• Tidak ada hasil yang ditemukan

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

CUSTOMER PERSPECTIVE

3.2. Terwujudnya Pengelolaan Sumber Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggungjawab dan Berkelanjutan

Dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan masyakarat kelautan dan perikanan dalam ketahanan pangan (food security) nasional, maka ketersediaan produk kelautan dan perikanan menjadi bagian penting yang harus dipenuhi. Ketersediaan ini tentunya tidak hanya mempertimbangkan dari sisi volume produksi saja, namun juga perlu ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety), sehingga secara langsung akan memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk perikanan yang dihasilkan. Dalam mencapai sasaran strategis ini maka di laksanakan melalui IKU Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton), yang mana SS dan IKU ini merupakan SS dan IKU adopsi langsung sehingga perhitungan capaian realisasi IKU juga dilakukan adopsi langsung.

32 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 3.2.1. IKU 4 : Jumlah Produksi Benih BPBAP Takalar (ekor)

Kegiatan produksi benih dengan mutu terjamin pada tahun 2017, pencapaian target menunjukkan progres yang lebih baik dibanding dengan kegiatan pada di tahun 2016 dalam hal kuantitas (jumlah capaian), hal ini disebabkan oleh adanya perencanaan yang terukur secara teknis maupun nonteknis dan ditunjang oleh adanya peningkatan perbaikan sarana dan prasarana yang lebih baik pada kegiatan pemeliharaan.

Tabel 6. Realisasi Produksi Benih Bermutu BPBAP Takalar 1. Jumlah benih dengan Mutu terjamin (ekor)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Ekor 31.650.000 36.000.000

Realisasi Ekor 28.096.769 37.606.300

Persentase % 88,77 104,46

Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa capaian jumlah benih bermutu sampai dengan akhir tahun 2017 sebesar 37.606.300 ekor atau sebesar 104,46% dari target tahunan sebesar 36.000.000 ekor. Jika dibandingkan dengan capaian produksi pada tahun sebelumnya dalam rentang waktu yang sama hasil produksi jauh melebihi di tahun 2016. Produksi benih yang telah ada yaitu benih udang windu, benur udang vannamei, nener bandeng, benih ikan laut, rajungan, dan benih nila salin. Sedangkan benih komoditas lainnya masih dalam tahap proses produksi, kegiatan sementara berjalan. Adapun data produksi benih bermutu Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Tahun 2017 dapat dilihat pada lampiran 1.

Langkah strategis yang akan ditempuh pada tahun 2018 adalah mengoptimalkan kapasitas produksi, dengan perbaikan sarana dan prasarana unit pembenihan yang ada di BPBAP Takalar diantaranya kegiatan pembenihan yang bernilai ekonomis misalnya pembenihan udang dengan 2 (dua) spesies yaitu udang windu dan udang vaname, bandeng ikan laut, kepiting dan rajungan serta pembenihan ikan nila salin yang masih menjadi primadona di wilayah Sulawesi Selatan.

33 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 3.2.2. IKU 5 : Jumlah Produksi Calon Induk (ekor)

Tabel 7. Realisasi jumlah produksi calon induk unggul. Jumlah Produksi calon induk unggul (ekor)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target ekor 30.000 15.500

Realisasi ekor 80.450 15.573

Persentase % 183,33 100,47

Indikator capaian untuk kegiatan calon induk pengukurannya sedikit agak berbeda dengan indikator lainnya yang merupakan kumulatif dari kegiatan sebelumnya. Untuk indikator ini nilai target dan persentase akan terus menurun dikarenakan adanya seleksi pemilihan induk yang dilakukan. Produksi calon induk unggul pada tahun 2017 capain kinerja IKU ini mencapai 100,47% atau sebanyak 15.573 ekor calon induk yang terdiri dari calon induk Vannamei sebanyak 11.173 ekor dan calon induk Nila Salin sebanyak 4.400 ekor. Jika dibanding dengan tahun 2016 capaian IKU ini lebih rendah di karenakan jumlah target tahun 2016 lebih besar.

