• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE

3.6. Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

3.6.1. IKU 20 : Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB Tabel 24. Nilai kinerja reformasi birokrasi BPBAP Takalar

Nilai kinerja reformasi birokrasi BPBAP Takalar

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target % A (89) A (89)

Realisasi % 90,08 91,87

Persentase % 101,21 103,22

Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan.

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang meliputi 8 area perubahan yaitu :

1. Manajemen Perubahan

2. Penataan Peraturan perundang-undangan 3. Penataan dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana

47 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 6. Penguatan Akuntabilitas

7. Penguatan Pengawasan

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 3.6.2. IKU 21 : Tingkat Maturitas SPIP (level).

Maturitas sistem pengendalian intern secara sederhana menunjukkan ukuran kualitas dari sistem pengendalian intern pada suatu organisasi. Semakin tinggi maturitasnya semakin baik pula kualitas sistem pengendalian intern organisasi itu. Maturitas sendiri berasal dari kata maturity yang terjemahannya adalah kematangan atau kedewasaan.

Kata "kematangan" dalam bahasa Indonesia lebih sering dikaitkan dengan rasa buah. Makin baik kematangannya, maka suatu buah akan makin lezat rasanya. Sementara kata "kedewasaan" biasa dikaitkan dengan sikap manusia, makin dewasa ia maka makin baik pola pikir, sikap, dan perilakunya. Menariknya, ukuran matang dan dewasa tersebut tidak ada hubungan langsung dengan usia tapi benar-benar fokus pada aspek kualitas. Buah yang lebih tua belum tentu bagus kualitas kematangannya, bisa jadi ia busuk atau gagal berkembang. Demikian pula orang yang lebih tua belum tentu kualitas kedewasaannya lebih baik.

Konsepsi tersebut juga diterapkan dalam konteks maturitas sistem pengendalian intern. Usia organisasi tidak menentukan baik buruknya maturitas sistem pengendalian intern organisasi tersebut. Untuk mencapai kualitas pengendalian intern yang baik, organisasi harus memenuhi parameter-parameter maturitas tertentu. Ukuran kualitas sistem pengendalian intern paling eksaknya adalah kemampuan sistem pengendalian intern dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi..

Dengan demikian, organisasi yang maturitas sistem pengendaliannya baik akan memiliki rancangan pengendalian yang tepat dan melaksanakan rancangan itu secara efektif dalam seluruh aktivitasnya. Cara mengukur maturitas sistem pengendalian intern? Setiap pengukuran perlu satuan ukur, demikian pula dalam pengukuran maturitas sistem pengendalian intern. Satuan ukurnya adalah level maturitas. Level itu ditentukan misalnya dengan membuat skala dari level 0 sampai level 5. Level 0 menunjukkan tidak adanya pengendalian intern, sementara level 1 sampai level 5 menunjukkan adanya pengendalian intern dengan gradasi dari level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi berdasarkan

48 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

parameter tertentu. Artinya, parameter pada level 2 adalah seluruh parameter level 1 ditambah parameter tertentu, parameter level 3 adalah parameter level 2 ditambah lagi parameter lainnya, dan demikian seterusnya.

Organisasi yang memenuhi parameter level 5 berarti telah memenuhi seluruh parameter pada level-level di bawahnya. Selain sebagai alat ukur, pelevelan ini nantinya dapat menjadi sarana organisasi merancang rencana tindak (action plan) untuk melakukan perbaikan berkelanjutan menuju level yang lebih tinggi. Misalnya maturitas sistem pengendalian intern suatu organisasi telah berada pada level 3, maka selanjutnya ia dapat merancang rencana tindak peningkatan maturitas dengan mengacu pada parameter level 4 dan level 5. Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan kerangka kerja yang memuat karakteristik dasar yang menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan.

Tingkat maturitas ini dapat digunakan paling tidak sebagai instrument evaluative penyelenggaraan SPIP dan panduan generik untuk meningkatkan maturitas SPIP. Dalam rangka menilai tingkat maturitas SPIP lingkup KKP. Capaian Tingkat Maturitas SPIP Triwulan IV tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 25. IKU “ Tingkat maturitas SPIP

Tingkat maturitas SPIP

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target ) Level - 2

Realisasi Level - 2,76

Persentase % - 138

3.6.3. IKU 22 : Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) Tabel 26. IKU “ Persentase tindak lanjut direktif pimpinan

Persentase tindak lanjut direktif pimpinan

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target % - 100

49 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Persentase % - 100

Directive Pimpinan adalah arahan pimpinan dalam Rapat Pimpinan, Rapat Terbatas, Sidang Kabinet, dan Rapat Kerja

Arahan pimpinan dan informasi diinput oleh Biro Perencanaan KKP ke DMS dan secara otomatis masuk ke akun DMS Eselon I penanggung jawab arahan tersebut.

Tindaklanjut Eselon I adalah langkah/kegiatan yang dilakukan Eselon I dalam rangka menyelesaikan arahan pimpinan, yang diinput ke dalam sistem DMS.

Jangka waktu untuk menindaklanjuti arahan pimpinan adalah 2 minggu setelah arahan diinput ke sistem DMS. Diatas 2 minggu akan dinyatakan jatuh tempo/tidak selesai apabila tidak ditindaklanjuti. IKU ini merupakan IKU Adopsi langsung dari Eselon I dan merupakan IKU baru sehingga belum ada pembanding dari tahun sebelumnya dan merupakan IKU yang penilaiannya pada akhir tahun.

3.6.4. IKU 23 : Nilai AKIP DJPB Tabel 27. Nilai AKIP Lingkup DJPB

Nilai Akip Lingkup DJPB

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target - - 83

Realisasi - - 84,35

Persentase % - 101,63

Penilaian Kementerian PAN & RB atas akuntabilitas kinerja KKP. Akuntabilias kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah di amanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. IKU ini merupakan adopsi langsung dan penilaiannya dilaksanakan pada akhir tahun sehingga capaian mencapai 84,35 dari target 83 setara dengan 101,63 %.

50 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3.7.

Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan