• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN BUDAYA K3 BERSTANDAR DUNIA

Dalam dokumen Pertamina Persero Sustainbility Report 2014 (Halaman 104-107)

HEALTH SECURITY

Tidaklah mudah bagi kami untuk mencapai target sasaran tersebut. Jenis perusahaan migas yang tergolong berisiko tinggi mengharuskan kami menerapkan peraturan ketat terkait K3LL, tidak hanya pada karyawan kami, namun juga kepada seluruh mitra, khususnya kontraktor. Untuk itu, semua regulasi terkait K3LL kami cantumkan di setiap kerjasama dengan para kontraktor, termasuk juga dengan para investor kami. [G4-2, G4-HR1]

It is not simple for us to achieve said objectives. Relatively high-risk oil and gas company type obliges us to implement strict rules in relation to HSSE, not only on our employees but on all partners, particularly contractors. Therefore, all HSSE-related regulations are included in every agreement with contractors, including with our investors.

[G4-2, G4-HR1]

KEBIJAKAN K3LL PERTAMINA PERTAMINA OHS POLICY

Kebijakan K3LL tercantum dalam dokumen yang ditandatangani Direktur Utama, dan berlaku di seluruh entitas bisnis di lingkup Perseroan:

OHS Policy is included in documents signed by the President Director & CEO, and is in effect throughout all business entities within the scope of the Company:

1. Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan;

Health and Safety, Security, and Environmental Protection Policy;

2. Kebijakan Manajemen – Penerapan perbaikan berkelanjutan untuk kualitas lingkungan hidup yang lebih baik.

Management Policy – The Implementation of sustainable improvement for a better environment quality.

Tahun

Year

Hulu

Upstream

Energi Baru dan Terbarukan

New and Renewable Energy

Pengolahan

Reinery PemasaranMarketing

2014 2 3 1 2

2013 12 3 2 1

Jumlah Unit Bisnis dan Anak Perusahaan yang Menerapkan ISRS

Amount of Business Units and Subsidiaries Implementing ISRS

PENERAPAN STANDAR INTERNASIONAL

Sampai dengan akhir periode pelaporan, Pertamina telah mengadopsi standar internasional yang terkait dengan pelaksanaan aspek-aspek K3, yakni: [G4-15]

• OHSAS 18001 untuk Sistem Manajemen K3.

International Safety Rating System (ISRS), yang

diterapkan sejak tahun 2013 sebagai perangkat untuk mengembangkan penerapan K3LL sesuai standar internasional. Penerapan ISRS, juga diikuti dengan pelaksanaan audit pada beberapa unit bisnis dan Anak Perusahaan.

• Pertamina juga telah menerapkan perangkat

Contractor Safety Management System (CSMS), yang

diberlakukan sejak tahun 2010. CSMS merupakan bagian dari mitigasi risiko K3 sesuai dengan peraturan SKK Migas.

• Dalam rangka mengurangi risiko akibat aktifitas mitra

kerja/kontraktor, Pertamina mengimplementasikan ContractorSafety Management System (CSMS). Aktifitas CSMS dilakukan melalui tahapan risk assesment, pre qualification, selection, pre job activity, work in progress dan final evaluation. Setiap tahun, dilakukan audit implementasi ISRS yang dilakukan di 22 lokasi/ unit bisnis Pertamina dengan rata-rata pencapaian 94,08%.

• Penerapan Safety of Life at Sea (SOLAS) untuk crew di

atas kapal.

• Penerapan International Safety Management Code di

atas kapal.

INTERNATIONAL STANDARD IMPLEMENTATION

Up to the end of the reporting period, Pertamina adopted relevant international standards to the implementation of OHS aspects, such as: [G4-15]

• OHSAS 18001 for OHS Management System. • International Safety Rating System (ISRS), implemented

since 2013 as an instrument to develop HSSE implementation in accordance with International standards. ISRS implementation was also followed by audit on several business units and Subsidiaries.

• Pertamina has also implemented Contractor Safety

Management System (CSMS) since 2010. CSMS is part of OHS Risk mitigation in accordance with SKK Migas regulations.

• To minimize the risk caused by partner/contractor

activities, Pertamina has implemented the Contractor Safety Management System (CSMS). The CSMS activity is done through risk assessment, pre qualification, selection, pre job activity, work in progress and final evaluation phases. Every year an audit of ISRS Implementation is conducted on 22 of Pertamina’s Location/business unit with an average achievement rate of 94.08%.

• Implementation of Safety of Life at Sea (SOLAS) for

crew on board ships.

