• Tidak ada hasil yang ditemukan

CREATION OF A LINE

Berdasarkan studi banding dengan tema arsitektural yang sejenis, perancang disini mulai memikirkan akan mengembangkan sebuah konsep awal yang sudah direncanakan sebelumnya menjadi lebih detail agar terciptanya suatu konsep yang baik dalam perencanaan pengembangan boutique hotel dan apartemen di kawasan Istana Maimun dan sungai Deli.

Perancang meletakkan boutique hotel dan apartemen berada di bagian belakang Istana Maimun. Desain bentukan dasar hotel & Apartemen di desain berbentuk miring ke arah Istana Maimun, karena dengan pengaplikasian bentukan miring kearah Istana, view yang dihasilkan akan lebih terasa karena akan menciptakan berbagai macam view mulai dari view ke Istana hingga view ke area kawasan sejarah yang terdapat di sekitar site (Gambar 5.1).

Gambar 5.1 konsep bentukan boutique hotel dan apartemen

Dengan begitu, pengunjung hotel dan penghuni apartemen bisa merasakan nuansa urban heritage tourism di areal Istana Maimun dan riverfront Sungai Deli. Selain itu, bentukan miring yang diterapkan pada hotel boutique dan apartemen juga bertujuan seolah-olah bangunan baru (hotel) dapat membuat Istana Maimun seolah-olah bangunan ini menunjukkan/mengarahkan ke arah Istana Maimun sehingga kualitas Istana Maimun

KOLAM SRI DELI

MASJID RAYA HOTEL

APARTEMEN

MAIMUN

tetap menjadi landmark pada kawasan ini (Gambar 5.2). Oleh karena itu, perancang menciptakan konsep bangunan baru ini diciptakan agar tetap memprioritaskan bangunan Istana Maimun sebagai bangunan inti di kawasan ini.

Gambar 5.2 Bentukan Bangunan yang seolah-olah mengarah dan menunjukkan Istana Maimun. Keterkaitan desain bangunan baru dengan kondisi sejarah sebelumnya di areal ini sangat perlu dijaga karena dengan hadirnya bangunan baru jangan sampai menghilangkan kenangan sejarah yang terdapat di areal yang sekarang di bangun dengan bangunan baru.

Untuk menciptakan suatu karya desain yang dapat diterima masyarakat umum tentang suatu kawasan riverfront dan urban heritage tourism, perancang juga akan menciptakan suatu bentukan konsep desain yang harmonis dan saling keterkaitan/berhubungan dengan satu bangunan sejarah (Istana Maimun) dengan bangunan sejarah lainnya yang terdapat di sekitar kawasan Istana Maimun agar terciptanya suatu lingkup kawasan sejarah yang tertata dan nyaman di satu kawasan. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara Istana Maimun dan bangunan sejarah disekitarnya di mulai dengan menghubungkan jalur/koneksi antara Istana Maimun dengan bangunan sejarah lainnya seperti Masjid Raya Al-Mashun dan Kolam Sri deli, seperti meciptakan jalur pedestrian yangmenghubungkan langsung antara Istana Maimun dengan Masjid Raya Al-Mashun dengan Kolam Sri Deli (Gambar 5.3).

APARTEMEN BOUTIQUE HOTEL

Gambar 5.3 Konsep Rancangan Pedestrian yang terhubung ke bangunan sejarah lain. Pada kondisi lansekap Istana Maimun, perancang melihat banyak sekali alternatif konsep sebuah susunan rancangan yang bisa diterapkan karena ukuran lahan yang terbilang besar. Oleh sebab itu, perancang akan melakukan beberapa perubahan kebutuhan tempat agar terciptanya suatu kawasan yang tertata dan nyaman. Perancang juga memiliki banyak alternatif susunan konsep kawasan namun dari tiap alternatif rancangan, memiliki sisi negatif dan positif dari tiap alternatif rancangan.

