• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Credit Union

2.4.1 Sejarah Credit Union (CU)

Ide mengenai Credit Union lahir saat benua Eropa, khususnya Jerman sedang mengalami masa ekonomi sulit yang disebabkan oleh kapitalisme dan juga karena revolusi industri yang sedang genjar dilakukan pada abad ke-19. Pada masa itu masyarakat, khususnya masyakarat pedesaan, tidak mampu membeli mesin pertanian, pupuk, bibit ataupun alat peternakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Akhirnya mereka berpendapat untuk melakukan migrasi ke kota dengan harapan mengubah nasib mereka, tetapi masyarakat yang bermigrasi ke kota bukan semakin sejahtera malah menjadi lebih miskin dan susah.

Masyarakat mencoba bertahan hidup dengan menjadi kuli bagi kelas kaya dengan upah yang jauh dari kata layak, ada juga yang mencoba membuka usaha dengan cara meminjam uang dari lintah darat atau renternir. Pinjaman tidak diberikan secara cuma-cuma, mereka dibebankan dengan bunga yang besar dan jaminan lahan pertanian mereka akan direbut jika mereka tidak dapat melunaskan pembayaran yang telah disepakati.

Keadaan yang semakin memarah telah menggugah hati seorang pejabat daerah setempat yaitu Friedrich Wilhelm Reiffesien, Walikota Flammersfield, yang pada saat itu menjabat pada tahun 1849. Langkah pertama yang dilakukan oleh sang walikota adalah mendirikan suatu perkumpulan yang beranggotakan 60 orang kaya yang mengumpulkan dana untuk diberikan kepada masyarakat miskin sebagai modal dalam pertanian. Langkah ini gagal dikarenakan bukannya menolong masyarakat miskin, tetapi malah uang telah diberikan dihambur-hamburkan dan masyarakat miskin tidak pernah merasa cukup. Merasa gagal, para

orang kaya yang telah dikumpulkan oleh Reiffesien pun mulai enggan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat miskin.

Reiffesien tidak berhenti begitu saja, beliau kemudian memunculkan sebuah gagasan untuk mendirikan pabrik roti yang akan menjual roti dengan harga murah agar dapat dijangkau oleh masyarakat miskin dan juga memberikan roti secara gratis. Tetapi kemudian langkah ini gagal juga. Setiap apa yang diberikan kepada masyarakat miskin, pasti selalu akan habis pada saat itu juga dan tidak akan cukup.

Pada tahun 1852, Raiffesien pindah dan menjabat sebagai walikota baru di Heddersdoff. Reiffesien menyadari terdapat suatu hubungan antara kemiskinan dengan ketergantungan. Reiffesien akhirnya mengganti pendekatan dari pendekatan derma dan belas kasih, menjadi prinsip menolong diri sendiri. Sehingga di kota ini Reiffesien mendirikan sebuah organisasi yang bernama Heddesdorfer Credit Union pada tahun 1864, dengan kebanyakan anggota merupakan petani.

Untuk menjadi anggota, seseorang harus berwatak baik, rajin, dan jujur. Untuk mengetahuinya, para tetangga harus memberikan rekomendasi. Kegiatannya mirip arisan, mengumpulkan sejumlah uang lalu meminjamkannya kepada anggota yang memerlukan. Manajemen Heddesdorfer Credit Union dijalankan secara demokratis dengan cara:

1. Setiap anggota berpartisipasi dalam rapat anggota. 2. Satu anggota satu suara.

3. Para anggota memilih pengurus dan membuat pola kebijakan bersama. 4. Dipilih suatu badan yang disebut dengan pengawas.

5. Pengawas bertugas mengawasi kegiatan Credit Union dan membuat laporan pengawasan kepada rapat anggota

6. Raiffeisen menekankan kerja sukarela kepada Pengurus dan Pengawas 7. Yang boleh menerima imbalan hanyalah kasir purnawaktu yang

menjalankan operasional

Organisasi ini berkembang baik dan berjalan sesuai dengan keinginan sang walikota. Melalui organisasi anggota yang terlibat memiliki kemampuan untuk bangkit dari kemiskinan ini secara bertahap kemiskinan mulai berkurang.

2.4.2 Pengertian Credit Union

Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri. Credit Union dapat juga diaritikan sebagai suatu sistem simpan pinjam non bank yang dilakukan oleh koperasi atau perkumpulan kepada anggotanya. Sistem Credit Union ini agak sedikit berbeda dengan system koperasi biasa maupun perbankan lainnya, Credit Union mengutamakan kepercayaan anggota dan juga setiap anggota bisa meminjam walaupun tabungan dia masih sedikit. Untuk menjaga credit union terus berjalan maka para pengurus membatasi pinjaman para nasabah, karena retur bunga dari tabungan bisa dibilang tinggi dan bunga pinjaman rendah, sehingga agar cash flow berjalan seimbang maka dibatasi tabungan dan pinjaman agar balance.

Credit Union bisa digunakan sebagai alternative keuangan di daerah daerah, dengan credit union orang yang tidak terbiasa menabung bisa memulai

menabung karena dibiasakan menabung sehari-hari, nominal menabung harian yang kecil sesuai dengan pendapatan orang kurang mampu, karena bila mereka menabung di bank maka tidak akan bisa menabung dengan nominal yang kecil, karena bank memiliki batas minimal untuk menabung

2.4.3 Tujuan Credit Union

Terdapat beberapa tujuan dari Credit Union, diantaranya adalah

1. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.

2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.

3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.

4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian. 5. Mempererat hubungan kemanusiaan.

2.4.4 Struktur Organisasi Credit Union

Struktur organisasi CU yang semula secara nasional adalah CUCO (Credit Union Council Office) didampingi oleh Dewan penyantun berkembang dengan terbentuknya Badan Koordinasi Nasional Koperasi Kredit (BKNKK) pada tahun 1980. Pada saat terkhir ini, organisasi CU berdasarkan tingkatannya terdiri dari Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) di tingkat nasional yang dikembangkan menjadi induk Koperasi Kredit (Inkopdit) dan mengkoordinir Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) di daerah tingkat I (ada 26

BK3D seluruh Indonesia) yang dikembangkan menjadi Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) pelaksana antar CU (interlending) membawahi wilayah koordinator di daerah tingkat II yang mengkoordinir kegiatan CU (Ginting, 1999).

Di tingkat unit CU, organisasi terdiri dari Dewan Pimpinan/ Pengurus: Ketua, sekretaris dan bendahara, Badan Pemeriksa terdiri dari: Ketua, Panelis dan anggota. Panitia-panitia (panitia kredit, panitia pendidikan dll) terdiri dari: Ketua, Sekretaris dan Anggota dan penasehat atau pelindung.

Dokumen terkait