• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.2 Citra Merek

Citra merupakan konsep yang mudah dimengerti, tetapi sulit dijelaskan

secara sistematis karena sifatnya abstrak (Simamora,2004). Konsep citra dalam

dunia bisnis yang berkembang memiliki dampak yang cukup besar terhadap suatu

organisasi. Citra yang baik mempunyai dampak yang menguntungkan bagi

organisasi begitu juga sebaliknya. Citra merupakan asset bagi organisasi, karena

citra mempunyai suatu dampak pada persepsi konsumen dari komunikasi dan

operasi organisasi dalam berbagai hal.

Menurut Kotler (2002:629) “Citra (image) adalah seperangkat keyakinan,

17

Wilson Arafat (2006:27) “Image adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri dari

suatu perusahaan”. Sedangkan menurut Frank Jefkin (1987:56) “And image is the

impression gamed according to knowledge and understanding of the facts”.

Dari definisi-definisi diatas, maka secara umum dapat diartikan bahwa

citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan

pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan

dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan, atau respon

seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam

pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya

dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.

Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda, tergantung pada

persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa

diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini

publik.

2.2.2 Peran Citra

Gronroos dalam Setiadi (2003:263) mengidentifikasikan peran citra bagi

perusahaan, yaitu:

1. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran

eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut

ke mulut. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk

berkomunikasi secara efektif, dan membuat orang-orang lebih mudah

18

2. Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan

perusahaan.

3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen.

4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.

2.2.3 Definisi Merek

Sumarwan (2004) mendefinisikan merek sebagai symbol dan indikator

kualitas dari sebuah produk. Sementara menurut Stanton dan Lamarto (2001),

“merek adalah nama, istilah, symbol atau desain khusus, atau beberapa kombinasi

unsur-unsur tersebut yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang

ditawarkan oleh penjual”.

Mendukung pendapat para tokoh diatas, American Marketing Association

dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa “merek adalah nama, istilah, tanda,

symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual, dan

untuk membedakannya dari produk pesaing”.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek merupakan

suatu nama atau symbol yang mengidentifikasi suatu produk dan membedakannya

dengan produk-produk lain sehingga mudah dikenali oleh konsumen ketika

hendak membeli sebuah produk. Keberadaan merek sangatlah penting bagi sebuah

produk atau jasa, bahkan tidak mengherankan jika merek sering kali dijadikan

19 2.2.4 Manfaat Merek

Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu

konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk.

Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk

tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa. Merek menawarkan 2

jenis manfaat yaitu manfaat fungsional dan manfaat emosional (Aaker &

Joachimstahler,2000). Manfaat fungsional mengacu pada kemampuan fungsi

produk yang ditawarkan.

Sedangkan manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat

penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama konsumsi.

Manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat simbolis

(Heggelson & Suphelen,2004). Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi

yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya

merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada

konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan

terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra

20

Gambar 2.1 Manfaat Produk & Pilihan Konsumen

Manfaat merek menurut Rangkuti (2004) adalah sebagai berikut :

a. Bagi perusahaan

1. Nama merek memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan

memperkecil timbulnya permasalahan

2. Nama merek dan tanda dagang secara hokum akan melindungi

penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk. Karena bila tidak, setiap

pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasaran

3. Merek memberikan peluang bagi penjual untuk mempertahankan

kesetiaan konsumen terhadap produknya

4. Merek dapat membantu penjual mengelompokkan pasar ke dalam

segmen-segmen

5. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang baik Manfaat Fungsional Harga Manfaat Simbolis Manfaat Emosional Merek Pilihan Konsumen

21

b. Bagi distributor

1. Memudahkan penanganan produk

2. Mengidentifikasi pendistribusian produk

3. Meminta produk agar berada pada standar mutu tertentu

4. Meningkatkan pilihan para pembeli

c. Bagi konsumen

1. Memudahkan mengenali mutu

2. Dapat berjalan dengan mudah dan efisien, terutama ketika membeli

kembali

3. Dengan adanya merek tertentu, konsumen dapat mengaitkan status dan

prestisenya.

Pemerekan sebuah produk dapat membantu para penjual membentuk

loyalitas pelanggan. Jika sebuah perusahaan berhasil mengembangkan loyalitas

konsumennya melalui sebuah merek, perusahaan tersebut dapat menjual produk

dengan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya.

2.2.5 Cara Membangun Merek yang Kuat

Rangkuti (2004) mengemukakan bahwa membangun merek yang kuat

tidak berbeda dengan membangun sebuah rumah yaitu memerlukan sebuah

fondasi yang kuat. Berikut merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk

22

1. Sebuah merek harus memiliki pemosisian yang tepat

Agar mempunyai pemosisian, merek harus ditempatkan secara

spesifik dibenak pelanggan. Membangun pemosisian adalah

menempatkan semua aspek dari nilai merek (brand value) secara

konsisten sehingga produk selalu menjadi nomor satu di benak

pelanggan.

2. Memiliki nilai merek yang tepat

Merek akan semakin kompetitif jika dapat diposisikan secara tepat.

Oleh karena itu, pemasar perlu mengetahui nilai merek. Nilai merek

dapat membentuk kepribadian merek (brand personality) yang

mencerminkan gejolak perubahan selera konsumen dalam

pengonsumsian suatu produk.

3. Merek harus memiliki konsep yang tepat

Konsep yang baik dapat mengomunikasikan semua elemen nilai

merek dan pemosisian yang tepat sehingga citra merek (brand

image) produk dapat ditingkatkan.

2.2.6 Citra Merek

Menurut Aaker dalam Simamora (2004), “citra merek adalah seperangkat

asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar.

Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada

konsumen.” Shimp et al (2000) berpendapat : Citra merek (brand image) dapat

dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat

23

merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan

emosi pribadinya.

Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih

penting daripada keadaan sesungguhnya (Dobni & Zinkhan,1990). Berdasarkan

pendapat-pendapat yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa citra merek

dapat positif atau negative, tergantung pada persepsi seseorang terhadap merek.

2.2.7 Peran Merek

Menurut Kotler & Keller (2009:259), merek memiliki fungsi bagi perusahaan

sebagai berikut:

1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.

2. Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.

3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau

aspek unik produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian

properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi konsumen,

dapat dibeli dan dijual.

2.2.8 Klasifikasi Merek

Menurut Komaruddin Sastradipoera (2003 : 133) citra merek adalah

lukisan, bayangan, kesan, penampakan secara simbolis, atau anggapan tentang

merek suatu barang atau jasa. Ada empat jenis merek, yaitu :

1. Merek keluarga adalah merek yang dipergunakan oleh lebih banyak dari

Dokumen terkait