• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

110907073 Rita Novita Manurung

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh

Nama : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan

Pembelian Smartphone Samsung di Medan

Medan, Mei 2015

Pembimbing Ketua Program Studi

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

NIP.195908161986111001 NIP.195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

Nama : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Perkembangan alat komunikasi di Indonesia relatif baik dan dinamis baik untuk produk lokal maupun produk internasional. Selain itu, tingkat persaingan yang ketat di berbagai produk serta sikap masyarakat yang turut mempengaruhi dalam memilih serta memutuskan untuk membeli alat komunikasi yang sesuai dengan selera berdasarkan kemajuan teknologi telah menyebabkan perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas produk serta nama baik produk yang akan dipasarkan. Salah satu produk alat komunikasi yang belakangan ini mencuri perhatian masyarakat adalah handphone/smartphone merekSamsung.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh parsial dan simultan kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian.

Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif kuliah di FISIP USU dengan jumlah sampel 83 mahasiswa yaitu mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengumpulan data kuesioner, metode analisis yaitu uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini dengan analisis regresi secara simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian yang berarti jika kualitas produk dan citra merek meningkat maka proses keputusan pembelian akan meningkat. Namun, secara parsial citra merek menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap proses keputusan pembelian sehingga dalam penelitian ini disimpulkan bahwa secara parsial citra merek hanyalah sebagai faktor pendukung proses keputusan pembelian konsumen.

(4)

ABSTRACT

EFFECT OF QUALITY PRODUCTS AND BRAND IMAGE ON PURCHASE DECISION SMARTPHONE SAMSUNG IN MEDAN

Name : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Study Program : Business Administration

Supervisor : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

The development of means of communication in Indonesia is relatively well and good dynamic for local products and international products. In addition, the level of competition in a variety of products as well as public attitudes that influence in selecting and deciding to buy a communication tool that suits your taste by advances in technology have led the company to further improve product quality and good name of the product to be marketed. One product communication tools that lately stole the attention of the public is a mobile phone / smartphone Samsung brand.

The problem studied in this research is how the influence of product quality and brand image on purchase decisions either partially or simultaneously. The purpose of this study was to analyze the effect of partial and simultaneous product quality and brand image of the purchase decision process.

This study uses associative method using a quantitative approach which aims to analyze the problems of the relationship of a variable with another variable. Population in this research is the active college student of FISIP USU with a sample of 83 students are students of business administration by using a non-probability sampling techniques. Data collection questionnaire, methods of analysis, test instrument (validity and reliability test), the classic assumption test and multiple regression analysis using SPSS 16.0 for Windows.

The results of this study with simultaneous regression analysis showed that there is influence between product quality and brand image of the purchase decision process, which means if the quality of the product and brand image increases the purchasing decision process will increase. However, the partial image of the brand showed no influence on the purchase decision process so that in this study concluded that the partial image of the brand is only as factors supporting consumer buying decision process.

(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kesehatan, waktu,

kesabaran serta kekuatan mental semuanya berkat Yesus Kristus yang senantiasa

ada dalam kehidupan saya dan kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan

memberi motivasi yang sangat luar biasa.

Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis (S.AB) dari Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung di Medan”. Dalam skripsi ini penulis menganalisis bagaimana pengaruh kualitas produk dan citra

merek terhadap proses keputusan pembelian smartphone Samsung di Medan.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orangtua tersayang Bapak

saya Mangoloi Manurung dan Mamak saya Elisabet Sidabutar yang selalu mendukung baik moril maupun materi sepanjang hidup dan sekaligus motivator

yang selalu menyemangati penulis setiap saat dan terutama atas doa yang selalu

dipanjatkan kepada Tuhan demi keberhasilan hidup penulis. Semoga Tuhan

senantiasa melindungi kalian, memberikan kesehatan serta umur panjang.

Pada kesempatan ini, penulis, penulis ingin mengucapkan terima kasih

(6)

ii

penulis sebelum, selama dan sesudah penyelesaian skripsi ini, secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen

Pembimbing Penulis, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran

serta memberikan bimbingan dan masukan yang berguna dalam

penyusunan skripsi ini sampai pada akhir penulisan.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Kak Siswati Saragih, S.Sos, MSP, dosen dan administrator Program

Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak

membantu penulis selama kuliah dalam menyelesaikan keperluan

surat-menyurat, serta memberikan motivasi dan masukan yang luar

biasa selama menjalani perkuliahan.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(7)

iii

memberikan ilmu, motivasi, masukan serta bimbingan untuk

kehidupan yang lebih baik.

6. Bang Farid, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu penulis selama

kuliah dalam hal KRS, KHS dan keperluan administrasi lainnya.

7. Buat adek saya Maryati Manurung, Filbert Manurung dan Brham

Hansen Manurung. Semangat menjalankan studinya dek, dan terima

kasih telah menjadi teman berbagi dan saling mendukung dalam

menjalani studi dan sukses untuk kita berempat.

8. Buat keluarga besar penulis tanpa terkecuali, terkhusus buat Oppung

Boruku yang luar biasa mendukung dan mendoakan kelancaran studi

penulis.

9. Buat sahabat-sahabat seperjuangan selama 8 semester bersama Bunga

A Silalahi, Sella Maizar dan Rebeqca Juliana. Sukses buat kita.

10.Buat kakak-kakak dan adik-adik Pondok Putri yang mendukung

penulis dalam penyusunan skripsi ini, Kak Sariyanti Sirait, Dek Sihol

Manurung, Dek Melisa Sirait, Dek Afrilita Tarigan dan Dek Arvina

Surbakti.

11.Buat sahabat-sahabatku alumni IPA 1 2011 SMA N 1 Simanindo

yang selalu menukung satu sama lain dan tidak lupa mendoakan satu

(8)

iv

12.Buat Diman Sidabutar, seseorang yang juga selalu mendukung dan

mendoakan penulis untuk tetap semangat dalam penyusunan skripsi

ini. Sukses untuk studi dan sukses untuk kita.

