 2013, dan mulai tahun 2013 mengikuti Program S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

90

LAMPIRAN

92

TRIANGULASI DATA TUTURAN PARA GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG

PENELITIAN KAJIAN PRAGMATIK

Keterangan :

TG : Tuturan Guru

KT : Konteks Tuturan

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

Tuturan Analisis Jenis Tindak Tutur Ilokusi

Deklaratif Makna Pragmatik

Triangulator S TS (Data 01.) TG: “Jaman sekarang orang harus baik secara moral dulu, sekolah tinggi-tinggi kalau tidak bermoral juga percuma.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan kepada siswa kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki). Tuturan ini terjadi setelah guru melihat nilai ulangan harian dan jawaban yang sama setiap masing-masing siswa. Guru mencurigai hasil tersebut diperoleh dari mencontek. Guru dan siswa sama-sama mengetahui bahwa mencontek bukanlah hal yang baik dan dilarang di sekolah. Guru menganggap bahwa mencontek merupakan salah satu penyimpanan terhadap moral.

Bukti yang menyatakan bahwa tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’ terdapat pada

“harus baik secara moral dulu”

kemudian didukung dengan kalimat “sekolah tinggi-tinggi kalau tidak bermoral juga percuma”. Penutur melalui tuturannya mengungkapkan pernyataan yang memutuskan bahwa setiap orang harus baik secara moral. Penekanan ‘memutuskan’ terjadi pada kata ‘harus’. Tuturan di atas memiliki makna ‘mengarahkan’. Penutur yakni seorang guru kewirausahaan seolah-olah mengarahkan mitra tutur yakni para siswa untuk memiliki moral yang baik. Penanda makna pragmatis ‘mengarahkan’ dalam tuturan tersebut terbentuk dari konteksnya yakni pengetahuan dari penutur dan mitra tutur terhadap tuturan yakni “jaman sekarang orang harus baik secara moral dulu, pintar kalau tidak bermoral juga percuma”. Berdasarkan asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama mengenai tindakan mencontek bukanlah hal baik, diharapkan dapat menggerakkan mitra tutur supaya meninggalkan kebiasaan mencontek. Memutuskan Mengarahkan (Data 02.) TG: “Keputusan yang diambil pemimpin berguna untuk memperbai ki perusahaan .”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru mengajarkan materi kepada siswa mengenai kepemimpinan yang baik. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berani mengambil keputusan dengan berbagai resiko.

Tuturan (02) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’. Memutuskan adalah menetapkan suatu tuturan yang mampu meyakinkan maupun mempengaruhi mitra tutur, hal ini ditunjukkan oleh tuturan di atas yang isi tuturannya meyakinkan mitra tutur mengenai keputusan yang diambil pemimpin berguna untuk memperbaiki perusahaan. Tutursn di atas memiliki makna ‘mengarahkan’. Penutur yakni seorang guru Kewirausahaan seolah-olah mengarahkan mitra tutur yakni para siswa untuk berani mengambil keputusan dalam segala hal. Penanda makna pragmatis ‘mengarahkan’ dalam tuturan tersebut terbentuk dari konteksnya yakni pengetahuan dari penutur dan mitra tutur terhadap tuturan yakni: “keputusan yang diambil

Memutuskan Mengarahkan

93

pemimpin berguna untuk memperbaiki perusahaan”. Berdasarkan asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama mengenai sikap pemimpin yang baik harus mampu dan berani mengambil keputusan, penutur memiliki maksud supaya mitra tutur dapat memahami sikap kepemimpinan yang baik. (Data 03.) TG: “Hidup bersosialisa si dengan orang lain sangat bermanfaat ketika kita hidup bertetangga . Hidup di dunia pasti saling membutuh kan to? Kalau nggak bisa bersosialisa si kalian gimana mau hidup?”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewarganegaraan di kelas X Administrasi Perkantoran yang memiliki 17 siswa (13 perempuan, 4 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru mengajarkan materi warga Negara. Guru menyinggung masalah hidup bersosialisasi sebagai warga Negara yang baik. Bersosialisai merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia di dalam masyarakat. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’ karena dalam tuturan tersebut penutur telah mengungkapkan sebuah pernyataan yang bersifat memutuskan, yakni terdapat dalam “hidup bersosialisasi dengan orang lain sangat bermanfaat ketika kita hidup bertetangga”. Penutur telah memutuskan bahwa hidup bersosialisasi sangatlah bermanfaat dalam hidup bertetangga. Keputusan penutur tersebut didukung dengan kalimat “Hidup di dunia pasti saling membutuhkan to? Kalau nggak bisa bersosialisasi kalian gimana mau hidup?”. Oleh karena itu tuturan ini dapat dikatakan sebagai tuturan ‘memutuskan’, karena melalui tuturannya penutur telah memutuskan bahwa hidup bersosialisasi dengan orang lain sangat bermanfaat. Tuturan tersebut memiliki makna ‘mengarahkan’. Penutur yakni guru mata pelajaran kewarganegaraan, ingin siswanya tahu bahwa dalam bermasyarakat harus mampu bersosialisasi. Guru sebagai penutur mengarahkan para siswa supaya dapat bersosialisasi dengan baik, hal itu ditegaskan dalam penggalan tuturan: “Hidup di dunia pasti saling membutuhkan yo? Kalau nggak bisa bersosialisasi kalian gimana mau hidup?” Oleh karena itu berkaitan dengan mata pelajaran yang sedang ia ajarkan, guru memutuskan bahwa hidup bersosialisasi dengan orang lain sangat bermanfaat ketika kita hidup bertetangga. Penutur melalui tuturannya itu ingin menyampaikan pesan supaya mitra tutur dapat bersosialisasi dalam masyarakat. Memutuskan Mengarahkan (Data 04.) TG: “Pemimpin harus bisa memimpin dengan baik, memberi contoh yang baik untuk anggotanya .”

