• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Aktualisasi Diri Siswa-Siswi SMA Kelas XI Stella Duce Bantul, Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009

2. Kelas XI IPS

Pada kelas IPS jumlah peserta 28 siswa, sehingga moderator membagi menjadi 3 kelompok. Karena dalam prosedur FGD peserta antara 7-11 orang (Krueger, 1994). Kelompok 1 berjumlah 10 orang; terdiri dari 5 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra. Kelompok 2 berjumlah 9 orang; terdiri dari 4 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra. Kelompok 3 berjumlah 9 orang; terdiri dari 5 orang siswa putri dan 4 orang siswa putra. a. Kelas IPS kelompok 1

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2008 dengan jumlah peserta 10 siswa, 5 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra. Pertemuan ini membahas apakah siswa-siswi kelas XI IPS sudah menemukan kemampuan/potensi yang terpendam dalam diri mereka. Hasil FGD sebagai berikut:

Tabel 5

Menemukan potensi yang ada dalam diri siswa

No Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan 1 Sudah menemukan kemampuan/potensinya 2 siswa 2 Belum menemukan kemampuan/potensinya 8 siswa

Di kelas ini hanya 2 orang yang bisa menemukan potensi yang ada dalam dirinya dan 8 siswa yang lain belum menemukan potensi yang dimilikinya, karena mereka belum yakin dan masih bingung dengan kemampuan yang ia miliki, belum punya pendirian yang kuat dengan kemampuannya dan terkadang masih sering terpengaruh teman-teman.

1. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2008 dengan jumlah peserta 10 siswa, 5 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra. Pertemuan ini membahas tentang hambatan-hambatan dan usaha-usaha yang dilakukan siswa-siswi kelas XI IPS. Siswa diajak untuk membuat lambang diri yang bisa mewakili kemampuannya. Hasil FGD sebagai berikut:

Tabel 6

Hambatan-hambatan dalam mengaktualisasi diri

No Pernyataan Jumlah Siswa yang

mengungkapkan 1 Masih adanya sikap malas dari dalam

diri.

2 Masih bingung dengan kemampuan yang dimiliki.

3 siswa

3 Adanya pandangan yang berbeda antara orang tua dan anak.

2 siswa

4 Kurang percaya diri (malu). 2 siswa

5 Kurangnya biaya. 2 siswa

6 Kurangnya motivasi dari diri sendiri. 2 siswa 7 Lingkungan yang kurang mendukung 1 siswa 8 Kurangnya dukungan dari orang tua. 1 siswa 9 Mudah menyerah dan mudah putus asa. 1 siswa

10 Takut salah/gagal. 1 siswa

Di kelas ini hambatan yang paling dominan adalah berasal dari dalam diri individu, seperti: masih adanya sikap malas untuk mengembangkan dirinya, rasa kebingungan dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga ia merasa kurang percaya diri dengan kemampuan (potensi) yang dimilikinya. Selain itu kurangnya fasilitas dan dukungan dari orang tua menjadi faktor yang penting karena dengan tidak adanya kedua dukungan tersebut anak tidak akan berusaha untuk mengembangkan kemampuannya. Karena keterbatasan fasilitas ini, dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi pribadi yang sehat.

Usaha yang dilakukan siswa adalah mereka akan belajar, berlatih dan mengasah kemampuan yang ada, berusaha mengembangkan diri dengan ikut kegiatan yang menunjang

potensi dan yang paling penting adalah adanya kemauan untuk memotivasi diri dan untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

b. Kelas IPS kelompok 2 1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, dilakukan pada tanggal 04 September 2008 dengan jumlah peserta 9 siswa, 4 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra. Pertemuan ini membahas apakah siswa-siswi kelas XI IPS sudah menemukan kemampuan/potensi yang terpendam dalam diri mereka. Hasil FGD sebagai berikut:

Tabel 7

Menemukan potensi yang ada dalam diri siswa

No Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan 1 Sudah menemukan kemampuan/potensinya 5 siswa 2 Belum menemukan kemampuan/potensinya 4 siswa