13.Buat kawan-kawan mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

khususnya kelas A 2011 yang luar biasa. Terima kasih atas

kebersamaan kita selama 8 semester. Sampai bertemu di lain waktu.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Tuhan

senantiasa mencurahkan kasih dan berkatNya kepada kita semua.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan, skripsi ini masih

memiliki banyak kekurangan ataupun kesalahan. Penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan yang lebih

baik kedepannya.

Medan, Mei 2015

Penulis,

(9)

v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

2.3.1 Definisi Keputusan Pembelian ……… ... 24

2.3.2 Peranan Konsumen dalam Keputusan Pembelian ……… ... 25

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ... 26

2.3.4 Proses atau Urutan Pembelian …… ... 30

2.3.5 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian ... .. 32

2.3.6 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian . ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitian ... 34

3.2Lokasi Penelitian ... 34

3.3Populasi dan Sampel ……… ... 34

3.3.1 Populasi ... 34

(10)

vi

3.4Hipotesis ……… ... 36

3.5Definisi Konsep ………. ... 37

3.6Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….. ... 38

3.7Teknik Mengumpulkan Data ... 40

3.8Teknik Analisis Data ... 41

3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas …… ... 42

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ………... ... 43

3.9Metode Analisis Data ... 45

3.9.1 Regresi Linier Berganda ... 45

3.9.2 Uji Hipotesis ... 46

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Lokasi Penelian ... 48

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 55

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 56

4.2Penyajian Data ... 58

4.5.2 Uji Asumsi Multikolinearitas ... 94

4.5.3 Uji Asumsi Heterokedastisitas ... 96

4.6 Metode Analisis Data ... 97

5.2.2 Saran untuk Penelitian Mendatang ... 107

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Manfaat Produk & Pilihan Konsumen ... 20

Gambar 2.2 Proses atau Urutan Pembelian ... 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Samsung Electronic Indonesia ... 56

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 94

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Penelitian yang Menjelaskan Indikator

dan Sub Indikator ... 39 Tabel 3.2 Skor Pertanyaan ... 41 Tabel 4.1 Frekuensi Penyebaran Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60 Tabel 4.2 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Usia ... 60 Tabel 4.3 Memilih Smartphone Samsung karena Kinerja/Sistem Operasi

Berkualitas Tinggi ... 61 Tabel 4.4 Model dan Desain Smartphone Samsung sangat Menarik ... 62 Tabel 4.5 Samsung Memiliki Fitur yang Menarik dan Sangat Bermanfaat ... 63 Tabel 4.6 Perangkat Keras Smartphone Samsung Memiliki Kualitas Baik ... 63 Tabel 4.7 Fitur Samsung Mudah Dimengerti dan Dipelajari ... 64 Tabel 4.8 Samsung Memiliki Layar yang Jernih ... 65 Tabel 4.9 Kesesuaian Spesifikasi Smartphone Samsung dengan Keterangan pada Kemasan ... 65 Tabel 4.10 Perangkat yang Tahan Lama yang Dimiliki oleh

Smartphone Samsung ... 66 Tabel 4.11 Sistem Operasi Samsung memenuhi Standar

Handphone Smartphone ... 67 Tabel 4.12 Aplikasi Smartphone Samsung dilindungi oleh Fitur Keamanan yang Terdapat di dalamnya ... 68 Tabel 4.13 Smartphone Samsung Dikenal karena selalu Melakukan Promosi melalui Media-Media ... 69 Tabel 4.14 Smartphone Samsung digunakan Semua Kalangan ... 70 Tabel 4.15 Harga Smartphone Samsung Terjangkau ... 70 Tabel 4.16 Smartphone Samsung adalah Handphone Modern dan Popular .. . 71 Tabel 4.17 Smartphone Samsung adalah Alat Komunikasi yang Unggul .. .... 72 Tabel 4.18 Aplikasi Samsung Mengikuti Perkembangan Zaman ... 72 Tabel 4.19 Smartphone Samsung dikemas dengan Teknologi Highclass ... 73 Tabel 4.20 Perangkat Smartphone Samsung sesuai dengan Kebutuhan

Konsumen ... 74 Tabel 4.21Produk Samsung di-update sesuai dengan Kebutuhan Konsumen 75 Tabel 4.22 Produk Samsung selalu Menarik Perhatian ... 76 Tabel 4.23 Membeli Smartphone Samsung karena Sedang Nge-Trend ... 76 Tabel 4.24 Smartphone Samsung dibeli Karena Tersedianya Aplikasi yang Unik dan Menarik ... 77 Tabel 4.25 Keyakinan memilih Samsung sebagai Pilihan Pertama Ketika

(13)

ix

Tabel 4.30 Menetapkan Pilihan pada Samsung Apabila akan Membeli

Smartphone Kembali ... 82

Tabel 4.31 Samsung Menjawab semua Kebutuhan di Bidang Komunikasi ... 83

Tabel 4.32 Uji Validitas Kualitas Produk ... 89

Tabel 4.33 Uji Validitas Citra Merek ... 90

Tabel 4.34 Uji Validitas Keputusan Pembelian ... 90

Tabel 4.35 Uji Reliabilitas Kualitas Produk ... 92

Tabel 4.36 Uji Reliabilitas Citra Merek ... 92

Tabel 4.37 Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian ... 92

Tabel 4.38 Hasil Uji Reliabilitas ... 93

Tabel 4.39 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas ... 95

Tabel 4.40 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 98

Tabel 4.41 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 99

Tabel 4.42 Hasil Uji Simultan ... 101

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I SURAT PERMOHONAN PENGAJUAN JUDUL

SKRIPSI

LAMPIRAN II SURAT PENUGASAN MEMBIMBING SKRIPSI LAMPIRAN III SURAT UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL LAMPIRAN IV JADWAL SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

LAMPIRAN V SURAT UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL

SKRIPSI

LAMPIRAN VI DAFTAR HADIR PESERTA SEMINAR PROPOSAL LAMPIRAN VII BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL RENCANA

