• Tidak ada hasil yang ditemukan

Commercial Financing

Dalam dokumen Annual Report BRISyariah 2015 (Halaman 68-72)

BRISyariah senantiasa memperhatikan segmentasi bisnis yang menjadi sasaran, di mana pembiayaan komersial menjadi salah satu fokus manajemen dalam upaya untuk terus mengembangkan bisnis secara berkelanjutan. Hingga saat ini, kinerja pembiayaan segmen komersial menunjukan tren yang terus meningkat, seiring dengan peningkatan kinerja pembiayaan BRISyariah secara keseluruhan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi makro ekonomi yang terjadi belakangan dirasa kurang kondusif bagi perkembangan industri perbankan secara umum, dan tren ini masih berlanjut hingga 2015. Untuk itu, manajemen BRISyariah telah menerapkan cara-cara yang lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan.

Strategi yang digunakan mencakup penyeleksian yang ketat terhadap nasabah komersial berdasarkan Know Your Customer (KYC), dan dengan memprioritaskan ekspansi pembiayaan kepada nasabah yang ada dan telah menunjukkan catatan pengembalian pinjaman yang baik. Strategi ini didukung dengan pemantauan yang lebih ketat lagi terhadap pembiayaan yang

At BRISyariah, the management proportionally devotes the attention to balanced business segmentation and makes commercial inancing as one of the focuses to sustainably grow the business. To date, commercial inancing has shown an increasing progress, alongside the improved performance of BRISyariah’s overall inancing.

But we have to admit though that the recent macro- economic condition has been less favorable to the banking industry, and this trend was prevailing throughout 2015. To that end, the management of BRISyariah has been adopting more selective approaches to extending inancing.

The strategies pursued include rigorous screening on potential commercial customers based on KYC, and to give prioritized inancing to existing customers who have demonstrated good record of loan repayment. These strategies are supported by closer monitoring on outstanding loans to keep new NPF from occurring due to the pressure of economic conditions.

Pembahasan dan Analisa Manajemen Management’s Discussion and Analysis

Tanggung Jawab Sosial Perushaan Corporate Social Responsibility Laporan Manajemen Management’s Report

Tata Kelola Perusahaan

Good Corporate Governance

Data Perusahaan Corporate Data process of restructuring some inancing facilities

disbursed to customers identiied as having been negatively affected by the economic slowdown.

Balanced by strong and measurable risk management system, total commercial inancing reached Rp5.048 trillion in 2015, an increase of 7.1% compared to the previous year’s igure of Rp4.712 trillion.

By contribution, commercial inancing distributed the largest portion of 30.30%. This composition is consistent with the management’s policy regarding the principle of risk management where BRISyariah distributes more controllable inancing segmentation portfolio.

The following is chart of commercial inancing trend, as illustrated against BRISyariah’s overall inancing (in millions of rupiah).

Performing Financing (NPF) baru akibat tekanan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini. Sementara itu, BRISyariah juga telah melakukan proses percepatan restrukturisasi fasilitas pembiayaan bagi nasabah

yang teridentiikasi telah terkena dampak dari

perlambatan ekonomi.

Dengan tetap diimbangi oleh pengelolaan risiko yang baik dan terukur, total pembiayaan komersial BRISyariah mencapai Rp5,048 triliun di tahun 2015, meningkat 7,1% dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,712 triliun.

Dari sisi kontribusi, pembiayaan komersial memberikan kontribusi terbesar yakni 30,30%. Komposisi ini sejalan dengan kebijakan manajemen terkait prinsip penyebaran resiko, dimana manajemen BRISyariah melakukan distribusi portofolio segmentasi pembiayaan secara lebih terjaga.

UKM & Kemitraan I SME & Linkage Komersial I Commercial Konsumer I Consumer Mikro I Micro 27,16% 30,30% 21,40% 21,14%

Berikut graik peningkatan kinerja pembiayaan

komersial, dibanding dengan kinerja pembiayaan BRISyariah secara keseluruhan (dalam jutaan rupiah).

2013 2015 2012 2014 2011 8,961 2,054 11,170 3,048 14,033 4,413 15,279 4,712 16,660 5,048 20,000 10,000 15,000 5,000 Jumlah Pembiayaan Total Financing Komersial Commercial

Based on spreading risk concept and Indonesian Business Field Standard Classiication (KBLI) at industrial level, Processing sector (manufacture) has the largest portion, of amounting to Rp1.77 trillion or by 35.11% of the commercial inancing portfolio of amounting to Rp5.05 trillion. The next sector was the sector of Transportation, Storage and Communications, with Rp753 billion (14.93%), the sector of wholesale and retail trade with Rp562 billion (11.14%), Construction sector with Rp483 billion (9.57%), Real Estate Leasing, and Service Company with Rp370 billion (7.33%). Other rest of the sectors combined accounted for 21.92%.