Di kelas ini ada 5 orang yang bisa menemukan potensi yang ada dalam dirinya dan 4 siswa yang lain belum menemukan potensi yang dimilikinya. Mereka belum yakin dan bingung dengan kemampuan yang ia miliki, masih kurang menggali lagi kemampuan yang telah dimilikinya, belum menyadari kemampuan yang dimilikinya.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, dilakukan pada tanggal 11 September 2008 dengan jumlah peserta 9 siswa, 4 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra. Pertemuan ini membahas tentang hambatan-hambatan dan usaha-usaha yang dilakukan siswa-siswi kelas XI IPS. Siswa diajak untuk membuat lambang diri yang bisa mewakili kemampuannya. Hasil FGD sebagai berikut:

Tabel 8

Hambatan-hambatan dalam mengaktualisasi diri

No Pernyataan Jumlah Siswa yang

mengungkapkan 1 Kurang dukungan dari orang tua 3 siswa

2 Kurang percaya diri 2 siswa

3 Masih bingung dan ragu dengan kemampuan yang dimiliki.

2 siswa

4 Kurangnya fasilitas yang mendukung. 2 siswa 5 Masih ingin coba-coba semua kegiatan 2 siswa 7 Kurang bisa membagi waktu antara

kegiatan dan belajar

1 siswa

8 Belum bisa fokus terhadap kegiatan yang dilakukan

1 siswa

9 Wawasan masih kurang 1 siswa

10 Malas 1 siswa

Di kelas ini hambatannya berasal dari dalam diri individu dan berasal dari luar atau masyarakat, seperti: kurang percaya diri dengan kemampuannya, rasa bingung dan ragu dengan kemampuan yang dimiliki, selain itu kurangnya fasilitas dan

kurangnya dukungan dari orang tua menjadi faktor yang penting. Sehingga anak belum dapat mengembangkan kemampuan (potensi) secara maksimal dan masih memerlukan bantuan dari orang-orang yang ada disekitarnya.

Usaha yang dilakukan siswa adalah mereka akan belajar, berlatih dan mengasah kemampuan yang ada, berusaha mengembangkan diri dengan terus menggali potensinya dan yang paling penting adalah adanya kemauan untuk memotivasi diri dan untuk percaya diri. Selain itu untuk memenuhi fasilitas yang ada, siswa belajar untuk hidup sederhana dengan cara menabung.

c. Kelas IPS kelompok 3 1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, dilakukan pada tanggal 18 September 2008 dengan jumlah peserta 9 siswa, 5 orang siswa putri dan 4 orang siswa putra. Pertemuan ini membahas apakah siswa-siswi kelas XI IPS sudah menemukan kemampuan/potensi yang terpendam dalam diri mereka. Hasil FGD sebagai berikut:

Tabel 9

Menemukan potensi yang ada dalam diri siswa

No Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan 1 Sudah menemukan kemampuan/potensinya 4 siswa 2 Belum menemukan kemampuan/potensinya 5 siswa

Di kelas ini hanya 4 siswa yang bisa menemukan potensi yang ada dalam dirinya dan 5 siswa yang lain belum menemukan potensi yang dimilikinya. Hal ini karena mereka belum yakin dan bingung dengan kemampuan yang ia miliki, masih takut, dan ragu.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, dilakukan pada tanggal 25 September 2008 dengan jumlah peserta 9 siswa, 4 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra. Pertemuan ini membahas tentang hambatan-hambatan dan usaha-usaha yang dilakukan siswa-siswi kelas XI IPS. Siswa diajak untuk membuat lambang diri yang bisa mewakili kemampuannya. Hasilnya sebagai berikut:

Tabel 10

Hambatan-hambatan dalam mengaktualisasi diri

No Pernyataan Jumlah Siswa yang

mengungkapkan 1 Kurangnya fasilitas yang mendukung. 5 siswa

2 Kurang percaya diri 4 siswa

3 Kurangnya biaya 2 siswa

4 Kurang bisa membagi waktu antara kegiatan dan belajar

1 siswa

5 Masih sering terpengaruh teman (belum mempunyai pendirian)

1 siswa

7 Kurang dukungan dari orang tua 1 siswa

Di kelas ini hambatannya berasal dari dalam diri individu dan berasal dari luar atau masyarakat, seperti: kurang percaya diri

dengan kemampuannya, kurangnya fasilitas dan kurangnya dukungan dari orang tua menjadi faktor yang penting. Sehingga anak belum dapat mengembangkan kemampuan (potensi) secara maksimal dan masih memerlukan bantuan dari orang-orang yang ada disekitarnya.

Usaha yang dilakukan siswa adalah mereka akan belajar, berlatih dan mengasah kemampuan yang ada, berusaha mengembangkan diri dengan terus menggali potensinya dan memenuhi fasilitas yang ada, siswa belajar untuk hidup sederhana dengan cara menabung, selain itu belajar untuk dapat membagi waktu dengan membuat jadwal harian.

Tabel 11

Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas

Hal-Hal Yang Menghambat Siswa Dalam Mengaktualisasikan Diri

No Pernyataan Jumlah Siswa yang

mengungkapkan 1 Kurangnya fasilitas yang mendukung

(faktor ekonomi keluarga)

20 siswa

2 Rasa kurang percaya diri 11 siswa 3 Kurangnya dukungan dari orang tua 10 siswa 4 Masih adanya sikap malas dalam diri 10 siswa 5 Masih bingung dan ragu dengan

kemampuannya

6 siswa

6 Belum bisa fokus pada kegiatan tertentu

4 siswa

7 Adanya pandangan yang berbeda antara orang tua dan anak

3 siswa

kegiatan dan belajar

9 Takut menganggu kenyamanan orang lain

2 siswa

10 Susah bersosialisasi dengan lingkungan

1 siswa

11 Mudah menyerah dan mudah putus asa

1 siswa

12 Lingkungan yang kurang mendukung 1 siswa 13 Wawasan pengetahuan masih kurang 1 siswa

14 Takut gagal/ salah 1 siswa

Tabel 12

Rincian Pernyataan Hambatan Aktualisasi Diri Yang Diungkapkan Oleh Siswa SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2008/2009 Berdasarkan FGD No Hambatan Aktualisasi Diri

1. Hambatan yang berasal dari dalam diri individu a. Rasa kurang percaya diri

b. Masih adanya sikap malas dalam diri

c. Masih bingung dan ragu dengan kemampuannya d. Belum bisa fokus pada kegiatan tertentu

e. Kurang bisa membagi waktu antara kegiatan dan belajar f. Takut menganggu kenyamanan orang lain

g. Susah bersosialisasi dengan lingkungan h. Mudah menyerah dan mudah putus asa i. Wawasan pengetahuan masih kurang j. Takut gagal/ salah

2. Hambatan yang berasal dari luar atau masyarakat a. Kurangnya fasilitas yang mendukung

b. Kurangnya dukungan dari orang tua

c. Adanya pandangan yang berbeda antara orang tua dan anak d. Lingkungan yang kurang mendukung

Tabel di atas menunjukkan bahwa hambatan yang berasal dari dalam diri individu lebih besar jumlahnya daripada hambatan yang berasal dari luar atau masyarakat. Hal ini disebabkan karena siswa masih mengalami kebingungan, keraguan, dan rasa takut dari dalam dirinya untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya. Akhirnya ia merasa kurang percaya diri dengan kemampuan (potensi) yang dimilikinya, merasa rendah diri terhadap teman-temannya.

Dari pernyataan 41 siswa dari 2 kelas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang paling dominan dari siswa adalah hambatan yang berasal dari luar atau masyarakat, seperti kurangnya fasilitas yang mendukung, kurangnya dukungan dari orang tua. Selain itu hambatan yang berasal dari dalam diri individu, seperti perasaan kurang percaya diri, dan masih adanya sikap malas dari dalam diri siswa.

Tabel 13

Rincian Hasil Hambatan Aktualisasi Diri yang Paling Dominan dari 41 siswa dari 2 kelas

No Hambatan Aktualisasi Diri Jml Siswa yang mengungkapkan

Persentasi kelas XI

Termasuk Kebutuhan 1. Hambatan yang berasal dari

luar atau masyarakat:

1.Kurangnya fasilitas yang mendukung

2.Kurangnya dukungan dari orang tua 20 siswa 10 siswa 48,78 % 24, 39 % Kebutuhan cinta, rasa memiliki 2. Hambatan yang berasal dari

dalam diri individu:

1.Rasa kurang percaya diri 2.Masih adanya sikap malas

dalam diri 11 siswa 10 siswa 26,82 % 24, 39 % Kebutuhan harga diri

B. Pembahasan

Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2008/2009 dalam mengaktualisasikan diri akan dibahas dalam bab ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan dari dalam diri yang paling besar adalah rasa kurang percaya diri, masih adanya rasa malas dari dalam diri, sedangkan hambatan dari luar adalah kurangnya fasilitas yang mendukung dan kurangnya dukungan dari orang tua.

Dari hasil diskusi yang peneliti lakukan dari 2 kelas, rasa percaya diri yang dihadapi siswa disebabkan karena: siswa belum yakin dengan kemampuan yang ia miliki, belum punya pendirian yang kuat dengan kemampuannya dan terkadang masih sering terpengaruh oleh teman, merasa rendah diri terhadap teman yang lebih mampu, dan masih takut jika kemampuannya tidak menjamin masa depan.

Penyebab diatas dipertegas lagi oleh Hakim (2002) yang memberikan ciri-ciri orang yang tidak percaya diri adalah mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu. Latar belakang pendidikan keluarga yang kurang baik dapat berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang bahkan berpengaruh pula pada bakat dan kemampuannya. Akibatnya ia kurang memiliki kelebihan pada bidang tertentu dan tidak tahu bagaumana cara mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan itu, serta cenderung menghindari tanggung jawab. Sedangkan Lie (2003) memaparkan ciri-ciri orang yang percaya diri adalah yakin pada diri sendiri, merasa diri berharga, rendah hati dan memiliki keberanian untuk bertindak.

Menurut Maslow, percaya diri merupakan dasar modal untuk pengembangan aktualisasi diri. Dengan percaya diri seseorang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri dan tidak merasa pesimis dalam menghadapi tantangan dan bimbang dalam menentukan pilihan (Iswidharmanjaya, 2004: 13). Rasa percaya yang tinggi perlu dipupuk dan dikembangkan sejak dini terutama dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga merupakan awal munculnya rasa percaya diri pada anak.

Selain rasa kurang percaya diri hambatan yang ada di dalam individu adalah masih adanya rasa malas dalam diri, yang disebabkan karena: terpengaruh lingkungan, malas ikut kegiatan karena tidak ada teman dalam latihan, dan kurangnya motivasi dari dalam dirinya. Apabila rasa malas ini dipupuk terus menerus maka anak tidak akan mencapai kesuksesan, oleh sebab itu keluarga perlu memupuk kedisplinan terhadap anaknya.

Hambatan yang lain adalah kurangnya fasilitas yang mendukung, baik dari sekolah maupun dari keluarga. Fasilitas dari sekolah yang dirasakan kurang mendukung antara lain; kurangnya sarana prasarana belajar misalnya: peralatan olahraga, musik dan teater, dan kurangnya kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat siswa, seperti musik, teater, tari, olahraga. Selain itu faktor ekonomi keluarga menjadi kendala mereka dalam mengembangkan kemampuan (potensi), misalnya: tidak adanya motor untuk latihan, tidak ada alat musik, dan sarana lain. Dari keterangan siswa, ada orang tua yang mengatakan “Lebih baik uangnya buat makan daripada buat beli alat musik”, sehingga potensi yang mereka miliki menjadi terhambat. Hambatan

lainnya adalah kurangnya dukungan dari orang tua, karena: banyak orang tua yang masih berpandangan bahwa potensi yang dimiliki siswa tidak mendukung untuk masa depan. Sebagai contoh: bakat musik, mekanik, elektro yang dimiliki siswa dipandang kurang menunjang masa depan, dan ada orang tua yang cenderung memaksakan kehendaknya tentang kegiatan yang harus dilakukan siswa, sehingga siswa terpaksa mengikuti kemauan orang tuanya.