USULAN PENELITIAN

LAMPIRAN VIII BERKAS PENILAIAN SEMINAR PROPOSAL LAMPIRAN IX KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN X UJI VALIDITAS LAMPIRAN XI REGRESSION

LAMPIRAN XII KARTU SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN (SKRIPSI)

(15)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

Nama : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Perkembangan alat komunikasi di Indonesia relatif baik dan dinamis baik untuk produk lokal maupun produk internasional. Selain itu, tingkat persaingan yang ketat di berbagai produk serta sikap masyarakat yang turut mempengaruhi dalam memilih serta memutuskan untuk membeli alat komunikasi yang sesuai dengan selera berdasarkan kemajuan teknologi telah menyebabkan perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas produk serta nama baik produk yang akan dipasarkan. Salah satu produk alat komunikasi yang belakangan ini mencuri perhatian masyarakat adalah handphone/smartphone merekSamsung.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh parsial dan simultan kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian.

Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif kuliah di FISIP USU dengan jumlah sampel 83 mahasiswa yaitu mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengumpulan data kuesioner, metode analisis yaitu uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini dengan analisis regresi secara simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian yang berarti jika kualitas produk dan citra merek meningkat maka proses keputusan pembelian akan meningkat. Namun, secara parsial citra merek menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap proses keputusan pembelian sehingga dalam penelitian ini disimpulkan bahwa secara parsial citra merek hanyalah sebagai faktor pendukung proses keputusan pembelian konsumen.

(16)

ABSTRACT

EFFECT OF QUALITY PRODUCTS AND BRAND IMAGE ON PURCHASE DECISION SMARTPHONE SAMSUNG IN MEDAN

Name : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Study Program : Business Administration

Supervisor : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

The development of means of communication in Indonesia is relatively well and good dynamic for local products and international products. In addition, the level of competition in a variety of products as well as public attitudes that influence in selecting and deciding to buy a communication tool that suits your taste by advances in technology have led the company to further improve product quality and good name of the product to be marketed. One product communication tools that lately stole the attention of the public is a mobile phone / smartphone Samsung brand.

The problem studied in this research is how the influence of product quality and brand image on purchase decisions either partially or simultaneously. The purpose of this study was to analyze the effect of partial and simultaneous product quality and brand image of the purchase decision process.

This study uses associative method using a quantitative approach which aims to analyze the problems of the relationship of a variable with another variable. Population in this research is the active college student of FISIP USU with a sample of 83 students are students of business administration by using a non-probability sampling techniques. Data collection questionnaire, methods of analysis, test instrument (validity and reliability test), the classic assumption test and multiple regression analysis using SPSS 16.0 for Windows.

The results of this study with simultaneous regression analysis showed that there is influence between product quality and brand image of the purchase decision process, which means if the quality of the product and brand image increases the purchasing decision process will increase. However, the partial image of the brand showed no influence on the purchase decision process so that in this study concluded that the partial image of the brand is only as factors supporting consumer buying decision process.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat serta

selera konsumen yang senantiasa berubah menyebabkan persaingan bisnis

semakin tajam baik di pasar domestik maupun di pasar internasional.

Meningkatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi dalam kehidupan saat ini

diyakini dapat membantu meringankan pekerjaan seseorang sehari-hari. Dalam

perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini suatu kebutuhan akan

komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat.

Keinginan menggunakan alat komunikasi menyebabkan timbulnya

persaingan di dunia industri teknologi dan komunikasi semakin kompetitif. Hal ini

dapat dilihat dari banyaknya jenis alat komunikasi yang beredar di pasar, baik

yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri. Keberagaman produk yang

beredar di pasar ternyata mempengaruhi sikap konsumen di dalam memilih alat

komunikasi yang sesuai dengan selera maupun dengan kondisi ekonominya.

Kondisi ini menyebabkan perusahaan dituntut untuk selalu mampu dalam

menjalankan usahanya serta mampu mengikuti selera konsumen yang selalu

berubah. Kebutuhan akan alat komunikasi seperti telepon seluler

(handphone/Smartphone).

Kompetesi dalam dunia bisnis terhadap produksi alat komunikasi akan

(18)

2

untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional

produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan

merek yang mampu memberikan citra khusus bagi penggunanya. Produk

menjelaskan sebagai suatu komoditi yang dipertukarkan, sedangkan merek

menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Menurut Kotler dan Amstrong

(1999:244) juga Keller (2001) berpendapat bahwa merek adalah nama, istilah,

tanda, simbol, desain atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus

sebagai diferensiasi produk.

Produk tanpa merek akan menjadi komoditas, begitu juga sebaliknya

produk yang diberikan merek akan memiliki nilai lebih tinggi di mata pelanggan.

Di dukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi dewasa ini alat

komunikasi telah mengalami perubahan dengan dimunculkannya inovasi-inovasi

baru yang lebih menarik perhatian konsumen di dalam memilih produk yang

paling sesuai dengan kebutuhan serta keinginan konsumen. Atribut produk yang

ditawarkan suatu perusahaan dapat menjadi faktor terhadap keputusan pembelian

pada handphone atau smartphone, salah satunya pada merek Samsung jenis

android.

Samsung saat ini dikenal sebagai produsen handphone Android terbesar di

dunia. Bahkan popularitas handphone Samsung pun mengalahkan Apple iPhone.

Awal kesuksesan Samsung di dunia smartphone dimulai pada bulan 27 April

2009. Saat itu, Samsung meluncurkan handphone Android pertamanya, yakni

(19)

3

3.2 inci. OS yang digunakan pada handphone ini adalah OS Android Cupcake 1.5.

