• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user g) Komersialisasi

Dalam dokumen CHOLID ASARI F3109018 (Halaman 56-71)

Setelah tahap-tahap di atas telah sukses dilakukan maka tahap terakhir adalah melakan produksi dengan skala yang sesuai dengan permintaan agregat pasar.

2) Adaptasi Produk

Pemikiran adaptasi produk dilandasi dari pemikiran “think

globally, act locally”. PT Nilas Wahana Antika adalah perusahaan

yang memproduksi produk mebel dan aksesoris kayu. Adaptasi produk sangat diperlukan dalam memasarkan produk ini. Beberapa alasan kenapa PT Nilas Wahana Antika melakukan adaptasi produk adalah karena sebagai berikut:

a) Karena peryaratan standar teknis dari setiap negara tujuan yang bervariasi.

b) Karena produk yang dipasarkan perusahaan adalah produk dari konsumen negara tujuan.

c) Karena selera dan kebutuhan konsumen sangat beranekaragam. d) Karena adanya variasi kondisi pemakaian, seperti iklim dan

kebiasaan masyarakat setempat.

e) Karena adanya perbedaan daya beli perkapita. f) Karena adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan. g) Karena adanya pengaruh dari pemerintah negara tujuan.

h) Karena strategi adaptasi telah terbukti sukses diterapkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional.

commit to user

43

3) Country of Origin Effect

Indonesia sendiri sudah terkenal dengan negara yang memiliki hutan yang luas serta memiliki perusahaan-perusahaan mebel yang mampu memproduksi produk kayu yang berkualitas. PT Nilas Wahana Antika di antaranya. Dengan kondisi citra negara yang seperti ini maka dalam melakukan pemasaran ekspor PT Nilas Wahana Antika mencantumkan dokumen Country of Origin untuk

mempermudah perusahaan dalam memasarkan produknya. 4) Daya Saing Produk

Ciri-ciri dari produk PT Nilas Wahana Antika adalah memiliki nilai seni tinggi, desain artistik, unik, serta lain dari yang lain. Tujuan perusahaan melakukan strategi seperti itu adalah untuk mendapatkan strategi produk yang differentiation. Tujuan

perusahaan melakukan strategi ini adalah agar produk dari perusahaan dapat menyedot perhatian dari konsumen internasional. Sehingga konsumen akan merasa tertarik dan membeli produk tersebut.

Selain memasarkan produk yang differentiation, PT Nilas

Wahana Antika juga menyediakan layanan konsultasi desain produk. Proses untuk mendapatkan referensi desain menggunakan media gambar CAD (Computer Aided Desain) untuk mendapatkan

spesifikasi teknis. Dari spesifikasi teknis tersebut kemudian perusahaan membuat sampel untuk diperlihatkan contoh hasilnya.

commit to user

Dari proses yang seperti ini maka perusahaan dapat memberikan produk yang berdesain, berkualitas, serta berharga yang sesuai seperti yang konsumen inginkan.

5) Packing dan Labeling

Packing merupakan proses berkaitan dengan perancangan dan

pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. Produk PT Nilas Wahana Antika adalah produk mebel kayu dan aksesoris kayu. Karna itu perusahaan membuat packing yang dapat

melindungi produk, memudahkan penggunaan, dan memudahkan pendistribusian. Kemasan produk PT Nilas Wahana Antika dibuat bervariasi antara setiap negara. Hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, iklim dan cuaca, jenis transportasi yang tersedia, cara penanganan produk, lama pendistribusian produk, dan fasilitas pergudangan yang terjedia.

Labeling merupakan proses yang berkaitan dengan

penyampaian informasi mengenai produk dan penjual. PT Nilas Wahana Antika membuat labeling disesuaikan dengan standarisasi

negara tujuan. Tujuan perusahaan melakukan itu adalah agar perusahaan dapat beradaptasi dengan pasar setempat. Jadi labeling

produk perusahaan dibuat beranekaragam di setiap tempat. Tetapi dalam labeling perusahaan tetap mencantumkan country of origin

commit to user

45

6) Jaminan Produk dan Pelayanan Purna Jual

Jaminan adalah janji penjual bahwa produk yang dihasilkannya dapat berfungsi sebagaimana mestinya. PT Nilas Wahana Antika juga melakukan jaminan seperti ini. Tujuan perusahaan mengadakan jaminan produk ini adalah untuk memproteksi produk dan untuk promosi produk. Fungsinya adalah untuk melindungi perusahaan dari tuntutan-tuntutan yang tidak beralasan, dengan jalan membatasi tanggung jawab perusahaan. Jaminan ini juga dapat menjadi daya tarik produk, yaitu dengan cara memberikan jaminan produk yang lebih menarik dari pada yang dilakukan oleh pesaing.

