• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIANPUSTAKA

2.1 Deskripsi Konseptual

2.1.10 Contoh Permainan Tradisional

Permainan tradisional di Indonesia terdapat berbagai macam permainan dari sekian banyak permainan tradisional ada beberapa macam permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh anak usia 10-12 tahun. Berikut ini adalah permainan tradisional yang diketahui oleh anak Desa Honggosoco antara lain:

1. Permainan Petak Umpet

Rahmawati (2010: 41) menyatakan permainan petak umpet adalah permainan mencari teman yang bersembunyi. Permainan petak umpet terdiri dari 2 orang atau lebih sebagai pemainnya. Anak-anak dapat bermain di rumah atau lapangan. Pada Gambar 2.1 merupakan gambar permaian petak umpet.

Gambar 2.1 Permainan Petak Umpet (Sumber: Kemdikbud, 2020)

Cara bermain permainan petak umpet di desa Honggosoco yaitu: permainan petak umpet diawali dengan para pemain melakukan hompimpa untuk menentukan siapa pemain penjaga benteng yang bertugas mencari temannya bersembunyi. Pemain penjaga menutup mata dan menelungkupkan kepala pada

17

tembok atau pilar yang dijadikan benteng sambil menghitung dengan hitungan tertentu, sedangkan pemain yang lain bersembunyi. Setelah hitungan selesai pemain penjaga harus mencari teman-temannya yang bersembunyi. Jika pemain penjaga menemukkan temannya yang bersembunyi dia harus segera berlari menuju benteng dan menyebutkan nama pemain yang ketahuan persembunyiaannya. Begitu juga dengan anak yang ketahuan, dia harus cepat-cepat berlari ke benteng. Jika pemain yang ketahuan tempat persembunyiannya lebih cepat dari yang jaga maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga. Setelah semua pemain diketahui persembunyiaanya, pemain penjaga akan menutup mata dan anak-anak yang lain akan berbaris dibelakangnya. Pemain penjaga menyebutkan nomor, anak yang ada di urutan nomor yang disebut akan menjadi pihak yang kalah.

2. Permainan Engklek

Rahmawati (2010: 46) mengemukakan permainan engklek adalah permainan lompat-lompatan pada bidang datar yang digambar diatas tanah. Permainan egklek terdiri dari 2 atau lebih pemain, dengan alat dan bahannya kapur dan gacuk. Anak-anak dapat bermain di halaman rumah atau dilapangan. Pada Gambar 2.2 merupakan gambar dari permainan engklek.

Gambar 2.2 Permainan Engklek (Sumber: Docplayer, 2016)

Cara bermain permainan engklek di desa Honggosoco yaitu: permaian engklek diawali dengan melakukan hompimpa untuk menentukan urutan pemain. Pemain pertama melemparkan gacuk mulai dari kotak 1 dan tidak boleh melebihi kotak. Kotak yang ada gacuknya tidak boleh dilewati. Pemain pertama melompat dengan satu kaki atau engklek dari kotak 2-6 kemudian kembali lagi dan mengambil gacuk dengan posisi kaki tidak boleh melewati garis pada kotak 2. Setelah berhasil permainan diulangi dengan melempar gacuk kekotak 2, dan

18

begitu seterusnya sampai kotak 6. Saat semua tahapan telah selesai maka tahap berikutnya pemain melempar gacuk dengan membelakangi engkleknya. Jika pas pada kotak, maka kotak itu akan menjadi rumahnya. Dan begitu seterusnya sampai kotak 1-6 menjadi milik para pemain.

3. Permainan Betengan

Rahmawati (2010: 66) menyatakan permainan betengan merupakan permainan berkelonpok yang terbagi menjadi dua tim. Permainan betengan memiliki jumlah pemain 4 orang atau lebih (bilangan genap), dengan alat dan bahannya tiang/pohon sebagai benteng. Anak-anak dapat bermain di halaman rumah atau lapangan. Pada Gambar 2.3 merupakan gambar permainan betengan.

Gambar 2.3 Permainan Betengan (Sumber: Lembaga Kebudayaan Betawi, 2019)

Cara bermain permainan betengan di desa Honggosoco yaitu: setiap tim menentukan bentengnya, permainan dimulai dengan salah satu anggota keluar dari benteng sehingga tim lawan akan berusaha menyentuh orang tersebut. Anak yang lebih dulu keluar dari bentengdapat disentuh oleh lawan yang baru keluar dari bentengnya. Anak yang disentuh oleh tim lawan maka akan menjadi tawanan di benteng lawan. Teman satu tim dapat berusaha menyelamatkan temannya yang tertawan dengan mendatangi benteng lawan dan menyentuhnya. Tim yang menjadi pemenang adalah tim yang dapat menyentuh benteng tim lawan

4. Permainan Congklak atau Dakon

Fad (2014: 24) menyatakan permainan congklak adalah permainan tradisional yang menggunakan bidang panjang yang memiliki tujuh cekungan pada masing-masing sisi dan cekungan yang lebih besar dibagian tengah ujung kiri dan kanan yang disebut lumbung. Permainan congklak memiliki jumlah

19

pemain 2 orang, dengan alat dan bahan dakon. Anak-anak dapat bermain didalam rumah. Pada Gambar 2.4 merupakan gambar permainan congklak.

