• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV USULAN PROGRAM KADERISASI BAGI PARA PENDAMPING PIA

F. CONTOH SATUAN PERSIAPAN KADERISASI PIA TENTANG

PENDAMPING PIA

Berdasarkan usulan program di atas, maka pada bagian ini penulis akan memaparkan satu contoh satuan persiapan kaderisasi bagi para pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta. Contoh satuan persiapan ini merupakan salah satu dari lima pertemuan dalam program kaderisasi Pendampingan Iman Anak tentang penggunaan metode dinamika kelompok bagi para pendamping dalam kegiatan PIA.

Contoh Persiapan 1. Identitas

a. Judul Pertemuan : Metode Dinamika Kelompok dalam PIA.

b. Tujuan Pertemuan : Para pendamping PIA menyadari bahwa metode dinamika kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam usaha memperkembangkan minat dan diri anak secara efektif.

c. Peserta : Mudika dan para pendamping PIA Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

d. Tempat : Kapel St. Petrus Kayunan. e. Pelaksana : Yohanes Pratamto Henri. f. Hari/Tanggal : Minggu, 10 Januari 2010. g. Waktu : Pukul 10.00-12.00 WIB.

2. Pemikiran Dasar

Melihat kenyataan yang ada, anak-anak katolik di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta cukup banyak, akan tetapi hanya beberapa saja yang mau terlibat dalam kegiatan PIA di wilayah. Jumlah pesertanya pun semakin lama semakin menurun, hal ini disebabkan karena metode yang digunakan oleh para pendamping kurang menarik dan kurang efektif. Selain masalah metode, jumlah pendamping pun juga menjadi kendala karena di Wilayah Donoharjo Utara mengalami kekurangan tenaga pendamping dalam mendampingi PIA. Sehingga dengan keadaan tersebut kegiatan PIA mengalami kemacetan dan anak-anak pun enggan untuk terlibat dalam kegiatan PIA di wilayah.

Adapun pendamping dan calon pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara yang bersedia menjadi penggembala dan mau menjadi pendamping PIA, namun mereka kurang mendapat wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam mendampingi anak-anak PIA. Seorang pendamping perlu memiliki pengetahuan dan menguasai pengetahuan tentang PIA, sehingga nantinya dapat mendampingi anak-anak secara efektif serta mempu memberikan pengetahuan dan pengalaman yang menarik kepada anak-anak.

Dengan melihat keadaan di atas, maka penulis berinisiatif untuk memberikan pembekalan bagi para pendamping dan calon pendamping PIA berkaitan dengan Pendampingan Iman Anak. Secara khusus penulis akan memberikan pembekalan sehubungan dengan penggunaan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA, sehingga para pendamping maupun calon pendamping PIA pada akhirnya akan mampu mendampingi PIA secara efektif.

Metode dinamika kelompok menjadi salah satu metode yang efektif digunakan untuk menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA, selain metode dinamika kelompok ini menyenangkan, metode dinamika kelompok juga dapat melatih anak untuk belajar bekerja sama, menjalin kekompakkan, melatih sikap percaya diri, anak tidak merasa sendiri, anak-anak juga dapat lebih memperhatikan dalam proses kegiatan PIA, anak menjadi berkembang, belajar bertukar pendapat, dan anak dapat menjadi kreatif. Penulis menyusun program ini agar membantu para pendamping dan calon pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati supaya mampu mendampingi anak-anak PIA secara efektif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Tujuan Pertemuan

Para pendamping PIA menyadari bahwa metode dinamika kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam usaha memperkembangkan minat dan diri anak secara efektif.