Selanjutnya, keberhasilan Samsung dalam platform Android dimulai dengan

peluncuran Samsung Galaxy S. Handphone ini diluncurkan oleh Samsung pada

Maret 2010. Dan, tingkat penjualan handphone inipun cukup tinggi. Pada Januari

2011, Samsung berhasil menjual handphone ini sebanyak 10 juta unit. Demi

memenuhi kebutuhan pelanggannya, Samsung selalu melakukan pembaharuan

produk dengan memunculkan produk-produk baru serta selalu memperbaiki

kualitasnya kearah yang lebih baik, sehingga dapat menjadi merek teknologi dan

komunikasi yang terfavorit dan berkualitas.

Produk yang berkualitas dan memiliki citra merek baik, merupakan faktor

penting yang akan menentukan keputusan konsumen khususnya dalam proses

keputusan pembelian. Konsumen tentunya akan memilih produk yang berkualitas

baik untuk dibeli, sehingga hal ini menuntut Samsung agar menciptakan

handphone yang memiliki kualitas yang baik serta melakukan inovasi terhadap

produk yang lama agar memiliki kualitas yang lebih baik lagi. Dengan begitu

Samsung tidak perlu mengkhawatirkan perkembangan teknologi yang dimiliki

oleh perusahaan lain, jika Samsung sendiri mampu meningkatkan kualitas dan

mempertahankan citra merek yang dimilikinya.

Samsung memiliki produk yang ditujukan untuk semua kalangan, dari

harga murah sampai dengan yang mahal, maka inilah yang menjadi keunggulan

Samsung karena mampu meletakkan produknya kesemua tingkatan ekonomi.

(20)

4

konsumen untuk membelinya apalagi dengan harga tersebut konsumen dapat

merasakan kinerja yang sangat memuaskan. Samsung juga memiliki desain

produk yang beragam, tentunya sangat menyenangkan bagi konsumen karena

dapat memilih desain sesuai dengan selera konsumen. Oleh karena itu, apa yang

menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya terletak antara

harapan konsumen dan kualitas produk yang dirasakan. Dalam memilih suatu

produk masyarakat kini sudah mulai selektif dan sensitive, sehingga mereka akan

mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk.

Sehingga mereka tidak akan ragu dalam mengeluarkan biaya lebih untuk

mendapatkan produk yang lebih berkualitas.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang

menyatakan bahwa kualitas produk dan citra merek bersama-sama mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Aidil Ashadi (2013) dengan hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas produk dan citra merek bersama-sama mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap produk Samsung

bersistem Android.

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Adam Akbar (2012) serta Rizky

Iryanita Y Sugiarto (2013) . Pada penelitian ini kedua beliau menyimpulkan

bahwa selain citra merek dan kualitas produk ada faktor lain yang juga

mempengaruhi keputusan pembelian yaitu faktor harga. Sehingga faktor kualitas

(21)

5

pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan juga disimpulkan ketiga faktor

tersebut dapat meningkatkan penjualan di tahun berikutnya. Selain itu, penelitian

yang dilakukan oleh Sarwo Edi (2013) yang juga melakukan penelitian yang

terkait dengan citra merek dan kualitas produk. Citra merek, kualitas produk dan

juga faktor harga yang juga sebagai faktor pendukung keputusan pembelian

konsumen ternyata menurut penelitian yang dilakukan oleh Sarwo Edi bahwa

sikap konsumen juga sebagai faktor penentu keputusan pembelian konsumen.

Beliau menyimpulkan bahwa sikap konsumen memiliki pengaruh terhadap proses

keputusan pembelian konsumen

.

Bukan hanya penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti terdahulu diatas,

ada juga penelitian yang pernah dilakukan oleh Aidil Ashadi (2013), Praba

Sulistyawati (2013), dan juga penelitian yang dilakukan oleh Indriani Ayu

Syahputri (2013), dimana ketiga beliau tersebut meneliti ketiga variabel yang

sangat mendukung penelitian yang akan dilakukan yaitu kualitas produk, citra

merek serta keputusan pembelian. Ketiga beliau tersebut menyimpulkan bahwa

kualitas produk dan citra merek memiliki pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap keputusan pembelian konsumen.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Akbar (2013), beliau

menyimpulkan bahwa variabel yang paling memiliki pengaruh yang paling besar

terhdap keputusan pembelian konsumen adalah faktor harga dan kemudian faktor

atribut produk dan yang terakhir adalah brand image. Beliau mengatakan bahwa

(22)

6

konsumen. Variabel lain merupakan variabel kedua dan ketiga yang juga

mendukung faktor keputusan pembelian kosumen.

Berdasarkan latar belakang serta penelitian yang dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu, penulis menyimpulkan dan tertarik untuk melakukan peneliti-penelitian

dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung di Medan (Studi pada Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara).”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian ?

2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen?

3. Bagaimana pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan

pembelian Smartphone Samsung di Medan?

1.3Tujuan Penelitian

Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

(23)

7

2. Untuk menganalisis pengaruh antara citra merek terhadap keputusan

pembelian

3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap

keputusan pembelian

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

serta pengetahuan serta sebagai sumber bacaan di Departemen Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP USU

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan referensi serta

mampu memperkaya konsep serta teori dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya mengenai kualitas produk, citra merek serta

keputusan pembelian.

3. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

sumber acuan atau sebagai bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan

(24)

8 BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Kualitas Produk 2.1.1 Definisi Kualitas

Kotler (2005) merumusakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan menurut American Society for

Quality Control dalam Kotler & Susanto (1999:72) merupakan keseluruhan cirri

serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memenuhi

kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Dari beberapa definisi diatas

secara umum dapat diartikan bahwa kualitas merupakan kemampuan yang

dimiliki oleh suatu produk sehingga memberikan kesan puas bagi pemakainya dan

menjadi produk andalan.

2.1.2 Perspektif Kualitas

Garvin (2004) menyatakan lima macam perspektif yang bisa menjelaskan

mengapa kualitas bisa diartikan secara beraneka ragam oleh orang yang berbeda

dalam situasi yang berlainan.

