• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal

Bejana dari kuningan berisi 500 g es 0oC. Massa bejana 400 g. Ke dalam es dimasukkan

3.760 g logam. Ternyata, semua es menjadi uap air 100oC. Jika kalor jenis logam

0,1 kal/g oC, berapa suhu logam mula-mula? (kalor jenis kuningan 0,4 kal/g oC, Les = 80 kal/g,

Uair = 540 kal/g oC) Pembahasan Diketahui: bejana: mb = 400 g cb = 0,4 kal/g oC es: ma = 500 g Ta = 100oC Les = 80 kal/g Uair = 540 kal/g logam: ml = 3.760 g cl = 0,1 kal/g oC Ditanya: suhu logam (T2) = ...?

Jawab: Qlepas = Qterima Qlogam = Qes + Qbejana ml × c × ΔT = ma × L + ma × ca × ΔT + ma × U + mb × cb × ΔT (3.760)(0,1)(T2 – 100) = (500)(80) + (500)(1)(100) +(500)(540) + (400)(0,4)(100) 376(T2 – 100) = 40.000 + 50.000 + 270.000 + 16.000 3,76(T2 – 100) = 376.000 T2 – 100 = 1.000 T2 = 1.100oC Jadi, suhu logam itu adalah 1.100oC.

Gambar 7.7 Es Kering Karbon Dioksida yang Dibekukan Akan Langsung Menyublim Jika Dipanaskan. Sumber Gambar: http:// id.wikipedia.org T2 logam 100ºC 100ºC 0ºC 0ºC

zat padat yang dapat menyublim adalah kapur barus dan kamper. Kapur barus dan kamper yang telah menjadi gas juga dapat langsung menjadi zat padat tanpa melalui wujud cair jika didinginkan. Proses ini juga disebut menyublim atau redeposisi.

Proses perubahan wujud zat banyak dimanfaatkan dalam kehidupan kita. Misalnya, untuk memperoleh logam, manusia meleburkan bahan tambang sehingga logam akan mencair dan terpisah dari zat lain. Selain itu, besi yang dipanaskan dengan suhu tinggi akan menjadi lunak sehingga mudah dibentuk menjadi pisau, sabit, atau cangkul.

2. Penguapan

Penguapan terjadi pada saat molekul-molekul zat cair mengalami gerakan cukup besar sehingga meninggalkan permukaan zat cair. Zat yang menguap belum tentu mendidih sebab penguapan dapat terjadi pada semua suhu.

Penguapan juga dapat terjadi pada zat cair yang terdapat pada tempat yang tertutup. Molekul-molekul zat cair yang terdapat pada permukaan akan mempunyai kesempatan meninggalkan kelom-poknya. Di tempat yang tertutup, molekul-molekul uap zat cair ini akan tetap berada di dalam ruang tersebut. Sebenarnya, penguapan akan selalu terjadi, tetapi jika ada molekul zat cair yang menjadi gas maka akan ada molekul uap yang akan kembali ke zat cair menjadi molekul-molekul zat cair. Proses ini akan terus terjadi. Dengan demikian, walaupun terjadi proses penguapan, tetapi zat cair dalam ruang tertutup tidak akan menguap habis.

Mendidih adalah peristiwa penguapan yang terjadi di seluruh bagian zat cair. Oleh karena itu, pada waktu air mendidih terjadi gelembung-gelembung berisi uap air di seluruh bagian zat cair.

Gambar 7.8 Besi Cair Dituang ke Dalam Cetakan untuk Dibentuk

Sumber Gambar: http://id.wikipedia.org

Gambar 7.9 Keseimbangan Penguapan Zat Cair dalam Ruang Tertutup

Kilasan IPA

Es Kering

Dikutip dari: http://id.wikipedia.org

Es kering adalah istilah untuk bekuan karbon dioksida yang biasa digunakan sebagai pendingin. Suhu es kering dapat mencapai beberapa puluh derajat di bawah nol. ”Uap” es kering dipakai untuk memberikan efek asap di atas dasar panggung pertunjukkan. Asap ini tetap di permukaan tanah (tidak naik) karena massa jenis karbon dioksida lebih tinggi daripada udara.

Penguapan dapat dipercepat dengan cara

a. memperluas permukaan zat cair/bahan yang akan diuapkan sehingga lebih banyak molekul berkesempatan meninggalkan permukaannya;

b. menaikkan suhu zat cair/permukaan basah sehingga kecepatan

molekul-molekul zat cair menjadi lebih besar;

c. meniupkan udara di atas zat cair sehingga tekanan di atasnya berkurang;

d. mengurangi tekanan udara di permukaan zat cair sehingga jarak antarmolekul renggang dan dapat ditempati molekul-molekul uap. Prinsip bahwa menguap memerlukan kalor diterapkan dalam alat pendingin, misalnya lemari es.

