• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN DESAIN

2. Contoh papan cerita TES EQ.

Berikut pada tabel 2 dapat dilhat salah satu contoh papan cerita Tes EQ (Tes Jiwa Pribadi). Pada papan cerita ini nampak bahwa ada 4 elemen multimedia yang dipakai yaitu teks, gambar, suara, animasi.

Tabel 2: Contoh Tabel Papan Cerita Tes EQ (Tes Jiwa Pribadi)

T(Teks), G(Gambar), S(Suara) ,A(Animasi)

Judul : Form Tes Jiwa Pribadi Arahan Grafik

G1 : Gambar latar belakang Tes jiwa pribadi G2 : Gambar tombol navigasi atas dan bawah G3 : Gambar pembuat aplikasi “M-EQ Plus”. TO1 : Tombol pilihan jawaban “Tidak Tahu” TO2 : Tombol pilihan jawaban “Ya”

TO3 : Tombol pilihan jawaban “Tidak”

HASIL DAN PEMBAHASAN

“M-EQ Plus” (Aplikasi Kecerdasan Emosional Berbasis Multimedia) merupakan perangkat lunak yang dikembangkan untuk membantu penggunanya untuk mengetahui kecerdasan emosinya serta mengetahui karakter sifatnya lewat ramalan zodiak dan memberikan hiburan pada bagian komik dan profil tokoh. Perangkat lunak ini sendiri diimplementasikan dengan menggunakan tools Adobe Flash CS3 Professional sedangkan untuk menjalankan aplikasi ini di handphone yang berbasis Nokia Series 60 dan Symbian ver.3.0 dan mendukung teknologi Flash Lite 2.0 atau Flash Lite 3.0. Gambar 2menunjukkan gambaran beberapa antarmuka aplikasi “M-EQ Plus”, misalnya halaman awal intro yang dianimasikan, menu utama, tes EQ, profil tokoh, komik, ramalan zodiak, bantuan, dan tentang.

Untuk pengujian aplikasi M-EQ Plus dibagi menjadi 2 bagian, yaitu uji fungsionalitas aplikasi dan uji produk secara umum oleh responden. Pengujian aplikasi dilakukan oleh pembuat aplikasi, dalam hal ini adalah penulis, terhadap semua fungsi yang terdapat dalam aplikasi M-EQ Plus dengan menggunakan emulator Nokia Series 60 yang telah direncanakan dan semua fungsi berhasil diimplementasikan pada ponsel Nokia 5700 XpressMusic dan Nokia N95. Secara teori, semua ponsel yang mendukung atau yang dapat diinstall Flash Lite 2.0 dapat menjalankan aplikasi ini. Pengujian secara umum kepada responden dilakukan dengan cara meminta beberapa responden untuk mencoba aplikasi “M-EQ Plus” secara keseluruhan melalui ponsel serta meminta pendapat dari para responden tersebut. Pada pengujian hasil produk oleh responden, dengan kriteria penilaian kurang sekali, kurang, cukup, baik dan baik sekali, Gambar 3 menunjukkan gambaran penilaian responden yaitu 35% orang memberikan penilaian sangat baik, 52% orang memberikan penilaian baik, 12% orang memberikan penilaian cukup, 1% orang memberikan penilaian tidak baik, dan 0 % orang mengatakan sangat tidak baik.

Gambar 4 adalah hasil pengujian aplikasi perangkat lunak oleh responden (siswa SMP) yang ditampilkan dalam bentuk diagram lingkaran.

Gambar 4: Pengujian aplikasi “M-EQ Plus” kepada responden

Dari hasil perhitungan kuesioner yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, responden memberikan penilaian bahwa aplikasi “M-EQ Plus” ini sudah baik.

KESIMPULAN

1. Aplikasi” M-EQ Plus” pada perangkat seluler ini telah berhasil dikembangkan.

2. Empat elemen multimedia yang ada dalam Aplikasi “M-EQ Plus” ini telah berhasil digabungkan dan dapat berjalan dengan baik dengan menggunakan telepon seluler Nokia 5700 dan Nokia N95.

3. Aplikasi ini telah diujicoba pada 37 responden yang terdiri dari 36 siswa SMP dan seorang psikolog dengan hasil 35% orang memberikan penilaian sangat baik, dan 52% orang memberikan penilaian

baik. Para siswa tersebut juga menyatakan bahwa aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosinya.

