• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peneliti mengamati proses pembelajaran mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan dengan menggunakan metode Numbered

Heads Together di kelas X AP 1. Peneliti bertindak sebagai pengamat

dengan tujuan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) kegiatan belajar mengajar mata diklat Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan pada hari itu.

Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Selasa, 26 April 2011, guru menyampaikan materi secara jelas dan diadakan diskusi intensif

sesuai kelompok masing-masing dengan metode Numbered Heads

Together. Pada pertemuan kedua Rabu, 27 April 2011 dilakukan diskusi

lanjutan untuk memantabkan materi. Pertemuan ketiga hari Selasa, 3 Mei 2011 digunakan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus 1 agar hasil belajar dari siklus 1 dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan dengan menggunakan metode Numbered

Heads Together sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan

siklus 1.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan, diperoleh gambaran mengenai aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 70,58%, sedangkan 28,42% lainnya masih belum secara aktif dalam mengikuti apersepsi pada awal pembelajaran.

2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja kelompok berlangsung sebesar 82,35%, sedangkan 17,65% lainnya tidak turut serta dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa merasa tidak bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berdiskusi karena kurangnya motivasi dari dalam diri mereka.

commit to user

3) Siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan selama kerja kelompok sebesar 32,35% %, sedangkan 68,65% hanya menunggu dan melihat teman yang lainnya selesai mengerjakan.

4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar bekerjasama dengan kolega

dan pelanggan sebesar 73,52% sedangkan 26,48% belum

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Hal tersebut berdasarkan pada hasil belajar siswa yang berupa soal kuis yang diberikan oleh guru pada akhir kegiatan siklus I.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan metode Numbered Heads Together mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan metode Numbered Heads Together, rata-rata kelas adalah 69,32% ( terlampir ) namun setelah diterapkannya metode ini, rata-rata kelas menjadi 77,91% ( terlampir ). Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas kriteria kelulusan minimal (KKM) 73 sebanyak 25 siswa dari jumlah keseluruhan 34 siswa. Akan tetapi, indikator ketercapaian pada siklus I belum tercapai dari 80% target yang direncanakan, yaitu baru 73,52% siswa yang memperoleh nilai diatas 73 sedangkan 26,48% siswa yang lainnya masih belum tuntas.

Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan Siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kelemahan guru dalam Siklus I adalah :

(a) Guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi sehingga siswa terlalu sulit memahami materi.

(b) Guru belum dapat menjangkau seluruh siswa untuk dimonitoring hasil pekerjaannya.

commit to user

(c) Guru kurang memberikan dorongan kepada siswa sehingga masih banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

(d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu

menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada siswa yang lain.

2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut: (a) Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti

pembelajaran, saat pemberian apersepsi beberapa dari mereka menopang dagu dan ramai sendiri.

(b) Saat kerja kelompok beberapa siswa mengabaikan tugas dalam kelompoknya, terutama Dyah sunaryo, Martha, dan Hana Debita. (c) Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru

pada saat pembelajaran, mereka baru mau bertanya atau mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru. (d) Dari segi ketuntasan belajar masih terdapat 9 siswa yang tidak

tuntas dalam mengerjakan ujian, disebabkan karena ada beberapa siswa yang belum bisa maksimal dalam mengerjakan soal sehingga mempengaruhi hasil akhir. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 73 ke atas sebanyak 25 siswa (73,52% dari 34 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 95, nilai terendah adalah 50 dan nilai rata-rata kelas sudah cukup baik, yaitu 77,91% dibanding sebelum diterapkannya siklus I yaitu sebesar 69,32%. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah:

1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.

2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

commit to user

3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu semangat atau motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi.

4) Guru lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi kepada siswa supaya siswa tidak mudah jenuh/bosan dan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

2. Siklus II

Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I, ternyata hasil dari penelitian belum menunjukkan hasil yang maksimal mengenai motivasi, partisipasi siswa dan hasil belajar mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan sehingga dilakukan pembelajaran siklus II. Kegiatan pada siklus II ini merupakan kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya yaitu untuk mengulang kembali kegiatan yang sudah ada untuk melakukan perbaikan dari kegiatan terdahulu. Kegiatan yang kan dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan II

Kegiatan perencanaan Tindakan II didiskusikan pada hari Jum’at 29 April 2011 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan permasalahan siswa dalam membangun motivasi belajar, kurangnya partisipasi serta sulitnya memahami materi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 4 Mei 2011. Selasa, 10 Mei 2011 dan Rabu 11 Mei 2011.

Dalam pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan, peneliti dan guru berkolaborasi dalam membuat Rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti yang bertindak sebagai guru juga melakukan pengamatan terhadap partisipasi siswa di dalam kelas melalui lembar observasi yang telah dibuat. Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti

commit to user

bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan dengan menggunakan metode pengajaran Numbered Heads Together. Adapun tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pengajaran mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan menggunakan metode pengajaran Numbered Heads Together dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama

(1) Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa

(2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas. (3) Mengulangi sedikit materi terdahulu yang masih ada kaitannya

dengan materi yang akan diajarkan melalui apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa.

(4) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Bekerjasama dalam satu tim (karakter budaya tim, hubungan internal vertikal, hubungan internal horizonal dan komponen interpersonal relationship).

(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

(6) Guru menetapkan siswa ke dalam kelompok-kelompok NHT dan memberikan nomor kepala kepada siswa.

(7) Guru memberikan Lembar Kegiatan kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari dan didiskusikan siswa. Pada saat siswa melakukan diskusi, guru memonitor tingkat keaktifan siswa dan mengisi lembar observasi mengenai tingkat partisipasi siswa.

(8) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara memanggil siswa dengan menyebut

commit to user

salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab soal yang telah diberikan.

(9) Guru memberikan kesimpulan materi yang telah disampaikan kemudian menutup pelajaran dengan salam penutup.

b) Pertemuan kedua

(1) Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.

(2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas. (3) Guru mengulangi sedikit materi yang telah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya kemudian memberikan contoh soal dan mendemonstrasikan jawabannya di depan kelas.

(4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

(5) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok masing-masing.

(6) Guru memberikan Lembar Kegiatan kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari dan didiskusikan siswa. (7) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan cara memanggil siswa dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab soal yang telah diberikan.

(8) Guru memberikan kesimpulan materi yang telah disampaikan dan memberikan penjelasan atas soal yang diberikan agar siswa mengetahui letak kesalahannya, kemudian menutup pelajaran dengan salam penutup.

c) Pertemuan Ketiga

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa

(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

commit to user

(3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal kuis tentang materi yang dipelajari.

(4) Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan meminta agar siswa mengerjakannya secara mandiri.

(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari kuis dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

(6) Guru meminta lembar jawab soal kuis.

(7) Guru membuat kesimpulan atas soal tersebut kemudian guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Karakter Budaya Tim, hubungan internal- horizontal, hubungan internal-vertikal dan komponen interpersonal relationship dengan penggunaan metode NHT.

3) Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa selama pembelajaran, motivasi belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan implementasi dari rancangan sebagai langkah perbaikan dari siklus I. Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yaitu hari Rabu 4 Mei 2011. Selasa 10 Mei 2011 dan Rabu 11 Mei 2011 di ruang kelas X AP 1. Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2 x 45 menit, pertemuan kedua dilaksanakan 2 x 45 menit dan pertemuan ketiga dilaksanakan selama 2 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II

commit to user

hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II adalah Karakter budaya tim, hubungan internal-horizontal, hubungan internal-vertikal dan komponen interpersonal relationship. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi. Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok NHT, kemudian guru memberikan lembar

kegiatan untuk didiskusikan secara kelompok. Hasil diskusi

dipresentasikan di depan kemudian dibahas bersama-sama. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, guru memonitor aktivitas siswa. Pada pertemuan ketiga diisi dengan tes evaluasi untuk mengetahui hasil dari siklus II.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama (Rabu, 4 Mei 2011)

Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, kemudian melakukan presensi siswa. Seusai mengabsen, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat belajar siswa dan menfokuskan perhatian siswa.

Selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk mengingatkan. Kemudian guru memberikan print out materi. Setelah selesai menyampaikan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.

Kemudian guru menetapkan siswa ke dalam kelompok NHT, tiap kelompok tediri dari 5 siswa. Guru memberikan lembar kegiatan untuk diskusi. Setelah waktu diskusi usai guru menunjuk salah satu nomor untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada siklus II ini terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas ada beberapa siswa yang mulai aktif menanggapi jawaban seperti Adelia, Arum.CK, Melinda Rosita, Ambar dan Nina Marieta.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi partisipasi

commit to user

siswa dan memberikan angket motivasi untuk di isi siswa pada akhir jam pelajaran.

Sebelum menutup pembelajaran, guru membuat kesimpulan pembelajaran dan menjelaskan atas soal latihan agar siswa mengetahui letak kesalahannya. Guru menutup pelajaran dengan salam.

2) Pertemuan Kedua (Selasa, 5 Mei 2011)

Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, kemudian melakukan presensi siswa. Seusai mengabsen, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat belajar siswa dan menfokuskan perhatian siswa.

Selanjutnya guru melanjutkan penjelasan materi kemudian Setelah selesai menyampaikan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Pada waktu guru menjelaskan materi siswa sudah banyak yang aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini merupakan peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Kemudian guru meminta siswa bergabung ke dalam kelompok NHT, sesuai dengan kelompok pada siklus 1. Guru memberikan lembar kegiatan untuk diskusi. Setelah waktu diskusi usai guru menunjuk salah satu nomor untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati tingkat keaktifan siswa untuk mengisi lembar observasi tingkat partisipasi siswa. Guru pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Sebelum menutup pembelajaran, guru membuat kesimpulan pembelajaran dan menjelaskan atas soal latihan agar siswa mengetahui letak kesalahannya. Guru menutup pelajaran dengan salam.

3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 11 Mei 2011)

Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, kemudian melakukan presensi siswa. Seusai mengabsen,

commit to user

guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal evaluasi tindakan II.

Guru memberika waktu selama 20 menit kepada siswa untuk belajar kembali dan persiapan untuk evaluasi. Kemudian guru membagikan soal evaluasi kepada siswa. Evaluasi harus dikerjakan siswa secara mandiri, tanpa kerja sama dengan temannya. Siswa sudah mulai tenang dan tidak bertindak curang. Siswa diberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah jam pelajaran berakhir guru meminta lembar jawab siswa.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan kompetensi dasar bekerjasama dalam satu tim dengan menggunakan metode Numbered Heads Together di kelas X AP 1. Peneliti bertindak sebagai pengamat dengan tujuan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) kegiatan belajar mengajar Mata Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan pada hari itu.

Pelaksanaan pertemuan pertama, guru menyampaikan materi tentang laporan perubahan modal dan neraca secara jelas. Sedangkan pertemuan kedua, akan diadakan diskusi intensif sesuai kelompok masing-masing dalam Numbered Heads Together dengan bimbingan guru secara aktif. Pertemuan ketiga digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus 2 agar hasil belajar dari siklus 2 dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran Mata Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan dengan menggunakan metode Numbered Heads Together sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.

commit to user

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar Mata Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 88,23%, sedangkan 11,77% lainnya masih belum secara aktif dalam mengikuti apersepsi pada awal pembelajaran.

2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja kelompok berlangsung sebesar 91,17% , sedangkan 8,83% lainnya tidak turut serta dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa merasa tidak bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berdiskusi.

3) Siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan selama kerja kelompok sebesar 44,14%, sedangkan 55,8% hanya menunggu dan melihat teman yang lainnya selesai mengerjakan. 4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar bekerjasama dengan kolega dan pelanggan sebesar 91,17% sedangkan 8,83% belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Hal tersebut berdasarkan pada hasil belajar siswa yang berupa soal kuis yang diberikan oleh guru pada akhir kegiatan siklus II.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat bekerjasama dengan kolega dan pelanggan. Siswa sudah jelas dan paham mengenai bagaimana penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) karena siswa mulai terbiasa dengan metode pembelajaran yang digunakan. Hal ini tentu saja

menyebabkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan metode Numbered Heads together menjadi lebih efektif. Rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas X AP 1 pada siklus II

commit to user

mengalami peningkatan. Sebanyak 91,17% siswa dinyatakan tuntas, karena pencapaian hasil belajar mereka siswa diatas standar batas tuntas nilai, yaitu 73. Dari hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) pada siklus II dinilai telah berhasil dan dianggap sudah memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru sudah lebih bisa menguasai kelas, perhatian siswa sudah merata pada seluruh kelas.

2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak perlu dan jauh lebih bersemangat saat diskusi kelompok dan presentasi berlangsung.

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah :

1) Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan lebih aktif selama proses pembelajaran.

2) Guru lebih inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran pada saat mengajar sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan

Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran dengan model Numbered Heads Together(NHT) mampu meningkatkan motivasi belajar, partisipasi serta hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

commit to user

Tabel 4. Penerapan Metode Numbered Heads Together(NHT)

No

Aspek yang diteliti Persentase Capaian

Peningkatan Model Numbered Heads Together

(NHT) Siklus I Siklus II 1 Pengajaran 80% 80% - 2 Penomoran 60% 80% 20% 3 Pengajuan Masalah 70% 90% 20% 4 Berfikir Bersama 60% 80% 20% 5 Pemberian jawaban 80% 80% - 6 Penghargaan 100% 100% -

7 Evaluasi dan Penutupan 66,66 80% 13,34%

Rata-rata 75,24% 82,14% 6,9% (Sumber: data primer yang diolah, 2011)

Tabel 5. Motivasi Belajar Siswa

No

Aspek yang diteliti Motivasi belajar siswa

Persentase Capaian Peningkatan Siklus I Siklus II 1 Keuletan 71,10 % 82,94% 11,84% 2 Kemandirian 53,38% 65,88% 12,5% 3 Mempertahankan pendapat 80% 87,64% 7,64% 4 Memecahkan masalah 68,82% 85,29% 16,47% 5 Ketekunan 71,17% 79,41% 8,24% 6 Antusias 69,41% 81,17% 11,76%

7 Tidak cepat puas 76,47% 84,70% 8,23%

Rata-rata 71,14% 80,84% 9,7%

commit to user

Dokumen terkait