• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Credit Union

2.2.1 Pengertian Credit union

Credit Union berasal dari dua kata, yaitu Credit dan Union. Credit dalam bahasa latin adalah Credere yang artinya saling percaya. Sedangkan Union (unio) berarti kumpulan. Credit Union artinya kumpulan orang-orang yang saling percaya. Di Indonesia, Credit Union diterjemahkan sebagai koperasi kredit.

Munaldus (2012) menjelaskan beberapa definisi tentang CU. pertama, CU adalah koperasi keuangan yang dijalankan secara demokratis dan profit sharing (bagi hasil), menawarkan berbagai produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada para anggotanya. Kedua, CU adalah sebuah lembaga keuangan koperasi yang dimiliki dan diawasi oleh para anggotanya dan dioperasikan untuk tujuan mendorong pola hidup hemat, menyediakan pinjaman dengan suku bunga bersaing, dan menyediakan berbagai pelayanan keuangan lain kepada para anggotanya. Ketiga, CU adalah koperasi keuangan yang didirikan dari, oleh, dan untuk anggota dimana para anggota adalah penabung, peminjam dan sekaligus pemegang saham. Keempat, CU adalah koperasi keuangan yang tidak mencari keuntungan yang kehadirannya justru untuk melayani para angggota yang berada dalam satu ikatan pemersatu. Hal tersebut didukung dengan definisi yang diberikan oleh World Council of Credit Unions (WOCCU) sebagai “not-for-profit cooperative institutions” atau lembaga koperasi yang bukan bertujuan untuk tujuan mencari keuntungan.

CU merupakan sebuah lembaga keuangan yang sesuai dengan definisi keuangan mikro yang dirumuskan oleh berbagai ahli, yang pada dasarnya mencakup jenis layanan jasa keuangan yang beragam, volume transaksi keuangan individual yang disesuaikan dengan kemampuan klien, target pasar yang mengutamakan bagian masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan formal, serta sistem pengelolaan organisasi yang disesuaikan dengan kondisi lokal dimana suatu lembaga

keuangan mikro berada sebagaimana diungkapkan oleh Kusumajati (2012). Disampaikan pula bahwa CU atau koperasi kredit dalam hal organisasi dan operasinya tidak banyak berbeda dengan Koperasi Simpan Pinjam/ Unit Simpan Pinjam (KSP/USP). Berbeda dengan jenis koperasi lainnya, CU telah melakukan mobilisasi tabungan dan bergantung pada sumberdaya sendiri (INKOPDIT, 2008; Profi, 2005; Holloh, 2001 (dalam Kusumajati, 2012). Lebih lanjut diungkapkan bahwa keberadaan CU di Indonesia tidak lepas dari kondisi ekonomi politik yang saat itu melingkupi bangsa Indonesia. Selama periode 1960-1965, periode dimana diterapkan sistem demokrasi terpimpin dalam sistem politik Indonesia, saat itu politik ditempatkan sebagai panglima dan hampir semua aspek kehidupan bernegara diabdikan bagi kepentingan politik. Koperasi dalam Undang-Undang Dasar 1945 ditetapkan sebagai sokoguru perekonomian, selama periode demokrasi terpimpin juga digunakan sebagai alat oleh para pejabat pemerintah dan pejabat partai untuk mencari pengaruh politik dalam masyarakat dan juga digunakan sebagai alat distribusi barang oleh pemerintah. Akibatnya, selama periode tersebut koperasi tidak dapat berfungsi dengan benar, dan lebih jauh lagi dalam masyarakat muncul sikap antipati atau trauma terhadap setiap bentuk koperasi Djohan, Susanto dan Rasyad, 1955 (dalam Kusumajati, 2012).

2.2.2 Tujuan, Fungsi dan Peran Credit Union

CU mempunyai tiga tujuan yakni:

1) Membimbing dan mengembangkan sikap hemat diantara para anggotanya, sehingga efisiensi dan efektifitas usaha tercapai. 2) Memberikan pinjaman layak, tepat, cepat dan terarah.

3) Mendidik anggota dalam mengguanakan uang secara bijaksana.

Fungsi dan Peran CU: (Carollina Monica dan Sutarta Edi, 2013):

1) Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota CU pada khususnya dan masyarakat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

2) Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian anggota dan masyarakat sebagai usaha dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian sosial.