Adapun kelima macam perspektif kualitas tersebut adalah sebagai berikut :

(25)

9

Dalam pendekatan ini kualitas dipandang sebagai keunggulan bawaan

(innate excellence), dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi

sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan.

2. Pendekatan berbasis produk (product-based approach)

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau

atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur.

3. Pendekatan berbasis pengguna (user-based approach)

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada

orang yang memandangnya sehingga produk yang paling memuaskan

preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4. Pendekatan berbasis manufaktur (manufacturing-based approach)

Perspektif ini bersifat berdasarkan pasokan (supply-based) dan secara

khusus memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan kemanufakturan,

serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau kesamaan dengan

persyaratan (conformance to requirements).

5. Pendekatan berbasis nilai (value-based approach)

Kualitas dalam perspektif ini bersifat relative sehingga produk yang paling

tepat untuk dibeli.

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan

yang kuat dengan perusahaan. Beberapa tahun belakangan ini kualitas produk

semakin meningkat. Hal ini terjadi karena keluhan konsumen semakin terpusat

(26)

10 2.1.3 Definisi Kualitas Produk

Menurut Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta

dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan

yang dinyatakan/ tersirat”. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:158)

menyatakan bahwa “Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas”. Menurut Laksana

(2008 : 67) kualitas produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun

non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan

dan kebutuhannya.

Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah

suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu

produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah

ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau

harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah.

Kualitas produk mutlak harus ada, namun dalam pelaksanaannya faktor ini

merupakan ciri pembentuk citra produk yang paling sulit dijabarkan. Konsumen

sering tidak sependapat tentang faktor-faktor apa yang yang sebenarnya

membentuk kualitas sebuah produk. Pertama, produk harus mampu mencapai

tingkat kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaannya; tidak perlu melebihi.

Konsumen akan memiliki harapan memiliki harapan mengenai bagaimana produk

(27)

11

Harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan

fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Fungsi

produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen (actual performance) sebenarnya

merupakan persepsi konsumen terhadap kualitas produk tersebut. Di dalam suatu

proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti pada proses konsumsi saja.

Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah

dilakukannya. Inilah yang disebut evaluasi alternatif pascapembelian atau

pascakonsumsi. Proses ini disebut proses evaluasi alternatif tahap kedua.

2.1.4 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:280) klasifikasi produk dibagi

menjadi dua bagian, yaitu :

a. Barang Konsumen

Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen

akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat

diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :

1. Barang kebutuhan sehari-hari (Convience Goods) adalah barang-barang

yang biasanya sering dibeli konsumen (memiliki frekuensi pembelian

tinggi), dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan waktu yang

minim dalam pembandingan dan pembeliannya.

2. Barang belanjaan (Shopping Goods) adalah barang-barang yang

karakteristiknya dibandingkan dengan berbagai alternatif yang tersedia

oleh konsumen berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan daya dalam

(28)

12

3. Barang khusus (Speciality Goods) adalah barang-barang dengan

karakteristik dan atau identifikasi yang unik, yang untuknya sekelompok

pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus

untuk pembeliannya.

4. Barang yang tidak dicari (Unsought Goods) adalah barang-barang yang

tidak diketahui konsumen atau walau sudah diketahui namun secara umum

konsumen belum terpikir untuk membelinya.

b. Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan

(konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain konsumsi

langsung, yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual

kembali oleh produsen, untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan

transformasi fisik (proses produksi).

2.1.5 Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang

menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:

a. Merek (Brand)

Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk

pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk.

(29)

13

berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang

besar pada produk (Kotler dan Armstrong, 2001:360)

b. Pengemasan (Packing)

Pengemasan (Packing) adalah kegiatan merancang dan membuat

wadah atau pembungkus suatu produk.

c. Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk

melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan

kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk

meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat

menerapkan program “Total Quality Manajemen (TQM)”. Selain mengurangi

kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan

nilai pelanggan.

2.1.6Tingkatan Produk

Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari

semua bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan, mulai dari

mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program

pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk

menjual produk tersebut.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:279) dalam merencanakan

(30)

14

a. Produk Utama (Care Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan

dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk Generik (Basic Produk), adalah produk dasar yang mampu

memenuhi fungsi pokok produk yang paling dasar.

c. Produk Harapan (Expected Product), adalah produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak)

diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk Pelengkap (Augment Product), adalah berbagai atribut produk

yang dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat dan layanan,

sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan

dengan produk pesaing.

e. Produk Potensial (Potential Product), adalah segala macam tambahan dan

perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa

mendatang.

2.1.7 Indikator Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Tjiptono & Diana (2003 : 27) ada delapan

indikator atau dimensi kualitas yang dapat digunakan sebagai kerangka

(31)

15

1. Kinerja (Performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal ini

dilihat dari manfaat atau khasiat utama produk yang dibeli dan biasanya

menjadi pertimbangan utama dalam membeli suatu produk.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan (features)

Ciri-ciri atau keistimewaan merupakan tambahan yang melengkapi

manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi

konsumen karena fitur bisa meningkatkan kualitas produk jika pesaing

tidak memilikinya.

3. Kehandalan (reliability)

Merupakan peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan

fungsinya.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang

dinyatakan suatu produk. Hal ini semacam “janji” yang harus dipenuhi

oleh produk sehingga produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini

berarti sesuai dengan standarnya.

5. Daya tahan (durability)

Daya tahan berkaitan dengan usia produk, yaitu berapa lama produk

tersebut dapat digunakan. Semakin lama daya tahan produk maka produk

tersebut semakin awet dan produk tersebut dipersepsikan lebih berkualitas

(32)

16

6. Kegunaan (serviceability)

Hal ini meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi

serta penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Estetika

Merupakan daya tarik produk terhadap panca indera. Hal ini sering kali

dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Merupakan citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan

terhadap produk tersebut. Produk yang bermerek terkenal biasanya

dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan dengan merek-merek yang

tidak didengar.