The following is table of commercial inancing by the industrial sector.

By purpose, working capital inancing portfolio was working capital inancing and investment inancing. Working capital inancing is commonly offered under Musyarakah-based inancing products, with a total of Rp1.94 trillion and Mudharabah-based inancing products contributed Rp14.10 billion. Investment inancing products are commonly offered with Murabahah scheme, reaching Rp1.82 trillion, and Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT) scheme with a total of Rp22.77 billion.

Berdasarkan konsep spreading risk dan klasiikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) pada tingkat industri, sektor Pengolahan (manufaktur) memiliki porsi terbesar, yaitu sebesar Rp1,77 triliun atau sebesar 35,11% dari portofolio pembiayaan komersial yang sebesar Rp5,05 triliun. Urutan berikutnya ditempati oleh pembiayaan untuk sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi yang mencapai Rp753 miliar (14,93%), lalu kemudian sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp562miliar (11,14%), sektor konstruksi sebesar Rp483 miliar (9,57%), Real Estate Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan yang sebesar Rp370 miliar (7,33%). Sedangkan pembiayaan untuk lain-lain dalam kategori pembiayaan komersial tercatat sebesar 21,92%. Berikut table penyebaran pembiayaan komersial berdasarkan sektor industri.

35,11% 14,93% 11,14% 9,57% 7,33% 21,92%

Industri Pengolahan | Processing Industry Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Transport , Storage and Communication

Kontruksi | Construction

Lain-lain | Others

Perdagangan Besar dan Kecil Wholesale and Retail Trading

Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Real Estate, Leasing and Business Services

Dilihat dari tujuan pembiayaan, penyebaran pembiayaan komersial kepada pembiayaan modal kerja dan investasi. Pembiayaan modal kerja ini umumnya menggunakan produk pembiayaan Musyarakah sebesar Rp1,94 triliun, dan produk pembiayaan Mudharabah sebesar Rp14,10 miliar. Sedangkan untuk pembiayaan investasi umumnya menggunakan produk Murabahah sebesar Rp1,82 triliun dan Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT) sebesar Rp22,77 miliar.

Pembahasan dan Analisa Manajemen Management’s Discussion and Analysis

Tanggung Jawab Sosial Perushaan Corporate Social Responsibility Laporan Manajemen Management’s Report

Tata Kelola Perusahaan

Good Corporate Governance

Data Perusahaan Corporate Data

Focus 2016

In order to maintain healthy growth of commercial inancing against the challenges of the upcoming 2016 in which macro-economic condition is predicted to remain uncertain, we consider selecting the right industrial sector to be highly necessary, one of which focuses on the infrastructure in line with current government program.

Additionally, strong synergy with the parent company PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.- has been a good alternative growth strategy for commercial inancing. The synergy with the parent was initiated by Commercial Financing Group in 2015. Being only in the early stage of implementation, the volume of funding channeled through this synergy is still insigniicant, amounting to only Rp595.5 billion. However, the management believes that in the year 2016 and beyond, this synergy will become better and contribute more to BRISyariah’s overall inancing portfolio.

With the availability of Sumber Daya Insani (Human Resources) and Information Technology System which are qualiied, service network spread in almost throughout Indonesia, continuous improvement on quality improvement, as well as synergy with the parent (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk), BRISyariah is optimistic about 2016.

Fokus 2016

Guna mempertahankan ekspansi pembiayaan komersial yang berkualitas tetap terjaga dalam menghadapi tantangan di tahun 2016 dimana kondisi makro ekonomi belum memperlihatkan kepastiannya maka pemilihan sektor industri yang tepat masih sangat diperlukan, salah satunya fokus pada infrastruktur sejalan dengan program pemerintah saat ini.

Selain itu sinergi dengan induk usaha - dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.- juga menjadi alternatif strategi yang baik bagi ekspansi pembiayaan komersial. Sinergi dengan induk ini telah mulai dilakukan oleh Grup Pembiayaan Komersial pada tahun 2015 ini. Karena masih pada tahapan awal pelaksanaan, volume pembiayaan yang disalurkan melalui sinergi ini masih belum terlalu

signiikan, yaitu sebesar Rp595,5 miliar. Namun

manajemen berkeyakinan bahwa pada tahun 2016 dan tahun tahun setelahnya sinergi ini akan semakin baik dan memberikan kontribusi pembiayaan yang

lebih signiikan terhadap pembiayaan komersial

BRISyariah secara keseluruhan.

Dengan ketersediaan Sumber Daya Insani dan Sistem Teknologi Informasi yang mumpuni, jaringan layanan yang tersebar di hampir seluruh Indonesia, peningkatan kualitas layanan yang berkesinambungan, serta sinergi dengan induk (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk), BRISyariah optimis terhadap tahun 2016.

Dalam dokumen Annual Report BRISyariah 2015 (Halaman 68-72)

Dokumen terkait