SARAN

Saran yang diberikan untuk pengembangan lebih lanjut adalah perangkat lunak ini mungkin dapat dijadikan sebagai acuan untuk membangun aplikasi lainnya yang menggunakan telepon seluler sebagai medianya, seperti mengabungkan jenis-jenis soal tes yang lain seperti soal-soal tes yang merujuk kepada kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) dan menambahkan konten hiburan lainnya seperti game dengan menggunakan koneksi bluetooth.

DAFTAR PUSTAKA

1. Awangga N. Suryaputra. (2008). Tes EQ Plus. Penerbit Pararaton Publishing. Yogyakarta. 2. Christianti, Silvia. (2005). Pengembangan Sistem Pakar Uji Kepribadian Melalui Perangkat

Mobile, Tugas Akhir. Teknik Informatika FTI UAJY. Yogyakarta.

3. Cole, L. (1963). Psychology of Adolesencent. New York: Holt Rinchart and Winston. 4. Djaliteng, (2000). Zodiak, Shio dan Primbon. Penerbit Setia Kawan. Jakarta.

5. Hariwijaya, M. (2007). Tes Kepribadian (Personality Test). Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

6. Hofstetter, Fred T. (2001). Multimedia Literacy (3rd Edition). New York: McGraw-Hill, Inc. 7. Kartadinanta. (2001). Iventori Tugas Perkembangan Siswa SLTP. Universitas Pendidikan

Indonesia. Bandung.

8. Tridhonanto, Al. (2009). Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati. Penerbit Beranda Agency. Yogyakarta.

9. Vaughan, Tay. (2004). Multimedia : Making It Work. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Technology Education.

10.Widianturo, Yos. (2009). Pengembangan Aplikasi Tes Personalitas dan Kemampuan Dalam Bidang Teknologi Informasi, Tugas Akhir. Teknik Informatika FTI UAJY. Yogyakarta.

Pemanfaatan Enterprise Content Management dalam Sistem Temu Kembali Studi Kasus: Dokumen dengan topik Upaya Perdamaian

Budi Susanto

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

budsus@ukdw.ac.id

Abstract

An Enterprise Content Management (ECM) provides some facilities and functions that are associated with a set of documents, including full text search facility. However, due to ECM is a backend application, in some ways is still difficult to use. Information Retrieval for documents on the topic of peace building application is a web-based application developed specifically to meet the needs of search and document management comes from several sources. Utilization of ECM in this system is felt very good because the availability of API (Application Programming Interface) web service that allows to perform retrieval operations, alteration, and also defining the metadata. Besides that ECM can also help define workflows accessing documents in this system.

Keywords : enterprise content management, information retrieval.

INTISARI

Sebuah Enterprise Content Management (ECM) menyediakan fasilitas dan fungsi yang sangat lengkap terkait dengan kumpulan dokumen, termasuk fasilitas pencarian full text. Namun karena ECM merupakan sebuah aplikasi backend, dalam beberapa hal masih sulit untuk digunakan. Aplikasi

information retrieval untuk dokumen dengan topik upaya perdamaian merupakan aplikasi berbasis web

yang dikembangkan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan pencarian dan manajemen dokumen yang berasal dari beberapa sumber. Pemanfaatan ECM dalam sistem ini dirasakan sangat baik karena tersedianya API (Application Programming Interface) berbasis web service yang memudahkan untuk melakukan operasi-operasi pengambilan, pengubahan, dan juga pendefinisian metadata. Selain itu ECM juga dapat membantu mendefinisikan workflow pengaksesan dokumen dalam sistem ini.

Kata Kunci : enterprise content management, information retrieval.

PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir ini, konflik sosial dan agama telah menjadi isu yang beredar di Indonesia. Sejalan dengan itu, upaya-upaya pembangunan perdamaian telah menjadi isu yang penting untuk diwujudkan. Kesadaran ini dapat dilakukan dengan berbagai metode: diskusi, pelatihan, pendampingan, dan penelitian, bagi masyarakat seluas mungkin dalam rangka menumbuhkan kesadaran sosial tentang pentingnya memahami, mengelola, dan melakukan transformasi dari konflik. Mempromosikan perdamaian dan pengelolaan konflik harus dilakukan secara kolektif sejak konflik sosial

dan keagamaan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Di sisi lain, kemajuan teknologi dan bentuk informasi yang tersedia telah memotivasi ide untuk mengembangkan sistem yang dapat menyajikan informasi tentang berita atau artikel seputar perdamaian di dunia. Informasi dalam bentuk digital di Internet adalah publik, atau dapat diakses oleh siapa pun. Tentu saja informasi ini tersedia dalam jumlah besar dengan update yang sangat cepat. Berita tentang konflik di Indonesia dan dunia dapat dibuat beberapa lapisan informasi yang memiliki dasar wilayah, jenis konflik, penyebab konflik, dll. Ada juga sumber informasi yang memiliki bentuk blog yang ditulis oleh siapa pun yang mengatakan ia / nya tentang pengalaman konflik dan solusinya.

Teknologi Information Retrieval (IR) dapat memberikan manfaat untuk mencari dan menemukan dokumen-dokumen berdasar kata kunci atau query string. dengan topik spesifik yaitu upaya perdamaian, yang dapat melayani dan diakses oleh mereka yang tertarik dan serius dalam pembangunan perdamaian khususnya di Indonesia.

Karena informasi yang tersedia memiliki satu topik yang spesifik dan juga harus diperlakukan secara khusus, maka aplikasi teknologi Retrieval Informasi yang dikembangkan juga harus memberikan kemampuan khusus, terutama yang berkaitan dengan masalah klasifikasi informasi yang tersedia. Untuk pemberian kelompok informasi dari tiap artikel, dalam penelitian ini telah melibatkan Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian (PSPP) UKDW Yogyakarta.

Manfaat jangka panjang dari pembangunan sistem ini adalah dapat digunakan oleh siapa pun yang tertarik dan serius pada masalah perdamaian dan resolusi konflik, misalnya LSM-LSM yang jumlahnya mencapai angka 17.000 buah di dunia. Pada umumnya, LSM tertarik dengan masalah ini dan memberikan fokus besar pada masyarakat grass root. Bagi sivitas akademika, sistem ini merupakan salah satu bentuk kontribusi dalam usaha aktif mewujudkan perdamaian di dunia.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Content Management

Dalam pengembangan prototipe sistem temu kembali untuk dokumen-dokumen topik khusus tentang upaya perdamaian, penulis menggunakan beberapa pustaka dan atau sub sistem yang sudah ada di komunitas open source untuk penyediaan komponen-komponen dalam sistem ini agar lebih memberikan hasil yang optimal. Komponen-komponen tersebut terkait dengan rancang bangun sistem yang dikembangkan ini. Gambar 1 menunjukkan skema rancangan umum terhadap sistem temu kembali yang dikembangkan.

Gambar 1 : Rancang Bangun Sistem Temu Kembali

Komponen-komponen Open Source yang digunakan dalam membangun prototipe sistem ini, antara lain: Alfresco (http://www.alfresco.com/) yang digunakan sebagai sistem Enterprise Content

Management System. Content Management yang dimaksud di sini bukanlah CMS (Content Management System) yang menyediakan fungsi pengaturan layout dan isi dari sebuah web site. Enterprise Content Management di sini secara khusus menyediakan fungsi dan fasilitas terkait dengan document management, collaboration, records management, knowledge management, web content management,

dan imaging. (Munwar Shariff, 2008)

Lucene (http://lucene.apache.org) yang bertindak sebagai pustaka yang menyediakan semua fungsi-fungsi yang diperlukan dalam menerapkan tahapan-tahapan dalam sebuah sistem temu kembali, dan Classifier4J (http://classifier4j.sourceforge.net/) yang merupakan pustaka yang menyediakan fungsi text summarization sederhana dengan pendekatan statistik.

Selain komponen-komponen di atas, juga didefinisikan metadata kategori yang akan dilekatkan pada setiap dokumen yang akan diindeks. Metadata adalah data yang terstruktur yang mendeskripsikan karakteristik dari sebuah sumber daya/resource (Taylor, 2003). Sebuah record dari metadata terdiri dari sejumlah elemen yang telah didefinisikan yang merepresentasikan atribut dari resource, dan setiap elemen dapat memiliki satu atau lebih nilai. Dengan adanya metadata ini, sistem akan dapat mengembalikan dokumen-dokumen yang dicari beserta pengelompokannya sesuai dengan anotasi-anotasi yang dilakukan oleh pakar yang memahami tentang topik upaya perdamaian. Pada saat ini, penentuan metadata kategori atau lapisan informasi lain baru ditentukan oleh pakar dari PSPP UKDW. Adapun metadata kategori yang didefinisikan, antara lain :

Tabel 1: Jenis Kategorisasi Dokumen Topik Upaya Perdamaian

Kategori Nilai

Propinsi seluruh provinsi di Indonesia Jenis Sumber Laporan Individu

Laporan Organisasi Laporan Pemerintah

Makalah atau Bahan Pengajaran Koran atau Radio

Pelaku Universitas

Pemerintah Akar Rumput NGO

Organisasi Agama Target Pemakai Anak-anak

Remaja Perempuan Umum

Pemuka Agama

Fokus Tema Agama

Kebijakan Umum Perbatasan Daerah Keamanan Kekerasan

Berdasar skema Gambar 1, skenario yang diterapkan dalam sistem temu kembali untuk topik upaya perdamaian ini adalah seorang pakar akan memasukkan dokumen yang terpilih, baik dari media CD atau Internet ke dalam repository. Kemudian dengan menggunakan antarmuka aplikasi content

management Alfresco, pakar menentukan kategori atau metadata lapisan informasi lain terkait dengan

dokumen yang dimasukkan. Dengan cara demikian, sistem dapat menggunakannya untuk proses pemberian metadata dalam indexing dengan lebih baik. Tabel 2 merupakan contoh metadata yang diberikan oleh Alfresco terhadap sebuah dokumen setelah diberikan anotasi kategori.

Tabel 2 : Contoh Metadata yang Diberikan oleh Alfresco

Nama Metadata Contoh Nilai

{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}title Workshop Pendidikan Perdamaian « centre for fiqh and society studies

{http://www.alfresco.org/model/system/1.0}store-identifier SpacesStore

{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}modified 2009-10-03T20:20:21.634+07:00

{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}name 18 - Workshop Pendidikan Perdamaian « centre for fiqh and society studies.htm

{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}created 2009-10-03T20:14:44.310+07:00 {http://www.alfresco.org/model/system/1.0}node-dbid 1362 {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}modifier pspp {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}author {http://www.alfresco.org/model/application/1.0}editInline true {http://www.alfresco.org/model/system/1.0}store-protocol workspace {http://www.alfresco.org/model/system/1.0}node-uuid b77fffc6-b01e-11de-ad65-fbd28529da89 {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}content contentUrl=store://2009/10/3/20/14/b7a7ac09-b01e- 11de-ad65- fbd28529da89.bin|mimetype=text/html|size=60590|encod ing=UTF-8|locale=en_US_ {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}creator pspp

{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}description Berita tentang kegiatan workshop pendidikan perdamaian yang diadakan di UKDW oleh PSPP UKDW.

{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}path /{http://www.alfresco.org/model/application/1.0}compan y_home/{http://www.alfresco.org/model/application/1.0} user_homes/{http://www.alfresco.org/model/system/1.0} pspp/{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}usulan _docs/{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}dok_e xample/{http://www.alfresco.org/model/content/1.0}_x00 31_8_x0020_- _x0020_Workshop_x0020_Pendidikan_x0020_Perdamai an_x0020__x00ab__x0020_centre_x0020_for_x0020_fiq h_x0020_and_x0020_society_x0020_studies.htm {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}categories {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}name =

Pemanfaatan lain terhadap sistem content management adalah menyimpan semua dokumen yang disarankan oleh para pemakai sistem temu kembali ini. Dengan adanya fasilitas saran, pemakai dapat mengusulkan dokumen yang perlu ditambahkan ke dalam sistem temu kembali. Setiap dokumen yang diusulkan akan disimpan ke sistem repository, dan seorang pakar ataupun petugas yang ditunjuk dapat melakukan pemberian anotasi kategori yang sesuai dengan isi dari dokumen, dan dapat juga memutuskan apakah dokumen yang diusulkan dapat diterima untuk dimasukkan dalam sistem atau tidak.

Dengan adanya content management, fungsi penyimpanan dan pemberian label/anotasi kategori terhadap setiap dokumen dapat dilakukan lebih baik. Selain aman, sistem content management juga menyediakan beberapa protokol untuk mengakses repository, antara lain: WebDAV, HTTP, FTP, SMTP atau CIFS (Jeff Potts, 2008). Dalam pengembangan sistem ini, protokol yang digunakan adalah HTTP melalui antarmuka WebService yang telah disediakan oleh Alfresco SDK.

Penerapan Information Retrieval

Information Retrieval (IR) merupakan istilah untuk mempelajari sistem pencarian sehingga

mendapat informasi yang dicari, mulai dari indexing(index), searching, dan recalling data (pemanggilan data kembali). Berlaku juga terhadap pencarian data yang tidak terstruktur (Kamus Komputer dan Teknologi Informasi). IR berkaitan dengan representasi, penyimpanan, pengorganisasian, dan pengaksesan informasi(Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999).

Salah satu pustaka aplikasi yang menyediakan semua mekanisme untuk penerapan IR adalah Lucene. Lucene adalah pustaka Information Retrieval yang digunakan untuk melakukan indeks teks dan pencarian teks (Hatcher & Gospodnetic, 2005). Lucene ditulis oleh Doug Cutting. Elemen-elemen indeks Lucene terdiri dari segment, document, field, dan term. Setiap indeks terdiri dari beberapa segment. Setiap

segment terdiri dari beberapa document. Setiap document terdiri dari beberapa field, dan setiap field

terdiri dari beberapa term. Setiap term adalah pasangan string yang merepresentasikan nama field dan nilai. Sebuah segment terdiri dari sepasang dari file.

Berdasar kemampuan yang disediakan oleh Lucene, serta mensinkronisasikan kemampuan metadata yang disediakan oleh Alfresco Content Management, maka dalam pengembangan aplikasi temu kembali ini akan menyimpan beberapa metadata dari Alfresco ke dalam indeks yang dihasilkan oleh Lucene. Beberapa metadata yang akan dipasang dalam indeks, antara lain: title, categories, author dan

path.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Temu Kembali ini pengembangannya dibagi dalam dua modul utama, yaitu modul pengindeksan dan modul aplikasi web yang semuanya ditulis menggunakan bahasa Java. Modul pengindeksan berfungsi untuk membaca semua dokumen yang tersimpan dalam Alfresco Content Management. Adapun algoritma dasar untuk melakukan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

2. ambil daftar space (direktori) dan berkas (content) dari path induk

3. lakukan perulangan terhadap daftar yang diperoleh. Untuk setiap space/content lakukan: 3.1. ambil metadatanya

3.2. cek apakah mengandung metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}content. 3.2.1.jika tidak ada, lakukan kembali langkah 2 (rekursif)

3.3. cek apakah mengandung metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}lockType dan berisi READ_ONLY_LOCK.

3.3.1.jika benar, kembali ke langkah 3. 3.4. Buat objek Document untuk Lucene

3.5. ambil nilai dari metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}title. 3.6. simpan nilainya ke dalam Field: title.

3.7. ambil nilai dari metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}node-uuid. 3.8. simpan nilainya ke dalam Field: path.

3.9. ambil nilai dari metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}categories. 3.9.1.ambil daftar kategori untuk dokumen

3.9.2.lakukan perulangan untuk setiap kategori yang diberikan, lakukan: 3.9.2.1. ambil node uuid dari kategori

3.9.2.2. berdasar node uuid, ambil referensi node untuk kategori tersebut

3.9.2.3. ambil metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}name dan simpan ke variabel catValue.

3.9.2.4. ambil node uuid induk kategori dari kategori saat ini.

3.9.2.5. berdasar node uuid, ambil referensi node untuk kategori tersebut.

3.9.2.6. ambil metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}name dan simpan ke variabel catName.

3.9.2.7. simpan nilai catValue ke dalam Field: berdasar nilai dari catName. 3.10.download isi dari berkas saat ini.

3.11.ubah ke dalam format teks. 3.12.simpan dalam Field: content.

3.13.Dengan menggunakan ISummary class dari Classifier4J, lakukan peringkasan dari isi dokumen. 3.14.simpan hasil peringkasan dalam Field: summary.

