• Tidak ada hasil yang ditemukan

BANDAR LAMPUNG

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 5.1. Amir berdialog dengan Dimar muridnya... 58 5.1. Amir berdialog dengan Dimar muridnya... 59 5.3. Thomas menyaksikan pembunuhan keluarganya... 59 5.4. Thomas dan Marius berkelahi ketika pertama kali bertemu... 60 5.5. Thomas ketika berdebat di sekolah tentara rakyat... 60 5.6. Thomas berbincang dengan Dayan ketika dihukum... 61 5.7. Amir menyisihkan makanan untuk Dayan dan Thomas... 62 5.8. Kapten menemukan botol alkohol... 63 5.9. Van Gaartner menuju kamp Belanda di Lamongan... 67 5.10.Lastri menembak mati tentara Belanda dan pergi dari

Rombongan... 67 5.11. kenaikan pangkat dan pemberian misi gerilya Mayor Fadli... 68 5.12. Penyerahan mandat strategi pengecoh kepada Sersan Yanto... 69 5.13. Perselisihan mulut Amir dengan Rasyid kaum separatis... ...71 5.14. Senja mencuri informasi penting untuk serangan strategis... 72 5.15. Kiyai mengizinkan Amir dan rombongan pergi... 73 5.16. Pindar diketahui berkhianat... 73 5.17. Yanto menembak Rasyid sebagai bukti pengkhianatan... 74 5.18. Thomas dan Budi menerobos lapangan udara... 75 5.19. Dayan kembali terpanggil untuk berjuang... 75 5.20. pertemuan para gerilyawan untuk melanjutkan misi... 76 5.21. Pengorbanan para pejuang atas dasar cinta tanah air... 76 5.22. Para pejuang bersatu kembali... 77 5.23. Tatiana mengajarkan Abu baca-tulis... 85 5.24. Tatiana menanam bibit... 85 5.25. Merry berimajinasi bicara dengan kakaknya Mauro... 86 5.26. Merry menanyakan perihal meninggalnya Ibu Carlo... 87 5.27. Merry mencuci pakaian sendiri di Sungai... 87 5.28. Tatianan bersam Merry ketika mengungsi... 89 5.29. Tatiana bertemu Relawan... 90 5.30. Tatiana mengajarkan menyanyi Tanah Air Beta... 90 5.31. Tatiana berbicara tentang Mauro kepada Abu... 91

xx

5.32. Merry bergegas untuk pergi ke Montaain... 92

5.33. Merry ketika menemui Ci Iren sebelum ke Montaain... 92

5.34. Abu dan Carlo mencari Merry... 93

5.35. Carlo mencarikan minum untuk Merry... 94

5.36. Carlo mencarikan makan untuk Merry... 94

5.37. Merry dan Carlo menemui Relawan... 95

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Bennedict. 2002. Imagined Community” Komunitas-Komunitas Terbayang.

Ardiyanto dan Erdinaya. 2004. Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Depari, Edward dan Mac Andrews, Colin. 1998.Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fiske, John. 1990. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta : Jalasutra. Hikam, AS Muhammad. 1999. Politik Kewarganegaraan: Landasan

redemokratisasi di Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. PT. Pembangunan dan Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kuswandi, wawan. 1996.Komunikasi Massa sebuah analisis media televisi.Jakarta: Rineka Cipta.

Madjid, Nurcholish. 2004.Indonesia Kita.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. McQuail, Denis. 1997. Teori komunikasi massa. Jakarta Erlangga.

Raharjo, Mudjia. 2008. Dasar-dasar Hermeneutika Antara Intensionalisme dan Gadamerian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Rosyada, Dede dkk. 2005. Demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat madani. Jakarta: Prenada Media.

Sarjadi Soegeng Syndicated. Meneropong Indonesia 2020 Pemikiran dan Masalah Kebijakan. Lembaga riset Soegeng Sarjadi.

Sen, Krishna. 2009. Kuasa dalam Sinema. Negara, masyarakat, dan Sinema Orde Baru. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Smith, Anthony D. 2001. Nasionalisme Teori Ideologi dan Sejarah. Jakarta: Erlangga.

