• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cyber Extension

Dalam dokumen Purnomojati Anggoroseto. S621008003. (Halaman 36-43)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

3. Cyber Extension

a. Konsep Cyber Extension

Pengembangan cyber extension sebagai sistem informasi penyuluhan,

tidak bisa terlepas dengan teknologi informasi. Terkait dengan istilah teknologi informasi, maka Indrajit (2010) menyatakan bahwa, istilah tersebut mulai dipergunakan secara luas di pertengahan tahun 1980-an. Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi. Definisi kata ‘informasi’ sendiri secara internasional telah disepakati sebagai ‘hasil dari pengolahan data’ yang secara

commit to user

prinsip memiliki nilai (value) yang lebih dibandingkan dengan data mentah.

Komputer merupakan bentuk teknologi informasi pertama (cikal bakal) yang dapat melakukan proses pengolahan data menjadi informasi. Dalam kurun waktu yang kurang lebih sama, kemajuan teknologi telekomunikasi terlihat sedemikian pesatnya, sehingga telah mampu membuat dunia menjadi terasa lebih kecil (mereduksi ruang dan waktu). Dari sejarah ini dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu.

Hermawan (2007) menyatakan bahwa, adanya mekanisme baru dalam perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadi perubahan dalam berkomunikasi dengan ditandainya penggunaan multimedia dimana teks, suara, gambar atau grafis dapat diakses sekaligus dalam seperangkat media. Masyarakat masa kini dapat mengakses informasi secara cepat dan lengkap melalui penggunaan alat komunikasi seperti telepon rumah, telepon genggam, televisi, komputer, dan berbagai media elekroniknya yang telah dilengkapi jaringan internet. Hearn dan Tanner (2009) mengemukakan bahwa, internet dapat memberikan beragam informasi tentang hampir semua topik pembangunan ekonomi. Ada banyak layanan data khusus yang memberikan

informasi tentang topik yang menarik bagi pembangunan ekonomi. Sektor

publik dan swasta sebagai sumber data, dapat menyediakan informasi dan data langsung dari internet.

commit to user

Terkait dengan teknologi informasi komunikasi (TIK) tersebut, maka

Sharma, Director Information Technology, Documentation & Publications

National Institute of Agricultural Extension Management India, memberikan istilah tentang pemanfaatan teknologi informasi komunikasi untuk

penyuluhan pertanian dengan sebutan “cyber extension” (Subejo, 2008).

Sharma (2005) mendefinisikan cyber extension adalah penyuluhan melalui

cyber space yaitu menggunakan kekuatan jaringan on-line, komunikasi komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi

penyebarluasan teknologi pertanian. Wijekoon et al., (2006) menjelaskan

bahwa cyber extension adalah mekanisme pertukaran informasi pertanian

melalui area cyber, suatu ruang imajiner-maya di balik interkoneksi jaringan

komputer melalui peralatan komunikasi. Cyber extension ini memanfaatkan

kekuatan jaringan, komunikasi komputer dan multimedia interaktif untuk memfasilitasi mekanisme berbagi informasi atau pengetahuan

Sharma (2005) menjelaskan bahwa, cyber extension akan efektif apabila

memperhatikan dan menggunakan: (1) penggunaan informasi dan komunikasi teknologi, (2) jaringan nasional dan jaringan informasi internasional, (3) internet, (4) ahli sistem informasi teknologi, (5) multimedia pembelajaran sistem dan komputer pelatihan berbasis sistem untuk meningkatkan akses informasi kepada petani, (6) penyuluh, (7) penelitian, (8) para

ilmuwan/peneliti dan (9) manajer penyuluhan. Melalui cyber extension

diharapkan untuk memperluaskan jangkauan komunikasi, menambah mutu/kualitas informasi, mengurangi biaya-biaya, mengurangi waktu dan

commit to user

mengurangi ketergantungan pada banyak orang para “aktor” di dalam rantai

sistem penyuluhan (Ponniah, et al. 2008).

b.Pengalaman Cyber Extension di Negara Lain

1) India

Cyber Extension di negara Asia juga telah dilaksanakan oleh India pada tahun 2003 (Sharma, 2006). Sharma (2006) menambahkan bahwa

National Institute of Agricultural Extension Management (MANAGE), Hyderabad, India telah mengambil sejumlah proyek inovatif untuk memberikan informasi dan konektivitas komunikasi untuk para petani

dan keluarga petani di daerah pedesaan, di bawah bendera "Cyber

Extension". Proyek-proyek ini meliputi: (1) menghubungkan lebih dari 25 distrik, 400 blok di internet; (2) mengimplementasikan teknologi

nirkabel di Local Loop dalam pertanian untuk menyediakan konektivitas

telepon dan internet untuk penduduk pedesaan; (3) menghubungkan lebih

dari 40 lembaga-lembaga tingkat nasional pada dua arah video

conferencing : dan (5) menyediakan Video Conferencing akses kepada kelompok petani dan pertanian-keluarga di Pedesaan melalui Handphone V-SAT Van. MANAGE dengan demikian sangat sadar terlibat dalam mengkonsolidasikan pembelajaran dari semua inisiatif teknologi informasi dan komunikasi di India dan luar negeri (Sharma, 2006).