3.15.Tambahkan objek Document ke dalam IndexWriter. 4. Proses pengindeksan selesai.

Di sini penulis memahami bahwa operasi ChecIn dan Checkout dalam content management, merupakan operasi untuk mengunci atau melepas kunci sebuah dokumen. Ketika kita menyatakan bahwa sebuah dokumen sedang dalam proses editing, maka kita harus kunci dokumen tersebut. Untuk melakukan hal ini, sebuah content management, seperti Alfresco, menyediakan mekanisme Checkout. Untuk melepas kunci, sebagai tanda bahwa dokumen telah siap, dapat dilakukan operasi CheckIn.

metadata {http://www.alfresco.org/model/content/1.0}lockType. Jika sebuah dokumen tidak mengandung metadata tersebut, berarti dokumen tersebut bebas dari penguncian. Dalam proses pengindeksan, aplikasi indeks harus memperhatikan ini. Karena diterapkan suatu kesepakatan bahwa dokumen yang boleh diindeks adalah dokumen yang sudah dinyatakan selesai.

Antarmuka bagi pemakai dalam sistem ini dikembangkan dalam bentuk aplikasi berbasis web. Fasilitas utama yang diberikan adalah:

• pencarian dokumen berdasar kata kunci yang diberikan

• pencarian lanjutan yang memungkinkan pemakai mencari berdasar metadata

• memberi masukan dari setiap dokumen yang ditemukan

• mengusulkan dokumen-dokumen yang mungkin tidak ditemukan dalam sistem

Gambar 2 menampilkan contoh tampilan awal setelah seorang pemakai melakukan proses login ke sistem. Selanjutnya, Gambar 3 menampilkan contoh hasil pencarian. Dari halaman hasil pencarian, pemakai dapat memberikan komentar dari setiap dokumen, dan dapat melihat anotasi kategori yang telah diberikan untuk tiap dokumen. Dalam halaman tersebut juga ditampilkan daftar kategori yang terkait dengan dokumen-dokumen yang ditemukan. Dengan daftar ini pemakai dapat melakukan pencarian lebih spesifik lagi.

Gambar 3 : Contoh Hasil Pencarian

Dari halaman hasil pencarian, pemakai dapat melihat atau mendownload isi dari file. Ketika permintaan ini dilakukan, dengan cara melakukan klik terhadap link dokumen, aplikasi akan melakukan langkah-langkah berikut:

1. Menerima parameter uuid dari dokumen yang klik. 2. Login ke content management.

3. Objek Reference ke content management berdasar uuid tersebut. 4. Buat objek Predicate berdasar objek Reference.

5. Baca isi dari berkas sebagai array byte.

6. Kirimkan header Content-Type sesuai dengan tipe berkas ke browser. 7. Kirimkan header Content-Length yang berisi ukuran berkas ke browser.

8. Kirimkan header Content-Disposition dengan nilai inline; filename="namafile" ke browser. 9. Logout dari content management.

Untuk melakukan pengaksesan dokumen dalam sebuah content management, yang perlu di catat adalah uuid dari objek dokumen. Berdasar UUID objek dokumen, aplikasi dapat melakukan pengambilan ataupun update terhadap isi dan metadatanya. Selain itu, secara kebijakan organisasi dapat pula di atur tentang hak akses dari tiap dokumen yang tersimpan dalam content management.

Pengaksesan ke content management yang lain adalah ketika pemakai melakukan pengusulan dokumen. Aktifitas ini disediakan oleh sistem dengan tujuan agar pemakai dapat terlibat aktif untuk membangun database dokumen tentang topik upaya perdamaian. Gambar 4 menampilkan contoh form pengusulan dokumen.

Gambar 4: Form Usulan Dokumen ke Sistem

Dari form pengusulan dokumen tersebut, pemakai dapat mengisi judul artikel, keterangan, berkas artikel dalam format html, pdf, rtf, doc ataupun text plain. Aplikasi ketika menerima permintaan upload usulan dokumen ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Login ke content management.

2. Definisikan sebuah variabel yang berisi PATH untuk menampung usulan dokumen. 3. Cek apakah direktori tersebut sudah ada dalam content management?

3.1.jika belum ada, buat Space baru dalam content management. 4. Definisikan beberapa metadata di content management.

5. Cek, apakah file sudah ada sebelumnya?