156

Soehoet, Hoeta A.M. 2003. Media Komunikasi. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta- IISIP.

Tim Prima Pena. (2004). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta. Gitamedia Press.

Skripsi dan Jurnal

Ermadi, Yudas. 2003. Konsepsi Nasakom dan konsistensi pemikiran Soekarno (skripsi), Universitas Lampung, Bandar Lampung

Iwan Saidi, Acep. 2008. Hermeneutika, sebuah cara untuk memahami teks. Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April.

Jurnal citra perempuan dalam film-Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”-pdf 5.10.

Jurnal jiunkpe-ns-S1-51404077-11582-ayat_cinta-chapter 2 pdf-google Docs. Universitas kristen petra.

Jurnal Membaca Sekuen Film. Pdf. C2O library . cinematheque . café W

http://c2o.coffee-cat.net.

Jurnal Nasionalisme Pembinaan. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Perpustakaan.

Muharsono, Jurnal pengembangan geopolitik Indonesia dalam upaya mempertahankan Integrasi bangsa. Pdf. hal. 2-3).

Mulianandika, Nanda.2008. Representasi Budaya Popular Dalam Iklan Rokok Komersial. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nofasari, violita. 2011. Pengaruh Komunikasi menggunakan Bahasa Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Remaja.Universitas Lampung Bandar Lampung.

Prasetya, Hendi. Representasi Nasionalisme dalam film nagabonar jadi 2.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sari, Triyanina.2011. Representasi Disfungsi Keluarga Dalam Film Indonesia.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suriyanto, 2006. Nasionalisme dalam iklan produk dalam negeri. Universitas Lampung, Bandar Lampung. 2006.

Internet Akhmad Zakky, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:cr6wnHjcJbkJ:pusat bahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/%3Fq%3Ddetail_artikel/1171+nasionalisme +dalam+film&cd=8&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id, Akses 6 April 2011.

Artikel online 20 film nasional terbit 4 April 2011, akses 15 september 2011. Budi Cahyono. 2010. Merha Putih II jelas lebih bagus ketimbang Merah Putih

I.www.kumpulantulisanku.wordpresscom.18 September. Akses 13 Maret 2011.

Elviras. Skripsi Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Dalam Film Nagabonar Jadi 2. http://one.indoskripsi.com/node/7671, Akses 26 Februari 2011.

http://aurajogja.files.wordpress.com/2006, Diakses pada 6 Januari 2010. http://market.android.com/ akses 15 September 2011.

http://selebonline.com/ . Akses 30 September 2011. http://selebriti.kapanlagi.com. Akses 30 September 2011. http://selebriti.kapanlagi.com. Akses 30 September 2011.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:rVLnfvoH- z4J:amriawan.blogspot.com/2010/05/tanah-air-beta-sinopsis-dan-

movie.html+tanah+air+beta&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.go ogle.co.id, akses 13 Maret 2011.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:X-

PgbdOcHFUJ:bangsaku-indonesiaku.blogspot.com/2008/10/pengertian- nasionalisme.html+nasionalisme+adalah&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id&sour ce=www.google.co.id Akses 17 Maret 2011.

http://www.deeahzone.com. Akses 30 September 2011. http://www.infoselebindo.com. Akses 30 September 2011.

http://www.merahputihthefilm.com/filmmerahputih.com/id/press.html Akses 19 Februari 2011.

158

Kafil, wartawan IPS Asia-Pasific . http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:P7sCrvB-

PKoJ:catatan-sejarahku.blogspot.com/2011/02/jajak-pendapat-timor-timur- luput-

dari.html+sejarah+jejak+pendapat+Timor+Timur&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl =id&source=www.google.co.id. Akses 14 Juli 2011.

Matej Gaspar. Skripsi Nasionalisme Dalam Film Merah Putih

http://lib.fikom.unpad.ac.id/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptu npadfikom-gdl-matejgaspa-3839. Akses 25 Februari 2011.