Pelayanan purna jual sangat dibutuhkan terutama dalam kaitanya dengan upaya menciptakan pendekatan erat dengan konsumen. PT Nilas Wahana Antika menyediakan konsultasi desain produk. Jadi perusahaan juga menyediakan pelayanan purna jual dengan tujuan agar konsumen mendapatkan kepuasan dan melakukan pembelian ulang.

c. Strategi Penetapan Harga Internasional

Untuk menetapkan nilai harga dari suatu produk PT Nilas Wahana Antika sebelumnya melakukan beberapa analisis perhitungan. Perhitungan-perhitungan oleh perusahaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

commit to user

2) Harga dapat dijadikan sebagai indikator kualitas produk.

Proporsi biaya fariabel produk PT Nilas Wahana Antika lebih besar dari pada biaya tetapnya. Jadi peningkatan volume penjualan produk di perusahaan ini tidak berpengaruh besar terhadap pendapatan bersih perusahaan ini. Maka dari itu PT Nilas Wahana Antika tidak hanya melayani pembeli yang memesan produk perusahaan yang jumlahnya besar. Namun jika pembeli menginginkan pemesanan dalam jumlah kecil bahkan satu barang pun akan perusahaan layani. Karena perusahaan ini lebih sensitif terhadap penentuan nilai harga jual produknya. Penetapan harga produk yang menutup modal produksi dan memberikan keuntungan bagi perusahaan serta masih cukup wajar untuk ditawarkan kepada pembeli. Penetapan harga produk perusahaan ini juga memperhitungkan faktor-faktor seperti: situasi inflasi, dumping, nilai kurs, dan faktor-faktor lainnya.

PT Nilas Wahana Antika memilih cara pembayaran menggunakan sistem telegrapic transfer. Biasanya PT Nilas Wahana Antika

melayani pembayaran langsung dan pembayaran pakai uang muka. Untuk pesanan partai pembeli diperbolehkan membayar dengan uang muka terlebih dahulu. Sedangkan untuk pembelian dengan kuantitas yang sedikit pembeli diwajibkan untuk membayar lunas langsung di muka. Perusahaan menganggap cara pembayaran yang ini lebih simpel dan efisien. Dengan sistem pembayaran seperti ini akan meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

commit to user

47

d. Strategi Distribusi Internasional 1) Penetapan Distribusi

Strategi Distribusi di PT Nilas Wahana Antika ditetapkan setelah terjadi kesepakatan pemesanan produk ataupun sampel dari konsumen. Sebelum PT Nilas Wahana Antika menetapkan sistem distribusi yang digunakan, perusahaan biasanya menganalisa

kesenjangan-kesenjangan yang akan muncul saat proses

pendistribusian barang tersebut.

Biasanya PT Nilas Wahana Antika lebih mengutamakan menggunakan sistem distribusi yang pendek. Karena produk dari PT Nilas Wahana Antika tergolong produk yang memiliki nilai

(value) yang cukup tinggi. Namun karena faktor-faktor

pertimbangan tertentu terkadang perusahaan juga menggunakan sistem pendistribusian yang panjang. Faktor-faktor itu seperti peraturan hukum yang berlaku dan untuk menghindari konflik. Distribusi panjang yang dipilih adalah melalui distributor di pasar luar negeri. Tetapi di jarang sekali menggunakan distribusi yang panjang ini. Cara ini hanya digunakan hanya sebagai jaga-jaga jika perusahaan suatu saat mengalami hambatan-hambatan yang tidak terduga yang tiba-tiba muncul.