Pada lemari es, cairan yang disebut bahan pendingin akan diubah menjadi gas dalam pipa di sekeliling lemari. Kalor yang dibutuhkan untuk penguapan diserap dari dalam lemari es. Sebuah pompa kompresor akan mengubah gas tersebut menjadi cairan. Proses ini menghasilkan panas yang dilepaskan ke udara oleh radiator yang terletak di belakang lemari es.

3. Pengaruh tekanan terhadap titik didih air

Mendidih hanya terjadi pada suhu tertentu, yaitu titik didihnya. Titik didih zat cair berbeda-beda tergantung jenis zatnya. Misalnya, titik didih air pada tekanan normal (76 cm Hg) adalah 100oC, sedangkan titik didih alkohol pada tekanan normal adalah 78oC.

Titik didih suatu zat juga tergantung pada tekanannya. Bagaimana jika tekanan di permukaan zat cair diturunkan?

Pada tekanan udara di atas 76 cm Hg, air dapat mendidih pada suhu di atas 100oC. Sifat penambahan tekanan di atas permukaan zat cair akan menaikkan titik didih zat cair diterapkan pada panci presto (panci yang dapat diatur tekanannya) dan sterilisasi alat kedokteran. Jika ibumu mempunyai panci presto, coba kamu bandingkan merebus daging dengan menggunakan panci presto dan panci biasa. Manakah yang lebih cepat masak? Mengapa demikian? Penambahan tekanan menyebabkan titik didih air akan naik sehingga suhu dalam panci presto akan lebih tinggi dari 100oC. Akibatnya, daging di dalamnya akan lebih cepat masak. Jadi, dengan menggunakan panci presto akan menghemat waktu dan energi. Hal ini pertama kali dilakukan Papin sehingga percobaannya disebut percobaan periuk papin.

Sifat bahwa pengurangan tekanan di atas zat cair akan menurunkan titik didih digunakan pada pasteurisasi dan pembuatan makanan dalam kaleng.

Gambar 7.10 Skema Lemari Es

A = lemari pendingin B = pompa kompresor C = tabung penguapan

Gambar 7.11 Panci Presto Sumber Gambar: Dokumentasi Penerbit

Jelajah Internet

Mari kita jelajahi website-website berikut untuk menambah wawasan akan materi ini.

http://fisikatujuh. blogspot.com http://bebas.vlsm. org.

D. Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor sangat besar manfaatnya dalam kehidupan se-hari-hari. Misalnya, perpindahan kalor dari matahari ke bumi dan perpindahan kalor dari api ke panci, lalu ke bahan makanan yang kita masak. Dari pengalaman sehari-hari, kalor berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.

1. Berbagai cara perpindahan kalor

Perpindahan kalor dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

a. Konduksi

Coba kamu perhatikan alat-alat dapur di rumahmu. Mengapa kebanyakan alat-alat tersebut diberi pegangan dari kayu? Apa tujuannya?

Jika sebatang tongkat logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka partikel-partikel pada ujung-ujung logam tersebut akan bergerak dengan cepat. Gerakan partikel yang sangat cepat akan mempengaruhi partikel-partikel di sebelahnya, demikian seterusnya. Akibatnya, kalor yang diberikan pada salah satu ujung batang logam oleh partikel-partikel akan diteruskan ke ujung logam yang lain. Walaupun partikel-partikel tersebut bergetar, perpindahan kalor ini tidak menyebabkan partikel ikut berpindah. Perpindahan kalor dengan cara seperti ini disebut konduksi (hantaran), yaitu perpindahan kalor dalam suatu zat tanpa diikuti perpindahan partikel zat tersebut.

Pada umumnya, perpindahan kalor pada zat padat akan ber-langsung secara konduksi. Konduksi kalor dapat terjadi jika ada perbedaan suhu.

Ada zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik, tetapi ada juga zat yang kurang dapat menghantarkan kalor. Kecepatan aliran kalor tergantung pada

1) perbedaan suhu antara ujung-ujung penghantar; 2) luas penampang lintang penghantar;

3) jarak kedua ujung yang berbeda suhunya; 4) jenis bahan penghantar.

Setiap bahan memiliki nilai konduktivitas berbeda-beda. Nilai konduktivitas bahan menentukan mudah tidaknya bahan tersebut dalam menghantarkan kalor. Makin besar nilai konduktivitasnya

Dokumen terkait