Indikator ini sudah ada capaian dan sudah terdistribusi di beberapa kota pada unit kegiatan perbenihan (Hatchery) dan juga di gunakan oleh kegiatan internal Balai. Sampai dengan akhir bulan Desember progres dari kegiatan ini masih tetap berjalan dan masih menyisakan calon induk (stok) udang vannamei sebanyak 500 ekor yang siap didistribusikan begitu juga calon induk nila realisasi sampai saat ini 4.500 ekor.

Langkah strategis dalam pencapaian induk unggul yang berkualitas dengan mengikuti SOP untuk calon induk dengan baik dan cermat, meningkatkan kualitas media pemeliharaan secara optimal.

3.2.3. IKU 6 : Persentase Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Perikanan Budidaya

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang pedoman

34 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

umum PNBP Peraturan Pemerintah (PP) no 75 tahun 2015 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerain Kelautan dan Perikanan. Adapun sumber PNBP lingkup Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut :

a. Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA)

PNBP SDA yakni PNBP yang berasal dari Pungutan Perikanan. Pungutan perikanan adalah pungutan negara atas hak pengusahaan dan/atau pemanfaatan sumberdaya ikan yang harus dibayar kepada pemerintah oleh perusahaan perikanan Indonesia yang melakukan usaha perikanan atau oleh perusahaan perikanan asing yang melakukan usaha budidaya Perikanan.

b. PNBP Non SDA

PNBP Non SDA yakni PNBP yang berasal dari Penjualan hasil usaha budidaya dan Imbalan jasa UPT lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. PNBP ini terdiri dari :

1. Penjualan hasilPerikanan Budidaya 2. Imbal Jasa Teknologi

3. Jasa Desiminasi

4. Jasa Penggunaan Laboratorium 5. Jasa Penggunaan fasilitas 6. Jasa Fasilitas Lainnya

7. Jasa Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Capaian Realisasi PNBP tahun 2017 bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

Tabel 8. Penerimaan PNBP BPBAP Takalar

Nilai Penerimaan PNBP BPBAP Takalar 2016 2017

Target Rp 1.607.125.000 1.568.500.000

Realisasi Rp 947.892.728 1.595.329.986

Persentase % 58.98 101,71

Capaian PNBP BPBAP Takalar pada tabel di atas melampaui target yang ditetapkan. Dari target sebesaar Rp. 1.568.500.000,- tercapai Rp. 1.595.329.986,- atau 101,71% dari target, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2016 terjadi

35 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

peningkatan yaitu sebesar 42,76%, dimana target tahun 2016 sebesar Rp. 1.607.825.000,- dan tercapai sebesar Rp. 947.892.728,- atau sebesar 58,95%. Hal ini terjadi karena serapan pasar terhadap produksi hasil perikanan yang dilaksanakan pada tahun 2017 ini cukup tinggi, dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) setiap bulan selama tahun 2017 dapat dilihat pada lampiran 2.

3.2.4. IKU 7 : Jumlah lokasi budidaya yang dilakukan survailan dan/atau monitoring penyakit ikannya (kab/kota; non kumulatif)

Tabel 9. Capaian IKU “Tabel 5. Realisasi Lokasi budidaya melalui surveilen”

Kawasan budidaya yang terserang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveilen (kawasan)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Kawasan 6 6

Realisasi Kawasan 13 6

Persentase % 216 100

Untuk Kawasan yang penyakit ikan penting dapat dikendalikan melalui surveilen sesuai yang tertera pada tabel di atas memberikan gambaran bahwa pada tahun 2017 capain kinerja IKU ini sebanyak 6 kawasan lebih rendah dibanding dengan tahun 2016 sebanyak 13 kawasan sedikit tidak menunjukkan adanya progres yang meningkat hal ini dikarenakan adanya cara pengukuran capaian yang berbeda. Pada tahun 2016 pengukuran capaian dilihat dari jumlah perjalanan sedangkan di tahun 2017 dilihat dari jumlah kawasan/kabupaten. Adapun hasil monitoring yang dilakukan selama tahun 2017 dapat dilihat pada lampiran 3.

Kawasan pelaksanaan Monitoring HPI (Hama Penyakit Ikan) tahun 2017 dapat dilihat dibawah ini : a. Kabupaten Maros b. Kabupaten Pinrang c. Kabupaten Bone d. Kabupaten Bulukumba e. Kabupaten Sinjai

36 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar f. Kabupaten Pinrang