• Tidak ada hasil yang ditemukan

Coal Bed Methane Project

Dalam dokumen Pertamina Persero Sustainbility Report 2014 (Halaman 93-95)

Bayu (Angin)

Pengembangan potensi tenaga angin untuk menjadi energi dilakukan Pertamina bekerja sama dengan Partner dan didukung oleh lembaga penelitian Pemerintah khusus energi baru dan terbarukan. Hingga tahun 2014, pengembangan ini sedang dalam tahap negosiasi Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara Partner dengan PLN agar proyek layak secara ekonomi. Perkiraan capital expenditure untuk PLTBayu sebesar US$2.4 juta/MW.

Energi Matahari

Pengembangan energi matahari dilakukan melalui kerjasama dengan Partner dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara komersial. Pertamina merencanakan untuk berpartisipasi dalam proyek energi matahari yang mempunyai potensi 120 MWp dan terdapat pada 70 lokasi di seluruh Indonesia. Capital expenditure pengembangan proyek energi matahari ini diperkirakan sebesar US$2.5 juta/ MWp.

Hybrid System

Pertamina merencanakan pembangunan pembangkit listrik secara hybrid (angin dan matahari) di wilayah operasi Pertamina. Untuk pengembangan tahap awal direncanakan studi lanjutan untuk melihat potensi secara jelas dan apabila layak secara ekonomi, maka proyek ini akan dibangun pada tahun 2015-2016 dengan kapasitas 2-4 MW. Jumlah capital expenditure untuk membangun pembangkit listrik secara hybrid diperkirakan kurang lebih sebesar US$5 hingga 9 juta.

Bayu (Wind)

The potential development of wind power as energy was conducted by Pertamina, which collaborating with Partner and supported by Government research institution specialized in new and renewable energy. Up to 2014, this development was in the middle of negotiation process of Electricity Sale and Purchase Agreement (PJBL) between Partner and PLN to be an economically viable. The estimation of capital expenditure on PLTBayu was around US$2.4 million/MW. Solar Power

Solar power development is performed through cooperation with Partner in the development of commercial Solar Power Electricity Plant (PLTS). Pertamina is planning to participate in solar power project that has the potential of 120 MWp and available in 70 locations in greater Indonesia. Capital expenditure for solar power project development was estimated to US$2.5 million/MWp.

Hybrid System

Pertamina plans for hybrid electricity plants (wind and solar) in Pertamina operation areas. For initial stage developments, a follow-up study is planned to clearly perceive potential and if economically feasible will be built in 2015-2016 with a 2-4 MW capacity. The capital expenditure for hybrid electricity plants development was more or less US$5 up to US$9 million.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin) [OG2]

Coal-Based-Ethanol (CBE)

CBE adalah proyek Pertamina untuk memanfaatkan Ethanol sebagai blending component untuk gasoline. Dari proses blending ini akan dihasilkan E-10 Gasoline, yaitu gasoline dengan campuran ethanol sebanyak 10%. Proses blending ini adalah bagian dari usaha Pertamina untuk menurunkan biaya produksi gasoline dan juga usaha untuk mengoptimalkan bauran energi (energy diversification) di Indonesia.

Sebelum memutuskan untuk menjadi ethanol offtaker dari Celanese Corporation, di sepanjang tahun 2014 Pertamina sudah melakukan studi kelayakan untuk potensi investasi coal-to-ethanol plant di Indonesia. Dari hasil studi tersebut, diputuskan bahwa Pertamina hanya akan menjadi ethanol offtaker saja. Sedangkan Celanese Corporation akan membangun coal-to-ethanolplant di Indonesia. Pada tahun 2015 ditargetkan offtake agreement antara Pertamina & Celanese Corporation dapat disetujui dan ditandatangani antara kedua Perusahaan.

Coal-Based-Ethanol (CBE)

CBE is Pertamina’s project to utilize Ethanol as a blending component for gasoline. The blending process will result in E-10 Gasoline, which is gasoline with an ethanol blend of 10%. This blending process is part of Pertamina’s attempt to decrease gasoline production costs and also optimize energy diversification in Indonesia.

Before deciding to be an ethanol offtaker from Celanese Corporation, throughout 2014 Pertamina has conducted a feasibility study for the investment potential of a coal-to-ethanol plant in Indonesia. From the results of the study, it was decided that Pertamina will only be an ethanol offtaker. While Celanese Corporation will build coal-to-ethanol plant in Indonesia. In 2015, an offtake agreement between Pertamina & Celanese Corporation is targeted to be agreed upon and signed by the two Companies.

Pusat Listrik Tenaga Sampah

Sejak tahun 2012 Pertamina mengembangkan potensi pemanfaatan sampah sebagai sumber energi. Bekerjasama dengan PT Godang Tua Jaya, kami akan membangun unit Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT-Sa) di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

TPAS Bantar Gebang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai lokasi pembangunan PLT-Sa. TPAS Bantar Gebang bisa memenuhi kebutuhan sampah 2.000 ton dari DKI Jakarta dan Bekasi, sebagai bahan baku PLT-Sa. Pada 2013, proyek kerjasama menyertakan Solena Fuels Corporation, sebagai mitra penyedia teknologi untuk PLT-Sa berkapasitas 120 MW. Realisasi kerjasama hingga akhir tahun 2014 masih dalam tahapan penyusunan detail studi kelayakan.

Waste to Energy Power Plant

Since 2012, Pertamina has developed the potential of waste utilization as an energy source. Cooperating with PT Godang Tua Jaya, we will build waste-to-energy power plant (PLT-Sa) at a landfill in Bantar Gebang, Bekasi, West Java. Bantar Gebang landfill has a large potential to be developed as the location of waste-to-energy power plant building. Bantar Gebang landfill can fulfill the 2,000 tons waste need from DKI Jakarta and Bekasi as the raw material for waste- to-energy power plant.

In 2013, a joint project includes Solena Fuels Corporation as the technology provider partner for waste-to-energy power plant with a 120 MW capacity. The realization of this cooperation to the end of 2014 is still in the detail composition stage of feasibility study.

Dalam dokumen Pertamina Persero Sustainbility Report 2014 (Halaman 93-95)

Dokumen terkait