• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.2 Hasil Wawancara

Informan pertama dalam penelitian ini bernama Marliana. Informan merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 58 tahun dan masih memiliki 3 orang tanggungan. Beliau merupakan salah satu anggota CU Sumber Rejeki yang bertempat tinggal di Pinang Baris gang Wakaf II. Hasil wawancara dengan informan menyatakan bahwa informan sudah bergabung menjadi anggota CU Sumber Rejeki selama 1 tahun. Dan selama menjadi anggota CU, informan mengetahui jika CU Sumber Rejeki merupakan program pemberdayaan yang dilakukan oleh PKPA, sebuah yayasan yang bergerak dalam menangani masalah anak jalanan, dan juga yayasan yang sering memberikan pelatihan-pelatihan melalui kegiatan yang dirancang dalam CU seperti pelatihan penanaman tanaman hidroponik. Materi yang mudah dimengerti membuat informan sering mengikuti pelatihan yang diadakan oleh PKPA melalui CU Sumber Rejek dan merasa bahwa materi dalam pelatihan yang dilakukan sangat membantu bagi peningkatan kualitas keilmuan, sebagai contohnya pelatihan penanaman tanaman hidroponik yang menggunakan lahan seadanya saja sesuai dengan luas halaman rumah

informan. Selama pelatihan dilaksanakan, informan tidak merasakan adanya kesulitan dan merasa puas dengan pelatihan tersebut. Tetapi informan berharap pada PKPA bahwa pelatihan yang dilakukan selanjutnya dapat lebih meningkatkan usaha yang informan kerjakan.

“Pelatihan yang dikasih enak, dek. Ibu langsung ngerti gitu dijelasin sama pelatihnya. Udah gitu, bermanfaat kali pelatihannya. Ya kayak pelatihan penanaman tanaman hidroponik, gak butuh banyak lahan tapi tetep bisa bercocok tanam. Cocok sama rumah ibu yang gak punya halaman luas tapi pengen punya sayuran sendiri. Tapi sih Ibu lebih senang kalau pelatihannya langsung ngasilin uang dek, karena ya lumayan mamah-nambah uang ibu,” Marliana, ibu rumah tangga (58 tahun).

Mengenai pengajuan peminjaman kepada CU, informan mengaku baru sekali melakukan peminjaman dan proses yang diterapkan tidak sulit menurut informan. Alasan pengajuan peminjaman uang dilakukan karena untuk membiayai sekolah anak, bukan untuk penambahan modal usaha yang dijalankan. Walaupun belum melakukan pembayaran pengembalian uang pinjaman, beliau tidak merasa kesulitan. Dengan penerapan suku bunga yang rendah oleh CU Sumber Rejeki dibandingkan dengan koperasi atau pinjaman bank, dan usaha yang dijalankan tidak mengalami kemunduran maka beliau merasa akan melunasi pembayaran pinjaman tepat pada waktu yang dijanjikan.

“Ibu baru satu kali minjem di CU dek, buat bayar SPP anak ibu. Prosesnya gampang kok dibuat si Tere (staf pendamping), jadi cepet cairnya. Dan untung juga minjemnya di CU bunganya rendah, ga kayak bank atau

koperasi bunganya agak tinggi dikasihnya jadi gampang balikinnya. Tapi ibu belum ada bayar, karena baru saja minjem kemarin.”

Informan masih memiliki 1 orang anak yang aktif bersekolah. Dan menurut informan untuk menyekolahi anaknya tersebut terdapat sebuah kendala yaitu melakukan pembayaran SPP sang anak yang harus dibayarkan setiap 2 bulan sekali. Tetapi setelah bergabung dengan CU, informan mengatakan bahwa untuk melakukan pembayaran biaya sekolah anak menjadi lebih terbantu karena ada program beasiswa yang diberikan oleh PKPA.

Pertemuan rutin yang diadakan oleh CU Sumber Rejeki sering dihadiri oleh informan, dan informan juga sering berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh PKPA melalui CU Sumber Rejeki. Tetapi dalam pengajuan ide/gagasan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya, informan jarang memberikan ide. Beliau lebih kepada memberikan saran terhadap penyelenggaraan kegiatan, seperti waktu kegiatan yang lebih disesuaikan dengan rutinitas anggota lain. Karena berbagai jenis individu yang akan mengikuti kegiatan tersebut, bukan hanya dihadiri oleh seorang maupun dua orang saja. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan, PKPA sebagai fasilitator diharapkan untuk lebih menyesuaikan dengan kegiatan seluruh anggota CU.

“Ibu masih punya 1 orang anak lagi yang musti sekolah. Yang agak berat ya bayar SPP dia, tiap 2 bulan sekali harus dibayar soalnya. Lumayan juga SPP dia, tapi untung kadang dapet bantuan bayar SPP dari PKPA. Jadi ya terbantu sekali. Kalau masalah pertemuan, ibu sering ikut pertemuan CU tapi kalau ngasih ide ibu jarang dek. Mungkin malah gak pernah. Tapi sih ibu ada saran,

masalah waktu kegiatannya CU. Kan kita CU bukan cuma 1-2 orang, tapi rame. Jadi ya waktu kegiatannya dibikin lebih sesuai kesemua anggota. Bukan cuma sesuai ke anggota tertentu aja gitu”.

Setelah bergabung menjadi anggota CU, informan mengaku mengalami peningkatan penghasilan walaupun sedikit. Penghasilan yang didapat tersebut dirasa pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, seperti memenuhi kebutuhan makan 3x sehari, membayar tagihan air dan listrik, serta kebutuhan lainnya. Bergabung menjadi anggota CU telah meningkatkan jumlah tabungan yang dimiliki oleh beliau, karena penerapan simpanan wajib yang harus disetor setiap pertemuannya. Dengan bergabung menjadi anggota CU Sumber Rejeki Pinang Baris, informan menyanggah bahwa hanya menggantungkan kepada pemberian pinjaman ataupun bantuan lain tetapi lebih kepada untuk meningkatkan kemampuan diri agar menjadi individu yang lebih baik dan usaha terus berjalan sesuai dengan pelatihan yang diberikan. Informan mendapatkan banyak manfaat setelah bergabung menjadi anggota CU Sumber Rejeki Pinang Baris diantaranya adalah meningkatkan penghasilan agar dapat meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik lagi.

“Awalnya pendapatan ibu ya cuma dari warung aja, tapi ya setelah gabung di CU jadi lumayanlah. Ada pelatihan yang langsung ibu terapkan dan bisa menghasilkan hasil yang lumayan. Ibu juga jadi punya tabungan yang lumayan. Ya karena setiap pertemuan harus ada yang disetor ke Tere, Rp 10.000 lah setiap pertemuannya. Itu yang wajib, nah kalo ibu ada uang lebih ya nabungnya juga jadi lebih. Jadi ya agak banyak dek”.

Informan II

Informan kedua dalam penelitian ini bernama Dwi Anggraini, seorang ibu rumah tangga yang berusia 50 tahun. Informan merupakan salah satu anggota CU Sumber Rejeki Pinang Baris yang bertempat tinggal di Pinang Baris gang Hasan Basri, berpendidikan akhir SMEA dan memiliki 6 orang anggota keluarga yang masih masuk dalam tanggungan beliau. Hasil dari wawancara dengan informan menyatakan bahwa informan sudah bergabung menjadi anggota CU Sumber Rejeki semenjak 1 tahun yang lalu, dan mengetahui bahwa CU Sumber Rejeki merupakan program yang dilakukan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA). PKPA itu sendiri menurut informan adalah sebuah yayasan yang sering melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan seperti pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan program selanjutnya bank sampah. Pelatihan-pelatihan yang diadaan CU tersebtu sering dihadiri oleh beliau. Penyampaian materi yang luwes oleh pemateri dalam pelatihan tersebut membuat informan mudah memahami materi yang disampaikan dan materi yang juga sangat bermanfaat untuk membantu meningkatkan taraf kehidupan mendorong informan untuk berkonsentrasi dan mengikuti segala arahan yang dijelaskan oleh pemateri. Secara keseluruhan, informan meraa puas dengan pelatihan yang diberian oleh CU. Tetapi ada satu pelatihan yang dirasakan informan agak sulit, yaitu pelatihan pembuatan bunga hias dari sampah plastic. Kesulitan tersebut bukan dikarenakan penyampaian materi yang tidak jelas, tetapi karena kemampuan tangan informan yang tidak bias seluwes atau seulet tangan pemateri saat membentuk bahan yang tersedia menjadi bunga-bunga hias yang cantik. Walaupun merasa puas dengan pelatihan yang diberikan, informan menginginkan pelatihan atau kegiatan

selanjutnya yang diagendakan oleh PKPA melalui CU Sumber Rejeki harus lebih memberikan manfaat, terutama pelatihan yang dapat membantu informan untuk menambahkan penghasilan keluarga.