4. Materi

Pengertian dinamika kelompok, tujuan dinamika kelompok, fungsi dinamika kelompok, dan macam-macam metode dinamika kelompok dalam PIA. 5. Sumber Bahan

a. Purwandari, Retno. 2009. Dinamika Kelompok.

b. Ancok, Djamaluddin. 2003. Outbound Management Training. Yogyakarta: UII.

c. Gray, Ethne. 1975. Kreasi dan Ekspresi Melalui Permainan. Jakarta: BPK GUNUNG MULIA.

e. Syamsu, Syahriman., Yusril, M. & Suwarto, FX. 1991. Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya.

f. Gerungan, W. A. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. 6. Metode a. Informasi b. Ceramah c. Tanya Jawab d. Permainan kelompok 7. Sarana Hand Out 8. Proses Pendampingan a. Pengantar

Teman-teman yang terkasih selamat siang, selamat datang di pertemuan kita pada siang hari ini. Pada kesempatan hari ini kita bersama-sama diajak untuk lebih terbuka dan terlibat menjadi pendamping PIA dengan segala yang kita miliki baik pengetahuan ataupun keterampilan. Secara khusus dalam pertemuan kali ini kita akan mendalami tentang metode dinamika kelompok dalam PIA. Sebagai pendamping dan calon pendamping PIA, kita diharapkan mampu mengolah pertemuan PIA secara efektif, salah satunya dengan menggunakan metode dinamika kelompok.

b. Doa Pembukaan

Ya Bapa yang penuh kasih sayang, terimakasih atas pertemuan yang boleh kami alami hari ini. Datanglah kepada kami dalam pertemuan ini, curahkanlah Roh KudusMu untuk memberi semangat dan kekuatan bagi kami para

pendamping dan calon pendamping PIA sebagai alatMu sendiri dalam mendampingi anak-anak kami. Amin.

c. Permainan kelompok ”Kepala Ekor Ular” 1) Aturan permainan:

a) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok. b) Jumlah kelompok menyesuaikan jumlah peserta.

c) Setelah peserta terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing kelompok berbaris berjajar seperti ular.

d) Setiap tangan anggota kelompok berpegang pada pundak teman kelompoknya. e) Peserta paling depan berperan sebagai kepala yang nantinya akan mengejar

balon yang ada di ekor ular kelompok lainnya.

f) Peserta paling belakang diberi sebuah balon yang ditalikan di pinggang agar dikejar kelompok yang lain.

g) Peserta lainnya dari anggota kelompok bertugas melindungi balon agar tidak dapat diambil oleh kelompok lain.

h) Setelah semua kelompok siap, maka pemandu memberi aba-aba dengan mengatakan ”mulai!”

i) Jika kelompok putus dari barisannya, maka kelompok tersebut dinyatakan kalah.

j) Yang menjadi pemenang adalah kelompok yang memperoleh balon paling banyak, sedangkan kelompok yang balonnya diambil oleh kelompok lain dinyatakan kalah.

Pemandu mengajak peserta untuk mendalami permainan kelompok tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a) Bagaimana perasaan teman-teman ketika ikut terlibat dalam permainan kelompok tadi?

b) Bagaimana perasaan kelompok yang kalah dalam permainan kelompok tadi? c) Bagaimana perasaan kelompok yang menang dalam permainan kelompok tadi? d) Nilai-nilai apa yang dapat kita petik melalui permainan kelompok tadi?

3) Pemandu merangkum hasil dari jawaban peserta seperti berikut:

Dalam permainan kelompok yang baru saja kita lakukan tadi, kita dapat merasakan kegembiraan bersama dengan teman-teman kita, selain permainan tadi menyenangkan, kita juga dapat mengambil banyak pelajaran seperti: belajar bekerja sama, menjalin kekompakkan, menjalin kebersamaan, serta dapat menjadi kreatif.

d. Pendalaman Materi

Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode dinamika kelompok dalam PIA, yang meliputi:

1) Makna Dinamika Kelompok dalam PIA

Dinamika Kelompok adalah komunikasi yang terjadi di dalam suatu kelompok di mana kelompok tersebut terdiri dari dua anak atau lebih yang memiliki hubungan psikologis secara jelas. Artinya, antara anak satu dengan yang lainnya saling mengenal, dan dalam kelompok tersebut terdapat suatu hubungan timbal balik antara masing-masing anak. Dengan kata lain, anak-anak dalam suatu kelompok dapat saling mengkomunikasikan pendapatnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dengan gembira, bebas, dan mendalam.

2) Tujuan Dinamika Kelompok dalam PIA

a) Memperdalam pemahaman iman anak akan Yesus Kristus melalui komunikasi iman dengan teman-temannya dan peristiwa yang dijumpai dalam keseharian mereka.

b)Menimbulkan rasa saling kerjasama dan saling menolong antar teman-temannya.

c) Membangkitkan rasa solidaritas anggota kelompok, saling menghargai pendapat teman-temannya, dan sikap kritis menanggapi sesuatu.

d)Meningkatkan kemandirian, termasuk mengikis ketergantungan pada orang tuanya baik berhadapan pada suatu permasalahan yang harus dipecahkan, mencari dan mendekati teman-temannya untuk berinteraksi aktif.

e) Menciptakan kegembiraan anak-anak dalam kegiatan PIA. 3) Fungsi Dinamika Kelompok dalam PIA

a) Meningkatkan keterlibatkan dalam menciptakan suasana yang baik dengan teman-temannya.

b) Melalui dinamika kelompok anak dapat belajar kreatif dan efektif untuk memecahkan masalah serta mengembangkan ide dan gagasannya.

c) Meningkatkan bakat dan ketrampilan anak, karena dalam dinamika kelompok anak diajak untuk belajar berani tampil di depan teman-temannya.

d) Mampu memecahkan masalah secara efektif, karena melalui dinamika kelompok segala pekerjaan dapat dikerjakan secara bersama-sama.

4) Batasan Usia Anak dalam Dinamika Kelompok

Anak-anak yang dapat terlibat dalam kegiaan dinamika kelompok ialah anak-anak yang sudah memasuki usia 9-11 tahun. Anak-anak mulai berusaha

berelasi dalam kelompok sebaya karena mengalami perkembangan sosial. Perkembangan sosial anak dimulai dari usia prasekolah sampai akhir masa sekolah yang ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial mereka. Anak mulai melepaskan diri dari keluarganya dan makin mendekatkan diri pada orang lain di sekitarnya. Anak pada usia tersebut biasanya berusaha untuk menjadi anggota suatu kelompok dan sudah mampu mengalami perasaan bahwa seseorang perlu medukung dan didukung oleh orang-orang di luar keluarganya. Sehingga mereka mulai dapat belajar bersama, bermain bersama, hingga bekerjasama dengan teman-temannya.

5) Macam-macam Metode Dinamika Kelompok dalam PIA a) Metode Permainan

Bentuk rekreasi yang paling sederhana bagi semua umur adalah permainan kelompok. Banyak permainan jenis ini tidak memerlukan alat-alat apapun dan dapat dilakukan di luar maupun di dalam rumah. Permainan kelompok dapat dinikmati oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Melalui permainan kelompok kita dapat mengambil banyak pelajaran, di antaranya:

(1) Rasa gotong-royong. (2) Menimbulkan keberanian. (3) Percaya diri.

(4) Belajar memimpin anggota kelompok. (5) Menumbuhkan sikap perhatian. (6) Menghargai orang lain.

Hal ini penting bagi setiap peserta untuk berpartisipasi dalam permainan kelompok dan menikmatinya. Oleh sebab itu, melalui permainan anak-anak PIA dilibatkan dalam kelompok dan berhadapan dengan teman-temannya yang berbeda dengan pribadinya. Oleh sebab itu, dalam kegiatan PIA metode ini sangat penting dan efektif digunakan karena mampu membangkitkan semangat, minat anak-anak PIA, menumbuhkan sikap kerja sama dan sikap solider kepada temannya.

b) Metode Diskusi

Diskusi adalah suatu proses berpikir bersama untuk memahami suatu masalah, menemukan sebab-akibatnya, serta mencari jalan keluar. Di lain pihak, berpikir bersama mengandaikan komunikasi dalam kelompok, hubungan timbal-balik, kemufakatan, dan kebersamaan.

Diskusi dalam kegiatan PIA merupakan salah satu kegiatan untuk menumbuhkan keberanian anak-anak dalam mengungkapkan pendapatnya. Melalui diskusi, anak-anak dapat mengambil banyak pelajaran, di antaranya:

(1) Anak-anak PIA dapat termotivasi untuk dapat berkomunikasi dengan teman-temannya.

(2) Memberikan kesempatan kepada teman-temannya untuk menggunakan pengetahuan dan informasi yang telah dimiliki.