2.2 Citra Merek 2.2.1 Definisi Citra

Citra merupakan konsep yang mudah dimengerti, tetapi sulit dijelaskan

secara sistematis karena sifatnya abstrak (Simamora,2004). Konsep citra dalam

dunia bisnis yang berkembang memiliki dampak yang cukup besar terhadap suatu

organisasi. Citra yang baik mempunyai dampak yang menguntungkan bagi

organisasi begitu juga sebaliknya. Citra merupakan asset bagi organisasi, karena

citra mempunyai suatu dampak pada persepsi konsumen dari komunikasi dan

operasi organisasi dalam berbagai hal.

Menurut Kotler (2002:629) “Citra (image) adalah seperangkat keyakinan,

(33)

17

Wilson Arafat (2006:27) “Image adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri dari

suatu perusahaan”. Sedangkan menurut Frank Jefkin (1987:56) “And image is the

impression gamed according to knowledge and understanding of the facts”.

Dari definisi-definisi diatas, maka secara umum dapat diartikan bahwa

citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan

pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan

dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan, atau respon

seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam

pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya

dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.

Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda, tergantung pada

persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa

diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini

publik.

2.2.2 Peran Citra

Gronroos dalam Setiadi (2003:263) mengidentifikasikan peran citra bagi

perusahaan, yaitu:

1. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran

eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut

ke mulut. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk

berkomunikasi secara efektif, dan membuat orang-orang lebih mudah

(34)

18

2. Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan

perusahaan.

3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen.

4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.

2.2.3 Definisi Merek

Sumarwan (2004) mendefinisikan merek sebagai symbol dan indikator

kualitas dari sebuah produk. Sementara menurut Stanton dan Lamarto (2001),

“merek adalah nama, istilah, symbol atau desain khusus, atau beberapa kombinasi

unsur-unsur tersebut yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang

ditawarkan oleh penjual”.

Mendukung pendapat para tokoh diatas, American Marketing Association

dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa “merek adalah nama, istilah, tanda,

symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual, dan

untuk membedakannya dari produk pesaing”.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek merupakan

suatu nama atau symbol yang mengidentifikasi suatu produk dan membedakannya

dengan produk-produk lain sehingga mudah dikenali oleh konsumen ketika

hendak membeli sebuah produk. Keberadaan merek sangatlah penting bagi sebuah

produk atau jasa, bahkan tidak mengherankan jika merek sering kali dijadikan

(35)

19 2.2.4 Manfaat Merek

Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu

konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk.

Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk

tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa. Merek menawarkan 2

jenis manfaat yaitu manfaat fungsional dan manfaat emosional (Aaker &

Joachimstahler,2000). Manfaat fungsional mengacu pada kemampuan fungsi

produk yang ditawarkan.

Sedangkan manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat

penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama konsumsi.

Manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat simbolis

(Heggelson & Suphelen,2004). Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi

yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya

merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada

konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan

terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra

(36)

20

Gambar 2.1 Manfaat Produk & Pilihan Konsumen

Manfaat merek menurut Rangkuti (2004) adalah sebagai berikut :

a. Bagi perusahaan

1. Nama merek memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan

memperkecil timbulnya permasalahan

2. Nama merek dan tanda dagang secara hokum akan melindungi

penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk. Karena bila tidak, setiap

pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasaran

3. Merek memberikan peluang bagi penjual untuk mempertahankan

kesetiaan konsumen terhadap produknya

4. Merek dapat membantu penjual mengelompokkan pasar ke dalam

segmen-segmen

5. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang baik Manfaat

Fungsional

Harga

Manfaat Simbolis

Manfaat Emosional

Merek

(37)

21

b. Bagi distributor

1. Memudahkan penanganan produk

2. Mengidentifikasi pendistribusian produk

3. Meminta produk agar berada pada standar mutu tertentu

4. Meningkatkan pilihan para pembeli

c. Bagi konsumen

1. Memudahkan mengenali mutu

2. Dapat berjalan dengan mudah dan efisien, terutama ketika membeli

kembali

3. Dengan adanya merek tertentu, konsumen dapat mengaitkan status dan

prestisenya.

Pemerekan sebuah produk dapat membantu para penjual membentuk

loyalitas pelanggan. Jika sebuah perusahaan berhasil mengembangkan loyalitas

konsumennya melalui sebuah merek, perusahaan tersebut dapat menjual produk

dengan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya.

2.2.5 Cara Membangun Merek yang Kuat

Rangkuti (2004) mengemukakan bahwa membangun merek yang kuat

tidak berbeda dengan membangun sebuah rumah yaitu memerlukan sebuah

fondasi yang kuat. Berikut merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk

(38)

22

1. Sebuah merek harus memiliki pemosisian yang tepat

Agar mempunyai pemosisian, merek harus ditempatkan secara

spesifik dibenak pelanggan. Membangun pemosisian adalah

menempatkan semua aspek dari nilai merek (brand value) secara

konsisten sehingga produk selalu menjadi nomor satu di benak

pelanggan.

2. Memiliki nilai merek yang tepat

Merek akan semakin kompetitif jika dapat diposisikan secara tepat.

Oleh karena itu, pemasar perlu mengetahui nilai merek. Nilai merek

dapat membentuk kepribadian merek (brand personality) yang

mencerminkan gejolak perubahan selera konsumen dalam

pengonsumsian suatu produk.

3. Merek harus memiliki konsep yang tepat

Konsep yang baik dapat mengomunikasikan semua elemen nilai

merek dan pemosisian yang tepat sehingga citra merek (brand

image) produk dapat ditingkatkan.

2.2.6 Citra Merek

Menurut Aaker dalam Simamora (2004), “citra merek adalah seperangkat

asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar.

Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada

konsumen.” Shimp et al (2000) berpendapat : Citra merek (brand image) dapat

dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat

(39)

23

merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan

emosi pribadinya.

Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih

penting daripada keadaan sesungguhnya (Dobni & Zinkhan,1990). Berdasarkan

pendapat-pendapat yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa citra merek

dapat positif atau negative, tergantung pada persepsi seseorang terhadap merek.

2.2.7 Peran Merek

Menurut Kotler & Keller (2009:259), merek memiliki fungsi bagi perusahaan

sebagai berikut:

1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.

2. Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.

3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau

aspek unik produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian

properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi konsumen,

dapat dibeli dan dijual.

2.2.8 Klasifikasi Merek

Menurut Komaruddin Sastradipoera (2003 : 133) citra merek adalah

lukisan, bayangan, kesan, penampakan secara simbolis, atau anggapan tentang

merek suatu barang atau jasa. Ada empat jenis merek, yaitu :

1. Merek keluarga adalah merek yang dipergunakan oleh lebih banyak dari

(40)

24

2. Merek individual (individual brands) adalah merek yang digunakan hanya

untuk produk tunggal.

3. Merek distributor (distributor’s brands atau private brands) merupakan

merek yang digunakan sendiri oleh pengecer atau pemborong.

4. Merek pabrikan (manufacturer’s brands) adalah merek-merek yang

dimiliki oleh para pemilik pabrik.

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Definisi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembeli dimana konsumen benar-benar membeli ( Kotler dan Armstrong 2001 :

227). Sedangkan menurut Swasta (2000 : 14) keputusan pembelian adalah salah

satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya

yang terjadi dalam proses pembelian pada suatu periode dan waktu tertentu serta

pemenuhan kebutuhan tertentu atau dengan kata lain merupakan suatu rangkaian

tahapan yang diambil oleh seorang konsumen.

Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang

dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah

tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk.

Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu

(41)

25

tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan

dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

2.3.2 Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Suatu proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai

faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam

pembelian dan keputusan untuk membeli. Pihak yang terlibat dalam proses

pembelian menurut Bilson Simamora (2004:15), peranan tersebut meliputi :

a. Pengambilan inisiatif (initiator), individu yang mempunyai inisiatif

pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan

tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

b. Orang yang mempengaruhi (influencer), individu yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

c. Pembuat keputusan (decider), individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan

dan dimana membelinya.

d. Pembeli (buyer), individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

e. Pemakai (user), individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa

yang dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan

mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang

(42)

26

2.3.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2008:166) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi

oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor Budaya

Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing

subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi

dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama,

kelompok, ras, dan wilayah geografis.

b. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor sosial diantarannya sebagai berikut:

• Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai

kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut

dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan

pengaruh secara langsung terhadap seseorang.

• Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi

(43)

27

Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang

dapat memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi,

harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak

yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga

prokreasi.

• Peran dan Status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi

perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam

masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka

akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara

langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.

c. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi

diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,

serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

d. Psikologis

Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:

• Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa

(44)

28

dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat

bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti

kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika

seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada

kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat

petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama

merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.

• Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana

tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap

situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan

individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi

guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217).

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada

rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu

yang bersangkutan. Setiap persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek

yang sama dalam benak setiap konsumen berbeda-beda karena adanya tiga proses

persepsi yaitu:

1. Perhatian selektif

Perhatian selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan atas berbagai

informasi yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para pemasar harus bekerja

(45)

29

rangsangan nama yang akan diperhatikan orang. Hal ini disebabkan karena orang

lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan

kebutuhnnya saat ini, memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi dan

lebih memerhatikan rangsangan yang memiliki deviasi besar terhadapa ukuran

rangsangan normal.

2. Distorsi Selektif

Distorsi selektif merupakan proses pembentukan persepsi yang dimana

pemasar tidak dapat berbuat banyak terhadap distorsi tersebut. Hal ini karena

distorsi selektif merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi

menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi yang didapat

dengan cara yang akan mendukung pra konsepsi konsumen.

3. Ingatan Selektif

Orang akan banyak melupakan banyak hal yang merek pelajari namun

cenderung akan senantiasa mengingat informasi yang mendukung pandangan dan

keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan

mengingat hal-hal baik yang yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan

melupakan hal-hal baik yang disbutkan tentang produk yang bersaing.

• Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan

melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak,

(46)

30

bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan

mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang

memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya

konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek.

• Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan

dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu.

Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan

pembelian mereka. Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah

pentingnya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada

seseorang terhadap suatu objek atau gagasan tertentu.(David Kreh, dalam Kotler

2003:219).

2.3.4 Proses atau Urutan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan sutau proses yang dimulai dari

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap beberapa alternative,

yang selanjutnya akan tercipta suatu keputusan pembelian serta terbentuknya

perilaku pasca pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian

bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian (Kotler, 2008 :

184). Terdapat lima proses dalam melakukan keputusan pembelian, yaitu sebagai

(47)

31

1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah,

yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan

dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa

kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu

produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya

(pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternative adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek,

dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen

membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat

kepadanya serta masalah yang dihadapinya.

4. Keputusan Pembelian

Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam

pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli

produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternative

pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, kuantitas, dan waktu

(48)

32

5. Perilaku Pasca-Pembelian

Tahap ini dapat memberikan informasi yang penting bagi perusahaan apakah

produk dan pelayanan yang telah dijual dapat memberikan kepuasan bagi

pelanggan atau tidak.

Gambar 2.2 Proses atau Urutan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian :

(Sumber : Kotler, 2008:185)

2.3.5 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan

kualitas produk tersebut. Konsumen yang menerima dan memperhatikan suatu

stimulus (rangsangan) yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut

berbeda. Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh

nilai-nilai, harapan dan kebutuhannya yang bersifat individual. Semakin tinggi

stimulus, maka akan berpengaruh terhadap tindakan konsumen seperti melakukan

pembelian.