Elemen cyber extension adalah (1) E-mail; (2) Penyuluhan/penyebaran

informasi pertanian berbasis web; (3) Sistem interaktif dalam

commit to user

penyuluhan pertanian; (5) Video Conferencing- Static, Mobile; (6) Kisa n

Call Centers; (7) Satelite Communication Networks (Sharma, 2005)

Sharma (2005) menjelaskan bahwa, pihak-pihak atau pemangku

kepentingan yang terlibat dalam Cyber Extension di India adalah: (1)

pemerintah pusat/ Central Government Initiatives (departemen terkait),

(2) dukungan pemerintah daerah/ State Government Supported; (3) sektor

perusahaan/ Corporate Sector Initiatives; (4) LSM dan sektor swasta/

NGOs and other private Sector. Ponniah et al. (2008) mengemukakan

bahwa, cyber extension yang dikembangkan di India tidak dimaksudkan

untuk menggantikan sistem komunikasi yang berjalan, tetapi hanya untuk menambah tingkat interaktif (komunikasi), menambahkan kecepatan (informasi), memperdalam komunikasi dua arah, memperluas jangkauan, dan juga memberikan pesan/informasi yang lebih mendalam.

2) Jepang

Salah satu model cyber extension yang telah dikembangkan di

Jepang dengan cukup pesat adalah computer network system yang

dikenal dengan Extension Information Network (EI-net). Sistim EI-net

merupakan sistem yang terintegrasi yang menggabungkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, propinsi, lembaga penelitian, perusahaaan pertanian, pasar, penyuluh dan petani (Subejo, 2008). Yamada dalam Subejo (2008) menginformasikan bahwa,

pemanfaatan computer network system skala nasional dalam bidang

commit to user

permulaan pembangunan dan pemanfaatan 69 terminal di seluruh Jepang. Jaringan tersebut utamanya mencakup lembar buletin pertanian dan sistim e-mail yang difokuskan untuk mempercepat laju pertukaran informasi antar pusat penyuluhan dan petugas penyuluh pertanian. Jumlah terminal terus meningkat dan sistim jaringan juga berkembang dari tahun ke tahun.

Pada sistim EI-net, dikembangkan sistim data base dan sistem

komunikasi melalui e-mail. Database tersebut antara lain mencakup

berita pertanian, informasi pasar serta informasi cuaca. Pemerintah pusat menyediakan data statistik hasil penelitian, dan lain-lain. Perusahaan swasta pertanian menyediakan informasi terkait dengan pupuk, pestisida, mesin dan peralatan pertanian, dan lain-lain. Pusat penyuluhan pertanian menyediakan database yang mereka miliki untuk ditawarkan kepada

penyuluh pertanian. Database tersebut dimanfaatkan secara on-line dan

dapat diakses berulang-ulang sehingga memungkinkan membantu menyelesaikan persoalan individu yang mengakses. Data yang telah

terakumulasi selanjutnya disimpan dalam host computer. EI-net juga

menawarkan fasilitas fax yang memungkinkan pengiriman dan

pemanfaatan dokumen yang berupa image. Pengguna EI-net tidak hanya

staf penyuluhan seperti penyuluh pertanian dan penyuluh home life serta

subject-matter specialists, namun dapat juga diakses oleh petani/individu pengguna (Subejo, 2008).

commit to user

Kenya Agricultural Commodities Exchange (KACE) didukung oleh perusahaan swasta mengembangkan Sistem Informasi Pasar (SIP) melalui aplikasi TIK untuk membantu akses petani terhadap informasi pasar dan harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani miskin di daerah perdesaan atau daerah terpencil di Kenya. Komponen dari SIP

KACE adalah: 1) Market information Points (MIPs); 2) Market

Information Centres (MICs); 3) Short Messaging Service (SMS); 4)

Interactive Voice Respons (IVR) Service; 5) Regional Commodity Trade

and Information System (RECOTIS); dan 6) Web Site (BBC News

dalam Mulyandari dkk, 2010).

4) Peru

Jaringan Huaral Valley di Peru dibangun untuk meningkatkan akses petani terhadap informasi pertanian. Jaringan dari pusat informasi masyarakat ini dirancang dengan teknologi jaringan tanpa kabel (wireless). Akses internet berjalan (mobile internet) memberikan kemungkinan yang lebih besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang nyata bagi kehidupan petani perdesaan. Selain petani, para pelajar di perdesaan juga dapat merasakan manfaat dari infrastruktur telekomunikasi yang telah dibangun tersebut (CIDA dalam Mulyandari, dkk 2010).

5) Thailand

Thailand Canada Tele-centre Project (TCTP) bekerja sama dengan pemerintahan Thailand, sektor swasta, dan World Bank telah

commit to user

mempromosikan akses layanan TIK di desa-desa dengan menempatkan beberapa telepon dan komputer untuk akses ke internet di lokasi yang mudah diakses oleh masyarakat yang disebut telecenter. TCTP bertujuan

untuk membantu end-users memperoleh informasi yang penting bagi

kemajuan usahataninya dan mengurangi biaya transaksi pada saat menjualnya. TCTP menyediakan dana untuk modal awal seperti instalasi layanan telepon, komputer, printer, modem, dan mesin fax serta biaya untuk operasional telecenter selama satu tahun. Setelah satu tahun, telecenter ini sudah mandiri karena didukung oleh masyarakat, kepala desa, maupun tokoh masyarakat (CIDA dalam Mulyandari dkk, 2010).

c. Cyber Extension di Indonesia

Dalam dokumen Purnomojati Anggoroseto. S621008003. (Halaman 36-43)

Dokumen terkait