KT: Disampaikan oleh guru Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru mengetahui bahwa ketua kelas sering tidak masuk tanpa

Termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’ karena dalam tuturan tersebut penutur telah menyatakan suatu keputusan, yakni: “pemimpin harus bisa memimpin dengan baik.

Penekanan terdapat pada kata ‘harus’, membuktikan bahwa tuturan penutur memiliki sifat memutuskan, yakni memutuskan bahwa pemimpin yang baik harus bisa memimpin dengan baik. Makna yang terdapat pada tuturan di atas adalah ‘mengarahkan’. Melalui tuturannya. guru bermaksud mengarahkan siswanya untuk bisa bertanggungjawab. Maksud

94

keterangan. Ketua kelas merupakan contoh pemimpin di dalam kelas. Ketua kelas hendaknya memberi contoh yang baik untuk teman-temannya supaya kelas menjadi lebih baik.

yang ingin disampaikan oleh guru atau penutur adalah menginginkan siswanya untuk bisa menjadi contoh yang baik bagi teman-teman maupun oranglain. (Data 05.) TG: “Dulu jamannya ibu masih muda, listrik itu hanya nyala pas malam, ya mulai jam 7 itu baru nyala. Itupun kalau nggak ada angin kencang, di desa ibu kan sering tuh ada angin kencang, jadi kalau anginnya lagi kencang ya listrik itu dimatiin total,cuma pakai teplok atau lilin.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan mengajar di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki).. Guru menceritakan pengalaman ketika kecil dan mengaitkan dengan cara belajar anak-anak zaman sekarang. Pada zaman dahulu orang-orang susah untuk mendapatkan listrik. Namun semangat belajar mereka sangat tinggi. Berbeda dengan anak jaman sekarang yang kebanyakan belajar ketika ada ulangan atau ujian.

Tuturan (05) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’. Dalam tuturan itu penutur menyetujui bahwa pada zaman dahulu listrik hanya menyala mulai pukul 7 malam. Salah satu ciri dari tindak tutur jenis memutuskan adalah penutur menyetujui suatu hal, yang terdapat pada tuturan tersebut adalah penutur menyetujui bahwa pada zaman dahulu masih sulit listrik. Makna yang terdapat pada tuturan tersebut adalah ‘menguatkan’. Pernyataan penutur tersebut memiliki makna menguatkan karena penutur memberi tuturan penguatan terhadap hal yang telah ia ketahui yakni mengenai listrik pada zaman dahulu.

Memutuskan Menguatkan (Data 06.) TG: “Dalam mengerjakan akuntansi harus diberi keterangan yang jelas, misalnya laba atau rugi.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Akuntansi ketika mengajar di kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki). Guru memberi soal kepada siswa untuk mengerjakan jurnal aluntansi. Ketika siswa mengerjakan soal, banyak siswa yang tidak menulis keterangan di jawaban mereka. Menuliskan keterangan ketika mengerjakan soal yang memiliki banyak kode seperti Akuntansi sangatlah perlu. Tujuannya adalah untuk memperjelas jawaban dari soal tersebut.

Termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’ karena dalam tuturan tersebut penutur telah menyatakan suatu keputusan, yakni: “ Dalam mengerjakan akuntansi harus diberi keterangan yang jelas”.