Indentifikasi Masalah

Pencarian Informasi

Pembelian

Pembelian Rutin atau Kebiasaan (Kesetiaan

Merek) Evaluasi Alternatif

(49)

33

2.3.6 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Rangkuti (2004) mendefinisikan citra merek sebagai sekumpulan asosiasi

merek yang terbentuk di benak konsumen. Dengan kata lain, citra merek adalah

seperangkat ingatan yang ada di benak konsumen mengenai sebuah merek, baik

itu positif maupun negative. Ingatan terhadap sebuah merek dapat berupa atribut

produk dan manfaat yang dirasakan oleh konsumen. Menurut Kotler (2005),

atribut produk tidak berkaitan dengan fungsi produk, melainkan dengan citra

sebuah produk di mata konsumen. Citra yang positif atau negative lebih mudah

dikenal oleh konsumen sehingga produsen selalu berusaha mempertahankan,

memperbaiki, dan meningkatkan citra merek produknya di mata konsumen.

Pada masyarakat yang semakin terbuka wawasannya mengenai kualitas

dan performance suatu produk, brand image ini akan menjadi sangat penting.

Suatu produk dengan brand image yang positif dan diyakini konsumen dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan

menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang

ditawarkan tersebut. Sebaliknya, apabila brand image suatu produk negative

dalam pandangan konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap

(50)

34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk

menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel

lainnya. Dengan metode ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh antara

kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di areal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl.Prof.A.Sofian No.1,

Padang Bulan, Medan pada bulan Maret 2015 sampai dengan selesai.

Lokasi ini dipilih karena memenuhi banyak alasan yaitu banyaknya

konsumen yang menggunakan smartphone dengan berbagai jenis merek

serta kualitas.

3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah

wilayah penelitian (Azuar Juliandi & Irfan 2013:50). Target populasi penelitian

ini adalah pengguna Smartphone Samsung di ruang lingkup Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik yang diperkirakan sebanyak 4.000 orang mahasiswa aktif kuliah.

(51)

35

berusia ≥18 tahun sampai >21 tahun dan dianggap mampu memahami setiap

pertanyaan pada kuesioner.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil-wakil dari populasi (Azuar Juliandi & Irfan

2013:50). Metode pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan cara purposive

sampling, yang berarti sampel dipilih sesuai dengan tujuan untuk memperoleh

data yang akurat. Sampel pada penelitian ini adalah salah satu jurusan/program

studi yang terdapat pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik yaitu mahasiswa/i

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang berjumlah 475 orang. Dalam penelitian ini

untuk menentukan besaran jumlah sampel yang representative adalah

menggunakan teknik penarikan sample yaitu menggunakan rumus Slovin :

N

n =

1 + Ne 2

Keterangan : n = besaran sampel

N = besaran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih ditolerir (1%,5%,10%)

(52)

36

475 n =

1 + (475 x 0,1 2 )

475 n =

1+ 4,75

n = 82.6 dibulatkan menjadi 83 orang.

3.4Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap masalah

penelitian (Usman dan Akbar, 2009 : 38). Berdasarkan pada masalah yang diteliti,

maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan citra merek

terhadap keputusan pembelian.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan citra merek

(53)

37 3.5Definisi Konsep

Definisi konsep adalah suatu definisi yang dipaparkan oleh beberapa

faktor yang ada dalam landasan teori, dirangkum oleh peneliti dan dipahami

peneliti sebagai konsep dalam penelitian.

a. Kualitas Produk (X1)

Kualitas produk adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan

pasar atau konsumen (Deming, 1982).

b. Citra Merek (X2)

Citra merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek

yang saling berkaitan yang ada dalam pikiran manusia (Ouwersoot

dan Tudorica, 2001).

Ada empat jenis merek, yaitu :

1. Merek keluarga adalah merek yang dipergunakan lebih dari satu

produk.

2. Merek individual (individuals brands) adalah merek yang

digunakan hanya untuk produk tunggal.

3. Merek distributor (distributor’s brands atau private brands)

merupakan merek yang digunakan sendiri oleh pengecer atau

pemborong.

4. Merek pabrikan (manufacturer’s brands) adalah merek-merek

(54)

38

c. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan membeli dimana konsumen benar-benar

membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan

individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang yang ditawarkan Adapun proses atau urutan

pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian :

1. Pengenalan kebutuhan

2. Pencarian informasi

3. Evaluasi alternatif

4. Keputusan membeli

3.6Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam

elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur

dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Variabel penelitian adalah konsep yang

mempunyai bermacam-macam nilai. Menurut Bernad (2000) dan Karlinger (2000)

dalam Azuar Juliandi dan Irfan (2013 : 22), variabel adalah suatu sifat-sifat yang

dipelajari, suatu simbol atau lambang yang padanya melekat bilangan atau nilai,

dan dapat dibedakan, memiliki variasi nilai atau perbedaan nilai. Variabel-variabel

Gambar

Gambar 2.1 Manfaat Produk & Pilihan Konsumen
Gambar 2.2 Proses atau Urutan Pembelian
Table 3.1
Table 3.2 Skor Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kualitas produk, citra merek terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung pada mahasiswa manajemen

-Kualitas produk -Citra perusahaan -Keputusan Pembelian Menunjukkan pengaruh yang signifikan secara simultan, kualitas produk dan citra perusahaan menunjukkan hasil yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek, varian produk, dan kualitas produk secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap keputusan pembelian pada

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima yang berarti bahwa semua variabel independen (yaitu kualitas produk, iklan dan citra merek)

Simpulan penenlitian ini adalah: 1) Secara simultan citra merek (X 1 ) dan atribut produk (X 2 ) memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y); 2) Secara

Sedangkan menurut Luffi Sidrotul (2014) pengaruh kualitas produk, iklan dan citra merek terhadap keputusan pembelian dengan alat analisis regresi linier berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial pada variabel kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian mobil

Nilai R Square 0,479 menunjukkan besarnya sumbangan citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone Vivo di Kota Depok sebesar 72,3% dan sisanya sebesar 27,7%