• Tidak ada hasil yang ditemukan

D.Kumarasamy Sebagai Pemimpin Deli Hindu Sabba

Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi dan juga untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.Hal seperti inilah yang dimiliki oleh D.Kumarasamy. Terbukti ketika ia mampu memimpin sebuah organisasi sosial Tamil dan mengantarkan masyarakatnya menuju arah yang lebih maju. Ia mampu mengemban tugas yang tidak mampu dilakukan oleh para pendiri awal Deli Hindu Sabba. Sosok D.K begitu melekat dimata masyarakat.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Yahya Rowter diketahui bahwa D.K adalah orang yang memiliki wawasan luas dan telah banyak melakukan kegiatan sosial bagi masyarakat Tamil.

D.K lahir di Binjai pada 11-3-1906. D.K berasal dari keluarga sederhana, ayahnya bekerja di perusahaan Belanda dan Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Ketika ia berumur 7 tahun ayahnya membawa mereka pindah dari Binjai ke Medan. D.K sempat mengenyam pendidikan dasar, namun karena kerbatasan biaya ia tidak bisa melanjut ke tingkat MULO atau SMP. Pendidikan bahasa Tamil didapatnya dari Ibunya dan pendidikan bahasa Inggris dasar di dapatnya dari ayahnya, untuk mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya ia mengikuti kursus bahasa Inggris dengan salah satu lembaga pendidikan dari India. Di usianya yang ke 16 tahun D.K sering mengirim artikel tulisannya ke majalah bahasa Tamil yang terbit di India. artikel-artikel yang dibuatnya selalu bertema tentang kehidupan masyarakat Tamil, baik dalam kehidupan beragama maupun adat-istiadat. Ia bekerja di perusahaan Inggris yang bernama Harrison sebagai seorang kerani.

Ketika memasuki usia 21 tahun D.K telah bergabung dan aktif menjadi anggota Medan Ladge Of the Theosophical Society, yaitu sebuah perkumpulan yang membahas tentang dasar-dasar atau filsafah ketuhanan. Inti dari ajaran Theosophy ini adalah mencari hakikat hakikat ilahiah atau kebenaran baik hakiki melalui pengalaman batin maupun dari norma-norma keagamaan. Secara historis dasar-dasar ajaran Theosophy ini berasal dari perpaduan Brahmanisme, Budhisme, Neoplatonisme dan Kekristenan.

Bergabung di Deli Hindu Sabba merupakan sebuah langkah yang tepat bagi Kumarasamy. Telah lama ia merancang gagasan-gagasan demi memajukan masyarakat Tamil di Medan. Untuk melaksanakan gagasan tersebut ia memerlukan wadah yang telah diketahui di masyarakat. Hingga tahun 1928 hanya Deli Hindu Sabba yang dirasanya mampu dalam melaksanakan gagasannya. Hal ini terbukti ketika menjabat sebagai ketua Deli Hindu Sabba selama 10 tahun D.K telah banyak melakukan pembaharuan bagi masyarakat Tamil di Medan. D.K juga pernah menulis beberapa buku dalam bahasa Tamil yaitu Walkai Wilakam (Pedoman Hidup), Madhubhana Wilakam (Pembrantasan Alkohol), Guru Upadhesam (di kaki Guru Sejati).

Salah satu yang di lakukan oleh D.K dan bertahan hingga sekarang adalah merubah status wanita yang sudah tidak memiliki suami lagi “janda”. Berdasarkan adat istiadat yang berlaku di India, seorang wanita yang sudah tidak memiliki suami, hak-haknya dibatasi, mereka dilarang untuk menikah kembali, tidak diperbolehkan menghadiri sebuah perayaan, hanya boleh menggunakan pakaian warna putih, bahkan rambut mereka dipangkas habis hingga gundul.44 Kekejamaan ini menjadi pemicu para janda melakukan bunuh diri dengan mengikuti tradisi Sati.45

44

Babita dan Sanjay Tewari,The History of Indian Women: Hinduism At Crossroads with Gender,Kanpur: CJSM University,Tanpa Tahun,hlm. 37.

45

Tradisi bakar diri seorang janda hidup-hidup bersamaan dengan jasad suami mereka dikenal dengan tradisi Sati atau Sagagaman. Berdasarkan ajaran Hindu, seorang janda yang dibakar dengan jasad suaminya akan masuk surga bersama. Sati diyakini lebih baik dari hidup dalam keadaan janda. Namun beberapa ajaran lain dalam hindu seperti ajaran Medhatiti memiliki pandangan yang lain, mereka berpendapat bahwa Sati adalah sarana bunuh diri.

Tradisi ini sempat terbawa hingga ke Medan, tetapi ritual dimana sang istri ikut masuk kedalam api pembakaran suaminya tidak lagi diijinkan oleh pemerintah Belanda. Ketika tradisi Sati di hapuskan, dibuat tradisi baru yakni seorang wanita diijinkan menjalin kembali sebuah hubungan dengan laki-kali tetapi hanya diikat oleh “perjanjian di bawah tangan” antara mereka berdua tanpa ikatan-ikatan lainnya. Dalam bentuk ikatan yang seperti ini posisi si wanita menjadi lemah, karena suaminya yang baru bisa dengan mudah menceraikannya lagi tanpa adanya sanksi-sanksi atau tanggung jawab lainnya. Untuk mencegah hal ini maka D. Kumarasamy merubah tradisi itu. D.K membenarkan bagi seorang janda dapat menikah dengan pria lainnya melalui upacara yang resmi. Akan tetapi sebagian wanita India ini memilih untuk hidup sendiri karena sudah berkomitmen dengan janji pernikahan hanya ada satu orang suami. Namun jika seorang wanita menjadi janda di usia yang relatif masih muda, hal ini diserahkan kepadanya dalam menentukan langkah selanjutnya.

Pada saat menjabat sebagai ketua D.K melihat tata cara pernikahan dalam agama Hindu sangat rumit terutama dalam tradisi agama Hindu pernikahan dipimpin oleh seorang pendeta dari kasta brahmana yang sangat mengerti tentang tata cara pelaksanaannya. Pada saat itu, di Medan sangat sulit menemukan pendeta dari kasta brahmana yang mampu dan sangat paham bagaimana tata cara pernikahan yang sebenarnya.Sehingga dalam menjalankan sebuah ritual tata cara pernikahan banyak diserahkan oleh para tetua masyarakat. Dalam hal ini D.K membuat beberapa terobosan dalam ritual tata cara pernikahan yakni dengan mempersingkat pelaksanaannya.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai ritual tata cara pernikahan Tamil Hindu. Pernikahan Tamil Hindu mengandung banyak ritual dan tradisi yang mengandung pusat kehidupan. Ini bukan hanya tentang pengantin mengikat simpul pernikahan, tetapi juga tentang dua keluarga yang akan bersatu dan kerabat yang datang bersama-sama untuk merestui sebuah pernikahan.

Untuk melangsungkan sebuah upacara pernikahan hal yang mendasar adalah mempelajari atau mengetahui kecocokan dari pasangan yang akan menikah. Jathagam akan memberikan hasil tentang tingkat kecocokan rasi bintang serta kehidupan mereka kelak. Jika Jathagam memberikan hasil yang positif pernikahan akan dapat dirancang ketahap selanjutnya.

Jathagam atau Jyotiṣa atau Jyotiṣavedāṅga adalah salah satu ilmu yang paling awal di India yang mengkaji astronomi dan astrologi Ilmu ini ditemukan sekitar 1400 SM di India Selatan. Jathagam merupakan salah satu ilmu yang masuk kedalam kitab Vedanga46 yang disusun oleh Lagadha.47

Bagi bangsa India Jathagam dinilai dengan sangat serius, karena hasil yang didapat nantinya dapat membantu untuk menghadapi masa depan dengan cara yang Jathagam tetap merupakan aspek penting dari kepercayaan rakyat di India. Mereka percaya bahwa benda-benda langit, termasuk planet-planet, memiliki pengaruh di seluruh kehidupan manusia, dan pengaruh planet adalah buah karma dari kehidupan sebelumnya.

46

Vedanga adalah bagian dari isi Veda yang merupakan enam ilmu tambahan yaitu; Shiksha (siksa): fonetik (fonologi dan morphophonologi), Kalpa( ritual), Vyakarana (tata bahasa), Nirukta (etimologi), Chandas(meter), Jyotisha (pengukuran Waktu, gerakan peramalan Matahari, Bulan dan gerakan planet, astronomi).

47

Jan Gonda, A History Of Indian Literature; The Ritual Sutra vol 1, Jerman: Otto Harrassowits-Wiesbaden, 1977, hlm: 489.

lebih baik, menghindari setiap kemalangan atau hambatan yang mungkin telah ditetapkan dalam jalan menuju kesuksesan. Hal ini dianggap salah satu hadiah yang paling penting untuk budaya India.

Gambar 7. Panduan Jathagam.

Sumber: Pendeta Jaya Barthi

Dalam pengaplikasiannya ilmu ini menggunakan rumus matematika dan ilmu perbintangan. Pada awalnya hanya kaum Brahma yang bisa menggunakannya. Seiring berjalannya waktu banyak masyarakat awam yang belajar kepada kaum Brahma. Karena kaum Brahma hanya mau melayani permintaan para petinggi-petinggi atau pun orang-orang penting di India. Masyarakat biasa jarang akan diladeni terutama yang tidak beragama Hindu. Di zaman sekarang ini ada tiga tipe orang yang bisa membaca Jathagam yaitu, yang pertama kaum Brahma, kedua orang

yang telah memiliki bakat sejak lahir, ketiga orang yang khusus belajar dan melayani masyarakat awam. 48

Hampir 99% masyarakat India baik yang tidak beragama Hindu percaya dengan kemampuan dari ramalan Jathagam. Didalam melihat kehidupan seseorang Jathagam memiliki batasan waktu, untuk wanita 3 kali di ramal dan laki-laki 2 kali. Wanita dilakukan ketika saat lahir untuk mencari nama yang cocok, lalu ketika mendapat menstruasi pertama dan ketika hendak menikah. Sedangkan laki-laki hanya ketika untuk mencari nama dan ketika akan menikah. Setelah itu Jathagam akan tutup buku baginya hingga kemudian ia meninggal dunia. Ketika prediksinya menyatakan hal yang kurang baik hal ini dapat dihindari dengan melakukan upacara Archana.

Jathagam berfungsi untuk mengetahui nama yang sesuai untuk bayi yang baru lahir, menentukan tanggal pernikahan, mengetahui kecocokan rasi bintang pasangan yang akan menikah, melihat tanggal baik untuk memperingati upacara kematian atau dalam melaksanakansebuah acara. Semuanya dapat dilihat dengan menggunakan tanggal dan jam kelahiran seseorang, semakin akurat waktu yang diberikan hasil yang didapat semakin tepat.

49

48

S.K. Mukherjee,Vedanga Jyotisa of Lagadha, India: Tanpa Penerbit, 1991, hlm. 40. 49

Archana merupakan puja yang dilakukan oleh pendeta di kuil atas permintaan individu atau keluarga, di mana nama, bintang kelahiran dan keturunan dibacakan untuk memohon bimbingan dan berkah.

Yang unik dari buku panduan Jathagam ialah dibeberapa bagian terdapat penulisannya yang terbalik, sehingga untuk membacanya pendeta harus menggunakan cermin.

Gambar 8.

Sistem Perhitungan Jathagam Yang Menggunakan Aksara Tamil.

Sumber: pendeta Jaya Barthi

Tahap selanjutnya yaituNichayam dimana keluarga laki-laki akan datang untuk melamar wanita, dan menentukan tanggal pernikahan, ritual ini hanya berlangsung antara kedua keluarga di rumah wanita. Setelah Nichayam akan diadakan upacara Parisam, diupacara ini pihak laki-laki akan membawa tujuh atau Sembilan talam yang berisikan:

1. Bubuk cendana, kumkum, daun sirih 2 lembar, pinang 2 potong, kunyit kering, jeruk nipis yang melambangkan keserasian dari pihak pelamar.