(3) Mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan tenggang rasa terhadap keragaman pendapat orang lain.

Dengan metode diskusi, peserta diajak untuk menggali secara lebih mendalam sehubungan dengan materi yang sedang dibahas melalui diskusi dengan teman-temannya.

c) Memainkan Suatu Kisah

Pada umumnya anak-anak menggemari bermacam-macam bentuk seni drama, baik sebagai pelaku maupun penonton. Tetapi sebagai pelaku dalam drama, anak akan lebih banyak belajar daripada sebagai penonton. Maka setiap anak hendaknya diberi kesempatan untuk menjadi pelaku. Anak-anak juga perlu belajar sebagai penonton yang sopan, serta dapat menghargai permainan teman-temannya. Penggunaan seni drama ini untuk melatih anak-anak agar:

(1) Belajar bekerja sama dalam kelompok.

(2) Memperkembangkan pribadi anak-anak untuk berpartisipasi pertunjukan. (3) Memahami perasaan orang lain.

(4) Berkreasi.

(5) Bertanggung jawab.

(6) Mendengarkan pendapat orang lain.

(7) Berinisiatif, serta belajar mengambil keputusan dalam kelompok.

Metode ini digunakan untuk mengajak peserta PIA dalam rangka mendalami materi pertemuan serta proses pendampingan melalui dramatisasi. Anak-anak akan merasa senang sebab mereka dapat mengekspresikan dirinya di depan teman-temanya dalam kegiatan PIA.

d) Outbound

Outbound adalah suatu kegiatan di alam terbuka yang mendasarkan pada pengalaman langsung yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi,

dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Dalam kegiatan outbound, peserta secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan aktivitas langsung tersebut, peserta akan segera mendapat umpan balik mengenai dampak dari kegiatan yang dilakukan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan diri masing-masing. Kegiatan outbound sering dipakai karena metode ini merupakan simulasi kehidupan yang komplek yang dibuat menjadi sederhana, metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman. Oleh karena adanya pengalaman langsung terhadap sebuah fenomena, orang dengan mudah menangkap esensi pengalaman itu. Selain hal tersebut, metode ini juga penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan, ciri ini membuat orang merasa senang di dalam pelaksanaan kegiatan. Bermain merupakan hal yang dekat dengan anak. Dengan kegiatan ini, anak dapat:

(1) Belajar menggali dan mengembangkan potensi dalam dirinya. (2) Meningkatkan rasa percaya diri.

(3) Membentuk pola pikir yang kreatif.

(4) Meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi.

(5) Membentuk unsur-unsur ketangkasan, kebersamaan, keberanian dalam memecahkan masalah.

(6) Memperluas pengalaman hidup ke arah pendewasaan diri. (7) Menciptakan komunikasi yang efektif antar sesama.

(8) Memahami setiap kelebihan maupun kekurangan yang ada pada dirinya

Melalui kegiatan outbound, anak-anak PIA akan mendapatkan manfaat yang beragam, sehingga melalui kegiatan ini anak akan tumbuh secara dewasa dan mampu menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA.

e. Rangkuman dan Penutup

Teman-teman semua, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan kerelaan dari teman-teman untuk mengikuti kegiatan ini. Demikian beberapa hal penting yang dapat saya sampaikan sehubungan dengan metode dinamika kelompok dalam PIA. Melalui pertemua pada hari ini, kita diharapkan semakin mampu menjadi seorang pendamping yang kreatif dalam menggunakan metode dan mengolah pertemuan PIA menjadi efektif, salah satunya ialah dengan memanfaatkan metode dinamika kelompok. Dengan metode dinamika kelompok, diharapkan kegiatan PIA di Wilaah Donoharjo Utara Paroki Yogakarta ini akan semakin hidup, serta mampu memupuk minat anak-anak dalam mengikuti kegiatan PIA di wilayah.

