• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Aktualisasi Diri

3. Ciri/Sifat Orang yang Mengaktualisasikan Diri

Berdasarkan penelitian-penelitian, Maslow berhasil menyimpulkan 15 ciri/sifat yang spesifik dari orang-orang yang mengaktualisasikan diri. Berikut ini ciri/sifat yang dimaksud oleh Maslow (Schultz, 1991: 99-100): a. Mengamati realitas secara efisien

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengamati obyek-obyek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara obyek-obyektif (Schultz, 1991: 99). Hal ini berarti orang yang mengaktualisasikan diri dapat mengamati segala obyek sesuai dengan realitas, sehingga dalam pergaulannya dia dapat melihat kekurangan-kekurangan orang lain dengan baik dan memandang semua hal secara efisien dan secara logis sesuai dengan realita/kenyataan.

b. Menunjukkan penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri

Orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan dan kesusahan. Mereka menerima kodrat mereka sebagaimana adanya (Schultz, 1991: 100). Mampu menerima diri dan sifatnya sebagaimana adanya, tanpa sesal atau keluhan, tanpa terlalu banyak pikir (Maslow, 1984: 177). Hal ini berarti mereka akan melihat seseorang tidak dengan sebelah mata melainkan memandang orang lain sesuai dengan kodrat sebagai manusia.

c. Memiliki spontanitas, kesederhanaan, kewajaran

Menurut Maslow, spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran dari orang-orang yang mengaktualisasikan diri sungguh-sungguh bersumber dari dalam pribadinya (Koeswara, 1987: 232). Ia dapat bertingkah laku secara terbuka tanpa berpura-pura, jadi tidak harus menyembunyikan emosi-emosi mereka tetapi dapat memperlihatkan emosi-emosi tersebut dengan jujur dan wajar (Schultz, 1991: 101).

Seseorang yang sedang melalui proses aktualisasi diri dibutuhkan suatu perjuangan dan usaha untuk dapat spontan mengungkapkan perasaan-perasaannya secara wajar dan jujur yang tidak menyebabkan orang lain tersakiti, dan secara sederhana menghargai dan bertingkah laku sesuai dengan kodrat mereka.

d. Berfokus pada masalah-masalah di luar diri sendiri

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwa pekerjaan itu tentu saja cocok bagi mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan dan mereka senang melakukan pekerjaan mereka, lebih daripada sesuatu yang lain dan terus melakukannya (Schultz, 1991: 102). Maslow berpendapat bahwa orang yang mengaktualisasikan diri terlibat secara mendalam ke dalam tugas, pekerjaan, atau jabatan mereka dan memusatkan diri sepenuhnya pada masalah-masalah yang menjadi bagian tugas mereka (Koeswara, 1987: 232). Hal ini berarti mereka hanya memfokuskan diri pada satu pekerjaan saja yang menjadi bagiannya.

e. Menekankan kebutuhan akan privasi dan indepedensi

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak bergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan-kepuasan mereka. Ini berarti mereka memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai keputusan dan melaksanakan dorongan dan disiplin mereka sendiri (Schultz, 1991: 103). Hal ini berarti bahwa dalam setiap pengambilan keputusan seseorang tidak bergantung kepada orang lain. Mereka dapat memutuskan sendiri dengan berbagai pertimbangan termasuk konsekuensi/akibat dari kuputusan yang telah diambilnya.

f. Menunjukkan/menampilkan pribadi yang otonom

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri lebih berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik, karena mereka percaya kepada potensi-potensi yang mereka miliki, sehingga perkembangan potensi-potensi mereka bersumber dari dalam mereka sendiri. Oleh sebab itu mereka tidak lagi didorong oleh motif-motif kekurangan, maka mereka tidak bergantung pada dunia nyata untuk kepuasan mereka, karena pemuasan dari motif-motif pertumbuhan datang dari dalam (Schultz, 1991: 104).

g. Mempunyai apresiasi yang senantiasa segar

Pengaktualisasian-pengaktualisasian diri senantiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman-pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum (Schultz, 1991: 104). Orang yang mengaktualisasikan diri akan menyadari berkah yang telah diterimanya dan mempertahankan kesadaran atas nasib baiknya dan berterimakasih karenanya (Maslow, 1984: 186). Hal ini berarti mereka akan selalu menunjukkan semua penghargaan terhadap alam sekitarnya dan menjadikan itu sebagai suatu pengalaman hidup yang berharga bagi dirinya.

h. Memiliki/mengalami pengalaman-pengalaman mistis atau puncak Menurut Maslow, pengalaman puncak ini menunjuk pada moment-moment dari perasaan yang mendalam seperti perasaan yang dihasilkan oleh relaksasi atau meditasi, serta kadang-kadang disertai kehadiran moment-moment yang menggairahkan. Moment-moment itu sebagai hasil dari penyatuan, kreativitas, penemuan dan pemahaman terhadap alam (Koeswara, 1987: 234).