Kemudian alternatif rancangan itu dipertimbangkan hingga menghasilkan konsep dasar yang perancang pakai dalam pengembangan pembangunan boutique hotel dan apartemen pada kawasan istana. Konsep dasar rancangan awal inilah yang akan menjadi susunan awal pengembangan kawasan Istana Maimun. Pada perencanaan zoning kawasan, konsep tata letak dan fungsi bangunan di desain sesuai berdasarkan kebutuhan dan fungsi yang sesuai agar terciptanya sebuah kawasan yang tertata (Gambar 5.4). Kawasan ini memiliki konsep desain 4 akses gerbang masuk menuju kawasan Istana Maimun yang di tandai dengan tanda pengarah warna hitam.

Gerbang pertama merupakan pintu masuk dan keluar menuju boutique hotel dan Istana Maimun. Gerbang kedua merupakan pintu keluar masuk pejalan kaki yang menghubungkan kawasan sekitar Istana Maimun menuju istana, gerbang ini terbuka

PEDESTRIAN

KOLAM SRIDELI MASJID RAYA

untuk publik dan gerbang ini hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki saja. Gerbang ketiga merupakan gerbang khusus/VIP untuk keluarga Sultan apabila berkunjung ke Istana Maimun, gerbang ini hanya untuk orang yang berkepentingan saja yang bisa mengakses jalur ini. Yang terakhir, gerbang keempat merupakan pintu masuk dan keluar menuju apartemen, gerbang ini hanya boleh dilalui oleh keluarga sultan yang tinggal di apartemen, peenghuni dan tamu yang bersangkutan. Sisanya, gerbang terdapat di bagian kiri dan kanan kawasan Istana yang terlihat lebih tertutup karena gerbang ini merupakan gerbang service menuju loading dock hotel dan apartemen. Letak gerbang ini bisa dilihat pada tandah pengarah yang bewarna biru muda (Gambar 5.4).

Gambar 5.4 Konsep penzoningan site plan Istana Maimun.

Pada bagian depan merupakan daerah publik yang terdiri dari area sebuah plaza di depan istana, penghijauan yang ada di sekitar depan istana dan area parkir pengunjung

BOUTIQUE HOTEL

ISTANA MAIMUN

APARTEMEN

PUBLIK PLAZA

AREA PARKIR AREA

HIJAU AREA HIJAU AREA HIJAU RIVERFRONT AREA SEMI PUBLIK PLAZA

yang di dalamnya terdapat toko/souvenir store. Sedangkan pada bagian belakang atau tepian sungai Deli merupakan bagian semi publik dan privat, bagian dari semi publik adalah kawasan riverwalk yang berada di setiap tepian sungai Deli dan plaza di bagian belakang istana yang bewarna ungu (Gambar 5.4), didalamnya terdapat stage/panggung yang berfungsi sebagai panggung acara/kegiatan apabila pihak istana mengadakan acara yang berhubungan dengan kebudayaan melayu, seperti tarian tardisional melayu, panggung seni tradisional melayu dll. Sementara untuk bagian privat berada di bagian taman/penghijauan dan jogging track di bagian belakang boutique hotel dan apartemen yang bewarna hijau muda (Gambar 5.4).

Dengan pembagian seperti ini, akan lebih mudah dalam pengontrolan sisi kemudahan dan kenyamanan akses di dalam kawasan istana dan riverfront sungai Deli. Penempatan area terbuka/riverwalk di tepian sungai deli juga akan menjawab tantangan dalam perancangan arsitektur tepi sungai (riverfront). Selain itu, area ini akan menjadi area pertemuan antara pengunjung Istana Maimun, turis yang menginap di hotel dan penghuni apartemen, sehingga akan tercipta suatu hubungan dan interaksi sosial yang baik dan bisa merasakan keramahan penduduk sekitar, atau bahkan bertukar pengalaman dengan sesama turis.