Hambatan dari luar terutama orang tua dapat menghambat anak untuk mengaktualisasikan dirinya secara bebas terutama dalam mengekspresikan kemampuan/potensinya. Dalam penelitian ini beberapa siswa menceritakan bahwa pendapat orang tua harus dianggap benar sehingga siswa harus mengikuti/mentaatinya, meskipun pada kenyataannya pendapat orang tua memang tidak selalu benar. Pada penelitian ini, siswa dengan latar belakang orang tua yang keras cenderung membuat anak menjadi mudah frustasi, suka membantah pendapat orang tua. Sebaiknya orang tua tahu mana yang terbaik untuk anaknya, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan (potensi) secara optimal yang bisa dibanggakan, sehingga ia menjadi pribadi yang sehat. Peneliti juga berpendapat bahwa dukungan/dorongan dari orang tua mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengembangan bakat, potensi anak, karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Dengan memberikan fasilitas dan perhatian dapat membuat anak bersemangat dalam mencapai prestasi.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan masih banyak anak yang belum menemukan kemampuan (potensi) yang mereka miliki secara optimal.

Penyebabnya mereka belum yakin dengan kemampuannya, masih bingung dan ragu dengan kemampuannya. Oleh sebab itu peranan dari orang yang lebih dewasa khususnya orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam membimbing mereka menemukan potensi mereka. Dari hambatan-hambatan tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang untuk mencapai aktualisasi diri dibutuhkan kondisi lingkungan yang menunjang yang menuntut adanya keterbukaan individu terhadap gagasan dan pengalaman-pengalaman baru.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan siswa (remaja) belum dapat mengaktualisasikan diri secara optimal, antara lain: keadaan ekonomi yang lemah sehingga keluarga tidak dapat menyediakan fasilitas yang memadai, masih kurangnya rasa percaya diri pada anak karena takut kalau kemampuannya tersebut tidak menjamin masa depannya, merasa minder dengan teman yang lebih mampu, masih adanya sikap malas dalam diri remaja, dan kurangnya dukungan dari orang tua, karena ini lebih penting untuk membantu perkembangan anak dalam mengekspresikan potensi yang dimilikinya. Melihat faktor-faktor tersebut maka peran orang tua dan guru sangat diperlukan/dibutuhkan untuk membantu siswa (remaja) mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi yang sehat.

Hambatan-hambatan dalam mengaktualisasikan diri dapat berpengaruh pada tugas perkembangan maupun karakteristik perkembangan remaja. Jika remaja tidak dapat melakukan tugas perkembangan dengan baik, maka dapat mengarahkan anak-anak pada tingkah laku neurosis Misalnya remaja sulit menyesuaikan diri maupun orang lain, memiliki konsep diri yang kurang baik,

sulit untuk memahami orang lain maupun diri sendiri, merasa tidak percaya diri.

Dari hasil penelitian yang ada maka dapat disimpulkan bahwa tingkat aktualisasi diri siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2008/2009 kurang optimal, hal ini disebabkan masih banyak yang menghambat mereka dalam mengaktualisasikan diri, baik hambatan yang berasal dari dalam diri individu maupun hambatan dati luar individu. Maka dari itu masih membutuhkan bimbingan dari orang yang lebih dewasa untuk mengarahkannya dalam mengaktualisasian diri sehingga menjadi pribadi yang sehat.

68 BAB V

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK

Dokumen terkait