• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi Deli Hindu Sabba Di Medan 1913-1942

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Organisasi Deli Hindu Sabba Di Medan 1913-1942"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : S. Kanapathy Umur : 85 tahun

Pekerjaan : Pensiunan Kantor Pembangunan Perumahan Alamat : Jl. Pare No.7 Medan

2. Nama : K. Mohan Leo Umur : 54 tahun Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Lobak No.18 Medan

3. Nama : Yahya Rowter Umur : 82 tahun

Pekerjaan : Pensiunan pegawai Socfindo Medan

Alamat : Jl. Makmur, Villa Makmur Indah Blok C no 19 Medan

4. Nama : D. Uthirabathy Umur : 75 tahun

(2)

5. Nama : Narain Sami Umur : 55 tahun

Pekerjaan : Ketua PHDI Sumut

Alamat : Perumahan Alamanda Indah no 37, Tanjung Selamat

6. Nama : Chandra Bosh Umur : 65 tahun

Pekerjaan : Sekretaris PHDI Sumut Alamat : Jl. Abdulah Lubis

7. Nama : Shanda Umur : 58 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Brayan

8. Nama : Jaya Barthdi Umur : 54 tahun Pekerjaan : Pendeta

(3)

9. Nama : Saroja Umur : 68 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Pasundan No. 65

10.Nama : J. Patte Umur : 73 tahun Pekerjaan : Tidak Bekerja

(4)

Lampiran 1.

(5)

Lampiran 2.

(6)

Lampiran 3.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Babita, dan Sanjay Tewari, The History of Indian Women: Hinduism At Crossroads with Gender, India: CJSM University Kanpur, 2009.

Baddarudin, Modal Sosial dan Reduksi Kemiskinan, Sumatera Utara: USU Jurnal, 2005.

Breman, Jan, Menjinakkan Sang Kuli: Politik Kolonial pada Awal Abad ke-20, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997.

Drakard, Jane, Sejarah Raja-Raja Barus: Dua Naskah Dari Barus, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Gonda, Jan, A History Of Indian Literature; The Ritual Sutra vol 1, Jerman: Otto Harrassowits, Wiesbaden, 1977.

Gotschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1973.

Jain, Lalit Mohan, The Bharat Scouts and Guides, India: Tanpa Penerbit, 1916.

Kent, Alexandra, Divinity and Diversity: A Hindu Revitalization Movement in

Malaysia. Tanpa Kota Terbit:

Kondapi, C, Indians Overseas, A guide to source materials in the India Office Records for the study of Indian emigration 1830-1950, New Delhi: Tanpa Penerbit, 1951.

Mukherjee, K. S, Vedanga Jyotisa of Lagadha, India: Tanpa Penerbit, 1991.

Kumar, Siwa, “Pluralitas Tamil di Kota Medan: Etnografi Etnik Tamil Hindu Di Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia”, Skripsi S-1 belum diterbitkan, Medan: Antropologi FISIP USU, 2008.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995. Lombard, Denys, Nusa Jawa: Silang Budaya Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris

(8)

Lubis, Zulkifli, KajianAwal Tentang Komunitas Tamil Dan Punjabi Di Medan, Medan: USU, 2005.

Mahyuddin, Saifuddin, Biografi D. Kumarasamy, Medan: Yayasan Sai Ganesha, 2014.

Mani, A., “Indian Settlement and Religious Accommodation in North Sumatera; A Reconnaissance”, in Wisconsin Paper, University of Wisconsin-Madison, 1981.

McKinnon, Edward, “Meadiaeval Tamil Involvement in Northern Sumatra (The gold and resin trade)”, in JMBRAS, VOL. 69, 1996.

Mulia, TGS, India ”Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaannya”, Djakarta: Balai Pustaka,1952.

Nilakanta Sastri, K. A, A Tamil Merchant-guild In Sumatera, Bandoeng: A. C. NIX & Co, 1932.

Pelzer, Karl J., Toean Keboen dan Petani, Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria, Jakarta: Sinar Harapan, 1985.

Perret, Daniel, Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,2010.

R.P Ramachander, Iyer Marriages (Rites and Rituals), India: Tanpa Penerbit, 2005. Renate, Syed,Ein Unglück ist die Tochter (sialnya anak perempuan), Jerman:

Harrassowitz, 2001.

Ricklefs, M. C.,Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gramedia, 1992.

Riyaf, Agus, “Perubahan Rangkaian Ritual Thaipusam Di Kuil Sri Soepramaniem Nagaratar Pada Etnik Tamil Di Kota Medan”, Skripsi S-1, belum diterbitkan, Medan: UNIMED, 2005.

S.A Kobalen, Idealnya Sebuah Perkawinan Hindu Tamil,,Jakarta: Pustaka Mitra Jaya, 2004.

Sandhu K. S. & A. Mani,Indian in North Sumatera: Indian Communities in Southeast Asia,Singapore: Times Academic Press, 1993.

(9)

________, Sejarah Medan Tempo Doeloe, Medan: Tanpa Penerbit, 2001.

Smith, Miranda (Ed.), Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2009.

Takari, Muhammad, Mengenal Budaya Masyarakat Tamil di Kota Medan, Medan: Etnomusikologi FIB USU, 2013.

Zebar, A, “Pemilihan Bahasa Oleh Masyarakat India Tamil Di Kota Medan” Tesis S-2, belum diterbitkan, Medan: USU, 2008.

Surat kabar

Deli Courant, 4 Januari 1930 Deli Courant, 1 Januari 1930 The Straits Times, 26 Januari 1915 The Straits Times, 2 November 1917 The Straits Times, 9 Maret 1935

Internet

http://veda.wikidot.com/terms rnet

(10)

BAB III

PERGERAKAN ORGANISASI DELI HINDU SABBA DI MEDAN

3.1 Kehidupan Masyarakat India Ketika Menetap di Medan

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan pekerjaan apa saja yang dilakoni oleh orang India yang datang ke Sumatera Timur. Orang India yang datang sebagai pedagang atau kasta Waisya bermigrasi secara bebas dan sukarela. Hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor penarik karena mereka giat dalam mencari keuntungan dari peluang yang terdapat di luar negeri untuk meningkatkan prospek karir berdagang dan keuntungan bisnis.

Sebagian kasta Sudra dan Adi Dravida menjadi sasaran perbudakan dan migrasi mereka dilakukan dengan cara paksa dan tidak sukarela. Tenaga kerja yang didatangkan ini rata-rata buta huruf. Dari India datang ke Sumatera Timur mereka hanya membawa adat-istiadat yang telah melekat pada diri, dan dijalankan secara turun-temurun.

Didalam Etnis Tamil struktur kasta tradisional masih terus berlanjut. Kasta Sudra dan Adi Dravida dipisahkan oleh aktivitas agama, pekerjaan, dan tempat tinggal. Etnis Tamil yang beralih ke agama Kristen atau Buddha digolongkan oleh yang beragama Hindu ke dalam Adi Dravida karena melanggar adat istiadat yang telah tercipta.

(11)

tangga. Jika seorang wanita terlibat dalam kegiatan ekonomi biasanya hanya terbatas pada lingkungan kecil. Pekerjaan yang dilakoni wanita biasanya menjual makanan di sekitar rumah. Perempuan yang memasuki usia remaja akan dipingit hingga memasuki usia pernikahan,sedangkan anak lelaki diperbolehkan untuk menimba ilmu dan jika berasal dari keluarga kaya dapat bersekolah di Jakarta atau di luar negeri.

Gambar: 2

Wanita India yang Menjajakan Kue

Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

(12)

Muslim mendapat hibah dua bidang tanah dari Sultan Deli, untuk tempat membangun masjid dan perkuburan bagi Tamil Muslim.Ada dua masjid yang dibangun oleh yayasan tersebut, satu terletak di Jalan Kejaksaan Kebun Bunga dan satu lagi di Jl. Zainul Arifin.Lokasi pekuburan terdapat di samping Masjid Ghaudiyah (Jl. Zainul Arifin). Tanah wakaf di lokasi Kebun Bunga cukup luas (sekitar 4000 meter) sedangkan lokasi Masjid Ghaudiyah sekitar 1000 meter persegi. Sebagian dari tanah wakaf yang di Masjid Ghaudiyah dimanfaatkan untuk lokasi pembangunan ruko, terdiri dari 13 pintu, yang disewakan kepada orang lain dan uangnya digunakan untuk kemakmuran masjid dan menyantuni kaum Muslim Tamil yang miskin. 25

Etnis India Tamil di kota Medan dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, keturunan India yang berasal dari periode kolonial. Mereka menganggap Indonesia tanah air mereka dan identitas ke-Indiaannya relatif telah melemah. Kedua, kelompok India yang berbisnis. Mereka datang ke Indonesia sebelum dan sesudah periode perang. Rata-rata mereka punya tingkat kehidupan yang cukup baik, percaya diri Dari segi pekerjaan masing-masing etnis memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Etnis Punjab banyak membuka toko-toko olahraga dan tekstil, beberapa diantaranya membuka perternakan sapi. Orang-orang Chetty tetap dengan usaha yang mereka bawa dari India yaitu sebagai pembunga uang. Orang-orangSindhi yang juga membuka toko olahraga, Tamil yang bekerja di perkebunan dan juga ada yang beralih ke perdagangan, dan lain-lain.

25

(13)

bahwa mereka adalah orang Indonesia, dan anak-anak mereka telah membentuk aspek-aspek identitas ke-Indonesiaan. Ketiga, kelompok India yang masuk ke dalam kategori Investor. Kedatangan mereka agak terlambat jika dibandingkan orang-orang Jepang dan Korea. Kepentingan utama mereka adalah bisnis sehingga berupaya mengadaptasi aturan-aturan dasar bermasyarakat yang dianut Indonesia. Mereka ini terdiri atas kaum profesional teknologi informasi, banker, operator dana bantuan, ahli asuransi, dan konsultan bisnis dan lain-lain.