PT. Nilas Wahana Antika memiliki pengalaman selama lebih dari 15 tahun sebagai pengekspor produk furnitur ke pasar besar di seluruh dunia. Total kapasitas produksi perusahaan ini per bulan

commit to user

sebanyak 20 x 20 (kaki) kontainer per bulan. Hasil produksi tersebut didistribusikan ke negara-negara berikut antara lain: Perancis, Italia, Siprus dan Spanyol di Eropa, Amerika Serikat, Hongkong di Asia dan Australia.

2) Manajemen Logistik Internasional

Manajemen Logistik ialah upaya untuk mengkoordinasi proses-proses pelayanan terhadap pesanan pelanggan agar lebih efisien. Upaya tersebut meliputi proses pengadaan produk pesanan, pemilihan bahan produksi, dan transportasi pengiriman. Keputusan logistik produk PT Nilas Wahana Antika akan menyangkut:

a) Jumlah dan lokasi fasilitas pengadaan produksi dan penyimpanan.

b) Skedul produksi barang. c) Manajemen persediaan bahan.

d) Tingkat komitmen perusahaan dalam pasar asing.

Tujuan dari manajemen logistik PT Nilas Wahana Antika adalah agar dapat menekan biaya opeasional, biaya distribusi, dan

meningkatkan layanan pelanggan melalui perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian yang terpadu.

Dalam manajemen logistik di PT Nilas Wahana Antika terdapat beberapa fasilitas pokok yang perlu dimanfaatkan perusahaan guna pemperlancar pendistribusian internasional produk perusahaan tersebut. Fasilitas-fasilitas tersebut meliputi:

commit to user

49

a) Organisasi jasa, seperti perusahaan transportasi dan freight

forwarder.

b) Institusi, seperti zona perdagangan bebas dan public

warehouse.

c) Perangkat keras modern, seperti komputer, teleks, dan

containerization.

e. Strategi Promosi Internasional

Tujuan dari manajemen strategi promosi yang dilakukan oleh PT Nilas Wahana Antika juga sama dengan tujuan-tujuan promosi pemasaran pada umumnya, yaitu menyampaikan informasi produk, mempengaruhi audien untuk melakukan pembelian, dan mengingatkan audien untuk melakukan pembelian ulang. Langkah-langkah yang ditempuh PT Nilas Wahana Antika dalam melakukan periklanan internasional adalah sebagai berikut:

1) Penentuan Pesan Iklan.

Pada strategi penentuan iklan ini dikelola oleh divisi ekpor bagian pemasaran. Mereka melakukan analisis pasar target pemasaran kemudian menentukan jenis pesan iklan yang tepat untuk setiap pasar terget tersebut.

2) Penentuan Anggaran Periklanan.

PT Nilas Wahana Antika perlu memanajemen anggaran periklanan supaya pengeluaran perusahaan bisa efisien. Hal ini

commit to user

juga berpengaruh pada keefektifitasan proses promosi yang dilakukan.

3) Pemilihan Media Iklan.

Media iklan yang dimanfaatkan PT Nilas Wahana Antika ialah media cetak dan media elektronik. Media cetaknya berupa katalog. Katalog ini digunakan perusahaan untuk memberikan contoh-contoh gambar produk perusahaan ketika ada yang meminta spesifikasi gambar produknya. Sedangkan media elektroniknya berupa komputer atau internet. Bagi perusahaan ini mempromosikan produk dengan media internet akan lebih menghemat biaya pemasaran dibandingkankan harus melakukan pameran produk ke luar negeri yang akan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Untuk memperlihatkan contoh produknya perusahaan ini melayani pula pengiriman sampel produk.

4) Alternatif Distributor Negara Lain

PT Nilas Wahana Antika terkadang mendapatkan penawaran dari distributor dari negara lain. Bentuk penawarannya berupa kerjasama yang saling menguntungkan yaitu distributor dari negara lain tersebut ingin membatu memasarkan produk PT Nilas Wahana Antika untuk dipasarkan di negaranya. Hal ini menguntungkan PT Nilas Wahana Antika. Karena produknya akan banyak dikenal di negara lain tanpa perusahaan melakukan promosi itu sendiri. Hal ini juga lebih menekan biaya promosi.

commit to user

51

2. Kendala-kendala yang dihadapi PT Nilas Wahana Antika dalam memasarkan produknya.

a. Kendala dalam Produksi

Untuk urusan desain perusahaan ini memang sudah ahli dalam menangani desain produk mebel yang antik, minimalis, dan modern. Tetapi untuk masalah kapasitas produksi hal ini masih sering menjadi kendala ketika melayani pesanan produknya. Pemasaran produk PT Nilas Wahana Antika begitu luas. Mencakup berbagai negara di belahan dunia ini. Diantaranya Amerika, Autralia, di beberapa negara Eropa, dan di beberapa negara Asia. Ketika perusahaan ini kebanjiran order dari pasar-pasar tersebut hal ini menjadi masalah karena perusahaan tidak mungkin mampu memenuhi semua pesanan yang bersamaan.