“PKPA itu yang ngurusin masalah anak, sama yang suka ngasih pelatihan. Ibu sering ikut pelatihanya, lumayanlah nambah pengetahuan dan bisa nambah penghasilan juga. Materinya mudah dimengerti jadi gak bikin pusing. Cuman sekali ada itu pelatihan bikin bunga. Ibu cuman ribet aja sama cara ngelipetnya, gak luwes lagi tangan ibu geraknya jadi susah ngikutin instruksinya”, Dwi Anggraini, ibu rumah tangga (50 tahun).

Mengenai pengajuan peminjaman kepada CU, informan baru sekali melakukan pinjaman dengan alasan bukan karena ingin menambah modal usaha, tetapi untuk digunakan saat acara khitan anak laki-laki informan. Proses pemgajuan yang mudah, tidak menyulitan informan untuk mendapatkan sejumlah uang yang diinginkan. Pembayaran kembali uang pinjaman selalu dilakukan informan tepat pada waktu yang telah dijanjikan, dan tidak ada kesulitan untuk melakukan pembayaran kembali uang yang dipinjamkan.

“Waktu itu minjem buat sunat (Khitan) anak laki-laki ibu, dek. Prosesnya gampan, cuman butuh surat persetujuan aja trus dilihat dari jumlah simpanan ibu udah boleh atau belum minjem. Terus kalau udah ada Rp 500.000 simpanan, baru boleh minjem. Ngembalikan uangnya mudah kok dek, gak pernah telat. Soalnya udah dihitung-hitung gimana biar pas dan sesuai dengan tanggal pengembaliannya gitu”.

Informan masih memiliki 2 orang anak yang masih aktif dibangku sekolah, dan beliau merasa pembayaran iuran SPP dan juga pembelian buku pelajaran untuk sang anak agak membebani keuangan keluarga. Tetapi setelah menjadi anggota CU, biaya pendidikan sang anak lebih terasa ringan karena adanya program bantuan biaya pendidikan. Bantuan biaya pendidian ini tidak diberikan begitu saja, tetapi PKPA terlebih dahulu melihat prestasi sang anak. Beruntung anak informan merupakan anak yang berprestasi, sehingga mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari PKPA. Sehingga penghasilan yang diperoleh informan cukup untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari keluarga informan. Tetapi setelah bergabung menjadi anggota CU, informan mengaku terdapat peningkatan penghasilan setiap bulannya. Baik melalui simpanan rutin yang setiap saat dilakukan, maupun usaha kecil yang dilakukan setelah mengikuti pelatihan pembuatan keripik.

“Ya tadinya pas-pasan, kadang suka merasa kurang karena bayaran sekolah anak. Tapi setelah ibu jadi anggota CU, Alhamdulillah ibu jadi punya tabungan. Soalnya sama si Tere setiap pertemuan harus nyetor simpanan wajib. Selain ibu jadi punya tabungan, ibu juga merasa penghasilan yang ibu dapat meningkat. Karena dari pelatihan keripik yang kemarin ibu seriusin, jadi Alhamdulillah ada tambahan”.

Pertemuan rutin yang selalu diadakan seminggu sekali, selalu dihadiri oleh informan. Informan juga selalu ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan maupun pelatihan yang dilakukan oleh CU. Partisipasi yang dilakukan masih hanya seperti mengikuti pelatihan atau acara yang ada, belum sampai kepada penyampaian ide/gagasan yang mendukung atau mendorong kemampuan anggota CU lainnya.