Penekanan terdapat pada kata ‘harus’, membuktikan bahwa tuturan penutur memiliki sifat memutuskan, yakni memutuskan bahwa dalam mengerjakan akuntansi harus disertai keterangan yang jelas. Makna yang terdapat pada tuturan di atas adalah ‘suruhan’. Melalui tuturan tersebut penutur menyuruh mitra tutur untuk melakukan yang ia katakan. Dalam hal ini penutur yakni guru akuntansi ingin menyuruh siswanya untuk menulis keterangan setiap mengerjakan soal akuntansi.

Memutuskan Suruhan

(Data 07.) TG: “Handphone Tuturan (07) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif

Memutuskan Mengarahkan

95 itu digunakan ketika kalian pulang belum ada yang menjemput atau pulang telat, barulah untuk memberitahu orang tua. Bukan ketika pelajaran ada guru berbicara kalian malah membuat status, membuka internet tanpa perintah dari guru.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru melihat salah satu siswanya bermain handphone ketika jam pelajaran sedang berlangsung. Guru dan siswa sama-sama tahu bahwa tidak boleh menggunakan handphone ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung tanpa ada izin dari guru mata pelajaran yang bersangkutan.

jenis ‘memutuskan’. Dapat dikatakan sebagai jenis memutuskan karena dalam tuturan tersebut penutur telah menyatakan suatu keputusan bahwa handphone hanya digunakan untuk memberitahu orangtua dalam hal-hal yang penting Handphone itu digunakan ketika kalian pulang belum ada yang menjemput atau pulang telat, barulah untuk memberitahu orang tua”. Makna

yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah ‘mengarahkan’. Penutur melalui tuturannya ingin mengarahkan mitra tutur supaya dapat menggunakan handphone pada situasi yang penting dan tidak menggunakan handphone ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

(Data 08.) TG: “Apotek merupakan salah satu ilmu perdagangan.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Matematika mengajar di kelas X Farmasi yang memiliki 12 siswa (10 perempuan, 2 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru sedang menerangkan materi pertidaksamaan. Guru dan siswa sama-sama mengetahui bahwa apotek merupakan tempat untuk membeli obat. Kegiatan jual-beli merupakan ilmu perdagangan.

Termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’, karena dalam tuturan tersebut penutur memutuskan bahwa apotek merupakan salah satu ilmu perdagangan. Makna yang terdapat pada tuturan tersebut adalah ‘meyakinkan’. Penutur melalui tuturannya ingin meyakinkan mitra tutur supaya percaya dan yakin bahwa apotek merupakan salah satu ilmu perdagangan. Memutuskan Meyakinkan (Data 09.) TG: “Spidolnya sudah habis itu isinya, di perpustaka an ada isi spidol itu lho. Petugas piket itu tugasnya tidak hanya bersih-bersih kelas, tetapi juga mengecek spidol masih bisa digunakan atau tidak. Supaya

Termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’, karena dalam tuturan tersebut penutur memutuskan bahwa tugas petugas piket tidak hanya membersihkan kelas tetapi juga memeriksa kelengkapan kelas seperti spidol, terbukti dalam cuplikan tuturan: “petugas piket itu tugasnya tidak hanya bersih-bersih kelas, tetapi juga mengecek spidol masih bisa digunakan atau tidak”. Makna

yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah ‘persilaan’. Penutur mempersilakan mitra tutur untuk mengisi spidol di luar kelas.

96 tidak menggangg u guru ketika mengajar dan ingin menulis.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewarganegaraan di kelas X Administrasi Pekrantoran yang memiliki 17 siswa (13 perempuan, 4 laki-laki). Ketika hendak menggunakan spidol, ternyata isi spidol tersebut habis. Petugas piket tidak memeriksa spidol tersebut. Petugas piket tidak hanya bertugas untuk membersihkan kelas, tetapi juga memeriksa segala sesuatu di dalam kelas seperti spidol. Petugas piket hendaknya selalu memeriksa tinta dalam spidol. (Data 10.) TG: “Keinginan atau mimpi harus diimbangi dengan tindakan. Bagaimana supaya keinginan kalian itu bisa tercapai?”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan di kelas X Farmasi yang memiliki 12 siswa (10 perempuan, 2 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru bertanya mengenai cita-cita para siswa. Guru dan siswa tahu bahwa setiap cita-cita jika ingin tecapai harus diimbangi dengan usaha dan tekun dalam segala hal.

Termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif ‘memutuskan’, karena dalam tuturan tersebut penutur memutuskan bahwa:

“Keinginan atau mimpi harus diimbangi dengan tindakan.”.

penekanan terdapat pada kata ‘harus’. Penutur memutuskan bahwa setiap keinginan harus diimbangi tindakan supaya bisa tercapai. Makna yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah ‘mengarahkan’. Penutur mengarahkan mitra tutur supaya selalu berjuang dalam mengejar segala keinginannya dan selalu berusaha demi tercapainya suatu keninginan atau mimpi.

