• Tidak ada hasil yang ditemukan

Concentric Zone Concept (koansep jalur konsentrik).

3 Konsep Tata Ruang Kota Madya Pematang Siantar.

1. Concentric Zone Concept (koansep jalur konsentrik).

Jalur Konsentrik merupakan konsep pengelompokan fasilitas ekonomi yang mengutamakan pada suatu pusat pelayananyaitu pusat kota. Konsep ini mengarahkan perkembangan kota cenderung terpusat pada pusat kota, sehingga kegiatan social ekonomi hanya akan berkembang di pusat kota saja, karena pusat kota menyediakan seluruh fasilitas social ekonomi untuk seluruh kebutuhan penduduk.

Neighbourhood Unit Concept (konsep unit lingkungan).

Konsep ini mengarahkan perkembangan kota ke segala arah dan menyebar fasilitas sosial ekonmi pada masing-masing wilayah bagian kota, akan tetapi sistem pelayanan fasilitas sosial hanya dapat melayani bagian wilaya

2.

h kotanya ungsional antara bagian wilayah kota

3.

ilayah kota masing-masing sehingga antar bagian wilayah kota masing-masing, sehingga anatar bagian wilayah kota memiliki keterkaitan dan saling mempunyai secara sendiri. Oleh karena itu keterkaitan f

sangat rendah dan bagian wilayah kecil tumbuh dan berkembang namun perkembangannya tidak merata. Konsep ini memekarkan pada tiap unit lingkungan, dimana masing-masing unit lingkungan dibatasi oleh pola hijau yang terdiri dari taman, lapangan olagraga, dan sebagainya. Dengan mengembangkan konsep ini maka masing-masing pusat pelayanan akan memiliki keberadaan fasilitas sosial ekonomi yang sesuai dengan hirarkinya masing-masing.

Multiple Nuclei Concept (konsep pusat).

Konsep pusat banyak sebagai konsep ketiga atau konsep terakhir. Konsep ini mengarahkan perkembangan kota ke segala arah dengan penyebaran fasilitas social ekonomi, karekteristik dan potensi sosial ekonomi serta fisik bagian w

ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Untuk memacu perkembangan Kota Madya Pematang Siantar serta untuk mendapatkan perkembangan kota madya sesuai dengan yang diharapkan, maka yang dipilih adalah konsep kedua dan ketiga. Dimana pusat-pusat pengembangan diarahkan ke daerah-daerah yang belum dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah serta potensi daerah tersebut.

Kondisi/struktur Kota Madya Pematang Siantar pada umumnya cenderung mengelompok (konsentris) di pusat kota, dalam perkembangannya daerah ini mempunyai bentuk

nan tersebut dapat di lakukan dengan jalan mengurangi atau

ngal aerah lain.

mbag Wilaya untuk p demiki Wilaya 1.

wilayah yang berada di Kecamatan Siantar Timur, dan sebagian wilayah yang tidak teratur. Untuk menciptakan pembangunan secara merata di seluruh wilayah Kota Madya Pematang Siantar maka perlu dilakukan pembangunan pusat-pusat pelayanan yang baru. Dengan adanya pusat-pusat layanan yang baru, maka penyebaran pembangunan dan pemerataan jumlah penduduk dapat terlaksana. Untuk mendorong tumbuhnya pusat-pusat laya

me ihkan sebagian fungsi pusat kota ke d

Pe ian wilayah Kota Madya Pematang Siantar menjadi beberapa Bagian h Kota (BWK) yang masing-masing memiliki pusat pelayanan yang bertujuan emerataan pertumbuhan fisik dan penyebaran kegiatan sosial ekonomi. Dengan an Pemerintah Daerah, Kota Madya Pematang Siantar dibagi menjadi lima Badan

h Kota, antara lain :

Bagian Wilayah Kota A (BWK A).