Setiap orang memiliki pengalaman puncak yang bisa membuat mereka bahagia, dipenuhi oleh perasaan-perasaan terpesona yang hebat. Begitu juga orang yang mengaktualisasikan diri, ia lebih banyak memiliki pengalaman-pengalaman puncak yang lebih sering daripada orang-orang biasa (Schultz, 1991: 105). Hal ini berarti dari pengalaman-pengalaman puncak dapat membuat ia lebih banyak memaknai setiap kejadian baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, sehingga ia dapat menemukan pemahaman terhadap dirinya sendiri melalui pengalaman-pengalamannya tersebut. i. Memiliki minat sosial

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki perasaan simpati dan afeksi yang kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan. Mereka adalah anggota-anggota dari satu keluarga dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota. (Schultz, 1991; 107). Menurut Maslow, minat sosial yang besar dari orang-orang yang

mengaktualisasikan diri mirip dengan sikap persaudaraan dari seseorang terhadap kakak atau adik (Koeswara, 1987: 234). Hal ini berarti mereka sangat peduli terhadap lingkungan dan mempunyai keikhlasan membantu manusia.

j. Menghargai hubungan antarpribadi

Pengaktualisasian-pengaktualisasian diri mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam. Akan tetapi hubungan pribadi mereka lebih kuat, namun jumlahnya lebih sedikit daripada hubungan antarpribadi dari orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri (Schultz, 1991: 107). Menurut Maslow hal ini disebabkan karena orang-orang yang mengaktualisasikan diri lebih suka memilih sahabat yang memiliki persamaan dengan mereka dalam hal karakter, bakat, dan minat (Koeswara, 1987: 234).

Orang yang mengaktualisasikan diri mempunyai kesanggupan untuk lebih banyak meleburkan diri, dan lebih banyak menghapuskan batas-batas ego mereka (Maslow, 1984: 189). Hal ini berarti bahwa mereka akan dengan mudah menjalin hubungan dengan orang lain karena itu semua dapat menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan mereka meskipun pergaulan sangat sedikit dibandingkan orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri.

k. Memiliki struktur watak demokratis

Orang-orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras atau warna kulit. Maslow mengandaikan bahwa mereka jarang menyadari perbedaan-perbedaan. Dalam hubungan dengan orang lain mereka tidak mempertahankan suatu sikap angkuh (Schultz, 1991: 108).

l. Mampu membedakan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk

Pengaktualisasian-pengaktualisasian diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya (Schultz, 1991: 109). Mereka terpusat pada tujuan dan cara, serta menilai suatu tindakan demi tindakan itu sendiri (Koeswara, 1987: 235).

Sikap yang dimiliki olah seseorang yang mengaktualisasikan diri adalah sikap tegas dan pengertian yang jelas tentang yang benar dan yang salah (Goble, 1987: 51), karena dengan memiliki sikap itu ia tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang buruk dari orang lain. Hal ini berati mereka dalam mengambil keputusan tidak salah dan tujuan maupun cita-cita yang telah direncanakan dapat tercapai.

m. Memiliki perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki humor, namun bukan sembarang humor; mereka tidak akan tertawa oleh

lelucon yang mengejek orang lain atau yang membuat orang lain merasa direndahkan (Goble, 1987: 62). Orang-orang yang mengaktualisasikan diri lebih menyukai humor yang mengekspresikan kritik atas kebodohan manusia (Koeswara, 1987: 235). Humornya orang yang mengaktualisasikan diri dapat membuat orang tertawa bukan untuk mencari permusuhan melainkan mereka menganggap humor lebih dekat pada falsafah yang sebenarnya dan bukan untuk menertawakan kekurangan orang lain.

n. Memiliki kreativitas

Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-pengaktualisasi diri. Mereka adalah asli, inventif dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Krestivitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana seseorang mengamati dan bereaksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni. Orang-orang dalam pekerjaan apa saja dapat memperlihatkan karya seni (Schultz, 1991: 110).

o. Resistensi terhadap inkulturasi

Pengaktualisasian-pengaktualisasian diri dapat berdiri sendiri dan otonom mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial, untuk beripikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan

mereka, dibimbing oleh diri sendiri bukan oleh orang-orang lain (Schultz, 1991: 110). Adanya sikap otonom dalam diri sendiri, seseorang dapat menyalurkan potensinya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Menurut Maslow sifat-sifat pengaktualisasian-pengaktualisasian diri adalah sifat-sifat yang diinginkan dan diharapkan untuk dimiliki oleh seseorang. Pengaktualisasian-pengaktualisasian diri tersebut sebagai contoh orang-orang yang baik hati, sopan, jujur, dan penuh perhatian dan masyarakat menjadi tempat kehidupan yang lebih cocok untuk menampilkan sifat-sifat ini (Schultz, 1991: 115).

Dokumen terkait