• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berpikir

Agenda utama nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini berkisar pada upaya mewujudkan cita-cita reformasi, melanjutkan pembangunan, mengatasi krisis multi dimensi dan merealisasikan desentralisasi sistem politik pemerintahan. Untuk hal ini semua, maka peranan birokrasi lokal sangat menentukan. Namun di sisi lain, birokrasi lokal di daerah nampaknya belum memiliki kesiapan yang memadai untuk menyongsong era baru itu. Persoalan yang menjadi kendala adalah kelemahan kelembagaan, kualifikasi sumber daya aparatur yang masih tergolong rendah serta sulitnya mendapatkan sumber-sumber pendanaan dan pembiayaan pembangunan.

Kondisi masalah seperti ini hampir merata umumnya di seluruh pelosok tanah air dan khususnya di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan meskipun dukungan kebijakan ada, namun hasilnya belum optimal. Persoalan kelembagaan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan, seperti komitmen dan sinergi politik antara eksekutuf, legislatif sejak otonomi daerah dikembangkan telah menjadi wacana yang mengundang perhatian karena terkait dengan banyak hal, misalnya tentang pelimpahan kewenangan dari pusat, persoalan kualifikasi sumber daya manusia aparatur, pendanaan pembangunan, koordinasi pembangunan sektoral dan regional, sarana dan prasarana perkantoran, mekanisme kerja dan Iain-lain.

Keseluruhan persoalan tersebut berpengaruh terhadap peran kelembagaan pemerintahan di daerah terutama di ujung tombak birokrasi pemerintahan yaitu di tingkat perdesaan, berupa UU. No. 32 Th 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, UU No 25 Th 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional: PP. No. 41/2005 Tentang Struktur Organisasi Pemerintahan, PP No. 38 Th 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, dan PP No 84 Th 2000 Tentang Pola Penyusunan Perangkat Daerah; seluruhnya merupakan muara dari seluruh persoalan pemerintahan daerah menuju kepada Good Governance yang selalu didamba-dambakan oleh semua pihak.

Aspek politik dan kepemimpinan pusat sampai di daerah termasuk aspek yang mendasar, karena berkaitan dengan aspek kapabilitas, akseptabilitas, dan kompatibilitas pemerintahan di daerah terutama di tingkat perdesaan di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Propinsi Sulawesi Selatan, dan hal ini berpengaruh langsung dengan pelaksanaan tugas pokok fungsi termasuk juga dalam upaya pengembangan sumber daya manusia serta penataan birokrasi di tingkat perdesaan. Hal ini tercermin pada kerangka berpikir teoritis Lampiran 1.

Sebagai langkah awal untuk dapat melaksanakan tugas-tugas administrasi pemerintahan dan pembangunan, maka sangat dipengaruhi oleh sejauh mana aktivitas penyuluhan dan aspek kepemimpinan informal mewarnai aktivitas tugas-tugas teknis dan fungsional di perdesaan yang meliputi seluruh sektor kehidupan. Selanjutnya administrasi pemerintahan dan pembangunan ini dihadapkan kepada suatu tantangan untuk senantiasa membangun kompetensi aparatur secara terus menerus, guna memenuhi kebutuhan internal dan eksternal institusi pemerintahan dan ini merupakan suatu modal yang diharapkan menuju kepada kemampuan untuk merumuskan visi dan misi serta pendekatan pembangunan perdesaan yang realistik dan feasible untuk dilaksanakan.

Faktor-faktor yang berpengaruh yang sering menjadi hambatan ke arah pencitraan birokrasi yang profesional ialah yang menyangkut tentang relevansi struktur, kultur, sarana, mekanisme kerja serta pendanaan yang serba terbatas merupakan tantangan yang harus di atasi dan bukan dibiarkan berlangsung terus-menerus dengan melalui strategi evaluasi diri, serta kepedulian dan kesadaran (care) yang tinggi untuk membangun suatu profil kelembagaan yang ideal.

Visi, dan misi serta pendekatan pembangunan perdesaan yang tepat dan didukung oleh kompetensi aparatur serta profil kelembagaan yang memadai diharapkan mampu membangkitkan dan mengembangkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat perdesaan secara rutinitas alamiah. Jika kondisi seperti ini sudah tercipta, maka birokrasi yang responsif, proaktif dan antisipatif akan mampu melakukan suatu mekanisme kerja terutama dalam penyusunan, pelaksanaan, dan pengendalian program pembangunan yang betul-betul sesuai dengan tuntutan pasar dan kebutuhan masyarakat. Sehingga dengan demikian

program-program pembangunan infrastruktur ekonomi sosial dan peningkatan kualitas sumber daya manusia masyarakat perdesaan menjadi kenyataan, yang selama ini dapat dikatakan baru dalam tahapan wacana dan retorika. Sebagai gambaran singkat alur berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat hubungan antar peubah penelitian yang disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Kerangka Berpikir Konseptual Penelitian

Peran birokrasi di tingkat lokal di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan semakin dirasakan sebagai suatu hal yang paling menentukan tingkat efektivitas pengelolaan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya tantangan yang dihadapi seperti adanya pemekaran daerah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa, tuntutan pelayanan yang bermutu, pemberdayaan masyarakat dan lain-lain. Kondisi seperti ini menuntut upaya peningkatan kemampuan kepemimpinan,

Karakteristik Aparatur Pemerintahan Kecamatan dan Desa .(X 1). X 1.1. Umur. X 1.2. Jenis Kelamin X 1.3. Masa Kerja X 1 4 Pendidikan Efektivitas Kinerja/Performance Birokrasi (X 3). X 3.1. Pelayanan Publik X 3.2. Kompetensi dan Budaya Kerja X 3.3. Motivasi Berprestasi X 3.4. Kepedulian dan Kepekaan Manajeman Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif (Y) Y 1. Optimalisasi Sumber Daya Y 2. Birokrasi yang Profesional Y 3. Masyarakat Madani yang Mandiri Faktor Eksternal (X 2). X 2 1. Pembinaan dan Pengembangan SDM X 2.2. Kepemimpinan. X 2.3. Partisipasi Stakeholders X 2.4.Good governance X 2 5. Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat

Persepsi elemen masyarakat mengenai dinamika pemerintahan

dan pembangunan New public management

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan

kesiapan kelembangaan, sumber daya manusia yang profesional, pendanaan yang cukup, serta lingkungan internal dan eksternal yang kondusif. .

Gambaran hubungan antar peubah di atas memberi suatu ilustrasi mengenai fenomena aktual peran birokrasi tingkat desa sebagai pilar otonomi dalam mengawal implementasi program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Hasil-hasil penelitian dan kajian akademik menunjukkan, bahwa visi dan misi aparatur pemerintahan desa merupakan fondasi awal dari setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pembangunan perdesaan yang partisipatif. Karena itu aspek manajemen dan kepemimpinan di daerah dan di desa sangat menentukan terutama dalam mengambil suatu kebijakan mengenai strategi pembinaan dan pengembangan kualitas SDM aparatur di tingkat desa.

Hipotesis Penelitian

Bertitik tolak dari masalah penelitian, tujuan dan kegunaan serta tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, dengan melihat hubungan antar peubah, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(1) Karakteristik aparatur pemerintahan, faktor eksternal dan efektivitas kinerja birokrasi adalah faktor-faktor yang berhubungan positif dan nyata dengan manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan.

(2) Pembinaan dan pengembangan aparatur mempunyai hubungan positif dan nyata dengan kepemimpinan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan.

(3) Birokrasi yang profesional dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan berhubungan positif dan nyata dengan kompetensi dan budaya kerja dan motivasi berprestasi aparatur.

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait