• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

OUT COME

Pengembangan pemerintahan dan pembangunan perdesaan yang partisipatif

Struktur Organisasi Sistem Nilai budaya Sarana dan prasarana Lingkungan dan budaya Kepemimpinan dan kebijakan

pemerintahan dan pembangunan (Eksekutif dan Legislatif) yang memili

ki Care and sensitivity, Competences, Motivation, Compatibility, Capacity

Etc

Impact

Semua institusi birokrasi pemerintahan dan swasta serta institusi sosial berkembang dan siap melaksanakan peran dan fungsinya masing-masing secara maksimal,. Otonomi desa menjadi pilar otonomi daerah dan daerah yang kuat menjadi pilar NKRI. Pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat akan terwujud. Daya saing meningkat, aksesibilitas tinggi dan seterusnya.

pembahasan dari hubungan keterkaitan antar peubah penelitian yang dianalisis dengan cara korelasi Kanonik, maupun dengan cara korelasi Rank Spearman serta analisis kualitatif yang diperoleh melalui diskusi, wawancara, maupun dari hasil pengamatan di lapangan. Dari uraian dan pembahasan sebelumnya, selanjutnya dirumuskan suatu kebijakan penyuluhan pembangunan perdesaan partisipatif secara makro untuk peningkatan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam pembangunan perdesaan partisipatif seperti disajikan pada Gambar 21.

Adapun kerangka materi Pendidikan dan Latihan yang ideal untuk dilaksa nakan sebagai tindak lanjut hasil kajian penelitian ini adalah sebagai berikut: Topik I Ceramah “ Falsafah dan strategi baru pembangunan perdesaan partisipatif

dan gerakan daya wawasan.” (Pengantar pada Pembukaan) Topik II Ceramah “ Aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan monitoring

pembangunan.” (Pengantar pada Pembukaan). Diskusi dalam format Loka karya, dengan tema antara lain:

~ Kelembagaan Pemerintahan, Kepemimpinan, Pembinaan dan pengembangan aparatur, Pelayanan publik, Motivasi berprestasi, Kepedulian, Kebijakan pemberdayaan masyarakat, Good governance, Kompetensi dan sebagainya). ~ Pembahasan mengenai respon masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dan pembangunan

~ Pembahasan mengenai kepuasan kerja aparatur, pengembangan agrobisnis dan agropolitan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sebagainya.

Kombinasi berbagai metode dan media disesuaikan dengan kondisi peserta (aparatur dan masyarakat) serta situasi lapangan yang aktual untuk dikaji. Rancangan penyuluhan ini dilakukan atau dibangun melalui suatu dasar kekuatan mental spiritual dengan tetap mengacu pada real need dan felt need masyarakat dan aparatur yang sedang aktual. Sumber daya aparatur yang mau dibangun harus dilakukan secara terencana dengan standar dan sumber awalnya yang benar dan didukung oleh komitmen kepemimpinan, melalui visi dan misi yang kuat. Filosopi dasar yang menjadi acuan dalam merancang kebijakan membangun kompetensi aparatur dan masyarakat yaitu: SMART (specific, measurable, attainable, realistic, time frame).

Social Trust

Social Trust

Gambar 21 Kebijakan membentuk pola perilaku manusia pembangunan partisipatif. Pengetahuan

Keterampilan Sikap

Motivasi/Traits

Fungsi birokrasi pemerintahan 1. Pelayanan publik yang bermutu 2. Tugas fungsional dan politis 3. Sosialisasi pembangunan

Kerjasama pemerintah kabupaten, pergu ruan tinggi (akademisi) dan lembaga lain yang kompeten.

1. Diklat pengembangan kesadaran mutu warga yang fokus, komprehensip, terpadu

2. Kasus program pembangunan perdesa an partisipatif dijadikan acuan agenda rutin dalam praktek pelatihan. 3.Studi lanjut, studi banding, magang di reaktualisasi agar fokus dan efisien Komitmen kepemimpinan politik

dan Kebijakan pemerintahan & pembangunan (eksekutif dan legislatif) melalui institusi yang

berwenang untuk membangun collective care behaviour : 1. Badan perencanaan pembangunan daerah 2.Badan kepegawaian daerah 3. Badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintaha an desa

Rekruitmen SDM aparatur berstandar, placement, dan

pengembangannya, HRD.

Warga Masyarakat 1. Sense of belonging 2. Life skiil dalam pembangunan

Masyarakat madani yang mandiri dan partisipatif/aksesibi litas tinggi Personality aparat: 1. Orientasi kinerja 2. Nilai universal 3. Getteng, lempu ada tongeng, macca yang diikat oleh siri napacce Tantangan yang merupa

kan “main contrains.” 1.Membangun karakter pengabdian berdasar kekuatan mental spiritual 2.Penataan kelembagaan 3.Filosopi demokrasi yang amanah 4.Accountability, inovasi dan kreativitas 5.Motivasi berprestasi 6.Paradigma pembangunan perdesaan partisipatif 7.Reward and funishment

Kepemimpinan pemerintahan daerah yang partisipatif, implementasi new public management and new skill leadership dalam pemerintahan dan pembangunan perdesaan

partisipatif dengan dasar tata kelola yang baik (good governance), tabligh amanah, sidiq fathaanah.

Impact: Wellfare State

Mengeliminir kondisi dan gejala paradoxal serta cara kerja model pemadam kebakaran dalam proses pencapaian tujuan pembangunan

nasional

Berdasarkan Gambar 21 bahwa untuk membentuk pola perilaku manusia pembangunan di daerah, memerlukan suatu komitmen kepemimpinan politik pemerintahan yang kuat. Komitmen yang dimaksud itu adalah kemauan politik unsur pimpinan pemerintahan (eksekutif dan legislatif) di daerah untuk memberi peluang yang kuat, melalui penganggaran dan perencanaan, serta perangkat sistem dan prosedur yang berstandar dan konsisten dalam pelaksanaannya. Mengubah perilaku berarti mengubah substansi kemanusiaan (watak/trait, motivasi, sikap, pengetahuan dan keterampilan). Perilaku manusia pembangunan aparatur di daerah dapat dibangun melalui rekruitmen, pelaksanaan fungsi dan peran, pelatihan dan pemberdayaan aparatur dan masyarakat.

Tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan perdesaan partisipatif, semuanya terkait dengan pelaksanaan peran dan fungsi aparatur, baik selaku personality, maupun sebagai suatu tim kerja institusi dan mengembang visi dan misi organisasi. Sedangkan dari kalangan masyarakat adalah dari segi sense of belonging, awareness dan life skill. Untuk Jelasnya dapat dilihat pada Gambar 21.

Secara khusus masing-masing lokasi penelitian yaitu: untuk Kabupaten Bone dengan skala prioritas:

~ Gaya kepemimpinan direktif fasilitatif harus lebih banyak dikembangkan untuk menjangkau wilayah yang cukup luas dengan jumlah penduduk yang cukup besar (membentuk tim koordinasi pemantauan kinerja di desa dan kecamatan). ~ Sosialisasi program pembangunan harus lebih intensif dilakukan melalui kerja sama dengan banyak pihak terutama kalangan akademisi seperti yang diamanat kan dalam Undang-Undang No.32/2004.

~ Kepedulian dan Kepekaan aparatur, motivasi kerja dikembangkan melalui diklat khusus di daerah oleh Badan eksekutif daerah.

Untuk Kabupaten Jeneponto perlu berbagai macam alternatif kebijakan yang intinya adalah mengatasi keterbatasan sumber daya, terutama yang berkaitan infrastruktur pertanian serta program yang banyak berkaitan dengan pengentasan kemiskinan. Kepemimpinan dan SDM aparatur dari tingkat desa sampai daerah tingkat dua perlu melakukan lobi keluar baik secara politis kepada pemerintah pusat maupun kepada dunia usaha terutama untuk mengatasi kelangkaan sumber

air untuk pertanian. Kementerian teknis pusat perlu turun tangan membangun dan memfasilitasi infrastruktur pertanian karena hal ini termasuk main constrains utama Kabupaten Jeneponto. Aspek penyuluhan tetap merupakan hal yang sangat penting guna memberikan penyadaran kepada seluruh elemen stakeholders.

Banyak hal yang menjadi main constrains yang dapat dan harus dijadikan acuan dalam program penyuluhan guna membangun prospektif manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif. Main constrain tersebut antara lain peran dan fungsi aparatur yang belum optimal yaitu: transparansi, pengawasan pembangunan, teknis dan koordinasi, mekanisme kerja, kemampuan lobi dan sosialisasi, keahlian memanfaatkan sumber dari luar dan lain-lain. Semua problem ini memerlukan action untuk membangun collective care behaviour yang maximal yang didasari oleh nilai-nilai universal.

Gejala paradoxal dan cara kerja model pemadam kebakaran dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif, yang selama ini masih sering tampak merupakan tantangan utama bagi aparatur. Karena itu perlunya dilakukan suatu kebijakan yang mampu mengangkat harkat dan martabat aparat melalui peningkatan kinerja, yang pada gilirannya akan membawa manfaat dan maslahat yang besar untuk masyarakat.

Dokumen terkait