Badan Wilayah Kota A merupakan pusat kota yang mencakup seluruh Kecamatan di Siantar Barat, sebagian wilayah Kecamatan Siantar Utara, seluruh

Kecamatan Siantar Selatan. Jika dilihat dari letak lokasi, BWK A menempati posisi ditengah kota yang dilintasi oleh jalan utama yang menghubungkan antara

n baru, empe

lan memindahkan pabrik-pabrik ke daerah lain.

ebelah Taman Bunga. Lokasi trategis, dimana berdekatan dengan hotel dan

2.

Kota Madya Pematang Siantar dengan daerah yang lain yang berada di sekitarnya dan pusat Ibukota Propinsi Sumatera Utara. Sebagai pusat kota, BWK A juga merupakan daerah pusat bisnis atau yang disebut dengan CBD (Central Bisnis District) karena didaerah ini banyak terdapat bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan took pusat perbelanjaan.

Untuk mendukung fungsi diatas, maka Pemerintah Daerah Pematang Siantar membangun fasilitas-fasilitas yang lain seperti pembangunan jala

m rbaiki jalan-jalan yang rusak, memperbaiki saluran drainase, dan membuat jalur hijau di sepanjang jalan sehingga menimbulkan lingkungan yang bersih, nyaman, dan indah. Pemerintah Daerah setempat juga menghindarkan lokasi ini dari pabrik-pabrik yang masih beroperasi, hal ini dikarenakan agar polusi udara dapat dikurangi dengan ja

Sebagai daerah transit untuk menuju daerah wisata Parapat atau Danau Toba, Pemerintah Daerah Kota Madya Pematang Siantar menyediakan areal khusus untuk bus-bus pariwisata yang berlokasi di s

ini dipilih karena letaknya sangat s juga pusat perbelanjaan.

BWK A ini juga ditetapkan sebagai pusat perdagangan regional dan lokal, pusat pemerintahan, pusat perkantoran, pusat rekreasi dan olah raga, pusat pendidikan, pusat kesehatan, dan pusat perumahan.

gan akhir sampah. Industri yang

iatas, maka Pemerintah Daerah membangun ran drainase dan menyediakan fasilitas

3. ota C (BWK C).

BWK B merupakan daerah pinggiran disebelah Utara kota dengan pusat pelayanan masyarakat berada di Desa Martoba. Wilayah BWK ini mencakup daerah Desa Martoba dan Desa Tambun Nabolon, kedua desa ini terletak di Kecamatan Siantar Martoba, luas daerah ini adalah 1.211 Ha dengan jumlah penduduknya yang masih sedikit. Pemerintah Kota Pematang Siantar menjadikan daerah BWK B sebagai pusat industri, perdagangan, pertanian, perumahan, dan terminal terpadu, dan juga tempat pembuan

dipusatkan didaerah ini meliputi industri rokok, industri makanan dan minuman, industri korek api, industri pengetaman kayu (meubel), dan juga industri percetakan 20. Penetapan lokasi kawasan Industri di daerah Siantar Martoba dikarenakan di daerah ini masih banyak lahan kosong dan untuk lebih mempercepat perkembangan daerah tersebut.

Untuk mendukung fungsi d jaringan jalan, memperbaiki salu

pergudangan yang lebih baik lagi. Pemindahan industri di kawasan ini masuh banyak mengalami kendala, karena banyak pengusaha yang belum mau memindahkan industrinya ke daerah ini. Hal ini dikarenakan belum lancarnya aliran air bersih di daerah tersebut.

Bagian Wilayah K

Luas BWK C meliputi areal seluas 1.161,60 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 6.212 jiwa. Bila ditinjau dari letak lokasi, BWK C terletak pada persimpangan jalan utama lintas Sumatera yang berada di Perdagangan. Daerah

20

ini merupakan kawasan pinggiran disebelah Utara kota dengan pusat pelayanan di Desa Bah Kapul.

BWK C berfungsi sebagai perumahan dan sub perdagangan, pendidikan, . Pembangunan didaerah ini difokuskan pada emban

4.

erintah daerah sebagai daerah tempat pembangunan dapun tujuan dari pembagian pemukiman ini

5.

kompleks militer dan pusat rekreasi

p gunan daerah pemukimam militer (terutama komplek ABRI) dan pengadaan air bersih (PAM). Daerah ini merupakan kawasan pertanian/perkebunan yang luas. Untuk mempermudah penyaluran hasil-hasil pertanian, maka jalan-jalan yang berada di daerah tersebut diaspal dan di beton. Bagian Wilayah Kota D (BWK D).

Kawasan ini merupakan daerah pinggiran disebelah Selatan kota dengan pusat kotanya di Desa Sukaraja. Daerah ini meliputi Desa Beringin Pancur Nauli, Sukaraja, Pematang Marihat, Pardamean, Suka Maju, Desa Karo, Desa Kristen, dan juga Desa Toba. Letak BWK D berada pada jalan lintas menuju ke daerah Tanah Jawa. BWK D ini berfungsi sebagai daerah pusat pendidikan terutama Perguruan Tinggi (UISU dan USI), perumahan, bangunan umum dan pertanian. Daerah ini dipilih oleh pem

lokasi perumahan (permukiman). A

bertujuan untuk mengurangi slum area yang ada disekitar terminal dan pasar (Siantar Utara) dan daerah CBD (Central Bisnis District). BWK D mempunyai luas lahan seluas 1.398 Ha, adapun daerah yang sudah dikelola sebanyak 18,62 % dari luas BWK D tersebut.

buatan ang dimaksud disini adalah daerah wisata yang sengaja dibuat oleh Pemerintah

h dalam jangka panjang dititik beratkan pada bidang ekonomi dengan sasaran utama keseimbangan antara sektor pertanian dan sektor industri serta

Daerah Kota Madya Pem mana mengarahkan daerah ini sebagai kota industr

BWK E merupakan salah satu daerah pinggiran kota dengan pusat layanannya berada di daerah Naga Huta, yang terdiri dari Desa Simarimbun, Naga Huta, dan sebagian Desa Bah Kapul. Jika dilihat dari lataknya, kawasan ini oleh jalan lintas Sumatera dan merupakan persimpangan jalan ke Sidamanik dan Seribu Dolok. Daerah ini berfungsi sebagai daerah sub perdagangan, akomodasi, daerah wisata buatan, perumahan dan bangunan umum. Daerah wisata

y

Daerah sebagai pendukung potensi Kota Madya Pematang Siantar sebagai daerah penunjang pariwisata. Sebagai kota transit dan sekaligus sebagai pintu gerbang daerah pariwisata, Kota Madya Pematang Siantar memiliki sebuah hotel berbintang tiga dan 12 buah hotel tidak berbintang. Beberapa objek wisata buatan yang dimaksud diatas adalah pemandian Karang Anyar dan Karang Sari.

Berdasarkan kondisi sistem pusat-pusat pelayanan dan kawasan pengembangan kota yang ada, maka Kota Madya Pematang Siantar terdiri dari lima BWK yang dibagi atas satu pusat layanan utama dan empat sub pusat pelayanan bagian wilayah kota. Pembangunan daera

terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan atang Siantar yang

pendidikan, dan kota pusat perdagangan untuk wilayah pembangunan II Dataran Tinggi Sumatera Utara 21.

3.5. Faktor Penghambat dan Pendukung Perkembangan Kota Madya

Meningkatnya kegiatan-kegiatan masyarakat Kota Madya Pematang Siantar terutama pada bidang ekonomi dan industri, yang menyebabkan terjadinya perubahan pada wajah Kota Pematang Siantar. Bila diamati kegiatan-kegiatan perdagangan, industri, jasa, maupun pendidikan hanya terpusat pada satu wilayah saja yaitu daerah pusat kota. Tidak adanya keseimbangan antara bagian wilayah kota yang satu dengan kota yang lainnya sehingga menimbulkan ketimpangan dalam pembangunan. Artinya pembangunan hanya dilaksanakan di pusat kota

Dokumen terkait