Doa Penutup

Alah Bapa yang maha baik, kami mengucapkan syukur kepada-Mu atas segala berkat dan kebaikan-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami khususnya penyertaanMu pada kesempatan hari ini. Kami mohon semoga segala sesuatu yang telah kami bagi bersama memberikan semangat bagi kami untuk mendampingi anak-anakMu yang Engkau percayakan kepada kami. Berikan kesehatan serta semangat pelayanan untuk berbagi kasih kepada orang lain. Dan kami mohonkan semoga Engkau menemani dan menyertai kami dalam perjalanan ke tempat kami masing-masing sehingga sampai dengan selamat. Doa ini kami haturkan kepadaMu dengan perantaraan Yesus Kristus perantara kami. Amin

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan membuat saran-saran. Kesimpulan ini menguraikan beberapa pokok penting yang perlu ditegaskan kembali sehubungan dengan Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta melalui metode dinamika kelompok.

A.KESIMPULAN

Pada bagian kesimpulan ini, penulis akan mengemukakan beberapa hal yang perlu ditegaskan kembali untuk diperkembangkan secara lebih mendalam sehubungan dengan kegiatan PIA melalui metode dinamika kelompok.

Pendampingan Iman Anak merupakan salah satu kegiatan bagi anak-anak yang beragama Katolik, di dalam kegiatan inilah anak-anak-anak-anak dapat berelasi dan berkomunikasi dengan teman sebayanya secara terarah. Hal tersebut hanya mungkin terwujud apabila pendamping dapat memahaminya secara utuh, sehingga mereka dapat mengetahui minat, kebutuhan, dan juga harapan-harapannya.

Anak seusia ini lebih dipahami dengan sebutan anak usia sekolah sehingga memiliki kematangan untuk dididik dan juga menjalin relasi dengan orang lain. Anak pada masa ini masih bersifat egois dan lingkup sosialnya hanya dalam keluarga, maka melalui pendampingan iman ini diharapkan anak dapat mulai terarah keluar serta memiliki pengetahuan yang luas dengan belajar bekerja sama dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Berdasarkan kenyataan yang ada pada akhir-akhir ini kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

mengalami kemacetan. Peserta PIA yang ada semakin menyusut jumlahnya. Hal ini menjadi keprihatinan bagi banyak pihak termasuk penulis. Dengan keadaan tersebut, maka penulis melaksanakan penelitian tentang kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah besar dalam kegiatan PIA di wilayah, di antaranya metode, materi, dan sarana yang diberikan oleh pendamping kurang menarik, hal ini menjadikan anak-anak kurang berminat dalam mengikuti kegiatan PIA. Dengan masalah tersebut, maka kegiatan PIA mengalami kemacetan. Selain masalah di atas, kurangnya dorongan dari orang tua dan kurangnya tenaga pendamping juga menjadi faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan PIA.

Bertitik tolak dari hal itu, penulis mencoba menawarkan alternatif untuk mengembangkan pengetahuan para calon pendamping dan pendamping PIA untuk mendampingi anak-anak dalam kegiatan PIA di wilayah. Alternatif tersebut berupa kaderisasi pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta. Melalui alternatif tersebut, diharapkan pendamping PIA mampu menggunakan metode dinamika kelompok dalam proses kegiatan PIA sehingga dapat mewujudkan proses kegiatan PIA secara efektif. Penulis menawarkan metode dinamika kelompok karena melalui metode dinamika kelompok kegiatan PIA akan lebih efektif, keefektifan metode dinamika kelompok ini dapat dilihat dari manfaat yang muncul diantaranya memungkinkan timbulnya rasa untuk kerja sama dengan sesama, menjadi kompak, percaya diri, merasa tidak sendiri, menjadikan perasaan senang, lebih asyik mengikuti PIA, anak-anak juga dapat lebih memperhatikan, anak menjadi berkembang, dapat bertukar pikiran, dan anak

dapat menjadi kreatif. Anak-anak PIA tersebut untuk masa yang akan datang dapat dibanggakan, menjadi pewaris Gereja dan dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan di dunia, maupun menjadi garam dan lilin di masyarakat sehingga dapat berperan aktif dan bersedia untuk mewartakan Kabar Keselamatan akan Kristus. Dengan demikian maka peserta semakin disempurnakan dalam kehidupan imannya sehingga dapat berkembang menuju iman yang matang.