3.2Latar Belakang DibentuknyaDeli Hindu Sabba

Sekitar tahun 1912 banyak golongan Adi Dravida yang memutuskan untuk memeluk agama Katolik. Hal ini disebabkan karena golongan Adi Dravida membutuhkan sebuah identitas diri. Seperti yang kita ketahui bahwa Adi Dravida merupakan kasta terendah yang keberadaannya tidak diperhatikan di India. Adi Dravida tidak diperkenankan menginjakkan kaki di tempat ibadah ketika berada di India. Tiba di tempat baru yang jauh dari adat istiadat yang berlaku seperti di India merupakan sebuah kesempatan dalam memperbaiki status sosial bagi Adi Dravida.Banyak dari golongan ini yang memeluk agama Katolik dan kemudian ada yang memeluk agama Buddha. Alasan mereka mau memeluk agama ini karena dikedua agama ini tidak ada unsur perbedaan jenjang sosial dan mereka diterima dengan tangan terbuka.

(14)

1912 telah ada missionaries Katolik khusus untuk Etnis Tamil di Medan.26

Pada tanggal 1 juli 1913 dibentuk The Deli Hindu Sabba yang disahkan oleh Gubernur Sumatera Timur

Tentu saja hal ini menimbulkan kekhawatiran di dalam Etnis Tamil. Komunitas-komunitas yang berasal dari kelas atas memikirkan efek jangka panjang yang ditimbulkan dengan beralihnya agama ini, populasi agama Hindu yang minoritas di Medan lama kelamaan akan terkikis dan hilang jika tidak ditindaklanjuti.

27

Izin yang diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda yang memerintah di tahun 1913 kepada Deli Hindu Sabba selama 29 tahun. Untuk seterusnya akan ditentukan lagi sesuai dengan aktivitas dari organisasi ini. Di awal pembentukan Deli Hindu Sabba tetap diawasi oleh pemerintah Belanda karena takut ada unsur politik di . Deli Hindu Sabba memiliki arti yaitu, Deli adalah tempat mereka bermukim, Hindu menyatakan identitas agama, dan kata Sabba yang berarti persatuan. Jadi Deli Hindu Sabba berarti persatuan masyarakat Hindu yang tinggal di Deli. Organisasi ini tidak dikhususkan untuk etnis Tamil saja. Semua bangsa yang datang dari India diperkenankan untuk bergabung didalamnya. Organisasi ini juga dimaksudkan sebagai wadah untuk mempererat hubungan sesama orang India yang datang merantau ke tanah Deli dan agar sesama masyarakat Tamil dapat lebih sering berkumpul dan mempererat hubungan antar etnis.

26

Tuanku Luckman SinarBasarsyah II,Sejarah Medan Tempo Doeloe,Medan: Tanpa Penerbit, 2001,hlm. 76.

27

(15)

dalamnya. Namun kebanyakan aktivitas yang dilaksanakan berkaitan dengan agama dan sosial sehingga tidak terlalu diawasi.

Tokoh-tokoh pertama yang mendirikan organisasi ini adalah; 1. Ramasamy Sarma 7. Ponesamy Pillay 2. Sedhu Ramasamy 8. Supiaya

3.Ayyer 9. Sene Muthu

4. Inder Singh 10. Krishna 5. O. Welly Samy 11. Delip Singh 6. Manggaya 12. Dan lain-lain.28

Dibentuknya Deli Hindu Sabba untuk lebih memperkuat Hindu di Sumatera Timur. Golongan Adi Dravida diperbolehkan untuk bergabung ke dalam Deli Hindu Sabba. Akan tetapi dua tahun kemudian Adi Dravida memisahkan diri dari Deli Hindu Sabba dan membentuk The Adi Dravida Sabba. Eksistensi The Adi Dravida Sabba hanya bertahan selama empat tahun.Penulis tidak mengetahui apa penyebab Sekretariat Deli Hindu Sabba terletak di Jalan Darat Medan. Berikut adalah susunan keorganisasian Deli Hindu Sabba:

Ketua : Ponesamy Pillay Sekretaris : Manggaya Bendahara : Krisna

28

(16)

Adi Dravida memisahkan diri dari Deli Hindu Sabba. Namun penulis menduga jika pemisahan diri ini terjadi karena rasa tidak percaya diri yang telah dimiliki oleh golongan Adi Dravida yang sudah mengakar selama berabad-abad, posisi yang sesungguhnya berada pada kasta terendah, kini diharuskan bergabung bersama golongan India yang lainnya seperti Sikh, Telegu, Chettyar dan Tamil. Selain bergerak di bidang keagamaan, keberadaan Deli Hindu Sabba juga mengupayakan agar masyarakat Hindu yang berada di kawasan Medan pada umumnya dapat meningkatkan kehidupan mereka dibidang ekonomi, pendidikan, sosial dan kebudayaan.29

29

Ibid, hlm 35.

Pada awal berdirinya Deli Hindu Sabba pertemuan antara para pemimpin Deli Hindu Sabba dan anggotanya tetap dilaksanakan tetapi belum ada perubahan berarti dari aktivitas Deli Hindu Sabba. Mayoritas yang menjadi anggota Deli Hindu Sabba adalah orang tua. Masih jarang anak-anak muda yang bergabung didalamnya. Kegiatan yang banyak dilaksanakan hanya berupa acara keagamaan. Pada tahun 1914 dilaksanakan pementasan tonil (drama)dengan judul “Samerasan”.

(17)

Para Pemain Pementasan Samerasen

Sumber: Saifuddin Mahyuddin dkk.,Anna Amartya Dharma “Biografi D.Kumarasamy”, Medan: Yayasan Sai Ganesha, 2014, hlm: 34.

Pada tanggal 26 januari 1915 dilaksanakan rapat umum tahunan di Jalan Calcutta. Rapat ini dipimpin oleh Maruthappa Pillay yang berasal dari kalangan Chetty. Disini membahas laporan tahunan dan pemilihan ketua untuk generasi selanjutnya dan yang terpilih adalah:

Ketua : Ponnusamy Pillay Wakil Ketua :Maruthappa Pillay Sekretaris : Sarma

Bendahara : Murugiah Pillay

(18)

Inggris dan Tamil : Ranmaswamy Iyer.30

Ketika diadakan rapat tahunan diputuskan untuk membuka sekolah Bahasa Tamil dan Inggris di sekretariat Deli Hindu Sabba. Sekolah ini dibuka untuk kalangan umum bagi Bangsa India di Medan. Di tahun 1917 tercatat bahwa Deli Hindu Sabba pernah ikut serta membantu penggalangan dana untuk membantu Palang Merah di India. Palang Merah menyelengarakan “Our Day” dan dibantu oleh banyak pihak dalam pengumpulan dananya untuk membantu para relawan Palang Merah yang terlibat dalam Perang Dunia I. Deli Hindu Sabba turut berpartisipasi dengan menggelar dua tonil dan berhasil mengumpulkan $500 yang kemudian diserahkan kepada Konsul Jenderal Inggris di Batavia.31

30The Straits Times,

26 januari 1915, lihat lampiran I. 31

The Straits Times, 2 November 1917, lihat lampiran II.

(19)

Kevakuman Deli Hindu Sabba terus berlanjut hingga tahun 1928. Faktor-faktor lain yang menyebabkan hal ini terjadi karena; pertama, sebagian masyarakat pendukungnya sangat terikat pada tradisi lama sehingga sulit untuk menerima perubahan. Kedua, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat India yang masih memprihatinkan sehingga mereka sibuk dengan diri mereka sendiri. Ketiga, kepengurusan Deli Hindu Sabba yang pengetahuannya masih minim dibidang organisasi. Keempat, kurangnya sosok pemimpin dalam Deli Hindu Sabba.32

Pada tahun pertama memimpin, D.K memperbaharui organisasi ini agar menjadi lebih modern. D.K membuat anggaran dasar dan peraturan agar dapat menjadi pedoman kerja bagi pengurus dan anggota yang lainnya. Selanjutnya ia menyusun program-program kerja dan menyiapkan mekanisme administrasi sesuai Pada tahun 1931 resmi diangkat ketua baru D.Kumarasamy (D.K) sebagai ketua dari Deli Hindu Sabba, tetapi susunan sekretaris dan bendaharanya tidak berubah. D.Kumarasamy dipilih oleh kaum tua setelah melihat bagaimana kemampuannya dalam berorganisasi ketika bergabung pada 1928. Disini D.Kumarasamy bergabung dengan para orang tua dan harus mampu untuk menyelaraskan pemikiran yang tua dan muda. Sebelum diangkat menjadi ketua D.Kumarasamy atau biasa disebut D.K telah banyak membentuk perkumpulan-perkumpulan kecil yang kegiatannya menarik antusiasme dari kalangan anak-anak muda.

32

(20)

kebutuhan. Program-programnya itu meliputi bidang-bidang pendidikan, keagamaan, sosial, budaya, dan ekonomi.33

Seksi Drama : A. Sadasivam

Sekretariat Deli Hindu Sabba pindah dari Jalan Darat ke Jalan Calcutta. Peralatan dan perlengkapan di sekretariat ini lebih memadai dibanding yang sebelumnya. Dana untuk kebutuhan kantor diperoleh dari dana pribadi yang disumbangkan oleh teman D.K yaitu Deliph Singh dan Inder Singh yang memiliki tingkat ekonomi yang cukup baik. Selain para donatur, sumber dana untuk Deli Hindu Sabba didapat dari membantu acara pernikahan, dari menyiapkan tempat pesta yang akan dilangsungkan dan menyewakan perlengkapan pesta. Biasanya anak-anak sekolah Tamil juga ikut membantu, dan uang yang didapat akan dimasukan kedalam kas Deli Hindu Sabba.