• Implementation of International Safety Management

ISRS menyediakan kerangka kerja untuk pengukuran, perbaikan dan mendemonstrasikan sistem manajemen yang berkelanjutan dengan ensure health of key business process, drive continual improvement dan ensure effective risk management.

Full Assessment International Safety Rating System (ISRS) sudah dilakukan oleh DNV di RU V dari tanggal 20-24 Oktober 2014. Assessment dilakukan melalui 15 proses, meliputi aspek Quality, People Safety, Process Safety dan Process Business. Melalui penerapan ISRS, proses bisnis di RU V dapat dijamin tingkat pemenuhannya, yaitu mencakup Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan, yang bersertifikasi Internasional. Dari hasil assessment, RU V berhasil mendapat score 5, yaitu target yang semestinya baru diterapkan di 2017. Hasil ini merupakan satu-satunya unit Pertamina yang bisa mencapai hasil assessment level 5 pada kesempatan assessment yang pertama.

Selain itu, RU V juga berhasil mencapai target implementasi CSMS sebesar 97%, lebih tinggi dari 95% yang dicanangkan oleh HSSE Corporate. Di tahun 2015, RU V akan melakukan sosialisasi pedoman CSMS yang bersifat refreshment kepada manajemen kontraktor dan pekerja Pertamina, serta mempersiapkan proses internal audit CSMS untuk meningkatkan implementasi CSMS.

Selama 24 tahun bekerja di Pertamina, saya melihat adanya tantangan yang sering terjadi, yaitu perlunya waktu cukup untuk memberikan sosialisasi atas implementasi sistem yang baru. Hal ini terjadi juga dalam penerapan ISRS dan CSMS yang memerlukan waktu dan menyebabkan peningkatan kesibukan operasional dalam kegiatan sehari-hari di kilang. Namun, penerapan ini mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pihak terkait, mulai dari top manajemen sampai kepada pihak pelaksana (kontraktor dan pengawas pelaksana). Menurut saya, kinerja ISRS dapat ditingkatkan hingga mencapai level 8 atau world class level secara bertahap sesuai roadmap HSSE Excellent. Kinerja ISRS yang baik ini tentu saja harus disertai dengan prestasi zero accident sebagai lagging indikatornya. Komitmen manajemen sangat menentukan keberhasilan implementasi ISRS dan CSMS dalam meningkatkan kinerja bisnis perusahaan, hal ini sudah dimulai dengan penandatanganan komitmen, pembentukan tim ISRS dan CSMS, role modelling sebagai aspek leadership dengan proaktif sebagai champion/leader pada masing-masing proses, pemberian reward, serta memasukkan implementasi ISRS dan CSMS dalam item Key Performance Indicator (KPI)”.

The ISRS provides the framework for measurement, repair, demonstrates a sustainable management system that ensures health of key business process, drive continual improvement along with effective risk management.

“Full Assessment International Safety Rating System (ISRS) has been conducted by DNV at RU V from 20 – 24 October 2014. The assessment was done through 15 processes, including Quality, People Safety, Process Safety, and Process Business. Through ISRS implementation, the fulfillment level of the business process at RU V can be guaranteed, which include Quality Management System, HSE, and Environment, which are Internationally certified. From the assessment results, RU V managed to achieve a score of 5, which is a target for 2017. This result made them the only Pertamina unit that is able to achieve level 5 assessment results on their first assessment attempt.

Furthermore, RU V also managed to achieve a CSMS implementation target of 97%, higher than the 95% established by HSSE Corporate. In 2015, RU V will perform socialization of CSMS guidelines in a refreshment capacity to contractor management and Pertamina employees, as well as prepare a CSMS internal audit process to increase CSMS implementation.

In 24 years working at Pertamina, I see a frequently occurring challenge, which is the necessity of sufficient time to give socialization for the implementation of a new system. This also happens on the implementation of ISRS and CSMS, which required time and caused an increase in operational occupation in daily activities at the refinery. However, this implementation received full support from all related parties, starting from top management to implementers (contractors and implementation supervisors).

In my opinion, ISRS performance can gradually be increased to level 8 or world class level in accordance with HSSE Excellent roadmap. This good ISRS performance must of course be accompanied by zero accident achievement as the lagging indicator. Management commitment highly determines the success of ISRS and CSMS implementation in increasing company business performance, this is begun by the signing of commitment, the formation of ISRS and CSMS teams, role modelling as proactive leadership aspect as champion/leader in each process, reward giving, as well as the inclusion of ISRS and CSMS implementation in Key Performance Indicator (KPI)”.

Tjahjo Widojoko

Dalam dokumen Pertamina Persero Sustainbility Report 2014 (Halaman 104-107)

Dokumen terkait