Memutuskan Mengarahkan (Data 11.) TG: “SMK itu mendidik, melatih, dan membekali keterampila n supaya kalian siap untuk langsung bekerja.”

KT: Disampaikan oleh guru BK yang dating di sela-sela pelajaran Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki). Guru memberi nasehat kepada siswa untuk menekuni program yang mereka pilih. SMK merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang mempersiapkan siswa untuk bisa langsung bekerja setelah lulus. Di dalam SMK siswa juga dibekali dengan segala keterampilan sesuai dengan jurusan yang mereka pilih.

Tuturan (11) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’. Dapat dikatakan sebagai jenis memutuskan karena dalam tuturan tersebut penutur telah menyatakan suatu keputusan bahwa SMK mendidik untuk siap bekerja. Makna yang terdapat pada tuturan tersebut adalah ‘meyakinkan’. Penutur ingin meyakinkan mitra tutur dalam bersekolah di SMK supaya semakin tekun dalam jurusan yang telah mereka pilih. Melalui tuturan tersebut, penutur meyakinkan mitra tutur bahwa di SMK mereka dilatih dan dibekali berbagai keterampilan supaya siap untuk bekerja.

Memutuskan Meyakinkan

(Data 12.) TG: Tuturan (12) termasuk dalam Memutuskan Meyakinkan

97

“Keberuntungan hanya akan didapat oleh orang yang mau bertindak.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Akuntansi di kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika memberi nasehat kepada siswa supaya tidak malas. Guru dan siswa sama-sama tahu bahwa malas tidak akan membuat orang berhasil. Tanpa melakukan tindakan, setiap orang tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’. Dapat dikatakan sebagai jenis memutuskan karena dalam tuturan tersebut penutur telah menyatakan suatu keputusan bahwa keberuntungan hanya akan didapat oleh orang yang mau bertindak. Melalui tuturannya, penutur telah memutuskan bahwa keberuntungan akan didapat oleh orang yang mau berusaha. Makan yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah ‘meyakinkan’. Penutur berusaha meyakinkan mitra tutur bahwa keberuntungan hanya didapat orang yang berusaha.

(Data 13.) TG: “Kalau kamu buka counter tapi nggak punya relasi atau nggak punya teman sedangkan sainganmu ada banyak, ya sulit kemungkina n untuk bisa ramai countermu itu.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan ketika mengajar di kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki). Guru memberikan nasehat akan pentingnya membangun relasi dengan banyak orang. Dalam menjalani hidup, setiap orang perlu membangun relasi yang baik denan sesama, supaya dapat saling tolon menolong satu sama lain.

Tuturan (13) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’. Dapat dikatakan sebagai jenis memutuskan karena dalam tuturan tersebut penutur telah menyatakan suatu keputusan bahwa dalam membuka usaha harus diimbangi dengan hubungan atau relasi dengan oranglain. Makna yang terdapat pada tuturan tersebut adalah ‘menguatkan’. Tuturan tersebut apat dikatakan memiliki makna menguatkan karena melalui tuturannya penutur ingin membuat mitra tutur percaya bahwa dalam berusaha dibutuhkan relasi yang baik dengan oranglain.

Memutuskan Menguatkan

(Data 14.) TG: “Relasi atau menjalin hubungan dengan orang lain itu perlu. Misal kita punya usaha, kalau kita punya relasi kan jadi enak menyalurk an usaha kita to.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan ketika mengajar di kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki). Guru memberikan nasehat akan pentingnya membangun relasi dengan banyak orang. Dalam menjalani hidup, setiap orang perlu membanun relasi yang baik denan sesama, supaya dapat saling tolon menolong satu sama lain.

Tuturan (14) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘memutuskan’. Dapat dikatakan sebagai jenis memutuskan karena dalam tuturan tersebut penutur telah menyatakan suatu keputusan bahwa menjalin hubungan dengan oranglain itu perlu. Makna yang terdapat pada tuturan tersebut adalah ‘meyakinkan’. Melalui tuturannya penutur ingin membuat mitra tutur yakin bahwa hidup bersosialisasi itu sangat penting.

Memutuskan Meyakinkan

98 mendapat nilai pas KKM, padahal KKMnya sudah tinggi, lalu dilihat orangtuamu yang tidak tahu kalau nilaimu itu pas KKM hasil bantuan dari guru supaya kamu bias lulus KKM, sama saja kamu membohongi orangtuamu. coba aja kalau orangtuamu tahu nilai aslimu yang cuma 35,40, gitu-gitu aja,

Dokumen terkait