• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN CSR

6.2. Community Development Section

Community Development Section merupakan salah satu bagian dari

struktur organisasi Departemen CSR yang khusus menangani program-program pengembangan masyarakat yang berbasis lima pilar, yakni pendidikan, ekonomi, kesehatan, keamanan, dan sosbudag (sosial, budaya, agama). Menurut Ibu Lia Damayanti selaku Kepala Community Development Section, program CD dibuat berdasarkan sinergitas antara kelima pilar tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa pelaksanaan kegiatan CD tidak hanya terfokus hanya pada satu pilar saja, melainkan melibatkan pilar-pilar lain dalam proses pelaksanaannya. Berikut ini merupakan deskripsi lima pilar tersebut dan berbagai jenis kegiatan CSR yang telah diimplementasikan oleh Departemen CSR.

1. Pilar pendidikan, bertujuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di desa-desa binaan sekitar wilayah operasi perusahaan. Program-program tersebut meliputi pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (PAUD, SD, SMP, dan SMA), beasiswa, latihan-latihan ketrampilan melalui Sekolah Magang Indocement (SMI), perpustakaan, dan fasilitas serta perlengkapan lainnya berupa buku-buku, bangku, dan meja.

2. Pilar kesehatan, bertujuan untuk memberikan prasarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat desa setempat, dan secara umum juga merupakan partisipasi PT Indocement dalam program pemerintah membangun manusia Indonesia yang sehat CSR membantu prasarana pendukung Posyandu. di Gunung Sari, Pasirmukti, Nambo, Bantarjati,Citeureup dan desa yang lain yang masuk dua belas desa binaan CSR unit Citeureup. Program-program yang telah dilaksanakan berdasarkan pilar kesehatan ini diantaranya adalah pembangunan sarana sarana fisik kesehatan yaitu Posyandu di Desa Gunung Putri, Pasirmukti, sarana fasilitas air bersih di desa Citeureup dan Pasirmukti, penyelenggaraan khitanan massal gratis untuk anak-anak yang berasal dari dua belas desa binaan, penyelenggaraan operasi katarak gratis bagi warga dari desa binaan, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

3. Pilar ekonomi bertujuan untuk membangun usaha kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh keduabelas desa binaan. Usaha-usaha pemberdayaan masyarakat dari pilar ekonomi ini mencakup serangkaian pelatihan, bimbingan dan arahan tentang bagaimana mengembangkan bisnis

mereka itu serta bantuan modal usaha. Program ini juga bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri.

4.

Pilar sosial, budaya, dan agama bertujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di dua belas desa binaan, menunjang kesejateraan hidup masyarakat, menggali potensi sumberdaya manusia dan mengarahkannya ke arah yang positif, serta berpartisipasi dalam bidang kerohanian masyarakat dua belas desa binaan untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program-program CSR yang dilaksanakan dalam pilar ini adalah pelatihan degung bagi dua belas desa binaan, pelatihan sepak bola pemuda, pemberian bantuan betonisasi jalan, rehabilitasi tempat ibadah, dan lain-lain.

5. Pilar kemananan bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan aparat keamanan di dua belas desa binaan agar tercipta keamanan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Program yang dilaksanakan dalam pilar ini salah satunya adalah pembinaan mental dan fisik bagi aparat keamanan di dua belas desa binaan.

Community Development Section memiliki delapan orang staf, yang terdiri

dari satu orang Kepala Section, satu orang CD Officer satu orang Junior CD

Officer, dan enam orang koordinator desa. Kepala Community Development Section, yakni Ibu Lia Damayanti bertugas mengkoordinasikan staf-staf yang

berada dibawah garis wewenangnya, sedangkan Junior Inspector yakni Bapak Romy Himawan bertugas mengkaji dan menganalisis data-data keperluan program CD section. Dalam struktur organisasi Departemen CSR yang berlaku saat ini, posisi CD Officer belum diisi secara fungsional. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia pada Departemen CSR ini. Oleh karena itu, untuk sementara waktu Ibu Lia juga merangkap tugas sebagai CD Officer yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program lima pilar Departemen CSR. Enam staf CD Section lain berfungsi sebagai koordinator desa dan bertugas membuat social mapping (pemetaan kondisi sosial masyarakat desa binaan), mengawasi desa-desa binaan serta mengontrol pelaksanaan program CSR yang dilaksanakan di setiap desa binaan tersebut. Masing-masing koordinator desa ini bertanggung jawab atas pelaksanaan program CSR di dua belas desa binaan.