Milhan santoso, 2009, Metode Analisis Film menggunankan teori strukturalis, http://milhan16.wordpress.com, akses 23 Februari 2011.

Reiza Kusuma Widi Arianto. Representasi Penerapan Nilai-Nilai Nasionalisme Indonesia Dalam Film. http://digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail...Akses 10 Maret 2011.

Sefryana Khairil. Rated Tanah Air Beta. Googreads.8259045-tanah-air-beta.htm. May 2010, akses 15 September 2011.

Team Teaching Teknologi Informasi SMK TKJ se-Indonesia, “pengertian nasionalisme”, akses 17 Maret 2011, www.bangsaku- Indonesiaku.blogspot.com.

www.indowebster.web.id/showthread.php%3Ft%3D104874%26page%3D1+behi nd+the+scene+darah+garuda&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id. Akses 6 September 2011.

Nasionalisme Dalam Sinema

Bagan 8. Model Nasionalisme dalam Sinema

Konstruksi nasionalisme dan maknanya

Proses interpretasi tatanan sinema

Analisis teks menggunakan teori Hermeneutika

(pemahaman keseluruhan dan pemahaman bagian) Representasi nasionalisme:

“Tanah Air Beta” dan “Darah Garuda” Signifikansi nasionalisme Pengemasan pesan nasionalisme

Darah Garuda : latar perjuangan kemerdekaan. Dominan nasionalisme religius & etnis.

Tanabe : latar perjuangan integrasi bangsa. Dominan nasionalisme kebudayaan & etnis. Faktor nasionalisme Indonesia : religius, etnis, & kebudayaan.

Darah Garuda : alur yang panjang-dinamis & pendekatan ideologisasi yang kuat.

Tanabe : alur yang pendek-linier dan pendekatan

cultural yang kental.

Darah Garuda : sebagai pendorong terhimpunnya kekuatan bangsa untuk

mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan, mengambil intisari nasionalisme pada masa kemerdekaan, unsur individu (kekuatan rakyat) yang memberikan pengaruh kepada negara. Tanabe : sebagai pendorong keutuhan/kesatuan bangsa. Unsur kebangsaan yang memberikan pengaruh pada perikehidupan rakyatnya, sampai unit terkecil yakni keluarga.

Tabel 1. Penelitian terdahulu “nasionalisme dalam film”

No. Judul Nama Penulis/Asal Metode Kritik

1. Nasionalisme dalam iklan produk dalam negeri (Analisis semiotika iklan rokok Dji Sam Soe versi Architect di televisi)

Suriyanto/ Ilmu

Komunikasi Universitas Lampung

Analisis semiotika Ferdinand De Saussure dan Roland Barthes

Analisa dan pemaknaan pada penelitian ini lebih banyak pada hal teknis sinema. Sementara pada konsepsi nasionalisme itu sendiri sangat sederhana/lemah, tidak mengutip literasi yang cukup kuat. Hasil : Nasionalisme dalam iklan rokok Dji Sam Soe versi Architect direpresentasikan atau

ditampilkan antara dengan pemunculan tokoh asli Indonesia dalam iklan. Tokoh yang digambarkan di sini adalah arsitek yang sukses berada di luar negeri namun tetap merindukan suasana tanah airnya. Nasionalisme juga ditunjukan melalui penonjolan salah satu budaya asli Indonesia yaitu rumah tinggal adat Jawa berjenis Limasan dengan segala perabotan pelengkapnya seperti rebab dan peliharaan burung perkutut. Kehidupan sosial di dalamnya juga turut ditampilkan, dimana terdapat suasana penuh kehangatan dan keakraban dalam sebuah keluarga. Nasionalisme juga ditampilkan kembali melalui produk yang disebutkan dalam iklan. Produk rokok kretek yang merupakan produk asli Indonesia ini digambarkan sebagai produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai kelas Internasional. Hal ini berhubungan dengan tokoh dalam iklan. Indonesia dianggap negara yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas yang digambarkan melalui tokoh arsitek dan mempunyai produk yang juga berkualitas yaitu produk rokok Dji Sam Soe.

2. Representasi Nasionalisme dalam film nagabonar jadi 2

Hendi Prasetya/ Ilmu Komunikasi

Universitas Lampung

Analisis semiotika Ferdinand De Saussure dan Roland Barthes

Dari 75 scene hanya 5 scene yang diamati dan dianalisis. Menurut hemat saya ini belum cukup mmemberikan gambaran yang

lengkap. Selain itu konsepsi Ferdinan de Saussure tidak diaplikasikan dalam analisa (analisa simbolik, sintagmatik, paradigmatik, denotasi dan konotasi) sehingga dinilai tidak konsisten dan tidak korelatif dengan tinjauan Hasil : Representasi nasionalisme diungkapkan nagabonar saat mengenang masa kemerdekaan atau

pun ketika melihat realitas yang dihadapi. Diperlihatkan juga dari pakaian militer yang dikenakan nagabonar. Aksesoris dalam bentuk bendera merah putih dan patung pahlawan kemerdekaan. Bahasa

tulus dan ekspresi wajah kagum, marah, heran, mengangis sebagai ungkapan sikap nasionalisme. Secara garis besar nasionalisme dalam film naga bonar jadi 2 direpresentasi dari tiga hal yakni kultur masyarakat, sikap menghargai jasa pahlawan, dan pembelaan terhadap bangsa.

pustaka sebagai dasar referensi yang digunakan.

3. Representasi Nasionalisme dalam Film Merah Putih

Matej Gaspar/Hubungan Masyarakat Universitas Padjadjaran Bandung

Analisis semiotika Ferdinand De Saussure dan Roland Barthes

Pemaknaan konotasi pada penelitian ini meneguhkan adanya mitos-mitos nasionalisme. Namun tidak memandang nasionalisme lebih nyata dalam sudut pandang realitas keindonesiaan. Sehingga pemaknaan yang muncul sebatas deskriptif yang kurang signifikan.

Hasil : Terdapat enam adegan dalam film Merah Putih telah mampu merepresentasikan nilai dan makna nasionalisme. Makna nasionalisme tersebut muncul melalui dua tahap pemaknaan denotasi dan pemaknaan konotasi selanjutnya memunculkan mitos nasionalisme.

Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film Merah Putih terdapat enam makna denotasi dan enam makna konotasi. Kemudian dari pemaknaan konotasi dalam adegan-adegan tersebut selanjutnya memunculkan mitos-mitos nasionalisme yang meliputi: Mitos ikut berjuang untuk mempertahankan dan membela negara merupakan bentuk nasionalisme, Mitos menghargai sejarah perjuangan bangsa merupakan bentuk nasionalisme, Mitos menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan bentuk nasionalisme, rela berkorban jiwa dan raga untuk negara merupakan bentuk nasionalisme, dan Mitos menghargai dan menghormati bendera merah putih merupakan bentuk nasionalisme.

4. Representasi penerapan nilai-nilai nasionalisme Indonesia dalam film (studi semiotika pada film " Garuda di Dadaku" dan implementasi nilai-nilai tersebut dalam realitas kehidupan sosial).

Reiza Kusuma Widi Arianto/Universitas Indonesia

Analisis semiotika Ferdinand De Saussure dan Roland Barthes

Pada penelitian ini tidak melihat secara tajam sudut pandanga faktor keragaman/pluralitas

Indonesia sebagai realitas kebangsaan untuk melihat indikasi nasionalisme. Melainkan lebih mendalami faktor individu dengan keempat aspek menonjol yang diamati (kebebasan, kesetaraan, kepribadian, dan prestasi) sehingga dinilai masih cenderung sangat subjektif.

Hasil : Kesimpulan dari penelitian ini, nilai-nilai nasionalisme yang diterapkan para tokoh dalam film sesuai dari hasil analisis teks, dapat diamalkan pada konteks makro yaitu bangsa dan negara, sesuai salah satu fungsi media massa sebagai agen sosialisasi yang dapat mengamalkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi kemajuan bangsa dan negara.