Para pengurus sebelumnya yang terdiri dari golongan tua, melihat kinerja D.Kumarasamy sebagai ketua yang mampu mengembangkan Deli Hindu Sabba melebihi dari espektasi mereka. Pada tanggal 23 Februari 1935 diadakan rapat umum kedua yang dipimpin oleh Mr.Murugappa Chettiar dari Pematang Siantar. Di rapat ini kembali dilakukan pemilihan untuk pengurus selanjutnya, yaitu:

Ketua :D. Kumarasamy (terpilih kembali)

(21)

Setelah pemilihan kepengurusan yang baru ini, barulah Deli Hindu Sabba dapat benar-benar terbebas dari kaum tua. Deli Hindu Sabba tidak memiliki cabang di Sumatera Timur. Organisasi ini hanya ada di Medan atau bersifat lokal. Pada masa itu ada juga organisasi yang dibuat oleh masyarakat India di Labuhan Deli yaitu The Krishna Sabba yang dibentuk oleh S.Dolsamy. Namun The Krishna Sabba tidak begitu diketahui bagaimana pergerakannya. Namun dari hasil wawancara diketahui bahwa terdapat persaingan antara Deli hindu Sabba dan The Krishna Sabba dalam bidang pertunjukan tonil.35

3.3 Kegiatan-Kegiatan Deli Hindu Sabba

Di tahun 1938 tercatat bahwa anggota Deli Hindu Sabba sudah mencapai 870 orang. Hal ini tentu saja merupakan sebuah prestasi dimana organisasi ini mampu menjadi wadah yang diinginkan oleh masyarakat India di kota Medan.

3.3.1 Mendirikan Sekolah Bahasa Tamil

Menetap di Medan membuat sebuah perubahan baru dalam tata bahasa masyarakat Tamil. Ketika di Medan mereka harus menyesuaikan dengan bahasa yang digunakan di Medan. Rata-rata yang datang ke Sumatera Timur berasal dari golongan miskin dan banyak juga yang buta huruf. Untuk bersekolah hanya bisa dilakukan oleh kalangan atas. Bahasa Tamil hanya digunakan ketika berbicara dirumah, tanpa mengenal aksara tulisannya. Deli Hindu Sabba melihat hal ini sebagai suatu masalah yang perlu diperbaiki. Bahasa Tamil seharusnya dapat tetap dijaga dan dilestarikan.

35

(22)

Pada tahun 1932 dibuka kelas tingkat anak-anak yang berkala yaitu pada setiap hari minggu, pagi jam 09.00-11.00 siang. Hal utama yang diajarkan adalah tentang budi pekerti dan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk orang dewasa juga diberikan pendidikan pada hari Selasa dan Kamis, dengan pengajaran yang diberikan adalah masalah keagamaan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan ini, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Tamil. Dibandingkan golongan Sikh dan Chetty, etnis Tamil memiliki tingkat ekonomi yang lebih rendah dan sulit untuk bersekolah,sehingga perhatian lebih ditujukan untuk etnis Tamil. Di sekolah ini juga diajarkan cara membaca dan menulis dalam aksara Tamil. Hal ini dilakukan agar tidak banyak lagi yang buta huruf dan tidak melupakan bahasa ibunya. Bahasa Tamil juga penting dalam kebutuhan agama, yaitu dalam melaksanakan ritual agama, doa-doa maupun syair atau mantra yang dilafalkan menggunakan bahasa Tamil.36

Sekolah didirikan di dua tempat yaitu Medan dan Binjai. Lokasinya terletak di halaman kuil Sri Mariamman, baik yang berada di Medan dan di Binjai. Guru-guru yang mengajar melakukan pekerjaan ini dengan sukarela tanpa dibayar. D.K juga turun tangan untuk ikut membantu mengajar di Sekolah Tamil ini. Para guru yang mengajar berasal dari anggota Deli Hindu Sabba yang mampu mempraktikkan baik bahasa dan aksara Tamil dengan baik. Untuk pendidikan keagamaan diberikan oleh para orang yang lebih tua dan juga beberapa pendeta yang lebih mengerti masalah

36

(23)

kerohanian. Sekolah Tamil ini merupakan pendidikan non-formal yang keberadaannya cukup membantu golongan bawah.

Gambar:4

Guru dan Murid Sekolah Tamil Yang Berada di Binjai

Sumber:dkumarasami.blogspot.com

(24)

komunitas Etnis Tamil di kota Medan, seperti di Jalan Yuliana Straat (Jalan Asia sekarang), di Jalan Colombo dan dikawasan Kampung Sukaraja Medan.37

3.3.2 Mendirikan Cabang Olahraga dan Kesenian

Peran Deli Hindu Sabba dalam padasalai ini adalah dengan membantu menyediakan guru-guru yang berpendidikan. Padasalai ini tidak memungut biaya dari anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan disini, Deli Hindu Sabba menyediakan perpustakaan sehingga dapat membantu warga sekolah agar lebih giat dalam menambah wawasan dan menambah kemahiran dalam membaca. Bagi yang sudah dewasa namun belum bisa membaca dan menulis aksara Tamil, D.K menerbitkan buku yang berisi metode belajar bahasa Tamil baik menurut aksara Tamil maupun Latin yang diterbitkan pada tahun 1937. Hal ini dilakukan juga mengingat usia dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh orang dewasa sehingga tidak memungkinkan lagi untuk sekolah.

Di tahun 1933 Deli Hindu mendirikan cabang olahraga bulu tangkis, tenis meja, hockey, dan sarana body building di sekretariat Deli Hindu Sabba. Cabang olahraga ini dibentuk agar membuat para remaja Tamil memiliki kegiatan yang lebih positif. Tidak bisa dipungkiri lagi jika bangsa India akrab dengan minuman keras. Banyak dari kalangan pemuda yang dari usia dini sudah terjebak didalamnya. Deli Hindu Sabba melihat bahwa hal ini sebagai suatu hal yang perlu diperbaiki. Dengan dibentuknya cabang olahraga ini tentunya akan menarik minat para pemuda untuk

37

(25)

bergabung di Deli Hindu Sabba. Hal ini bisa dikatakan sebagai trik untuk menarik minat para pemuda. Dari beberapa cabang olahraga itu yang paling menonjol adalah“Tamilian Hockey Team”.

Selain itu di tahun yang sama dibentuk Amateur Dramatic Section (seksi Kesenian)yang langsung beranggotakan 40 orang. Di tahun 1914 Amateur Dramatic Sectionsudah dibentuk oleh Deli Hindu Sabba namun yang bergabung didalamnya hanya laki-laki.38Namun,di tahun 1934 seksi kesenian ini dapat diikuti oleh perempuan dan laki-laki. Ini merupakan salah satu bentuk memodernkan bangsa India dimana laki-laki dan perempuan dapat bergabung dalam sebuah kegiatan dan tentu saja sesuai dengan norma yang sudah ada. Amateur Dramatic Sectionmementaskan Tonil (drama) dua kali dalam satu bulan. Pertunjukan tonil ini menggangkat tema yang berkaitan dengan keagamaan dan nilai-nilai moral. Tonil dibuat tidak hanya sebagai sarana hiburan tapi diharapkan para penonton dapat mengerti nilai yang terkandung didalamnya. Pertunjukan khusus biasanya dilakukan setiap malam Deepavali39

Didalam seksi kesenian ini juga dibuka seksi musik. Kedua seni ini digabungkan menjadi satu karena diharapkan terdapat kesinambungan yang akan tercipta ketika melakukan pementasan tonil. Menyaksikan tonil merupakan

di pelataran Kuil Shri Maryaman.

38

Di tahun 1914 Tonil hanya beranggotakan laki-laki, perempuan tidak diperkenankan untuk bergabung dalam Tonil karena terikat dengan adat dimana perempuan tidak boleh berbaur dengan laki-laki, bahkan untuk peran seorang wanita, laki-laki yang memerankannya di “Samerasen”. Walaupun di tahun 1933 perempuan yang bergabung masih minim jumlahnya dan tetap didominasi oleh laki-laki.

39

Dalam Agama

(26)

hiburantersendiri bagi bangsa India yang berada di Medan dan dapat ditonton secara gratis karena terjadi pada peristiwa-peristiwa tertentu.

Gambar: 5

Para Anggota Amateur Dramatic Section

Sumber: Saifuddin Mahyuddin dkk., Anna Amartya Dharma “Biografi D.Kumarasamy” Medan, Yayasan Sai Ganesha, 2014, hlm. 54.

3.3.3 Indian Boy Scout

(27)

Ada tiga bagian dalam Indian Boy Scout yang dibedakan berdasarkan usia, Pramuka anak-anak berusia 6 - 10 tahun, pramuka berusia 10 - 18 tahun dan dewasa berusia 18 - 25 tahun. Ketiganya juga memiliki moto yang berbeda-beda yaitu: Pramuka anak-anak - Koshish Karo (lakukan yang terbaik), Pramuka - Taijar (Bersiaplah), Dewasa - Seva (pelayanan). Janji pramuka yang dibuat adalah:

“Pada kehormatan saya, saya berjanji bahwa saya akan melakukan yang terbaik dalam melaksanakan tugas saya kepada Tuhan dan negara saya, untuk membantu orang lain setiap saat dan mematuhi UU Pramuka.”

Indian Boy Scout ini terlibat dalam berbagaiproyek pengembangan masyarakat yang meliputimenggali sumur, membantu dalam kampanye keaksaraan orang dewasa,danpengorganisasian sekolah di desa-desa. Terdapat beberapa undang-undang dan panduan yang harus ditaati oleh para anggota Pramuka yaitu:

1. Pramuka dapat dipercaya, 2. Pramuka setia,

3. Pramuka adalah teman untuk semua dan saudara untuk setiap pramuka yang lainnya,

4. Pramuka sopan,

5. Pramuka adalah teman untuk hewan dan mencintai alam,

6. Pramuka adalah disiplin dan membantu melindungi properti milik publik, 7. Pramuka adalah keberanian,

(28)

9. Pramuka adalah murni dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.40

Penghargaan akan diberikan jika para Pramuka telah melakukan beberapa pelayanan dalam masyarakat, penghargaan diberikan dalam bentuk lencana.

Gambar: 6

Para Anggota Indian Boy Scout

Sumber: dkumarasami.blogspot.com.

3.3.4 Mendirikan Mother Paguthi (Seksi Keputrian)

Seorang wanita di dalam adat bangsa India memiliki banyak peraturan dalam hidupnya. Dimulai dari usiadini para anak perempuan telah diajarkan bagaimana perannya dalam menjalankan kehidupan. Terdapat norma-norma yang harus mereka

40

(29)

jalankan. Selama berabad-abad kedudukan kaum laki-laki dianggap lebih tinggi daripada kaum perempuan. Laki-laki dan perempuan dianggap sebagai dua jenis ciptaan yang berbeda sama sekali, dengan hak dan martabat yang berbeda. Laki-laki dianggap lebih berharga dan lebih tinggi kedudukannya dibanding perempuan. Di India kesenjangan gender dapat ditemukan dimana-mana.41

Di tahun 1938 untuk pertama kalinya di bentuk seksi khusus untuk perempuan. Di awal pendiriannya seksi ini mendapat tentangan dari para orang tua yang memiliki anak perempuan. Seksi ini dianggap tidak berguna dan menyalahi adat istiadat, karena seorang anak perempuan tidak seharusnya berada diluar rumah. D.Kumarasamy sebagai ketua Deli Hindu Sabba menjelaskan jika diskriminasi antara lelaki dan perempuan harus mulai dihapuskan. Para remaja perempuan juga

Seperti ketika memasuki usia remaja, seorang wanita tidak lagi boleh untuk keluar dari rumah. Hal ini terus berlangsung bahkan hingga wanita tersebut sudah menikah. Dalam hal ini dimana suamilah yang bertugas mencari nafkah dan istri menjadi ibu rumah tangga. Perempuan sejak dulu dilihat sebagai milik kaum pria. Hanya pria yang dianggap sebagai mahluk yang punya kebijaksanaan, perempuan dianggap tidak bijaksana oleh karena itu perempuan harus diawasi oleh pria. Keadaan ini terus berlangsung secara turun-temurun. Seorang wanita tidak diperkenankan untuk bersosialisasi di khalayak ramai, sehingga kehidupan para remaja terkesan monoton dan hanya mempersiapkan diri untuk menjadi calon istri yang baik.

41

(30)

memerlukan sosialisasi dengan lingkungan sekitar agar dapat menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Mother Paguthi ini mengajarkan etika dan tata cara berperilaku sebagaimana seharusnya seorang remaja yang akan memasuki masa dewasa. Selain itu disini para remaja juga diajarkan seni tari India yang akan ditampilkan pada acara-acara keagamaan, seperti tarian Bharatanatyam.42

3.3.5 Mendirikan Serikat Koperasi dan Serikat Tolong Menolong

Serikat tolong Menolong merupakan suatu sarana yang lahir dari adanya saling percaya antar sesama warga dengan tujuan untuk mengggalang kerjasama dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang sewaktu-waktu menimpa warga. Serikat Tolong Menolong atau STM merupakan suatu tempat yang berfungsi ekonomi dan juga berfungsi sosial, dalam hal ritual keagamaan (khususnya yang berhubungan dengan masalah kematian), dan juga kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Fungsi ekonomi dari pranata STM ini dapat dilihat dari sejumlah uang yang terkumpul baik sacara sukarela maupun secara wajib yang akan disumbangkan atau diberikan kepada anggota masyarakat yang terkena musibah kematian atau dalam bentuk peralatan yang dibutuhkan untuk suatu acara pesta. Fungsi sosial dari STM ini dapat dilihat dalam wujud solidaritas dari sesama warga mayarakat yang merasa

42

Tarian

2000 tahun melalui pengajaran dari guru tari yang disebut

disebut

(31)

senasib dan sepenanggungan untuk bekerja secara bersama-sama (gotong-royong) dalam melaksanakan dan mengerjakan sesuatu.43

Adapun bentuk kepercayaan diatas dapat diartikan sebagai bentuk saling percaya antara anggota kelompok yang didasari dengan pengharapan melalui interaksi sosial antara anggota STM tersebut akan saling menguntungkan, baik dari

Di tahun 1937 Deli Hindu Sabba mendirikan Serikat Koperasi dan Serikat Tolong Menolong. Disinilah peran Deli Hindu Sabba dalam menolong rakyat India yang miskin. Tidak hanya fokus memajukan pendidikan dan kebudayaan, bidang ekonomi juga diperhatikan keadaannya. Bentuk koperasi ini merupakan salah satu upaya menghimpun dana yang ada pada anggotanya atau semacam uang iuran untuk dikembangkan secara bersama-sama agar dapat bersaing ditengah pasar bebas saat itu. Secara pribadi, masyarakat Tamil belum mampu untuk bersaing secara bebas dalam perdagangan.

Keuntungan dari dana koperasi yang terkumpul ini kemudian disalurkan atau dikembangkan kembali melalui Serikat Tolong Menolong. Kegiatan ini bukan hanya untuk memberikan pertolongan bagi mereka yang mendapat musibah, tetapi juga yang memerlukan modal usaha. Karena adanya rasa kepercayaan diantara sesama masyarakat India membuat Serikat Tolong Menolong ini lebih mudah untuk dikelola. Hal ini juga tidak terlepas dari dasar kesamaan suku dan agama yang berada pada wilayah yang sama.

43

(32)

segi moril maupun materil. Harapan yang dimaksud menunjuk pada sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang melalui tindakan timbal-balik yang dilakukan oleh setiap anggota terhadap anggota yang lain yang sedang membutuhkan pertolongan, sehingga hal ini akan memperkuat rasa saling percaya antara nggota STM. Jaringan sosial dalam STM yang didasari oleh hubungan sosial antar individu karena adanya kesamaan agama serta diikat oleh rasa kepercayaan yang kuat mampu membentuk kerja sama dan rasa senasib sepenanggungan diantara anggotanya. Melalui jaringan sosial setiap anggota saling mengingatkan, saling menginformasikan, saling membantu dalam melaksanakan atau mengatasi suatu masalah yang akan lebih mudah diselesaikan bersama-sama dengan anggota yang lain dari pada bekerja sendiri.

3.4 D.Kumarasamy Sebagai Pemimpin Deli Hindu Sabba

(33)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Yahya Rowter diketahui bahwa D.K adalah orang yang memiliki wawasan luas dan telah banyak melakukan kegiatan sosial bagi masyarakat Tamil.

D.K lahir di Binjai pada 11-3-1906. D.K berasal dari keluarga sederhana, ayahnya bekerja di perusahaan Belanda dan Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Ketika ia berumur 7 tahun ayahnya membawa mereka pindah dari Binjai ke Medan. D.K sempat mengenyam pendidikan dasar, namun karena kerbatasan biaya ia tidak bisa melanjut ke tingkat MULO atau SMP. Pendidikan bahasa Tamil didapatnya dari Ibunya dan pendidikan bahasa Inggris dasar di dapatnya dari ayahnya, untuk mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya ia mengikuti kursus bahasa Inggris dengan salah satu lembaga pendidikan dari India. Di usianya yang ke 16 tahun D.K sering mengirim artikel tulisannya ke majalah bahasa Tamil yang terbit di India. artikel-artikel yang dibuatnya selalu bertema tentang kehidupan masyarakat Tamil, baik dalam kehidupan beragama maupun adat-istiadat. Ia bekerja di perusahaan Inggris yang bernama Harrison sebagai seorang kerani.

(34)

Bergabung di Deli Hindu Sabba merupakan sebuah langkah yang tepat bagi Kumarasamy. Telah lama ia merancang gagasan-gagasan demi memajukan masyarakat Tamil di Medan. Untuk melaksanakan gagasan tersebut ia memerlukan wadah yang telah diketahui di masyarakat. Hingga tahun 1928 hanya Deli Hindu Sabba yang dirasanya mampu dalam melaksanakan gagasannya. Hal ini terbukti ketika menjabat sebagai ketua Deli Hindu Sabba selama 10 tahun D.K telah banyak melakukan pembaharuan bagi masyarakat Tamil di Medan. D.K juga pernah menulis beberapa buku dalam bahasa Tamil yaitu Walkai Wilakam (Pedoman Hidup), Madhubhana Wilakam (Pembrantasan Alkohol), Guru Upadhesam (di kaki Guru Sejati).

Salah satu yang di lakukan oleh D.K dan bertahan hingga sekarang adalah merubah status wanita yang sudah tidak memiliki suami lagi “janda”. Berdasarkan adat istiadat yang berlaku di India, seorang wanita yang sudah tidak memiliki suami, hak-haknya dibatasi, mereka dilarang untuk menikah kembali, tidak diperbolehkan menghadiri sebuah perayaan, hanya boleh menggunakan pakaian warna putih, bahkan rambut mereka dipangkas habis hingga gundul.44 Kekejamaan ini menjadi pemicu para janda melakukan bunuh diri dengan mengikuti tradisi Sati.45

44

Babita dan Sanjay Tewari,The History of Indian Women: Hinduism At Crossroads with Gender,Kanpur: CJSM University,Tanpa Tahun,hlm. 37.

45

(35)

Tradisi ini sempat terbawa hingga ke Medan, tetapi ritual dimana sang istri ikut masuk kedalam api pembakaran suaminya tidak lagi diijinkan oleh pemerintah Belanda. Ketika tradisi Sati di hapuskan, dibuat tradisi baru yakni seorang wanita diijinkan menjalin kembali sebuah hubungan dengan laki-kali tetapi hanya diikat oleh “perjanjian di bawah tangan” antara mereka berdua tanpa ikatan-ikatan lainnya. Dalam bentuk ikatan yang seperti ini posisi si wanita menjadi lemah, karena suaminya yang baru bisa dengan mudah menceraikannya lagi tanpa adanya sanksi-sanksi atau tanggung jawab lainnya. Untuk mencegah hal ini maka D. Kumarasamy merubah tradisi itu. D.K membenarkan bagi seorang janda dapat menikah dengan pria lainnya melalui upacara yang resmi. Akan tetapi sebagian wanita India ini memilih untuk hidup sendiri karena sudah berkomitmen dengan janji pernikahan hanya ada satu orang suami. Namun jika seorang wanita menjadi janda di usia yang relatif masih muda, hal ini diserahkan kepadanya dalam menentukan langkah selanjutnya.

(36)

Berikut ini adalah penjelasan mengenai ritual tata cara pernikahan Tamil Hindu. Pernikahan Tamil Hindu mengandung banyak ritual dan tradisi yang mengandung pusat kehidupan. Ini bukan hanya tentang pengantin mengikat simpul pernikahan, tetapi juga tentang dua keluarga yang akan bersatu dan kerabat yang datang bersama-sama untuk merestui sebuah pernikahan.

Untuk melangsungkan sebuah upacara pernikahan hal yang mendasar adalah mempelajari atau mengetahui kecocokan dari pasangan yang akan menikah. Jathagam akan memberikan hasil tentang tingkat kecocokan rasi bintang serta kehidupan mereka kelak. Jika Jathagam memberikan hasil yang positif pernikahan akan dapat dirancang ketahap selanjutnya.

Jathagam atau Jyotiṣa atau Jyotiṣavedāṅga adalah salah satu ilmu yang paling awal di India yang mengkaji astronomi dan astrologi Ilmu ini ditemukan sekitar 1400 SM di India Selatan. Jathagam merupakan salah satu ilmu yang masuk kedalam kitab Vedanga46 yang disusun oleh Lagadha.47

Bagi bangsa India Jathagam dinilai dengan sangat serius, karena hasil yang didapat nantinya dapat membantu untuk menghadapi masa depan dengan cara yang Jathagam tetap merupakan aspek penting dari kepercayaan rakyat di India. Mereka percaya bahwa benda-benda langit, termasuk planet-planet, memiliki pengaruh di seluruh kehidupan manusia, dan pengaruh planet adalah buah karma dari kehidupan sebelumnya.

46

Vedanga adalah bagian dari isi Veda yang merupakan enam ilmu tambahan yaitu; Shiksha (siksa): fonetik (fonologi dan morphophonologi), Kalpa( ritual), Vyakarana (tata bahasa), Nirukta (etimologi), Chandas(meter), Jyotisha (pengukuran Waktu, gerakan peramalan Matahari, Bulan dan gerakan planet, astronomi).

47

(37)

lebih baik, menghindari setiap kemalangan atau hambatan yang mungkin telah ditetapkan dalam jalan menuju kesuksesan. Hal ini dianggap salah satu hadiah yang paling penting untuk budaya India.

Gambar 7. Panduan Jathagam.

Sumber: Pendeta Jaya Barthi

(38)

yang telah memiliki bakat sejak lahir, ketiga orang yang khusus belajar dan melayani masyarakat awam. 48

Hampir 99% masyarakat India baik yang tidak beragama Hindu percaya dengan kemampuan dari ramalan Jathagam. Didalam melihat kehidupan seseorang Jathagam memiliki batasan waktu, untuk wanita 3 kali di ramal dan laki-laki 2 kali. Wanita dilakukan ketika saat lahir untuk mencari nama yang cocok, lalu ketika mendapat menstruasi pertama dan ketika hendak menikah. Sedangkan laki-laki hanya ketika untuk mencari nama dan ketika akan menikah. Setelah itu Jathagam akan tutup buku baginya hingga kemudian ia meninggal dunia. Ketika prediksinya menyatakan hal yang kurang baik hal ini dapat dihindari dengan melakukan upacara Archana.

Jathagam berfungsi untuk mengetahui nama yang sesuai untuk bayi yang baru lahir, menentukan tanggal pernikahan, mengetahui kecocokan rasi bintang pasangan yang akan menikah, melihat tanggal baik untuk memperingati upacara kematian atau dalam melaksanakansebuah acara. Semuanya dapat dilihat dengan menggunakan tanggal dan jam kelahiran seseorang, semakin akurat waktu yang diberikan hasil yang didapat semakin tepat.

49

48

S.K. Mukherjee,Vedanga Jyotisa of Lagadha, India: Tanpa Penerbit, 1991, hlm. 40. 49

Archana merupakan puja yang dilakukan oleh pendeta di kuil atas permintaan individu atau keluarga, di mana nama, bintang kelahiran dan keturunan dibacakan untuk memohon bimbingan dan berkah.

(39)

Gambar 8.

Sistem Perhitungan Jathagam Yang Menggunakan Aksara Tamil.

Sumber: pendeta Jaya Barthi

Tahap selanjutnya yaituNichayam dimana keluarga laki-laki akan datang untuk melamar wanita, dan menentukan tanggal pernikahan, ritual ini hanya berlangsung antara kedua keluarga di rumah wanita. Setelah Nichayam akan diadakan upacara Parisam, diupacara ini pihak laki-laki akan membawa tujuh atau Sembilan talam yang berisikan:

1. Bubuk cendana, kumkum, daun sirih 2 lembar, pinang 2 potong, kunyit kering, jeruk nipis yang melambangkan keserasian dari pihak pelamar.

2. Pakaian (saree) yang akan digunakan pada hari pernikahan, perhiasan, sisir, cermin dan alat hias. Untuk menghiasi calon mempelai perempuan.

(40)

wanita dalam hidup berumahtangga, dan kunyit kering melambangkan keagungan rumah tangga.

4. Gula pasir,gula batu, dan permen, memiliki arti agar rumah tangga yang akan dibina harus manis dan harmonis seperti gula.

5. Jeruk manis 6. Apel

7. Anggur ketiga buah ini menyampaikan pesan untuk hidup sederhana dan alami agar rumah tangga selalu dalam keadaan sehat dan ceria serta terhindar dari penyakit.

8. Pisang 5,7 atau 9 sisir, pisang melambangkan keturunan yang subur.

9. Kelapa 5, 7 atau 9 sisir, kelapa biasanya akan dihias dengan cantik. Kelapa memiliki arti agar dapat menutup rapat isi dalamnya dengan tempurung kelapa yang keras, demikian juga diharapkan dari seorang wanita agar mampu untuk menyimpan rahasia rumah tangganya untuk tidak diketahui oleh orang lain.50

Kesembilan talam tersebut dibawa dengan meletakkannya di pundak wanita dari pihak laki-laki ke tempat upacara.

Menjelang hari pernikahan dilaksanakan ritual Neilengge, atau prosesi siraman dimasin-masing rumah mempelai. Kunyit merupakan komponen yang penting dalam hal ini yang akan di oleskan ketubuh mempelai oleh keluarga dan

50

(41)

teman dekat secara bergiliran. Dalam tradisi Hindu kunyit juga berfungsi untuk meningkatkan cahaya dan menambah keindahan pengantin.

Manavarai atau tahap upacara adalah bagian penting dari pernikahan Hindu Tamil, dengan unsur-unsur yang menarik. Gurukal atau pendeta melakukan upacara di kanopi terbuka yang dihias disebut Manavarai, dirumah pengantin pria. Api suci di tengah Manavarai berfungsi sebagai Agni Saatchi (saksi suci). Pendeta akan menbacakan doa-doa pada buah kelapa yang melambangkan kemurnian karakter, pot atau kendi kuningan diisi dengan air dan ditempatkan di depan kedua mempelai untuk melambangkan dewa, sebuah cabang pohon untuk melambangkan kesuburan.

Tahap berikutnya adalah Mappillai Azhaippu (Menyambut Mempelai Pria) yang dilakukan kakak atau bibi dari mempelai wanita yang sudah menikah dengan Aarti. Agar terhindar dari kecelakaan dalam melaksanakan proses pernikahan. Pengantin pria dipersilahkan masuk dan menjemput mempelai wanitanya untuk sama-sama menuju Manavarai dimana pendeta telah menanti.

(42)

Pasangan akan membacakan sumpah pernikahan yang dibantu oleh pendeta lalu dilanjutkan dengan Thaali kattu (Ikatan dari simpul kekal) yang merupakan mas kawin yang diberikan laki-laki pada perempuan, sedangkan perempuan memasangkan cincin sebagai tanda jika mereka sekarang adalah sepasang suami istri. Selanjutnya sindoor akan dikenakan pada kening perempuan. Sindoor juga berarti keinginan sang istri untuk umur yang panjang bagi suaminya.

Pernikahan dianggap lengkap hanya ketika pengantin bertukar karangan bunga Maalai maatral. Maalai maatral adalah simbol pemersatu dua jiwa menjadi satu. Maalai (karangan bunga) terbuat dari bunga dan benang, di mana bunga melambangkan kebahagiaan, antusiasme, kegembiraan, aspirasi, semangat dan keindahan, sedangkan benang merupakan media untuk mengamankan semua perasaan dan emosi bersama-sama. Meskipun bunga akan layu dan rontok seriring berjalannya waktu, tetapi benang tetap utuh mengikat tangkai bunga.Dengan cara yang sama, pasangan tidak pernah harus meninggalkan satu sama lain melalui masa-masa sulit dalam hidup dan harus selalu bergerak maju dengan saling pengertian, cinta, hormat, kepercayaan, iman, semangat, dan mereka menerima satu sama lain sebagai mitra.

Pasangan menikah kemudian mengambil Sapthapathi (tujuh langkah) untuk memulai hidup baru bersama-sama. Ketujuh langkah ini memiliki makna:

Langkah pertama untuk berkembang sama lain;

(43)

Langkah keempat untuk berbagi suka dan duka kami; Langkah kelima untuk merawat anak-anak kita; Langkah keenam untuk bersama selamanya; Langkah ketujuh tetap berteman seumur hidup;51

51

P.R. Ramachander, Iyer Marriages (Rites and Rituals), India: Tanpa Penerbit, 2005, hlm. 16.

(44)

Gambar. 9

Ritual Memasangkan Cincin di Atas Ammi.

Sumber: goodphotography.info.com

Setelah semuaritual yang telah dilaksanakan sejak pagi, ada waktunya untuk Nalungu yaitu bermain untuk pasangan dan keluarga untuk bersantai dan mengakrabkan ikatan dengan baik. Nalungu menawarkan berbagai macam permainan seperti memancing cincin, pengantin wanita mewarnai kaki pengantin pria, mengipasi dia, bercermin, Selama permainan ini, keluarga menyanyikan lagu-lagu untuk memperolok pasangan.

(45)
(46)

BAB IV

KEMUNDURAN DELI HINDU SABBA

Organisasi merupakan sebuah kesatuan sosial yang dibentuk untuk mencapai suatu tujuan atau sekelompok tujuan. Suatu organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya karena masyarakat tersebut memberikan kontribusi yang maksimal.

Setiap organisasi pasti selalu mengalami pasang surut, hal ini juga terjadi kepada Deli Hindu Sabba. Pernah mengalami kevakuman hampir 10 tahun, Deli Hindu Sabba mampu bangkit dan berkarya di tengah masyarakat Tamil. Kejayaan Deli Hindu Sabba tidak terlepas dari peran pemimpin dan pengurusnya. Tetapi kejayaan tersebut tidak berlangsung selamanya. Memasuki tahun 1942 aktivitas Deli Hindu Sabba mulai menyurut.

(47)

Faktor lainnya adalah Sifat kolot dan konservatif. Berhubungan dengan adat, budaya dan tradisi. Kebanyakan anggota dari Organisasi Deli Hindu Sabba merupakan orang muda. Namun kalangan muda ini tidak didukung oleh sebagian orang tua mereka. Mereka berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan dalam organisasi tersebut tidak bermanfaat. Terutama bagi wanita India yang garis hidupnya telah ditakdirkan dan mengikuti kegiatan tersebut adalah melanggar batasan bagi seorang wanita India.

Faktor lain yang menyebabkan organisasi tersebut mengalami kemunduran adalah sistem atau AD/ART yang tidak jelas. Pada awalnya memang organisasi ini didirikan sebagai wadah berkumpul masyarakat India di Medan, sehingga tidak ada aturan secara tertulis mengenai sistem di dalam organisasi ini. Meskipun demikian pada masa kepemimpinan D. Kumarasamy mulai dijalankan tata aturan dan sistem yang berkaitan dengan AD/ART di dalam organisasi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut penulis belum mendapatkan data otentik mengenai AD/ART organisasi tersebut.

Alasan yang sangat penting dalam kemunduran Deli Hindu Sabba adalah peran yang sangat besar dari tokoh D. Kumarasamy sehingga tidak ada tokoh lain yang mampu mengambil tugas dan peranan dalam organisasi setelah D. K. mengundurkan diri dari organisasi.

(48)

tersebut tidak dapat terlaksana. D.K. memiliki perhatian yang sangat besar terhadap orang India yang beragama Budha karena masyarakat tersebut berada pada kalangan kelas bawah.

Pada tahun 1942 untuk lebih memudahkan jalan dalam membantu masyakat India yang beragama Budha, D.K memeluk agama Budha dan secara tidak langsung D.K pun mengundurkan diri dari Deli Hindu Sabba. Dengan pindahnya D.K ke dalam agama Budha, beliau berharap dapat lebih membimbing dan berbaur karena kesamaan agama.52

Dalam hal ini penulis mendapatkan sumber yang menyatakan bahwa alasan D.K berpindah agama karena berkaitan dengan pernikahan D.K yang kedua pada tahun 1938.

Ditahun 1942 D.K memutuskan untuk beralih kepercayaan ke agama Buddha. D.K berpendapat jika tenyata masih banyak rakyat yang lebih miskin yang harus ditolong. Ia ingin membina golongan Buddhis (Adi Dravida) yang dari segi kehidupan dan keagamaan berada dibawah etnis Tamil. Perannya di Deli Hindu Sabba dirasa sudah cukup, selanjutnya akan diserahkan pada anggota yang lain agar melanjutkan kepengurusan.

53

52

Mahyuddin Saifuddin, Biografi D. Kumarasamy, Medan: Yayasan Sai Ganesha, 2014, hlm. 65.

53

Wawancara dengan D. Uthirabathy

(49)

menghindari pro dan kontra di masyarakat maka D.K memilih untuk beralih ke agama Budha.

Selain itu alasan lain dari D.K berpindah agama Budha adalah kekecewaan D.K terhadap masyarakat Hindu yang masih memiliki pikiran yang kolot sehingga sulit untuk bersama-bersama melakukan perubahan. Mereka menganggap apa yang dikatakan dan diperbuat oleh D.K adalah sesuatu yang tidak berguna.54

Alasan lain dari kemunduran Deli Hindu Sabba adalah bertetapan pada tahun yang sama yakni 1942 Jepang masuk ke Medan dan melarang segala macam bentuk perkumpulan dan organisasi, tidak terkecuali Deli Hindu Sabba. Dengan kondisi organisasi yang kacau balau dan belum adanya pemimpin yang mampu mengakomodasi semua kegiatan organisasi, peraturan Jepang mengenai larangan berorganisasi menutup semua kegiatan yang ada. Sekretariat Deli Hindu Sabba ditutup oleh Jepang dan barang-barang inventaris Deli Hindu Sabba diberikan kepada Kuli Shri Mariamman.

Keputusan D.K yang secara tiba-tiba berpindah agama dan meninggalkan posisinya sebagai ketua Deli Hindu Sabba membuat pengurus lain terkejut dan tidak siap. Posisi dan peranan D.K yang telah menjabat selama 10 tahun sebagai ketua sangat dominan sehingga pengurus lain merasa tidak mampu menyamai kinerja D.K selama ini.

55

54Ibid. 55

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Datang ke Sumatera Timur sebagai kuli adalah bagaimana secara nyata bangsa India dapat berada disini. Hasil dari sistem indenture yang di buat oleh pemerintah Inggris merupakan salah satu faktor bagaimana bangsa India dapat berdiaspora. Sebelumnya telah dikatakan bahwa di Lobu Tua terdapat peninggalan batu tertulis aksara Tamil menyatakan bahwa para pedagang dari Bangsa India telah lama hadir di Sumatera Timur. Namun generasi yang bertahan hingga generasi keempat saat ini adalah andil dari dibukanya perkebunan.

Tidak hanya datang sebagai kuli yang terikat dengan perkebunan, banyak diantaranya yang datang dengan modal sendiri untuk membangun usaha bisnis dan nyatanya terbilang cukup suskes. Situasi ini mengakibatkan bangsa India yang telah datang di Sumatera Timur khususnya Medan enggan untuk pulang kembali ke tanah air. Beberapa memilih menetap di Malaysia dan Singapura.

(51)

untuk lebih memperbanyak acara-acara keagamaan agar dapat memperkuat sesama bangsa India dan lebih meningkatkan rasa solidaritas.

Keterbatasan ekonomi mengakibatkan anak-anak untuk sulit mengenyam pendidikan. Deli Hindu Sabba berperan dalam membentuk sekolah yang menggunakan bahasa tamil dalam bahasa pengantar nya agar anak-anak tidak mengalami buta huruf lagi seperti yang terjadi kepada orang tua mereka yang bekerja sebagai kuli.

Pernah mengalami kevakuman hampir sepuluh tahun tidak menyurutkan etnis tamil dalam membangun kembali Deli Hindu Sabba. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dibentuk kembali. Dalam hal ini beberapa yang dibentuk diadaptasi langsung dari India. Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat para anak muda untuk berkarya, demi menunjukkan bahwa bangsa India yang juga ingin maju walaupun dalam kalangan sendiri.

(52)

5.2Saran

Penelitian mengenai masyarakat Tamil merupakan kajian yang sangat unik karena penelitian mengenai hal tersebut masih sangat jarang dilakukan. Terutama mengenai Organisasi Deli Hindu Sabba yang menggambarkan dinamika perkembangan dan pergerakan Organisasi Deli Hindu Sabba serta aktivitas yang dilakukan. Bangsa India yang datang ke Medan terdiri dari berbagai etnis dan komunitas. Kehadiran Organisasi Deli Hindu Sabba sebagai wadah pemersatu dan perkumpulan bagi bangsa India memberikan dampak terhadap tradisi dan pergerakan bangsa India di Medan. Walaupun pada kenyataannya banyak terjadi tantangan dan rintangan dalam aktivitas organisasi itu sendiri.

(53)

BAB II

JEJAK BANGSA INDIA DI SUMATERA TIMUR

2.1 Kedatangan Bangsa India ke Nusantara

2.1.1 Orang-Orang India di Barus

Temuan arkeologi yang paling terkenal dari Barus ialah sebuah batu bertulis dari Lobu Tua (kira-kira 12 kilometer dari Barus) yang ditemukan oleh G.J.J. Deutz di Lobu Tua pada tahun 1872. Pada tahun 1932, K.A. Nilakanta Sastri, seorang guru besar ahli purbakala di Madras berhasil menerjemahkannya. Batu bertulis dengan angka tahun 1088 itu menurut penafsiran Nilakanta Sastri berasal dari sebuah serikat dagang orang-orang Tamil berjumlah 1.500 orang yang tinggal menetap di Barus untuk berdagang.11

Perdagangan mengandung unsur persaingan untuk meraih keuntungan. Orang-orang Tamil datang ke Barus bertujuan untuk berdagang, maka guna mencegah dan menghindarkan persaingan di antara sesama mereka dalam perdagangan kapur barus dan kemenyan, mereka membentuk kesatuan di kalangannya sendiri, yaitu

Mereka bermukim di Barus dan Kalasan, dan menyebut daerah ini dengan Kalasapura. Hal Ini memberi kesan bahwa mereka telah membentuk perkampungan sendiri. Seperti lazimnya terjadi di kota-kota pusat perdagangan, para saudagar asing hidup berkelompok-kelompok membentuk perkampungan-perkampungan menurut daerah asal atau bangsanya. Pada umumnya tempat tinggal mereka terpisah dari permukiman penduduk setempat.