Dalam pemberian ide/gagasan, informan hanya pernah sekali memberian gagasan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu pelatihan pembuatan kue. Ide tersebut disampaikan karena informan merasa pendapatan yang akan didapat kemungkinan meningkat jika seseorang ahli dalam membuat kue hingga dapat membuka usaha kue pribadi.

Tetapi informan mengakui bahwa dengan bergabung sebagai anggota CU, informan terkadang menggantungkan diri kepada pinjaman dan bantuan yang diberikan oleh CU untuk menghidupi keluarga. Tidak dapat dipungiri, cukup banyak bantuan, baik bantuan untuk modal usaha melalui pinjaman CU, keseehatan, ataupun bantuan pendidikan anak, yang diberikan oleh PKPA. Walaupun demikian, informan tidak berfikir hanya itu saja manfaat yang didapat selama menjadi anggota CU. Selama setahun menjadi anggota CU, banyak manfaat yang sudah diperoleh. Seperti contohnya, beberapa waktu lalu diadakan pelatihan pembuatan keripik untuk para anggota CU oleh PKPA. Setelah mengikuti pelatihan tersebut dan ditekun secara serius, hasil dari pelatihan tersebut dapat menambah penghasilan yang didapat oleh informan. Pelatihan yang diberikan bukan sekedar pelatihan membuat keripik saja, tetapi juga pelatihan pengelolaan keuangan usaha yang baik dan benar.

“Jujur ibu kadang suka berharap sama bantuan atau pinjaman CU. Abis gimana dek, banyak keperluan yang perlu dibayar. Tapi ya bukan itu aja yang ibu dapet selama jadi anggota, banyak dek. Inilah contohnya, ibu jadi bisa jualan keripik abis pelatihan bikin keripik kemarin. Ibu serius kemarin merhatiinnya, jadi ibu ingat semua langkahnya. Alhamdulillah sekarang sudah lumayan laku”.

Informan III

Informan ketiga dalam penelitian ini bernama Euis Fatimah. Informan merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 36 tahun yang menempuh pendidikan hingga tingkat SMA ini bertempat tinggal di Pinang Baris, gang Hasan Basri. Hasil wawancara dengan informan menyatakan bahwa informan sudah menjadi anggota CU sejak bulan Oktober tahun 2014 lalu, dan mengetahui bahwa CU Sumber Rejeki Pinang Baris merupakan program yang dibuat oleh PKPA. PKPA yang diketahui informan adalah yayasan perlindungan anak yang juga sering memberikan pelatihan-pelatihan bermanfaat kepada ibu-ibu terutama anggota CU. Pelatihan-pelatihan tersebut sering diikuti oleh informan, tetapi selama beberapa pelatihan terakhir ini informan tidak mengikuti kegatan pelatihan tersebut dikarenakan beberapa permasalahan keluarga yang dihadapi. Pelatihan yang diberikan materinya mudah dimengeri, dan sangat membantu informan dalam penambahan pengetahuan/ wawasan yang dimiliki oleh informan. Pelatihan-pelatihan tersebut memberikan kepuasan kepada diri informan, dan selama mengikuti proses pelaihan tidak ada kesulitan yang berarti. Pelatihan yang diagendakan selanjutnya oleh CU diharapkan semakin dapat mengembangkan kemampuan diri para anggota.

“Iya kakak tahu PKPA. Kan pertama kali mau masuk dijelasin dulu kalo PKPA itu yayasan yang melindungi anak-anak. Sekarang juga suka ngasih pelatihan-pelatihan bermanfaat lewat CU ini. Pelatihannya gampang dingerti buat orang kayak kakak, jadi gak lama langsung ngerti”, Euis Fatimah, Ibu rumah tangga (36 tahun).

Mengenani pengajuan peminjaman, informan mengaku baru sekali melakukan peminjaman dan merasa prosedur yang diterapkan tidak mempersulit informan untuk mendapatkan pinjaman. Alasan pengajuan peminjaman uang dilakukan untuk keperluan modal usaha yang digeluti, dan uang pinjaman tersebut cukup untuk menutupi modal usaha yang dibangun oleh informan. Selain untuk modal usaha, informan merasa jika pembayaran pinjaman telah selesai maka selanjutnya beliau akan melakukan pengajuan peminjaman uang yang akan digunakan untuk membiayai sekolah sang anak. Keinginan untuk melakukan pengajuan pinjaman disebabkan karena tidak ada kesulitan yang dirasa dalam melakukan pembayaran kembali pinjaman, suku bunga yang diberikan cukup rendah dan proses yang diterapkan tidak menyulitkan