Berikut ini adalah daftar nama para koordinator dua belas desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

1. Bapak Dadan sebagai koordinator Desa Tajur dan Desa Pasirmukti 2. Bapak Usman sebagai koordinator Desa Citeureup dan Desa Gunungsari 3. Bapak Yadi sebagai koordinator Desa Nambo dan Desa Bantarjati

4. Bapak Haji Agus sebagai koordinator Desa Gunungsari dan Desa Puspanegara 5. Bapak Arel sebagai koordinator Desa Hambalang dan Desa Tarikolot

6. Bapak Mat Sani sebagai koordinator Desa Lulut dan Leuwikaret

Para koordinator desa selalu memantau kondisi masyarakat desa binaan masing-masing, sehingga mereka harus selalu turun ke desa setiap harinya. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan proses pelaksanaan CSR yang dilakukan di masing-masing desa. Selain itu, kunjungan harian oleh koordinator desa dimaksudkan agar perusahaan lebih memahami perkembangan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat desa. Para koordinator desa tersebut ditempatkan di desa-desa binaan secara bergantian sesuai dengan instruksi dari Kepala Departemen CSR. Penempatan koordinator desa binaan tersebut dilakukan secara bertahap yaitu dengan melakukan tindakan pendampingan sebelumnya oleh koordinator desa lama selama beberapa waktu sebelum akhirnya benar-benar digantikan oleh koordinator desa baru. Tindakan ini dilakukan agar masyarakat desa tidak dibingungkan oleh kehadiran staf Departemen CSR yang tiba-tiba di desa mereka.18

6.2.1 Program Fisik

Program-program yang menjadi ranah kerja Community Development

Section terbagi menjadi dua jenis yaitu program fisik dan non-fisik. Pembagian

jenis program ini dilakukan berdasarkan sasaran yang ingin dituju dan masih tetap berada dalam kerangka lima pilar. Program fisik yang dilaksanakan oleh CD

Section antara lain:

1. pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (PAUD, SD, SMP, SMA), 2. pemberian bantuan mebeler untuk fasilitas SD dan SMP di dua belas desa

binaan,

18

Hasil wawancara dengan Ibu Lia Damayanti, Kepala Community Develompment Program Section pada hari Selasa tanggal 01 Desember 2009.

3. pembangunan sarana fisik kesehatan yaitu Posyandu di Desa Gunung Putri, Pasirmukti,

4. pembangunan sarana fasilitas air bersih di Desa Citeureup dan Pasirmukti, 5. pembangunan berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah di

dua belas desa binaan sekitar pabrik Citeureup, dan lain-lain.

Proyek rehabilitasi bangunan musholla di salah satu desa binaan perusahaan merupakan salah satu program yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu rehabilitasi Musholla Nurul Yaqin yang berada di Kampung Bantarkopo RT 08 RW 05, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Proyek ini tergolong rehabilitasi besar, mengingat kondisi fisik musholla sebelum direnovasi yang sudah rusak dan tidak lagi layak untuk digunakan. Oleh karena itu, pada salah satu rapat bilikom yang diadakan di desa ini, masyarakat mengajukan permohonan bantuan dana untuk merehabilitasi musholla ini kepada pihak Indocement.

Pengajuan pemohonan bantuan dana tersebut ditindaklanjuti oleh koordintor desa, yakni dengan melakukan social mapping terhadap kebutuhan masyarakat tersebut. Selanjutnya, koordinator desa mengumpulkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) renovasi Musholla Nurul Yaqin yang diajukan masyarakat Desa Bantarjati untuk diberikan pada Bapak Romy selaku Junior

Inspector CSR Department. Pada tahap berikutnya, Bapak Romy melakukan

analisis terhadap RAB yang telah diajukan masyarakat untuk dinilai kesesuaian anggaran yang diminta dengan kebutuhan proyek yang sebenarnya diperlukan. Apabila analisis kebutuhan proyek fisik tersebut telah selesai dilakukan, maka Bapak Romy selanjutnya akan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) yang memuat instruksi dari General Manager pada pelaksana proyek yang merupakan anggota masyarakat Desa Bantarjati tersebut. Selain itu, SPK ini juga berisi lampiran spesifikasi bahan-bahan kebutuhan proyek serta jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan renovasi total Musholla Nurul Yaqin. Setelah itu, dibuatlah kontrak kerja yang memuat beberapa pasal perjanjian pelaksanaan proyek yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni pihak perusahaan yang diwakili oleh

General Manager dan pihak masyarakat desa yang diwakili oleh Ketua Pelaksana

proyek-proyek CSR biasanya merupakan ketua/anggota dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) masing-masing desa. Setelah penandatangan SPK dan kontrak kerja yang dibuat oleh kedua belah pihak dilakukan, maka proyek renovasi tersebut baru bisa dilakukan.

Setelah proyek dilaksanakan sesuai dengan dana yang diberikan perusahaan kepada masyarakat, maka dilakukan evaluasi proyek yang dituangkan dalam lembar evaluasi kegiatan yang berbentuk CD Evaluation Sheet. Lembar evaluasi ini memuat identitas proyek renovasi Musholla Nurul Yaqin antara lain jumlah biaya yang dikeluarkan, spesifikasi proyek yang dilaksanakan, lokasi pelaksanaan proyek, evaluasi pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan analisis atas proyek yang telah dilaksanakan. Hasil pengamatan peneliti terhadap proyek rehabilitasi Musholla Nurul Yaqin ini menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek ini sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni melakukan rehabilitasi total Musholla Nurul Yaqin dengan volume 8m x 10 m yang menggunakan dana bantuan dari PT Indocement dan terdapat imbal swadaya masyarakat, agar Musholla Nurul Yaqin ini dapat kembali pada kondisi yang baik dan layak digunakan sehingga masyarakat merasa nyaman dalam melakukan ibadah.19 CD Evaluation Sheet ini dibuat oleh Bapak Romy Hirmawan dan disetujui oleh Ibu Lia Damayanti selaku Kepala CD Section beserta Ibu Dian Octavia selaku Kepala Departemen CSR.20

6.2.2 Program Non-fisik

Seperti halnya pelaksanaan program fisik yang dilaksanakan oleh CD

Section, pelaksanaan program non-fisik juga dilakukan dalam kerangka Lima

Pilar. Berikut ini merupakan daftar beberapa program nonfisik yang dilaksanakan oleh CD Section:

1. Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup, 2. Pemberian bantuan beasiswa bagi siswa-siswi SLTA di dua belas desa binaan, 3. Penyelenggaraan khitanan massal gratis bagi anak-anak di dua belas desa

binaan,

19

CD Evaluation Sheet Departemen CSR, Project Rehab Total Musholla Nurul Yaqin dibuat pada tanggal 28 Oktober 2009.

20

Hasil wawancara dengan Bapak Romy Himawan, junior inspector CD Section pada hari Senin tanggal 21 Desember 2009.

4. Penyelenggaraan operasi katarak mata gratis bagi masyarakat di dua belas desa binaan,

5. Penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat di dua belas desa binaan,

6. Pemberian bantuan modal bergulir sebagai modal usaha bagi warga masyarakat desa di dua belas desa binaan, dan lain-lain.

Program pelatihan peternak ayam petelur merupakan program non-fisik

dari CD Section yang juga dijadikan salah satu program yang difokuskan dalam penelitian ini. Program ini termasuk ke dalam pilar pendidikan karena pelaksanaan program yang dilakukan berupa pelatihan budidaya ayam petelur yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menuju manusia cerdas serta turut membangun pendidikan bermutu. Program pelatihan ini diadakan untuk masyarakat di dua belas desa binaan.

Latar belakang diadakannya program pelatihan peternak ayam petelur ini adalah keberhasilan salah seorang warga masyarakat desa binaan yaitu Desa Nambo yang bernama Bapak Nurrohim dalam mengembangkan peternakan ayam petelur. Beliau merupakan salah seorang warga desa binaan yang memiliki minat untuk memanfaatkan pinjaman modal yang diberikan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa untuk membuka peluang usaha. Selain dilatarbelakangi oleh minat warga, program ini juga didasari oleh hasil social mapping keadaan desa, dan potensi desa sasaran yang dinilai sesuai sebagai lokasi pelaksanaan program.