Pada pembentukan fasade bangunan boutique hotel dan apartemen, konsep yang yang akan di rancang oleh perancang sama sekali di desain kontras dengan bentukan fasade istana, karena sesuai dengan konsep tema arsitektural kontekstual kontras yang di pilih oleh perancang. desain diabstraksikan ke dalam bentukan baru yang berbeda tetapi maksud tujuan desain ini diterapkan agar dengan adanya bangunan baru (hotel & Apartemen) ini akan menciptakan suasana baru terhadap kawasan istana (Gambar 5.5), tetapi tidak membuat Istana Maimun kehilangan Identitas melainkan akan meningkatkan kualitas bangunan lama (Istana Maimun). Karena sesuai awal konsep bentukan bangunan

baru yang memiliki tujuan agar menunjukkan dan mengarahkan orang-orang untuk datang ke Istana Maimun.

Gambar 5.5 Konsep panah yang menunjukkan bentukan bangunan yang seolah-olah menunjukkan dan mengarahkan ke Istana Maimun.

Setelah bentukan bangunan terbentuk, perancang mulai mengembangkan suatu konsep rancangan pada pengembangan bagian depan Istana Maimun karena ini merupakan hal terpenting dalam mengembangkan suatu kawasan yang tertata dan nyaman.

Untuk pengembangan rancangan desain kawasan depan istana, perlu diperhatikan rancangan tapak yang memiliki gambaran keterhubungan antara tapak dengan bangunan dan segala kawasan site sekitarnya yang dapat mendukung bangunan istana menjadi daya tarik dan landmark suatu kawasan. Perancang akan mengembangkan bagian depan Istana dengan mendesain sebuah plaza yang berbentuk bulat yang mana plaza tersebut terhubung langsung antara Istana Maimun dengan pedestrian Masjid Raya Al-Mashun dan Kolam Sri Deli. Di dalam kawasan plaza terdapat sebuah sculpture yang berbentuk bulat seperti bola (Gambar 5.6), di desain menyerupai bola karena sebelumnya kawasan ini sering digunakan sebagai tempat lapangan bola pada sore hari.

ISTANA MAIMUN

APARTEMEN

Gambar 5.6 Sculpure yang berada di bagian plaza yang di desain seperti bola dan didalamnya terdapat sebuah kolam.

Penggunaan material yang di pakai pada bentukan bola di sculpture ini menggunakan material stainless steel karena sculpture bola ini ingin merefleksikan Istana Maimun ke dalam bola tersebut, sehingga sculpture yang berbentuk bola tersebut akan mendapatkan kesan kontekstual yang kontras walaupun dengan penyampaian secara tidak langsung. Selain itu, di area sculpture terdapat sebuah kolam dengan air mancur, area duduk/santai dan tanaman hias (Gambar 5.6). Plaza ini difungsikan sebagai suatu tempat pendukung, interaksi sosial dan penghubung agar pengunjung dapat menikmati kawasan Istana dengan berbagai macam aktifitas di dalamnya.

Berdasarkan tema yang di pilih, Untuk menciptakan suatu perancangan fasade depan bangunan yang baik, pemilihan material fasade banyak mengaplikasikan jendela yang besar dengan material kaca terutama di bagian podium hotel & apartemen, difungsikan agar pengunjung yang berada di dalam bangunan bisa merasakan suasana kawasan Istana Maimun (Gambar 5.7), sehingga memberikan kesan kontekstual walaupun penyampaiannya secara tidak langsung namun pengunjung bisa merasakan seolah-olah berada di area terbuka dengan pemandangan sekitar istana.

Gambar 5.7 Konsep suasana ruang dalam yang menampilkan kawasan di luar bangunan. Selain itu, penggunaan material kaca pada boutique hotel dan apartemen dimaksudkan agar desain fasade terlihat kontras dengan Istana Maimun yang kebanyaan menggunakan material kayu pada jendela.