“Kakak baru sekali minjem dek. Kemarin itu buat usaha bikin sabun kemarin. Untung sih, tapi ya masih sedikit kali untungnya. Capek lagi jalan ngejualinnya. Ini mau minjem lagi, tapi belum dikasih sama si Tere. Prosesnya gak susah sih, tapi ya mungkin lagi dilihat dulu kali ya kakak cocok gak dikasih pinjaman lagi. Kemarin gak ada masalah deh pokoknya. Bayarnya ontime, gak telat. Soalnya minjemnya juga dikasih cepet, ya jadi balikinnya juga harus cepet dong”..

Informan memiliki 3 orang anak yang masih aktif bersekolah, dan merawsa sedikit mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran iuran SPP, pembelian buku pelajaran dan juga pembayaran biaya praktis sang anak yang cukup mahal. Tetapi setelah menjadi anggota CU, informan merasa cukup terbantu dalam membiayai biaya pendidikan anak-anak informan. Bantuan biaya

pendidian maupun peminjaman uang dari CU, digunakan sedemikian rupa untuk cukup membiayai pendidikan anak hingga tercapai cita-cita mereka.

Pertemuan rutin CU Sumber Rejeki yang diadakan setiap seminggu sekali sering dihadiri oleh informan. Begitu juga dengan kegiatan yang dilakukan oleh CU, informan sering berpartisipai. Tetapi sama seperti informan lainnya, informan Euis Fatimah tidak pernah memberikan ide/ gagasan mengenai agenda kegiatan maupun agenda pelatihan yang akan dilakukan selanjutnya. Beliau hanya terus mengikuti semua program/kegiatan/pelatihan yang telah dirancang oleh PKPA.

“ Kedua anak kakak masih sekolah, yang paling besar baru lulus SMP mau masuk SMA. Nanti biayanya banyak dek, uang gedungnya, SPP, uang buku, uang prakteknya lagi lebih mahal daripada SPP. Makanya kakak mau pinjam uang lagi ke CU, tapi belum dapat. Dan selama SMP dia juga kadang dapat bantuan dari PKPA, jadi terbantu kakak. Kalau masalah pelatihan, kakak ikut aja. Yang penting bermanfaat sudah cukup. Ide atau gagasan ya sampai sekarang belum pernah masih, karena belum tahu mau ngasih ide apa”.

Setelah bergabung menjadi anggota CU, informan merasa penghasilan yang didapat belum mengalami peningkatan. Tetapi walaupun demikian, informan mengaku dengan penghasilan yang didapat informan sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga. Dan setelah bergabung menjadi anggota CU, informan juga dapat meningkatkan jumlah tabungan yang dimiliki. Karena diberlakukan aturan bahwa simpanan wajib perlu disetor setiap pertemuannya, dan juga jika memungkinkan melakukan simpanan tambahan kepada staf pendamping. Informan merasa selama menjadi anggota CU, banyak sekali

manfaat yang beliau peroleh. Jadi jika ada pemikiran yang menyatakan alasan seseorang bergabung menjadi anggota CU Sumber Rejeki hanya untuk mendapatkan pinjaman atau bantuan saja itu salah. Karena setelah menjadi anggota CU, seseorang akan merasakan penambahan pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas. Selain itu juga pelatihan yang diberikan tidak akan mudah didapatkan, hanya terkhusus untuk para anggota CU. Pelatihan yang bermanfaat menambah pengetahuan, juga dapat menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Manfaat lain yang dirasakan oleh informan adalah pemberian pinjaman yang mudah tidak menyulitkan dengan suku bunga yang rendah, sehingga tidak “mencekik” seperti pinjaman dari bank maupun koperasi lain.