Selain kendala kapasitas produksi, masalah yang kadang muncul adalah mutu komoditi. Perusahaan ini sudah berusaha memproduksi produk mebelnya sesuai dengan standarisasi. Tetapi terkadang masih ada beberapa barang dari seluruh barang yang dikirim ada yang mengalami cacat. Sehingga perusahaan harus mengganti rugi atas produk yang rusak itu.

b. Kendala Periklanan

1) Masalah Perbedaan Bahasa

Ketika PT Nilas Wahana Antika melakukan promosi produknya pasar-pasar negara lain, perusahaan ini terkadang

commit to user

mendapatkan konsumen yang kurang mampu memahami bahasa inggris. Hal ini menyebabkan perusahaan ini tidak mampu melakukan komunikasi timbal balik secara langsung. Terkadang karna saling tidak paham dalam komunikasi ini malah akan menimbulkan masalah besar. Misalnya jika bahasa bahasa yang digunakan pemasar malah bermakna konotatif bagi konsumennya. 2) Masalah Kendali Pemerintah.

Bagi PT Nilas Wahana Antika masalah ini sering menjadi kejutan bagi perusahaan ini. Karena aturan dari pemerintah

masing-masing pasar sering berubah ubah. Terkadang

mempersempit proses pemasaran. Terkadang juga sebaliknya. Masalah ini menyangkut aturan menggunakan media promosi dan aturan cara melakukan promosi.

3) Masalah Persaingan.

PT Nilas Wahana Antika telah mampu memasarkan produknya ke banyak pasar. Namun di setiap pasar tersebut sudah banyak pesaing yang memasarkan produk yang sama. Yang jadi masalah terkadang pesaing lebih jago dalam mempromosikan produk mereka. Ditambah pesaing yang berani mengeluarkan lebih banyak biaya untuk melakukan produk mereka

Terlepas dari tiga masalah di atas, hal yang tidak diperhatikan oleh PT Nilas Wahana Antika adalah penampilan pabrik produksi yang kurang menarik bila di pandang mata. Penampilan pabrik merupakan

commit to user

53

bagian dari promosi internal tetapi perusahaan tidak memperhatikan hal ini.

PT Nilas Wahana Antika memamerkan produk sampel mereka di bagian ruang tamu kantor. Tampat itu kurang luas dan penataan produk sampelnya kurang menarik. Tak ada guide khusus yang

ditugaskan untuk menangani bagian yang disebut show room itu.

c. Kendala Proses Ekspor

1) Tarif bea masuk yang tinggi

Ketika PT Nilas Wahana Antika melakukan ekspor ke negara-negara anggota Pasar Bersama Eropa maka perusahaan ini dikenakan biaya tarif yang tinggi. Hal ini berlaku pula bagi negara lain diluar negara eropa yang hendak mengekpor barang ke kawasan negara tersebut. Hal serupa juga terjadi ketika perusahaan hendak mengekspor barang ke negara Inggris. Inggris hanya memberikan biaya tarif ringan kepada negara bekas dominion Inggris seperti Australia, Malaysia, dan Singapura.

2) Sertifikat dan Prosedur Ekpor yang Berlebihan

PT Nilas Wahana Antika mengalami masalah ini ketika perusahaan melakukan ekpor ke negara Amerika Serikat. Aturan yang sama juga diminta di negara Jepang. Prosedur ekpor yang berlebihan ini harus di laksanakan perusahaan dengan telaten. Karena jika terjadi sedikit masalah dalam melayani negara-negara yang menetapkan peraturan ini maka akan terjadi masalah yang

commit to user

fatal bagi perusahaan. Bahkan biaya ganti rugi bisa melebihi keuntungan yang akan didapat.

d. Kendala Proses Distribusi 1) Kesenjangan Geografis

Hal ini karena perbedaan lokasi antara lokasi perusahaan dalam memproduksi barangnya dengan lokasi konsumen. Kesenjangan ini menimbulkan masalah ketika konsumen PT Nilas Wahana Antika tidak mau memahami memaklumi proses distribusi karena masalah kesenjangan ini.