11

(54)

perkumpulan berbentuk korporasi atau semacam “merchant guild”. Drakard memperkirakan orang-orang Tamil sudah mulai tiba di Barus lebih dini dari angka tahun batu bertulis Lobu Tua, yakni sejak abad ke-8 atau ke-9 dan berdiam sampai abad ke-12. Mereka berasal dari daerah-daerah di India Selatan seperti Cola, Pandya, Malayalam, dan lain-lain.12

Menurut hasil penyelidikan Nilakanta Sastri, batu bertulis Lobu Tua sejaman dengan pemerintahan raja Cola, Kulottunga I yang menguasai wilayah Tamil di India Selatan. Pada waktu terjalin persahabatan kerajaan Cola dan Sriwijaya banyak orang-orang Tamil menetap di Barus. Ketika itu Barus berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Sebelum hubungan baik itu, Cola menyerang Sriwijaya (1024), tetapi tidak berhasil menaklukkannya. Memang saat itu India Selatan punya hubungan erat dengan kepulauan Nusantara dan cukup berpengaruh dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.13

Sewaktu batu bertulis Lobu Tua dibuat, di India terdapat berbagai perkumpulan dagang orang-orang Tamil, salah satunya yang menetap di Barus ialah perkumpulan bernama “Mupakat 500”. Perkumpulan dagang ini sangat kuat organisasinya dan berdiri sendiri serta tidak tunduk secara politis kepada seseorang raja mana pun, sehingga mereka diterima dengan tangan terbuka di negeri-negeri yang dikunjunginya. Perkumpulan dagang ini pun mempunyai pasukan tentara

12

Jane, Drakard, Sejarah Raja-Raja Barus: Dua Naskah dari Barus, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 17.

13

(55)

bayaran sendiri yang bertugas menjaga barang-barang terutama sewaktu transit dari satu tempat ke tempat lain.

Keterangan batu bertulis Lobu Tua sangatlah penting artinya karena merupakan bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang Tamil dalam kegiatan perdagangannya sudah tiba di Sumatera, bahkan sudah ada perkampungan mereka di Barus. Di antara para pedagang terdapat juga seniman yang memahat batu bertulis tersebut. Dengan demikian, selain orang-orang Tamil yang menetap di Barus, dan tercatat sebagai pedagang-pedagang India, maka pedagang asing lain yang sudah mengunjungi langsung Barus ialah saudagar-saudagar asal Timur Tengah.

Mengenai dari mana masuknya orang-orang Tamil hingga sampai di Barus, masih belum dapat diketahui dengan jelas. Dalam Kronik Hulu (Asal Keturunan Raja Barus) dikisahkan di Lobu Tua, Guru Marsakot (salah seorang dari dua putera Raja Alang Pardoksi, pendiri garis keturunan baru di Barus) berjumpa dengan orang Tamil dan Hindu yang terdampar kapalnya. Kemudian Guru Marsakot dijadikan raja mereka.14

2.1.2 Kedatangan Bangsa India Sebagai Kuli Perkebunan

Menurut keterangan ini diperkirakan orang-orang Tamil tiba di Barus dengan menyusuri pantai barat Sumatera, bukan melalui jalan darat.

Keberadaan bangsa India yang mewarnai keberagaman etnis di Sumatera Utara hingga saat ini berkaitan dengan dibukanya industri perkebunan. Namun keberadaan bangsa India di Nusantara bukan yang pertama kali. Sebelumnya telah di

14

(56)

jelaskan jika bangsa India pernah datang untuk berdagang, namun tidak di temukan bahwa mereka menetap.

Proses kedatangan orang-orang India/Tamil dalam jumlah besar dan hingga kini menetap dan membentuk komunitas di Medan terjadi sejak pertengahan abad ke-19, yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di Tanah Deli. Mereka ingin mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan. Menurut catatan Luckman Sinar, pada tahun 1874 dibuka 22 perkebunan dengan memakai kuli bangsa Cina sebanyak 4,476 orang, kuli Tamil 459 orang dan orang Jawa 316 orang.15

Perkembangan jumlah kuli semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya yang terbanyak adalah kuli Cina (53.806 orang pada tahun 1890 dan 58.516 orang pada tahun 1900) dan kuli Jawa (14.847 orang pada tahun 1890 dan 25.224 orang pada tahun 1900). Sementara kuli Tamil bertambah menjadi 2.460 orang pada tahun 1890 dan 3.270 orang pada 1900.16

Para pekerja dari India dapat didatangkan karena terjadi penghapusan perbudakan oleh Inggris dan membawa sebuah migrasi besar orang India dari tanah Pada masa kolonial, orang-orang Tamil bermukim di sekitar lokasi-lokasi perkebunan yang ada di kota Medan, tetapi setelah masa kemerdekaan mereka pada umumnya berdiam di sekitar kota. Pemukiman mereka yang tertua di kota Medan terdapat di kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin yang dulu bernama Jalan Calcutta. Kawasan ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling.

15

Tuanku Luckman Sinar Basarsyah II, Orang India di Sumatera Timur, Medan: Forkala, 2008, hlm. 9.

16

(57)

air mereka. Migrasi ini adalah untuk menjawab kebutuhan akan banyaknya tenaga kerja yang murah dan berlimpah.17 Dari tahun 1830 sampai tahun 1920 terjadi perekrutan orang-orang India di India untuk bekerja di berbagai perkebunan dari koloni Inggris dan Perancis, dan perekrutan ini diselenggarakan melalui apa yang dikenal sebagai sistem indenture.18

Dari 1 Agustus 1834 sampai akhir 1835 empat belas kapal membawacalon para pekerja dari Calcutta ke Mauritius, dan koloni Hindia Barat yang mengikuti perekrutan tenaga kerja India gratis.

Pada tahun 1830 Revolusi Industri yang telah mengubah kemakmuran materi bagi Inggris namun telah meninggalkan India miskin secara ekonomi. Seorang konsumen produk Inggris,mengklaim tidak lagi menjadi pemasok skala besar kapas dari Eropa. Kemerosotan di industri kapas diikuti pengangguran besar-besaran yang menyebabkan banyak orang untuk mencari pekerjaan lain bagi sebagianbesar penduduk petani dari desa India. Selain itu terjadi kekereringan dan kelaparan dengan skala besar sehingga membuat tanah mereka menjadi tidak aman.

19

17

C. Kondapi, Indians Overseas: A guide to source materials in the India Office Records for the study of Indian emigration 1830-1950,New Delhi: Tanpa Penerbit,1951, hlm. 17-18.

Para buruh datang terutama dari wilayah Tamil dari Madras di Selatan India, dari Provinsi Serikat, dan dari Bihar di Utara.

18

Sistem indenture surat perjanjian rangkap dua antara pemerintahan India dan Inggris. selama periode itu adalah tanggung jawab Pemerintah India untuk mengekang malpraktek dalam sistem perekrutan tenaga kerja. Sambil melakukan tugas yang sulit ini pemerintah sering berbenturan dengan Kantor Kolonial dan juga harus berurusan dengan meningkatnya permusuhan terhadap buruh Asiatic di koloni dan wilayah kekuasaan Inggris di akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Namun hal ini hanya terjadi di atas kertas saja. Pada praktiknya tetap terjadi kecurangan dimana terjalin kerja sama antara para pegawai pemerintahan India dan Inggris dalam merekrut para pekerja yang akan di kirim ke luar India. perekrutan itu dilakukan dengan cara paksa dan menggunakan anggota militer.

19

(58)

Imigrasijuga diijinkan dari Calcutta, Madras dan Bombay yang mana menjadi agen imigrasi. Dengan menyediakan pelindung dan agen tersebut diharapkan bahwa buruh India akan menerima perlindungan yang cukup selama mereka tinggal di koloni20

Ketika perkebunan di Sumatera Timur membutuhkan tambahan tenaga kerja, selain orang Jawa dan Cina, juga terdapat kontrak dengan para pekerja didatangkan melalui Penang dan Singapura, antara Pemerintah Inggris dan Belanda. Pada tahun 1884 para pengusaha perkebunan di Deli mengajukan permohonan tentang pokok permasalahan yang berkaitan dengan pekerja kepada Mentri di Den Haag. Pada waktu itu ada banyak kekurangan tenaga kerja, sehingga akan disewa sekitar 2000 kuli India dan dapat dibayar kepada pemilik kapal yang membawa kuli-kuli tersebut.

. Sepanjang abad kesembilan belasterjadi peningkatan imigrasi ke berbagai koloni di bawah sistem indenture dan pihak koloni selalu memberikan penawaran agar para imigran siap untuk mencoba hidup yang lebih baik di tempat yang baru dibandingkan dari realitas yang keras dari desa India.Pemerintah menetapkan masa kerja sekitar lima tahun dan kemudian jika tidak ingin memperpanjang kontrak dapat kembali ke rumah.Para buruh India bekerja di perkebunan gula, kopi, membangun Kereta Api di Afrika Timur dan bekerja sebagai penebang pohon di hutan British Columbia di Kanada,Bekerja di perkebunan karet milik Inggris, Belanda, Perancis dan Australia. Buruh India juga dipekerjakanpada perkebunan Malaya sejak 1833dan perekrutan dilakukan di Negapatam oleh Pemerintah Inggris yang menduduki Malaysia.

(59)

Di tahun 1886, petisi lain kembali di buat, kali ini adalah permohonan kepada pemerintah Inggris di India yaitu apakah dapat dilaksanakan negosiasi terbuka di antara pemerintah Belanda dan Inggris.

Pada awalnya Inggris enggan untuk mengijinkan pekerja Tamil untuk pergi ke Deli, hal ini dikarenakan adanya persaingan dengan perkebunan yang dimiliki Belanda di pantai barat Malaya. Lalu dibuat sebuah perjanjian, Inggris menuntut agar satu dari pejabatnya diijinkan datang ke Deli secara bergilir untuk memantau para pekerja yang berasal dari India. Awalnya pihak Belanda menolak syarat tersebut dan membatalkan negosiasi. Namun para pemilik perkebunan tidak keberatan dengan syarat tersebut dan meminta agar pemerintah Belanda mengajukan persetujuan tersebut kepada sekretaris jendral di Den Haag,tetapi ditolak. Akibatnya migrasi kuli India berlanjut dengan tidak teratur.