2. Pakaian (saree) yang akan digunakan pada hari pernikahan, perhiasan, sisir, cermin dan alat hias. Untuk menghiasi calon mempelai perempuan.

3. Sirih, pinang, kunyit kering, melambangkan wanita yang masih muda dan hijau seperti sirih dan pinang lambang laki-laki yang akan membimbing

wanita dalam hidup berumahtangga, dan kunyit kering melambangkan keagungan rumah tangga.

4. Gula pasir,gula batu, dan permen, memiliki arti agar rumah tangga yang akan dibina harus manis dan harmonis seperti gula.

5. Jeruk manis 6. Apel

7. Anggur ketiga buah ini menyampaikan pesan untuk hidup sederhana dan alami agar rumah tangga selalu dalam keadaan sehat dan ceria serta terhindar dari penyakit.

8. Pisang 5,7 atau 9 sisir, pisang melambangkan keturunan yang subur.

9. Kelapa 5, 7 atau 9 sisir, kelapa biasanya akan dihias dengan cantik. Kelapa memiliki arti agar dapat menutup rapat isi dalamnya dengan tempurung kelapa yang keras, demikian juga diharapkan dari seorang wanita agar mampu untuk menyimpan rahasia rumah tangganya untuk tidak diketahui oleh orang lain.50

Kesembilan talam tersebut dibawa dengan meletakkannya di pundak wanita dari pihak laki-laki ke tempat upacara.

Menjelang hari pernikahan dilaksanakan ritual Neilengge, atau prosesi siraman dimasin-masing rumah mempelai. Kunyit merupakan komponen yang penting dalam hal ini yang akan di oleskan ketubuh mempelai oleh keluarga dan

50

A.S Kobalen, Idealnya Sebuah Perkawinan Hindu Tamil,Jakarta: Pustaka Mitra Jaya, 2004, hlm. 28.

teman dekat secara bergiliran. Dalam tradisi Hindu kunyit juga berfungsi untuk meningkatkan cahaya dan menambah keindahan pengantin.

Manavarai atau tahap upacara adalah bagian penting dari pernikahan Hindu Tamil, dengan unsur-unsur yang menarik. Gurukal atau pendeta melakukan upacara di kanopi terbuka yang dihias disebut Manavarai, dirumah pengantin pria. Api suci di tengah Manavarai berfungsi sebagai Agni Saatchi (saksi suci). Pendeta akan menbacakan doa-doa pada buah kelapa yang melambangkan kemurnian karakter, pot atau kendi kuningan diisi dengan air dan ditempatkan di depan kedua mempelai untuk melambangkan dewa, sebuah cabang pohon untuk melambangkan kesuburan.

Tahap berikutnya adalah Mappillai Azhaippu (Menyambut Mempelai Pria) yang dilakukan kakak atau bibi dari mempelai wanita yang sudah menikah dengan Aarti. Agar terhindar dari kecelakaan dalam melaksanakan proses pernikahan. Pengantin pria dipersilahkan masuk dan menjemput mempelai wanitanya untuk sama-sama menuju Manavarai dimana pendeta telah menanti.

Upacara dimulai dengan berdoa kepada Dewa Ganesha untuk menghapus semua hambatan, pendeta akan menbacakan doa atas nama pengantin pria. Mempelai pria kemudian diberi Thetpai (cincin yang dibentuk dari rumput) yang melambangkan pembersihan pikiran dan benang safron yang diikat dengan pergelangan tangan kanannya untuk menjaga istrinya kelak terhadap setiap kejahatan yang akan datang. Lalu tujuh perempuan yang sudah menikah akan menanam sembilan jenis biji-bijian dalam pot dan taburi air untuk menandakan restu mereka terhadap kemakmuran dan kesuburan pasangan.

Pasangan akan membacakan sumpah pernikahan yang dibantu oleh pendeta lalu dilanjutkan dengan Thaali kattu (Ikatan dari simpul kekal) yang merupakan mas kawin yang diberikan laki-laki pada perempuan, sedangkan perempuan memasangkan cincin sebagai tanda jika mereka sekarang adalah sepasang suami istri. Selanjutnya sindoor akan dikenakan pada kening perempuan. Sindoor juga berarti keinginan sang istri untuk umur yang panjang bagi suaminya.