2) Kesenjangan Waktu

Dalam kasus ini misalkan perusahaan terus memproduksi barangnya secara terus-menerus. Padahal ada musimnya ketika pesanan produk dari pelanggan lagi sepi. Masalahnya adalah harus di distribusikan kemana barang-barang tersebut. Tetapi jika PT Nilas Wahana Antika tidak memproduksi barang maka perusahaan ini tidak akan mendapatkan keuntungan. Sedangkan semua perusahaan butuh itu untuk kelangsungan hidup perusahaan dan pengurus-pengurusnya.

3) Kesenjangan Kuantitas

Hal ini kebalikan dari kesenjangan waktu. Ketika PT Nilas Wahana Antika kebanjiran order dari konsumennya, sedangkan proses produksi terbatas. Hal ini juga jadi masalah karena

commit to user

55

pelanggan mungkin tak mau menunggu dan akan mencoba beralih ke perusahaan lain.

4) Kesenjangan Keaneragaman

Hal ini timbul karena kecenderungan konsumen yang menginginkan produk yang beraneka ragam. Terkadang bisa dibilang aneh. Padahal untuk produk-produk tertentu tersebut sulit untuk melewati peraturan pendistribusian karena peraturan yang berlaku pada standarisasi internasional.

Selain dari kesenjangan-kesenjangan tersebut di atas, kendala yang di hadapi PT Nilas Wahana Antika dalam proses distribusi barangnya ialah masih rendahnya kualitas SDM di perusahaan ini. karena perusahaan ini tidak dapat melakukan pengiriman barangnya kepada

consignee secara sendiri. Perusahaan masih tergantung pada

forwarding dalam menangani hal ini. Selain itu juga lokasi pabrik

dengan lokasi perusahaan terletak terlalu berjauhan. sehingga proses produksi menjadi kurang efisien.

e. Kendala Keadaan Lingkungan

Kendala keadaan lingkungan adalah masalah yang muncul karena faktor keadaan lingkungan pasar setempat. Masalah ini bukan masalah teknis, melainkan faktor ekstenal yang timbul karena keadaan lingkungan atau karna sifat dari masyarakat setempat atau karna pandangan masayarakat setempat terhadap image perusahaan. Dalam

commit to user

ini. Masalah ini muncul karena perusahaan terkadang lalai dalam menganalisis lingkungan setempat. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemasaran produk ke internasional adalah berikut: 1) Keadaan ekonomi, politik, dan budaya

2) Keadaan iklim, watak, dan postur tubuh 3) Peraturan Hukum yang berlaku.

f. Kendala Force Majeure

Force Majeure ialah kejadian yang merugikan perusahaan yang

terjadi tanpa factor kesengajaan dari semua pihak. Walaupun factor ini tidak mungkin bisa di hindari namun paling tidak perusahaan bisa mengantisipasi hal tersebut agar jika terjadi force majeure tidak

menimbulkan terlalu banyak kerugian.

Kasus force majeure yang terakhir terjadi pada PT Nilas Wahana

Antika adalah terjadi kebakaran kantor perusahaan di Cemani pada tanggal 4 Juli 20012. Kebakaran ini terjadi karna konsleting listik di bagian belakang kantor perusahaan, yaitu bagian penimbunan barang siap ekspor dan barang timbunan bahan baku serta barang-barang sampel. Semua barang-barang-barang-barang timbunan siap ekspor di lokasi tersebut hangus dilalap api. Dua mobil perusahaan dan semua motor

karyawan ikut terbakar. Celakanya perusahaan tidak

mengansuransikan kantor tersebut. Kerugian dari terjadinya kebakaran tersebut ditafsirkan mencapai milliaran rupiah.

commit to user

Dalam dokumen CHOLID ASARI F3109018 (Halaman 56-71)

Dokumen terkait