5. Makna Nasionalisme Dalam Film Nagabonar Jadi 2 Elviras/ Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Analisis semiotika Ferdinand De Saussure dan Roland Barthes

Penelitian ini hanya meneliti 5 scene dari total 75 scene sehingga data ini dinilai tidak memadai dan kurang signifikan. Referensi yang digunakan pun dirasa belum cukup kuat menjadi dasar pijakan (sebagian besar konsepsi yang dipakai adalah didapat dari artikel bebas bukan jurnal (bilamana tidak juga berasal dari buku), diketahui dari alamat situsnya yang kurang terpercaya). Analisa yang menunjukkan relasi/hubungan teks dan konteks (untuk menemukan makna laten) tidak kuat, sehingga identifikasi nasionalisme yang didapat minim.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna nasionalisme dalam film Naga Bonar Jadi Dua yaitu ditunjukkan dengan sikap membanggakan pribadi bangsa dan sejarah kepahlawanan pada suatu Negara, pembelaan dari kaum patriot dalam melawan pihak asing, selain itu kebangkitan pada tradisi masa lalu sebagai bagian mengagungkan tradisi lama karena nasionalisme memiliki hubungan kepercayaan dengan kebiasaan kuno juga merupakan sikap nasionalisme.

Tabel 6. Perbandingan kandungan nasionalisme dalam sinema darah garuda dan tanah air beta

No. Keterangan Darah Garuda (105 menit) Tanah Air Beta (95 menit)

1 Durasi waktu dengan

yang menampilkan indikasi nasionalisme

39 adegan durasi 51 menit 19 detik (50 %)

35 adegan durasi 41 menit 5 detik (44 %)

2 Tokoh utama yang

berperan

5 orang (Amir, Dayana, Thomas, Marius, Senja)

2 orang (Tatiana, Merry)

3 Tokoh pendukung yang

berperan

9 orang 7 orang

4 Pendekatan historis

yang digunakan

Latar & alur perang gerilya tahun 1947

Peristiwa referendum Timor Timur tahun 1999

5 Pendekatan etnis

dominan yang ditampilkan

Jawa Papua (Dayak)

6 Pendekatan etnis

pendukung yang ditampilkan

Bali, Sulawesi, Sunda, Sumatera

Tionghoa

7 Dominasi simbolisasi

nasionalisme

Simbolisasi non verbal memperkuat simbolisasi verbal (intensitas

kemunculan simbolisasi non verbal dan verbal seimbang)

Dominan simbolisasi verbal dibandingkan simbolisasi non verbal

8 Bentuk simbolisasi

etnis yang ditampilkan

Pakaian & rumah adat, logat bicara (cengkok/bahasa), kebiasaan masyarakat

Pakaian & rumah adat, logat bicara

(cengkok/bahasa), letak geografis (kontur wilayah), lagu daerah, kebiasaan masyarakat setempat

9 Bentuk simbolisasi

religius yang ditampilkan

Ritual keagamaan, ideologi, simbol kepercayaan/agama, implementasi ideologi dalam pola pikir & tindakan

Ritual keagamaan, simbol kepercayaan/agama

10 Gagasan Positif

keindonesiaan yang dikandung

Keragaman sebagai unsur persaturan; toleransi beragama; ketahanan militer; pertahanan kebangsaan

Potensi alam Indonesia yang kaya sebagai sumber/modal kekuatan bangsa; kebudayaan

nasional bangsa Indonesia (hidup berdampingan saling tolong menolong dalam paradigma wawasan nusantara), toleransi; keterikatan warga terhadap bangsa negaranya.

11 Gagasan kritis

keindonesiaan yang dikandung

Pandangan fanatisme sempit dalam beragama; keterbatasan alat-alat tempur dan

pertahanan negara; lemahnya politik diplomatis.

Ketidakarifan implementasi peraturan/kebijakan; tidak meratanya pembangungan secara adil; mentalitas SDM bangsa yang buruk.

12 Pesan harapan &

himbauan yang dikandung

Merefleksikan kekuatan sejarah dan perjuangan kemerdekaan sebagai cerminan spirit/semangat untuk

mempertahankan dan membangun bangsa dan negara Indonesia.

Menanamkan dan

melestarikan karakter kebudayaan nasional di tengah perbedaan yang ada sebagai titik temu

integrasi bangsa dan negara Indonesia.

Tabel 8. Adegan Penggambaran Nasionalisme dalam Sinema (Tanah Air Beta)

No Adegan Penggambaran Nasionalisme

1. 03:37 - 04:32 = 00:55

Dialog:

Tatiana : kita su sampai, ayo! (kita sudah sampai, ayo!)

Penggambaran nasionalisme religius pada adegan ini ditunjukkan dengan simbolisasi agama kristiani dengan salib yang dibawa seorang anak. Dan nasionalisme juga disimbolisasi dengan bendera merah putih yang terkibar di beberapa angkutan/kendaraan.

2. 05:05 – 07:34 = 02:29

Dialog:

Abu : Sudah berapa kali saya kesini tapi dia belum muncul juga. Bapak, bole saya titip pesan buat saya punya istri Pak?

Relawan : Tuliskan saja pesannya disini! Nanti kami sampaikan.

Abu : Tapi saya tidak bisa tulis Pak, juga percuma saya punya istri tidak bisa baca.

Relawan : Kalau begitu, kita rekam saja ya. Abu :...

Hehm..., Renata, ini saya Abu Bakar suamimu. Saya tidak sangka kenapa ini bisa terjadi. Baru satu minggu menikah, kita su dipisahkan karena referendum. Sekarang saya jual bensin eceran di tengah kota. Saya selalu ingat kamu Renata. Di jembatan Montaain saya cuma bisa bernyanyi sedih. Oooo...le ne le ooo..ee..la la...

Relawan 2 (Lukman Sardi) : ada yang bisa saya bantu? Tatiana : Saya ingin tau kabar saya pu anak, Mauro. Relawan 2 : nama ibu siapa?

Tatiana : Tatiana, ini Merry, saya pu anak, Mauro pu adik. Sebelum mengungsi saya titip Mauro di dia punya om Paulo. Bapak, bisa saya pinjam pena?

Relawan 2 : Boleh-boleh.

Tatiana : Saya mau tulis dia pu alamat Relawan 2 : Disini saja.

(Abu : obregado, hey...itu orang sa kemana tadi?) Tatiana : Tolong bantu pak?! Saya ingin sekali bertemu dengan anak saya Mauro.

Relawan 2 : ya ya, nanti kami bantu cari tau kabarnya. Tatiana : Terima kasih.

Relawan 2 : sama-sama.

Pada adegan ini nasionalisme digambarkan melalui sikap Relawan yang dengan kesediaannya memberikan pelayanan kepada warga pengungsi.

3. 08:30 – 08:59 = 00:29

Dialog:

Dr. Joseph : Selamat pagi Bapak-Ibu... Bagaimana Pak, sakit apa?

Pasien : Sakit perut.

Dr. Joseph : Sakit perut? Buang-buang air? Pasien : ya

Dr. Joseph : Kalau sebelum makan harus cuci tangan dulu!, habis bekerja cuci tangan...!, supaya bersih. Cuci tangan ya...!

Pasien : ya ya...

Nasionalisme pada adegan ini ditunjukkan melalui sikap Dr.Joseph yang mengabdikan dirinya di daerah pengungsian korban referendum Timor Timur 1999.

4. 09:16 – 10:17

Dialog:

Semua : Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya. Indonesia sejak dulu kala...tetap dipuja-puja bangsa... Disana tempat lahir beta...dibuai dibesarkan bunda...tempat berlindung di hari tua...sampai akhir menutup mata... Tatiana : Ma ida base lima lay...! (Mari tepuk tangan sama-sama...!). Karena su waktunya pulang (karena sudah

mengajarkan lagu Tanah Air Beta kepada murid- muridnya. Dan termasuk juga adalah

penggunaan bahasa asli Timor Timur ketika

mempersiapkan murid-muridnya untuk berdo’a.

5. 10:48 -11:29 = 00:41

Dialog:

Abu : Tatiana, ada kabar yang saya mau kasih tau sama Carlo. ...Ibunya

Tatiana : Carlo.

Abu : Carlo! Kau punya mama su tidak ada lai (Ibumu sudah meninggal)

Carlo :...

Nasionalisme simbolik adegan ini ditunjukkan pada latar bendera merah putih ketika Abu datang untuk memberikan berita kepada Carlo, dan ketika Carlo terkejut sedih mendengar berita tersebut. Menggambarkan suatu kesedihan mendalam di bawah kesaksian seorang anak sebagai anak negeri.

6. 11:34 – 11:52 = 00:18

Dialog:

Tatiana : Kasian dia. Dia su tidak punya siapa-siapa lai. ...

Abu : Jalan bae-bae ya

Merry :...(menganggukkan kepala)

Adegan ini menunjukkan nasionalisme simbolik dari tulisan yang ada di dinding bangunan yang

dilewati Abu dan Merry, bertuliskan “Manu Aman

Timor Lorosae” “NKRI HARGA MATI” dengan

gambar bendera merah putih berkibar disampingnya.

7. 12:03 – 13:17 = 01:14

Dialog:

Ci Iren : Ha..., tas baru Pembeli : Ee.. Bagus.

Ci Iren : Berapa harga tas ini coba berapa? Pembeli : Tak tau lah

Ci Iren : sini, sini, sini (Ci Iren membisikkan si pembeli tersebut)

Pembeli : wuh...mahale?

Ci Iren : ini mahal... ini banyak ibu pejabat yang pake Merry : Selamat sore Koh Ipin

Koh Ipin : Sore Merry

Merry : Selamat sore Ci Iren... Ci Iren : Selamat sore Merry

... Merry mau telpon ko?

Merry : Jadi bisa pinjam ko?

Ci Iren : Pake sa...! (gunakan saja!). Mau telpon sapa? Merry : Saya mau telpon kak Mauro, Dia tinggal di om Paulo di Maliana.

Ci Iren : O.... Ada no-nya ko?

Merry : (geleng-geleng kepala). Om Paulo tidak punya telpon. Mungkin Ci Iren ada kenalan yang rumahnya dekat de om Paulo pu rumah? (Mungkin Ci Iren punya kenalan yang rumahnya dekat dengan rumah Om Paulo?).

Ci Iren : Aduh Merry, ada kenalan ju su gak ada guna... sampai sekarang komunikasi di Timor Leste masih taputus. Merry : Lantas bagaimana saya bisa hubungi kak Mauro? Ci Iren : ... Eh, Merry, Merry, tunggu sebentar, ada sedikit titipan buat kau pu mamak. Tunggu sebentar e...

Penggambaran nasionalisme pada adegan ini ditunjukkan pada simbolisasi etnis tionghoa di pinggir pintu rumah Ci Iren berupa bandul khas China. Juga ditunjukkan dengan sikap Ci Iren berlaku baik dan ramah terhadap Merry. Suatu sikap khas orang Indonesia/Timor.

8. 13:56 – 14:23 = 00:27

Dialog:

Abu : Hey, kenapa tidak jadi isi? Bensin kosong lagi ka? Tetangga Abu : tidak kosong, bilang tidak bole isi pakai jerigen.

Abu : Eeh, sapa bilang?! Tetangga Abu : itu petugas!

Petugas : Heh baca! Bisa baca tidak?!

Abu : lah kok ada apa beda pak? Kita kan juga bayar. Petugas : Hey Bung! Peraturan tetap peraturan.

Disini penggambaran nasionalisme ditunjukkan pada dialog antara Abu, tetangganya, dan petugas POM. Menunjukkan dilema yang terjadi saat itu, dan akhirnya berujung pada

kekecewaan Abu dengan mengatakan, “Eeh...

satu negara satu barak, satu negara satu kacau,

parahh!!!”

Abu : Jangan terlalu kaku pak...! peraturan dibikin... kita yang ambil kebijaksanaan. Eh, pusing juga kalau dia bicara begini. Masa kita harus jual kayu bakar lagi tho?!