Pada 1873 dibawa sebuah grup yang berisikan sekitar 25 orang kuli India dari Penang untuk membantu kuli Cina dalam menjaga area perkebunan bebas dari semak belukar, membawa air minum, membangun saluran perairan, dan membuat jalan. Di waktu yang sama orang Tamil yang bebas juga berdatangan untuk bekerja baik di kota dan di perkebunan. Pada 1875 pekerja Tamil yang berada di Deli mencapai 1000 orang.21

Kuli India dibawa keberbagai perkebunan dan mereka bekerja dengan kangany atau mandor. Kangany sering di pekerjakan di perkebunan sebagai perantara

21

(60)

dengan agen pekerja. Kangany menukar buruh dengan uang, dan mereka kemudian membuat kontrak. Kebanyakan pasangan suami istri yang datang bersama untuk bekerja ditempatkan di perkebunan yang berbeda, para suami harus membayar kepada kangany untuk bertukar tempat dengan buruh yang lainnya agar istrinya bisa tinggal di tempat yang sama. Sistem sosial dari para imigran telah diketahui oleh pemilik perkebunan, untuk menempatkan tempat tinggal terpisah antara kasta sudra dan kasta Adi Dravida.

2.2 Kehidupan Sosial dan Ekonomi Orang India di Sumatera Timur

Saat Belanda membuka cabang De Javasche Bank di Medan, sejumlah Sikh dipekerjakan sebagai penjaga pada tahun 1879. Melihat situasi dan kesempatan ekonomi di kota Medan, beberapa Sikh membuka usaha peternakan lembu untuk meningkatkan permintaan pasokan susu dari Belanda. Banyak yang berhasil dengan mata pencaharian ini, hingga sekarang masyarakat keturunan India terkenal sebagai produsen susu sapi murni. Pada akhir tahun 1930, Sikh di Medan mencapai lima ribu orang.

(61)

Dua Orang Benggali Yang Bekerja Sebagai Penjaga di Perkebunan.

(62)

Selain mereka yang didatangkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan sebagai kuli, migran orang Cina, India dan juga Arab mulai berdatangan ke Sumatera Timur untuk berdagang dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain. Migran dari India yang datang untuk berdagang antara lain adalah orang-orang dari India Selatan (Tamil Muslim) dan juga orang Bombay serta Punjabi. Di luar pekerja kontrak di perkebunan, orang-orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk membuka berbagai sektor usaha yang sedang tumbuh di kota ini, seperti kaum Chettiars atau Chettis (yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang dan pengusaha kecil), kaum Vellalars dan Mudaliars (kasta petani yang juga terlibat dalam usaha dagang), kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh. Selain itu juga terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Maratti (Maharasthra), dll.Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak mengenali perbedaan mereka dan secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling dan orang Benggali saja.22

Thandal (mandor) diberikan tugas untuk mengawasi para pengantar pesanan tetap berjalan lancer, para bawahannya adalah penarik gerobak. Untuk mempercepat pengantaran Thandal memesan 10 sampai 20 sapi jantan dan ketika usaha semakin meningkat maka pesanan terhadap sapi jantan mencapai 50 ekor. Seperti perkebunan Di masa kolonial, buruh-buruh Tamil yang bekerja di perkebunan biasanya dipekerjakan sebagai tukang angkat air, membetulkan parit dan jalan sementara orang-orang Punjabi yang beragama Sikh biasanya bekerja sebagai penjaga keamanan, pengawal di istana dan kantor, penjaga toko, dan lain-lain.

(63)

milik Belanda yang ada di Malaya, para kuli India di Deli juga digaji sangat sedikit. Dalam delapan bulan kuli Cina digaji 150 gulden dan kuli India 120 gulden. Dari seorang informan diketahui bahwa karena hal ini beberapa dari para kuli India ini pulang ke kampung halamannya, dan yang lainnya memilih untuk tinggal.23

Pada komunitas Tamil terbentuk piramida sosial ekonomi dengan mayoritas hidup dalam garis kemiskinan sama, bahkan lebih besar dari kebanyakan penduduk asli. Dari 18.000 orang Tamil di Sumatera Timur hanya 30 keluarga yang dapat dikatakan kaya. Untuk menunjukkannya biasanya keluarga tersebut mengirim anak mereka ke sekolah standart di lokal, dan bahkan mengirim ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.24

Dalam pekerjaan orang-orang Tamil sering diidentikkan dengan pekerjaan kasar, seperti kuli perkebunan, kuli pembuat jalan, penarik kereta lembu, dan Keberadaan Tamil dan Sikh yang tinggal berdekatan hampir tiga generasi, namun terdapat perbedaan diantara keduanya yaitu perbedaan tempat asal, pekerjaan dan agama telah membuat mereka menjadi komunitas yang terpisah. Sikh mencapai mobilitas ekonomi yang lebih baik dibanding Tamil, sebagian hal dikarenakan Sikh tetap menjaga komunikasi dengan India setibanya mereka di Deli secara terus-menerus. Orang Sikh juga lebih giat dan ulet dalam bekerja dan merintis usahanya. Beberapa dari orang Sikh ini pindah ke Jakarta untuk membangun bisnis tekstil yang lebih besar dan hidup menetap disana.

23

Wawancara dengan J. Patte. 24

(64)

pekerjaan-pekerjaan lainnya yang lebih mengandalkan otot. Hal ini terkait dengan latar belakang orang Tamil yang datang ke Medan, yaitu mereka yang berasal dari golongan dengan tingkat pendidikan yang rendah di India. Mereka inilah yang dipekerjakan di zaman kolonial sebagai kuli di perkebunan-perkebunan milik orang Eropa. Sejak masa kolonial etnis Tamil banyak bekerja sebagai kerani, pedagang, buruh, dan juga sebagai sopir.

(65)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kedatangan Bangsa India ke Sumatera Timur tidak terlepas dari investasi modal perkebunan bangsa Eropa yang marak berkembang di kawasan Pantai Timur Sumatera pada pertengahan abad ke 19. Investasi ini dipelopori oleh Jacobus Nienhuys (1863) yang mendapat konsesi tanah dari Sultan Deli yaitu Mahmud Perkasa Alamsyah untuk menanam tembakau Deli yang kualitasnya ternyata sangat baik sebagai bahan pembungkus cerutu. Pada saat itu diperoleh keuntungan yang relatif besar, sehingga datanglah para investor asing lainnya ke Sumatera Timur. Kemudian, Nienhuys membentuk maskapai tembakau yang bersifat Perseroan terbatas (Naamloze Vernootschap/NV) dengan nama Deli Maatschapping/Maskapai-Deli pada tahun 1869.1

Jika melihat lebih kebelakang, Bangsa India sudah datang jauh sebelum perkebunan dibuka. G.J.J. Deutz menemukan batu bertulis dari Lobu Tua (kira-kira 12 kilometer dari Barus) pada tahun 1872. Pada tahun 1932, K.A. Nilakanta Sastri, seorang guru besar ahli purbakala di Madras berhasil menerjemahkannya. Batu bertulis dengan angka tahun 1088 itu menurut penafsiran Nilakanta Sastri berasal dari sebuah serikat dagang orang-orang Tamil berjumlah 1.500 orang yang tinggal

1

(66)

menetap di Barus untuk berdagang.2

Seiring dengan perkembangan industri perkebunan yang dirintis oleh Nienhuys kebutuhan akan tenaga kerja juga meningkat, sehingga didatangkan buruh-buruh Cina dan India dalam jumlah besar. Etnis Cina dan India pada mulanya didatangkan dari Penang, Singapura dan India Selatan melalui perantara. Pengusaha-pengusaha perkebunan juga memanfaatkan tenaga kerja dari Jawa melalui program transmigrasi yang dilaksanakan Pemerintah Kolonial Belanda. Sejak saat itulah tenaga-tenaga buruh yang bekerja di perkebunan terdiri dari etnis Cina, India,dan Jawa.

Mereka bermukim di Barus dan Kalasan, dan menyebut daerah ini dengan Kalasapura. Hal ini memberi kesan bahwa mereka telah membentuk perkampungan sendiri. Seperti lazimnya terjadi di kota-kota pusat perdagangan, para saudagar asing hidup berkelompok-kelompok membentuk perkampungan-perkampungan menurut daerah asal atau bangsanya. Pada umumnya tempat tinggal mereka terpisah dari permukiman penduduk setempat.

3

Kemashuran Tanah Deli sebagai kawasan yang menghasilkan banyak devisa telah tersiar ke daerah-daerah lain baik di dalam maupun luar negeri. Istilah “Het Selain mereka yang didatangkan sebagai kuli, imigran lain juga terus berdatangan ke kota ini untuk tujuan berdagang dan mengisi berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia.

2

K.A. Nilakanta Sastri, A Tamil Merchant-guild In Sumatera, Bandoeng: A.C.NIX & Co,1932, hlm. 2

3

Gambar

Gambar: 2 Wanita India yang Menjajakan Kue
Gambar:4 Guru dan Murid Sekolah Tamil Yang Berada di Binjai
Para Anggota Gambar: 5 Amateur Dramatic Section
Para Anggota Gambar: 6 Indian Boy Scout
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk setiap Kecamatan yang diteliti, yaitu Kecamatan Medan Deli, Medan Barat dan Medan Timur agar terus mempertahankan dan meningkatkan kemudahan prosedur pelayanan

Skripsi ini berjudul Kehidupan Buruh di Perkebunan Deli Maatschappij pada tahun 1920-1942, meskipun ketika pembukaan perkebunan Sumatera Timur menjadi terkenal sampai ke

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kehidupan buruh wanita di PT Industri Karet Deli ditinjau dari kehidupan ekonomi dan pendidikan, menjelaskan latar belakang

Selain itu Hotel De Boer (Inna Dharma Deli) juga berperan dalam perkembangan Hotel-hotel di Kota Medan karena Hotel Ini merupakan hotel pertama di Kota Medan.kemudian

bersalin oleh bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan tahun 2014 ?”.

Judul Tesis : ANALISIS PERAN PEMUDA DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI MEDAN BAGIAN UTARA ( Studi Kasus : Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik di Kecamatan Medan Deli, Medan Barat dan Medan Timur Kota Medan.. Teknik Analisis

Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 1 informan petugas Dinas Kesehatan Kota Medan, 1 informan kepala Puskesmas Medan Deli, 1