Pada tahun 2004, Bapak Nurrohim tertarik untuk mengajukan pinjaman modal pada PT Indocement agar bisa memulai usaha ternak ayam petelur. Pengajuan pinjaman modal dilakukan pada saat diadakannya BILIKOM di Desa Nambo. Ketika itu, staf Departemen CSR yang menindaklanjuti pengajuan pinjaman modal ini adalah Bapak Suharnoto (biasa dipanggil Bapak Toto) yang merupakan penanggungjawab kegiatan CSR dalam pilar ekonomi. Bapak Toto sendiri secara pribadi menilai bahwa Bapak Nurrohim memiliki potensi untuk mengembangkan usaha ini. Beliau mengungkapkan bahwa:

“Bapak Nurrohim memulai usaha ini dari nol dan menekuninya dengan sungguh-sungguh. Sehingga hasil yang diperoleh Bapak Nurrohim adalah hasil berusaha dan bekerja keras serta mau memanfaatkan peluang yang diberikan oleh pihak perusahaan”

Ketika Bapak Nurrohim berhasil menunjukkan bahwa usaha ayam petelur ini memiliki prospek yang cukup bagus, maka banyak warga di desanya yang ikut tertarik untuk mengikuti bisnis ini. Oleh karena itu, seperti yang diceritakan kembali oleh Bapak Nurrohim, pada tahun 2004 Departemen CSR mengadakan pelatihan peternak ayam petelur di desa Nambo dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang dan memperoleh materi dari Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, yaitu Ibu Eti dan Bapak Hendri. Setelah mengikuti pelatihan ini, terdapat lima orang warga yang akhirnya benar-benar tertarik untuk memulai usaha ini. Pada tahun 2006, kelima orang warga Desa Nambo ini mendapatkan bantuan pinjaman modal dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berupa bibit ayam petelur sebanyak 500 ekor. Usaha ternak ayam petelur ini menunjukkan perkembangan yang bagus di Desa Nambo. Oleh karena itu, pada tahun 2009 Departemen CSR merencanakan suatu kegiatan pelatihan ternak ayam petelur lagi dan kali ini diadakan untuk masyarakat di dua belas desa binaan.

Pelatihan peternak ayam petelur bagi masyarakat di dua belas desa binaan ini diadakan dengan tujuan untuk menambah wawasan berwirausaha serta membuka peluang usaha. Pelatihan ini diadakan pada tanggal 16-18 November 2009 dengan jumlah peserta sebanyak 22 orang yang mewakili dua belas desa binaan. Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak Nurrohim dan dua orang pemateri lainnya yaitu Bapak Ujang S dan Bapak Hengki Kumolontang. Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini adalah cara pembuatan pakan, pembuatan kandang, jamu ayam, dan pemberian vaksinasi untuk ayam. Meskipun waktu pelatihan ini singkat dan kurang memadai, namun program ini direspon dengan baik oleh masyarakat dan staf pemerintahan desa yang juga mengharapkan ada realisasi usaha melalui program UMKM.21

Dalam program pelatihan peternak ayam petelur ini dapat dilihat bahwa staf Departemen CSR yang paling berperan adalah Bapak Toto yang mengikuti perkembangan usaha ini sejak pengajuan peminjaman modal oleh Bapak Nurrohim pada tahun 2004 tersebut. Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak Nurrohim pada satu sesi wawancara mengenai asal mula keikutsertaannya dalam program ini.

21

CD Evaluation Sheet Departemen CSR, Program Pelatihan Peternak Ayam Petelor bagi Masyarakat 12 Desa Binaan dibuat pada tanggal 30 November 2009.

“Untuk usaha ayam petelur ini, saya lebih sering berkoordinasi dengan

Bapak Toto baik dalam hal melaporkan kondisi ayam-ayam saya,

memberikan laporan keuangan, dan mengembalikan cicilan pinjaman modal saya. Namun biasanya saya juga turut memberikan laporan mengenai kondisi usaha saya dalam rapat BILIKOM yang diadakan di desa ini tiga bulan sekali”.

Namun semenjak Bapak Toto memasuki masa pensiun, segala bentuk laporan mengenai usaha ayam petelur ini diberikan kepada Bapak Yadi selaku koordinator Desa Nambo. Demikian juga dalam pelaksanaan program pelatihan peternak ayam petelur ini, Bapak Yadi selaku koordinator desa turut mengumpulkan peserta yang memiliki minat mengikuti pelatihan ini dari Desa Nambo dan Desa Bantarjati yang merupakan dua desa yang menjadi tanggung jawabnya. Sama halnya dengan Bapak Yadi, para koordinator desa binaan yang lain juga turut menginformasikan dan mengumpulkan peserta dari desa binaannya masing-masing untuk mengikuti program pelatihan ini.

Dokumen terkait