Berhubung desain fasade boutique hotel dan apartemen kebanyakan menggunakan material kaca, untuk mengurangi efek panas langsung ke dalam ruangan menerapkan sistem double skin fasade atau double galzing. Sistem ini sangat cocok diterapkan di bangunan boutique hotel dan apartemen. Selain dapat melindungi efek panas luar yang berlebihan ke dalam ruangan, double skin juga sangat cocok diaplikasikan ke bangunan dengan penerapan konsep modern. Double skin adalah sistem bangunan yang memiliki dua kulit (two skins) ditempatkan sedemikian rupa sehingga udara mengalir melewati rongga/cela (Gambar 5.8).

Rongga diantara kedua kulit kaca dapat berupa ventilasi alami atau mekanis, keuntungannya penggunaan double skin untuk iklim tropis rongga dapat dibuang keluar dari gedung untuk mengurangi efek panas matahari langsung ke dalam bangunan sehingga sangat cocok perancang menggunakan sistem double skin ke dalam bangunan karena Negara kita memiliki iklim tropis. Tujuan double skin ini dipakai adalah untuk melindungi dan ekstraksi panas matahari langsung ke dalam bangunan, sehingga mengurangi efek pemanasan global dan kinerja Air Conditioner. Selain itu, double skin juga memiliki teknologi yang memungkinkan suatu gedung dapat menghemat energi

hingga 30 persen karena lebih memaksimalkan penggunaan cahaya matahari.

Pada bagian desain kulit kaca untuk penerapan double skin ini terdapat 2 jenis kaca yaitu penggunaan kaca tunggal atau double (double glazed) dengan jarak dari 20 cm sampai 2 meter. Perancang disini, merancang penggunaan material kaca double glazed pada bagian kulit double skin, dengan menggunakan penerapan kaca Low Emission Glass sistem, sehingga suasana ruangan terasa nyaman dari efek panas matahari (Gambar 5.9).

Gambar 5.9 Cara kerja sistem low E glass dengan menggunakan material kaca double glazed.

Sumber: unitedglass.ca

Tetapi tidak semua jendela menggunakan material kaca double glazed ini, untuk jenis kaca lainnya menggunakan material jenis kaca bias atau reflective glass difungsikan sebagai mereflektifkan bangunan hotel & apartemen sehingga eksterior jendela kaca bangunan terbiaskan Istana Maimun di kacanya sehingga Istana Maimun terlihat di

bagian bangunan boutique hotel & apartemen dengan memainkan efek reflektif dikacanya. Lapisan luar Low E sistem berfungsi sebagai penghantar panas matahari langsung, hawa panas yang terdapat di antara celah double skin dan dinding dialirkan hawa panasnya keluar melalui celah/kisi-kisi menuju keluar. Selain itu, fungsi double skin juga bisa mengurangi efek kebisingan yang di timbulkan dari luar bangunan.

Setelah perancang mengerti penerapan konsep double skin kedalam bangunan, Perancang akan menjawab permasalahan tentang bagaimana merancang bangunan yang menggunakan sistem double skin fasade. Perancangan double skin fasade pada daerah tropis mengutamakan adanya aliran angin pada rongga antara fasade internal dan eksternal sehingga mengarah pada pola dan sifat angin terhadap bentuk massa dan double skin facade. Hawa panas yang dialirkan melalui aliran angin akan keluar mengalir diantara rongga dengan begitu akan mengurangi efek panas terhadap ruangan di dalam bangunan (Gambar 5.10). Perancang juga menciptakan suatu konsep bentukan double skin facade beserta bentuk massa yang tidak monoton seperti perancangan double skin pada umumnya tetapi tetap sesuai dengan daerah tropis.

Gambar 5.10 Cara kerja sistem double skin. Sumber: jeffvlaggio.com

Pembahasahan selanjutnya adalah struktur, salah satu perhatian utama dalam proyek. Ada 3 bagian dari struktur, bagian bawah struktur adalah sub-struktur, terdiri dari

semua struktur di bawah permukaan tanah, chich adalah dinding basement, dinding penahan, dan pondasi.