Gambar 2.4 Permainan Congklak (Sumber: Media Indonesia, 2019)

Cara bermain congklak di desa Honggosoco yaitu: cekungan-cekungan pada dakon diisi dengan biji, lumbung sebelah kanan adalah pemain A dan lumbung sebelag kiri milik pemain B. Pemain A mengambil biji pada salah satu cekungan dan mengambilnya, lalu membaginya satu persatu ke cekungan dan lumbung pemain A. Jika biji terakhir jatuh pada cekungan yang ada isinya maka pemain boleh mengambil dan membaginya lagi. Tetapi, jiak biji terakhir jatuh pada cekungan yang kosong itu berarti pemain A berhenti bermain. Pemenang permainan di hitung berdasarkan banyak jumlah biji pada lumbung.

5. Permainan Lompat Tali

Rahmawati (2010: 61) menyatakan permainan lompat tali memiliki jumlah pemain 3 orang atau lebih, dengan alat dan bahannya karet gelang yang sudah dijalin menjadi panjang. Anak-anak dapat bermain di halaman atau lapangan. Pada Gambar 2.5 merupakan gambar permainan lompat tali.

Gambar 2.5 Permaian Lompat Tali (Sumber: Pinterest, 2020)

Cara bermain lompat tali di desa Honggosoco yaitu: pemain melakukan hompimpa 2 orang yang kalah bertugas memegangi tali karet. Pemain yang menang berusaha melompati bentangan tali. Lompatan dimulai dari bentangan karet setinggi mata kaki, lalu setinggi lutut, paha, dan pinggang tanpa menyentuh tali karet. Jika pada tahap ini anggota badan atau tersentuh baju yang dikenankan pemain menyetuh tali maka pemain akan gagal dan mengantikan

20

pemain yang memegang tali. Tetapi jika berhasil melompat tanpa mengenai tali maka pemain akan melanjutkan melompat tali karet setinggi dad, bahu, telingga, ubun-ubun, satu jengkal tangan diatas kepala, dan tangan lurus diatas kepala. Pada tahap ini pemain boleh melakukan berbagai cara untuk bisa melompati tali. Pada tahap selanjutnya pemain meloncat-loncat dan membelitkan tali pada salah satu kaki, lalu melepaskan kembali. Pemain mendapatkan 1 poin untuk setiap belitan dan mampu melepaskannya kembali. Pemain yang mendapatkan poin paling banyak maka dia akan menjadi pemenangnya.

6. Permainan Layangan

Muhasim dan Solihin (2011: 41) mengemukakan permainan layangan sangat populer di masyarakat betawi dan dapat dimainkan oleh segala umur. Permainan layangan biasanya dimainkan saat musim kemarau. Permainan layangan memiliki jumlah pemain 2 orang atau lebih, dengan alat dan bahannya layang-layang dan benang. Anak-anak dapat bermain di lapangan. Pada Gambar 2.6 merupakan gambar permainan layangan.

Gambar 2.6 Permainan Layangan (Sumber: Kurungbuka, 2020)

Cara bermain layangan di desa Honggosoco yaitu: permaian layangan dilakukan dengan satu orang memegang layangan dan yang satu memegang gulungan benang. Jarak keduanya cukup jauh agar jika layangan dilepas akan naik terbawa angin. Jika layangan sudah mulai naik orang yang memegang gulungan benang akan menarik dan mengulur benang agar layangan cepat naik. Untuk menurunkan layangan tinggal ditarik perlahan-lahan.

7. Permainan Ucing-Ucingan

Fad (2014: 93) mengemukakan permainan ucing-ucingan memiliki jumlah pemain 3 orang atau lebih. Anak-anak dapat bermain di halaman atau lapangan.

21

Permainan ucing-ucingan akan lebih seru jika dimainkan oleh banyak orang. Pada Gambar 2.7 merupakan gambar permainan ucing-ucingan.

Gambar 2.7 Permainan Ucing-ucingan (Sumber: Fad, 2014)

Cara bermain permainan ucing-ucingan di desa Honggosoco yaitu: permainan diawali dengan melakukan hompimpa atau suit untuk menentukan pemain ucing atau pemain yang dadi. Pemain ucing mengejar pemain yang lain. Jika pemain ucing telah dekat dengan sasaran, pemain yang menjadi sasaran dapat menjadi aman jika berkata “kup” setelah mengucapkannya pemain harus menjadi patung dengan posisi pemain berjongkok. Tetapi, jika pemain sasaran tersentuh oleh ucing, maka dia akan mengantikan pemain ucing menjadi pemain yang jadi. Pemain yang menjadi patung harus tetap pada posisinya. Pemain yang menjadi patung bisa dibebaskan jika pemain yang lain sudah menyentuhnya dan berkata “bangun”.

8. Permainan Yoyo

Rahmawati (2010: 92) menyatakan permainan yoyo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cangram berukuran sama yang dihubungkan dengan sumbu yang tergulung tali. Permainan yoyo memiliki jumlah pemain 1 orang atau lebih, dengan alat dan bahannya yoyo. Anak-anak dapat bermain di dalam rumah/diluar rumah. Pada Gambar 2.8 merupakan gambar permainan yoyo.

Gambar 2.8 Permainan Yoyo (Sumber: Wordpress, 2017)

Cara bermain yoyo di desa Honggosoco yaitu: yoyo dimainkan dengan mengaitkan ujung tali pada jari tenggah, memegang yoyo, dan melemparkan

Dokumen terkait