B.SARAN

PIA adalah salah satu tempat untuk membimbing dan mendampingi anak dalam memperkembangkan hidup berimannya, sehingga mereka mampu mendalami nilai-nilai yang diajarkan Kristus dan sanggup menjadi saksi iman di tengah-tengah masyarakat.

Perkembangan terakhir yang ada menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan PIA di wilayah mengalami kemacetan dan kemunduran yang disebabkan karena metode yang dipergunakan kurang menarik. Bertitik tolak dari hal itu, maka sebagai pendamping PIA hendaknya:

1. Memperhatikan perkembangan anak dengan melihat dan menemukan apa yang menjadi kebutuhan serta harapan-harapan anak. Berdasarkan hal tersebut dapat diusahakan metode, sarana, dan materi yang sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga menumbuhkan minat anak-anak dalam mengikuti kegiatan PIA secara efektif. Salah satunya dengan memanfaatkan metode dinamika kelompok. 2. Bergembira merupakan modal dasar dalam mendampingi PIA. Maka seorang

pendamping hendaknya dapat membagikan kegembiraannya kepada anak-anak dalam kegiatan PIA. Kegembiraan dapat diungkapkan melalui kata-kata dan

tindakan. Suasana gembira akan mendorong minat anak untuk selalu ingin bertemu dengan teman-teman dan pendampingnya dalam kegiatan PIA.

3. Pendamping PIA juga memiliki fantasi dan kreasi, sehingga dapat mengupayakan bermacam-macam kegiatan dan menciptakan kegiatan baru untuk melancarkan pendampingan yang menarik dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaluddin. (2003). Outbound Management Training. Yogyakarta: UII. Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (1992). Catechesi Tradendae.

Jakarta.

Gerungan, W. A. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Goretti, M. (1999). PIA, Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: FIPA-USD. Gray, Ethne. (1975). Kreasi dan Ekspresi Melalui Permainan. Jakarta: BPK

GUNUNG MULIA.

Kamdhi, J. S. (1995). Diskusi Yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang. (2008). Dasar-Dasar Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: Kanisius.

Konfrensi Waligereja Indonesia. (2006). Kitab Hukum Kanonik, Jakarta. Konsili Vatikan II, (1993). Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Obor. Kristanto, Purnawan. (2003). Permainan Asyik. Yogyakarta:PBMR ANDI. Lembaga Alkitab Indonesia. (1992). Alkitab. Jakarta.

Lembaga Pengembangan Kateketik. (1993). Kateketik Paroki II. Yogyakarta: Pusat Kateketik.

Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi).

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Monks, F.J, Knoer, A.M.P & Haditono, Sri Rahayu. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Narbuko, Cholid & Achmadi, H. Abu. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Purwandari, Retno. (2009). Dinamika Kelompok.

www.google.co.id/search?q=difinisi+dinamika+kelompok&btnG=Telusu

ri&hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&sa=2, diambil Rabu 24 Juni 2009, pukul 12:10 WIB. Pusat Musik Liturgi. (1993). Madah Bakti. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Sene, Alfons. (1985). Kita Berkatekese Demi Anak. Ende: Nusa Indah Slamet, Santosa. (1999). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Suhardiyanto, H. J. (2006). Manuskrip Bahan Mata Kuliah PIA. Yogyakarta: IPPAK.

Syamsu, Syahriman., Yusril, M. & Suwarto, FX. (1991). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penulis Sejarah Gereja Mlati. (2006). Perjalanan Gereja Katolik Santo Aloysius Gonzaga Mlati. Yogyakarta.

2. MM. Astiani B.Pendamping PIA 1. Thomas Joko Krismanto 2. Veronoka Westri Asih 3. Yohana Fransisca Marita 4. Subastianus Jony Yudyantara 5. Robertus Stiyanto

6. Margareta Novita R 7. Fransisca Rika

8. Katarina Sinta Krisnawati 9. Bernandus Krisna P 10.Theresia Nita Febriani

(4) A.Bagi Pengurus Wilayah

1. Bagaimana letak geografis Wilayah Donoharjo Utara?

2. Kegiatan-kegiatan menggereja seperti apakah yang dilakukan oleh umat-umat Wilayah Donoharjo Utara?

3. Bagaimanakah gambaran situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara?

Dokumen terkait