“Kakak belum merasa ada peningkatan pendapatan dek. Soalnya kemarin Ian usaha sabun selesai pelatihan bikin sabun, untungnya cuma sedikit dan kakak harus keliling promosiin sabunnya. Jadi belum terasa kali ke dompet. Tapi ya untung ada tabungan dari simpanan wajib, jadi ada lumayanlah uang kakak di CU sekarang. Ya kakak bersyukur bisa jadi anggota CU, karena banyak sekali manfaat yang kakak dapat. Tapi bukan berarti kakak berharap ke pinjaman atau bantuan biaya pendidia aja, manfaat yang paling penting bagi kakak itu adalah menambahnya pengetahuan yang kakak miliki”.

Informan IV

Informan keempat dalam penelitian ini bernama Elia Nora, seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun. Informan merupakan salah satu anggota CU Sumber Rejeki Pinang Baris yang bertempat tinggal di Pinang Baris gang wakaf II

dan berpendidikan akhir D3. Hasil wawancara dengan informan menyatakan bahwa informan sudah menjadi anggota CU sejak tahun 2013, dan selama menjadi anggota CU Sumber Rejeki informan telah mengetahui bahwa PKPA adalah yayasan yang membentuk CU guna meningkatan kehidupan masyarakat melalui pelatihan, selain menangani permasalahan anak yang sudah lama dikerjakan oleh PKPA. Selama 2 tahun bergabung menjadi anggota CU, informan tidak selalu mengikuti pelatihan yang diadakan oleh PKPA. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh informan, dan mementingkan pekerjaan yang di lakukan. Walaupun demikian, beberapa materi pelatihan yang diberikan mudah dimengerti oleh informan. Sehingga informan merasa puas dengan pelatihan yang dilakukan dan berharap kegiatan pelatihan berikutnya lebih dapat menunjukan prospek peningkatan pendapatan yang lebih jelas bagi keluarga informan.

“Ibu gak bisa ninggalin warung dek. Kadang ada kegiatan tapi lagi gak ada orang dirumah yang bisa jaga warung, ya jadi ibu ga ikut pelatihan. Tapi pas ibu bisa ikut, ibu rasa materinya gampang dimengerti. Gak ribet. Tapi ya kalau bisa sih, selanjutnya yang bisa nambah uang lah pelatihannya. Biar bisa nambahin uang untuk kebutuhan keluarga,” Elia Nora, Ibu rumah tangga (50 tahun).

Mengenai pengajuan pinjaman, informan mengaku baru sekali melakukan peminjaman yang digunakan sebagai modal usaha. Proses peminjaman dana yang diberlakukan, menurut informan, tergantung pengawas CU (dalam hal ini badan pengawas PKPA) apakah akan mempersulit atau mempermudah proses

peminjaman. Tetapi saat mengajukan pinjaman, proses yang dihadapi tidak begitu menyulitkan. Karena persetujuan dari badan pengawas melalui staf pendamping tidak memakan waktu yang lama, sehingga tidak membuat informan kesulitan. Uang yang dipinjam oleh informan untuk modal usaha ternyata lebih dari perkiraan, sehingga informan menggunakan uang pinjaman tersebut untuk biaya sekolah anak. Pemakaian uang pinjaman yang tidak sesuai dengan tujuan awal tidak membuat pembayaran pinjaman yang dilakukan oleh informan menjadi tidak tepat waktu, walaupun terdapat kesulitan ketika usaha yang dijalankannya sedang tidak berjalan sesuai dengan harapan.

“Namanya juga usaha dek, kadang rame kadang sepi. Ya kalau saat sepi ini ibu ngerasa sulit untuk bisa membayar pinjaman CU. Soalnya kadang untuk kebutuhan rumah aja gak tersisih gitu dek. Tapi ya tetap harus tepat waktu balikinnya”.

Saat ini, semua anak informan sudah tidak ada lagi yang masih aktif di bangku sekolah. Tetapi 1 tahun yang lalu, saat anaknya masih bersekolah informan merasa terbantu dengan program beasiswa yang diberikan oleh PKPA kepada sang anak. Karena dengan pemberian bantuan biaya pendidikan informan merasa terbantu dan dapat mengalihkan biaya tersebut kepada kebutuhan lain yang mendesak atau disimpan menjadi tabungan informan.

Informan mengaku jarang menghadiri pertemuan rutin CU Sumber Rejeki, hal tersebut dikarenakan waktu yang terkadang tidak sesuai dengan kegiatan/

Dokumen terkait