• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Beljar Hasil Belajar

Gaya Beljar

Pearson Correlation 1 .827**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

Hasil Belajar

Pearson Correlation .827** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

Berdasarkan hasil output correlations SPSS 20 di atas diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar = 0,872. Karena nilai r ≠ 0, maka Ha (ada hubungan) diterima dan Ho tidak ada hubungan ditolak. Iterpretasi terhadap nilai r = 0,827 berdasarkan tabel 3.10 pada halaman, 35 maka kedua variabel memiliki korelasi tinggi atau kuat dengan koefisien determinasi yakni r=

(0,827)2 × 100% = 76,04%. Hal ini menandakan bahwa keertan hubungan kedua variabel sebesar 68.39%, selebihnya ditentukan oleh varibel lain yang tidak diteliti dalam penelitian.

Berdasarkan nilai sig dari hasil output correlations SPSS 20 di atas diketahui nilai sig antara gaya belajar (X) dengan hasil belajar (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 13 Takalar.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa dari 30 peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 13 Takalar yang mengisi angket kecenderungan gaya belajar visual sebanyak 6 peserta didik dengan presentase 20%, selanjutnya yang mengisi angket kecenderungan gaya belajar Auditorial sebanyak 10 peserta didik dengan peresentase 33,33%, dan yang mengisi angket kecenderungan gaya belajar Kinestetik sebanyak 14 peserta didik dengan presentase 46,67%. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar yang dominan dimiliki oleh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 13 Takalar adalah gaya belajar Kinestetik.

Selanjutnya dari hasil analisis deskriptif didapatkan pula hasil belajar peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 13 Takalar yaitu berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata sebesar 11. Hal ini ditunjukkan presentase yakni 30% peserta didik berada pada kategori rendah, 50%

berada pada kategori sedang, 20% berada pada kategori tinggi dan tidak ada peserta didik berada pada kategori sangat rendah dan sangat tinggi

Pada hasil analisis korelasi menggunkan SPSS 20 terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya belajar visual dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 13 Takalar. Adapun nilai koefisien korelasinya adalah r = 0,957 dimana kedua variabel memiliki korelasi tinggi atau sangat kuat. berdasarkan hasil outpu SPSS 20 diperoleh nilai sig sebesar 0.003 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi positif yang

47

signifikan. Untuk koefisien determinasi ( r2 ) yaitu 0,9158 menunjukkan bahwa keertan hubungan gaya belajar visual dengan hasil belajar fisika sebesar 91,58% selebihnya ditentukan oleh varibel lain yang tidak diteliti.

Pada hasil analisis korelasi menggunkan SPSS 20 terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya belajar auditorial dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 13 Takalar. Adapun nilai koefisien korelasinya adalah r = 0,865 dimana kedua variabel memiliki korelasi tinggi atau kuat. berdasarkan hasil outpu SPSS 20 diperoleh nilai sig sebesar 0.001 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan. Untuk koefisien determinasi ( r2 ) yaitu 0,7482 menunjukkan bahwa keertan hubungan gaya belajar auditorial dengan hasil belajar fisika sebesar 74,82% selebihnya ditentukan oleh varibel lain yang tidak diteliti.

Pada hasil analisis korelasi menggunkan SPSS 20 terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 13 Takalar. Adapun nilai koefisien korelasinya adalah r = 0,764 dimana kedua variabel memiliki korelasi tinggi atau kuat . berdasarkan hasil outpu SPSS 20 diperoleh nilai sig sebesar 0.001 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan. Untuk koefisien determinasi ( r2 ) yaitu 0,5806 menunjukkan bahwa keertan hubungan gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar fisika sebesar 58,37% selebihnya ditentukan oleh varibel lain yang tidak diteliti.

Jika berdasarkan hasil korelasi antara setiap dimensi gaya belajar dengan hasil belajar fisika diperoleh tingkat korelasi dan kontribusi yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada nilai koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil tersebut dikemukakan bahwa kontribusi gaya belajar visual dengan auditorial lebih besar dibanding dengan gaya belajar kinestetik. Dimana ciri dari gaya belajar visual yang lebih mengandalkan sensor penglihatan dimana ia lebih mudah mengolah dan mengingat dengan cara melihat dibandingkan dengan mendengar dan melakukan, ciri dari gaya belajar auditorial lebih mengandalkan sensor pendengaran dalam menangkap dan mengolah informasi, dan untuk gaya belajar Kinestetik lebih mengandalkan sensor rasa atau gerakan dalam menangkap dan mengolah informasi.

Fakta yang diperoleh dari hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa hasil belajar fisika cenderung dipengaruhi oleh gaya belajar peserta didik secara keseluruhan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Nuryanti dan Indriani Pratiwi yang menyimpulkan bhawa terdapat hubungan secara positif antara gaya belajar dengan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Kimia Kelas X SMKN 1 Bengku Tengah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariesta Kartika Sari yang berujudul “Analisis Karakteristik Gaya Belajar VAK (Visual, Auditorial dan Kinestetik) Mahasiswa Pendidikan Informatika Angkatan 2014. Hasil

49

penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2014 prodi pendidikan informatika didominasi gaya belajar visual.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bintari Nur Falah yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar Siswa dan Minat Belajar Matematika Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Menunjukkan bahwa ada penagruh yang signifikan antara gaya belajar matematika dan minat belajar matematika siswa terhadap hasil belajar siswa SMPN 1 Pogalan Kelas VIII.

Jadi penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan Sesuatu yang berhubungan dengan gaya belajar akan memberikan hasil yang baik dalam proses pembelajaran baik itu berupa hasil belajar maupun keterampilan berpikir kritis

50 BAB V

Dokumen terkait