Dasar awal pemilihan suatu sistem struktur untuk bangunan yang akan di bangun di sekitar Istana Maimun adalah harus memenuhi syarat kekuatan kekakuan dan kestabilan terhadap bangunan dan tetap menjaga kondisi fisik lingkungan sekitar istana. Selain itu, sistem struktur harus mampu menahan gaya dan beban gravitasi yang dapat menyebabkan geser horisontal dan lentur. Hal yang penting dipertimbangkan dalam perencanaan skema struktural dan layout adalah persyaratan-persyaratan meliputi detail arsitektural, utilitas bangunan, transportasi vertikal-horizontal, dan pencegahan kebakaran. Kecepatan angin di bagian atas bangunan juga harus dibatasi sesuai dengan kriteria kenyamanan, untuk menghindari kondisi yang tidak nyaman bagi penghuni partemen dan tamu hotel yang menginap.

Dalam proyek ini, mengingat fungsi bangunan sistem pondasi yang paling sesuai tentu saja pondasi tiang pancang (Gambar 5.11). Konstruksi pondasi tersebut berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari struktur bangunan atas ke lapisan tanah dibawahnya pada kedalaman tertentu.

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya. Pondasi tiang pancang dibuat dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Untuk ukuran tiang pancang terdapat 2 jenis ukuran yaitu minipile dan maxipile, ukuran yang digunakan untuk pembangunan hotel dan apartemen ini menggunakan sistem maxipile, tiang pancang ini digunakan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi.

Berdasarkan lokasi pengembangan kawasan berada di tepian sungai, membuatnya wajib untuk membangun dinding penahan sepanjang tepi sungai untuk menghindari abrasi, struktur lebih lanjut yang disebabkan oleh aliran air sungai. Tanah pada proyek ini adalah sesuatu seperti tanah liat. Menggunakan sistem shearwall pada bagian core karena jenis bangunan memiliki sistem vertikal sirkulasi pada bagian setiap ruang core seperti tangga kebakaran/fire escape, lift penumpang, lift barang dan berbagai jenis shaft yang terdapat di bagian core apartemen dan hotel (Gambar 5.12).

Core merupakan suatu tempat atau ruang yang di dalamnya terdapat sebuah sistem-sistem transportasi mekanis, jalur vertikal ruang dan distribusi energi dan merupakan inti dari bangunan yang dapat bertahan apabila terjadi gempa bumi atau bangunan runtuh. Jadi, kesimpulannya bahwa inti bangunan (core) suatu tempat untuk meletakan sistem transportasi vertikal dan mekanis dengan bentuk yang disesuaikan dengan fungsi bangunan serta untuk menambah kekakuan bangunan diperlukan sistem struktur dinding geser sebagai penyalur gaya lateral pada inti.

Sistem struktur ini terdiri dari kolom sebagai elemen struktur vertikal serta balok dua arah dan pelat lantai sebagai elemen struktur horisontal. Selain menggunakan balok dan kolom sebagai kerangka bangunan, digunakan juga core berupa dinding geser yang terbuat dari beton. Penggunaan core dapat meningkatkan rigiditas bangunan, terutama pada bangunan tinggi, seperti pada rancangan proyek ini (Gambar 5.13).

Gambar 5.13 Elemen struktur vertikal serta balok dua arah dan pelat lantai sebagai elemen struktur horisontal

Selanjutnya, masuk ke bagian penzoningan ruang bangunan yang akan di rancang, perancang mendesain 2 buah zoning, yaitu zoning ruang dalam boutique hotel (Gambar 5.14) dan apartemen (Gambar 5.15).

Ungu: Sirkulasi Abu-abu: Servis Area Kuning: Publik Area Merah: Core Bangunan Peach: Ballroom

Hijau: Taman/Ruang Terbuka Torquise: Kamar Standar Biru: Kamar Deluxe Pink: Kamar Executive Pink roof: Kamar Suite

Orange: Area publik Abu-abu: Service Area Ungu: Jalur Sirkulasi Merah: Core Bangunan Torquise: Kamar Studio Hijau: Kamar Tipe 2 Kuning: Kamar Tipe 3

Dokumen terkait