2.2.3 Prinsip – prinsip Credit Union

Menurut WOCCU (World Council of Credit Unions) ada beberapa prinsip-prinsip koperasi diantaranya:

1) Keanggotan terbuka dan sukarela, bagi semua anggota tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras, aliran politik, atau penganut agama tertentu.

2) Pengawasan secara demokratis.

Setiap anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dan berpartisipasi secara aktif dalam membuat keputusan dan kebijakan. Wakil-wakil anggota yang terpilih harus melaksanakan tugas dengan integritas yang tinggi dan bertanggung jawab kepada anggota yang mereka layani.

3) Partisispasi ekonomi anggota.

Angggota berkontribusi secara adil terhadap modal koperasi dan pegawai secara demokratis modal koperasi tersebut. Koperasi tidak mengejar investasi yang spekulatif demi mendapatkan keuntungan. Laba bersih dari kegiatan koprasi yang dapat digunakan untuk pengembangan koperasi, peningkatan pelayanan kepada anggota sesuai dengan jumlah simpanannya.

4) Otonomi dan independen.

Koperasi harus otonom, menolong diri sendiri dan dikelola oleh anggota.

5) Pendidikan, pelatihan dan investasi.

Koperasi memeberikan pendidikan, pelatihan kepada para anggota, pengurus, pengawas, komite, manajer, dan staf sesuai dengan prinsip-prinsip dan manajemen koperasi. Dengan demikian, bisnis koperasi dipastikan akan terus berjalan karena orang-orang yang memahami visi sosial koperasi dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam pembangunannya. Untuk alasan tersebut, berbagai informasi juga

diberikan kepada anggota, masyarakat umum, terutama kaum muda tentang asal-usul manfaat koperasi.

6) Kerjasama antar koperasi.

Koperasi harus melayani para anggotanya dengan efektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan melakukan kerjasama pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional

7) Kepedulian kepada masyarakat.

Sementara tetap fokus pada kebutuhan anggota, koperasi bekerja demi pembangunan masyarakat secara berkelanjutan melalui berbagai kebijakan yang disahkan oleh rapat anggota.

2.2.4 Nilai dan pilar Credit Union

Menurut nilai-nilai CU meliputi: menolong diri sendiri, memiliki tanggung jawab pribadi, demokrasi, persamaan, keadilan, swadaya dan kesetiakawanan atau solidaritas. Selain itu CU mempunyai tiga pilar utama didalam menjalankan organisasinya, antara lain:

1) Pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah agar anggota dapat mengerti peran serta hak dan kewajiban sebagai anggota CU, agar lebih bijakasana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha, mengetahui dan memahami laporan keuangan serta perkembangan CU. Dalam CU dikenal motto: “Dimulai dengan pendidikan, berkembang melalui pendidikan dan dikontrol oleh pendidikan”.

2) Solidaritas atau kesetiakawanan.

CU tidak sekedar menghimpunan simpanan dan memberikan simpanan kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota CU memperhatikan kepentingan bersama dari pada kepentingan diri sendiri dan saling melayani, hal ini secara nyata diwujudkan anggota CU yang menyimpan atau menabung secara teratur, dan mengansur pinjamannya secara tertib sehingga anggota-anggota lain juga memperolah bantuan (pinjaman) bila anda membutuhkan. “Anda Sulit Saya Bantu, Saya Sulit Anda Bantu”. 3) Swadaya.

CU sedapat mungkin membiayai diri sendiri. Agar hal tersebut dapat terwujud para anggota harus berusaha agar lembaganya semakin besar dan sehat, caranya adalah menabung ke CU secara teratur dan sebanyak-banyaknya serta menghindari agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain. Hal ini karena CU adalah milik anggota sendiri, sedangkan di lembaga keuangan lain pemiliknya hanya sebagian orang sedangkan penabung hanya sebagai nasabah.

2.2.5 Sumber Permodalan Credit Union

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, sumber permodalan terdiri dari:

1) Permodalan diri sendiri, yang berasal dari: simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.

2) Modal pinjaman, yang berasal dari: anggota, CU lainnya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbit obligasi dan surat utang lainnya, dan sumber lain yang sah.

29

Dokumen terkait