Pernikahan dianggap lengkap hanya ketika pengantin bertukar karangan bunga Maalai maatral. Maalai maatral adalah simbol pemersatu dua jiwa menjadi satu. Maalai (karangan bunga) terbuat dari bunga dan benang, di mana bunga melambangkan kebahagiaan, antusiasme, kegembiraan, aspirasi, semangat dan keindahan, sedangkan benang merupakan media untuk mengamankan semua perasaan dan emosi bersama-sama. Meskipun bunga akan layu dan rontok seriring berjalannya waktu, tetapi benang tetap utuh mengikat tangkai bunga.Dengan cara yang sama, pasangan tidak pernah harus meninggalkan satu sama lain melalui masa-masa sulit dalam hidup dan harus selalu bergerak maju dengan saling pengertian, cinta, hormat, kepercayaan, iman, semangat, dan mereka menerima satu sama lain sebagai mitra.

Pasangan menikah kemudian mengambil Sapthapathi (tujuh langkah) untuk memulai hidup baru bersama-sama. Ketujuh langkah ini memiliki makna:

Langkah pertama untuk berkembang sama lain;

Langkah kedua untuk tumbuh bersama dalam kekuatan; Langkah ketiga untuk melestarikan kekayaan kita;

Langkah keempat untuk berbagi suka dan duka kami; Langkah kelima untuk merawat anak-anak kita; Langkah keenam untuk bersama selamanya; Langkah ketujuh tetap berteman seumur hidup;51

51

P.R. Ramachander, Iyer Marriages (Rites and Rituals), India: Tanpa Penerbit, 2005, hlm. 16.

Setelah mengambil tujuh langkah saatnya untuk mengitari api suci Prathakshanam. Ujung sari wanita akan diikat dengan selendang pria, jari kelingking saling bergandengan dan dipimpin oleh laki-laki.Pasangan ini berjalan di sekitar api suci dalam tiga putaran. Putaran pertama, pengantin laki-laki akan menempatkan kaki kanan mempelai wanita pada Ammi (batu granit) dan memasangkan Metti (cincin perak) pada kedua kakinya. Pada putaran yang kedua giliran mempelai wanita melakukan hal yang sama pada pasangannya. Ammi melambangkan fondasi yang kuat hidup dan Metti melambangkan satu-satunya tanda yang terlihat dari status perkawinannya karena Thaali akan tersembunyi di balik pakaiannya sepanjang waktu. Putaran terakhir melambangkan persatuan mereka sebagai suami istri yang lengkap dan utuh. Akan ditutup dengan pemberkatan dari semua orang yang hadir pada ritual dengan menghujani pasangan pengantin dengan beras kuning yang dicampur dengan bunga.

Gambar. 9

Ritual Memasangkan Cincin di Atas Ammi.

Sumber: goodphotography.info.com

Setelah semuaritual yang telah dilaksanakan sejak pagi, ada waktunya untuk Nalungu yaitu bermain untuk pasangan dan keluarga untuk bersantai dan mengakrabkan ikatan dengan baik. Nalungu menawarkan berbagai macam permainan seperti memancing cincin, pengantin wanita mewarnai kaki pengantin pria, mengipasi dia, bercermin, Selama permainan ini, keluarga menyanyikan lagu-lagu untuk memperolok pasangan.

Dari penjelasan ritual tata cara pernikahan di atas, berikut ini adalah beberapa prosesi yang dihilangkan atau dipersingkat, diantaranya yakni pernikahan biasanya dilakukan di Manavarai namun Manavarai dianggap sebagai pemborosan mengingat pada saat itu masyarakat Hindu Tamil berada pada taraf ekonomi yang menengah ke

bawah. Selanjutnya mengenai ritual mengitari api suci Prathakshanam dihilangkan dan dipersingkat dengan kedua mempelai tetap duduk di hadapan api suci. Selanjutnya mengenai ritual Nalungu tidak lagi dilaksanakan karena dianggap kurang penting.

BAB IV

Dokumen terkait