• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Lokasi Penelitian 24

2 Produksi hasil tangkapan PPN Brondong 1999-2013 24 3 Tabel perhitungan skoring pengaruh pembangunan industri 24

4 Jumlah dan jenis alat tangkap 25

5 Kondisi Perikanan Tangkap 25

6 Kegiatan Wisata 27

7 Kegiatan Industri 27

8 Kegiatan Transportasi pelabuhan Paciran 28

9 Kunjungan Kapal 28

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lamongan adalah sebuah kabupaten di pantai utara Jawa Timur. Sebelah utara wilayah Kabupaten ini dibatasi oleh Laut Jawa sedangkan di sebelah timur oleh Kabupaten Gresik, di sebelah selatan oleh Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang, serta di sebelah barat dibatasi oleh Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban. Laut Jawa memiliki potensi perikanan tangkap yang sudah dimanfaatkan nelayan di sepanjang pantai utara Jawa, termasuk nelayan yang bermukim di pesisir Lamongan. Armada penangkapan ikan di Kabupaten Lamongan didominasi oleh kapal-kapal ikan yang mengoperasikan dogol,payang, pukat cincin (purse seine), pancing rawai (bottom longline),jaring insang hanyut (drift gillnet), dan pengumpul (collecting devices).Infrastruktur perikanan tangkap yang saat ini tersedia di pantai Lampongan yang panjangnya47 km adalah satu pelabuhan perikanan kategori Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Brondong dan empat pelabuhan perikan kategori Pangkalan Pendaratan ikan (PPI) di Lohgung, Labuhan, Kranji, dan Weru (Pemkab Lamongan 2014). PPN Brondong adalah salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Timur.Produksi ikan yang didaratkan pada tahun 2013 di pelabuhan tersebut sebanyak 58.145 ton. Volume produksi tersebut menunjukkan bahwa nelayan di sekitarnya memiliki sumber mata pencaharian yang baik (Prambudi 2014).

Dalam waktu 10 tahun terakhir, di pesisir Kabupaten Lamongan telah terjadi pembangunan fisik berupa pengembangan kawasan pariwisata, kawasan industri dan dermaga penumpang. Pariwisata di kabupaten ini berkembang dengan adanya pembangunan kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL)yangterletak di Kecamatan Paciran, tidak jauh dari PPN Brondong dan 4 PPI. Kawasan ini terletak lokasi strategis, yaitu di tepi jalur utama jalan pantai utara atau jalan Raya Daendelsyang menghubungkan Anyer di Banten dan Panarukan di Jawa Timur. Obyek wisata di pesisir kabupaten ini adalah pantai pasir putih, perairan di depannya serta obyek wisata yang telah lama dikenal dengan nama Batu Kodok.Kegiatan pariwisata bahari, seperti berenang, perahu kano, sepeda air, shuttle boat, dan wahana lainnya.

Sebuah kawasan industri telah dibangun untuk menyediakan fasilitas pergudangan (warehouse) sarana ekspor-impor bahan minyak dan gas (migas). Kawasan ini disebut Lamongan Integrated Shorebase(LIS). Kawasan industri ini juga dilengkapi dengan dermagakhusus untuk melayani pengangkutan barang-barang, termasuk migas. Sebuah dermaga khusus lain untuk melayani pengangkutan penumpang telah dibangun di desa Paciran; prasarana transportasi laut ini dikenal dengan nama Pelabuhan Paciran. Pelabuhan ini melayani kapal-kapal penumpang berkapasitas 50 orang untuk rute Bawean dan Paciran-Surabaya (Anaz 2012). Kegiatan transportasi barang dan penumpang memerlukan jalur dan kawasan untuk operasi, sandar kapal, dan bongkar muat setiap waktu dan harinya.

Adanya pembangunan tiga jenis sarana/prasarana industri dan transportasi laut di pesisir Lamongan tersebut diperkirakan akan memberikan dampak pada kegiatan perikanan tangkap lokal, dan sebaliknya kegiatan perikanan tangkap

2

akan memberikan dampak pada industri yang ada di pesisir tersebut. Di satu sisi, dampak tersebut dapat mencakup pengurangan luasan daerah penangkapan ikan, perubahan unit penangkapan ikan, jumlah hasil tangkapan. Di sisi lain, perikanan tangkap dapat menyediakan tenaga kerja dan sarana untuk kegiatan wisata, suplai ikan untuk wisatawan dan para pekerja di industri pesisir, serta layanan jasa lain untuk para pekerja tersebut.

Pengetahuan tentang interaksidi antara kegiatan perikanan tangkap dan kegiatan lain di pesisir Kabupaten Lamongan sangat penting untuk mengelola perikanan tangkap secara harmonis di tengah pembangunan pesisir yang diperkirakan akan semakin gencar dilakukan berbagai pihak, tidak hanya di Lamongan tetapi juga di tempat-tempat lain di Indonesia. Dengan alasan itulah, penelitian ini dilakukan untuk menyediakan informasi dari studi kasus di Kabupaten Lamongan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruhkegiatan perikana tangkap terhadap kegiatan pariwisata, kawasan industri, dan transportasi laut di pesisir Kabupaten Lamingan dan pengaruh sebaliknya.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada semua pihak yang ingin mewujudkan hubungan harmonis antara kegiatan penangkapan ikan dengan kegiatan lainnya di pesisir Kabupaten Lamongan.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Kegiatan penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan Januari 2014 untuk mengumpulkan informasi awal terkait kondisi perikanan Lamongan secara umum dan kondisi kegiatan lain yang ada di pesisir Kabupaten Lamongan secara khusus. Kegiatan penelitian utama untuk pengumpulan data dilaksanakan selama tiga minggu, sejak tanggal 17 Maret hingga 9 April 2014, di Lamongan, Jawa Timur. Daerah yang menjadi objek penelitian meliputi kawasan pesisir sepanjang pantai di Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran yang meliputikawasan wisata bahari, kawasan pelabuhan transportasi, serta kawasan pelabuhan ekspor impor di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Lampiran 1).

Peralatan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah peta yang dibuat dengan aplikasi google maps (Gambar 1), kuesioner, komputer/laptop, alat

3 tulis, kamera serta alat rekam yang digunakan dalam membantu pengumpulan data dan pengolahan data. Peta tersebut digunakan untuk memudahkan responden dalam menjelaskan pendapatnya dan memudahkan peneliti dalam melakukan verifikasi. Kuesioner dirancang untuk mencatat respons atau tanggapan responden tentang kondisi umum perikanan/industri di pesisir dan interaksi di antara kegiatan perikanan tangkap dan industri pesisir.

Metode Penelitian

Pengumpulan data dilakukan melalui survei yang dilakukan peneliti dengan mendatangi lokasi penelitian, melakukan wawancara dengan nara sumber dan nelayan, serta mempelajari data sekunder yang tersedia. Dari survei ini peneliti akan dapat membuat deskripsi atau gambaran tentang kondisi umum perikanan tangkap, kondisi umum pembangunan di pesisir Lamongan, interaksi di antara kegiatan perikanan tangkap dan kegiatan industri di pesisir, serta mengetahui tanggapan nelayan terhadap dampak pembangunan pesisir terhadap kegiatannya (Nazir, 1988).

Jenis dan Metode Pengambilan Data

Data yang diambil selama penelitian ada 2 kelompok, yaitu data tentang perikanan tangkap dan data tentang kegiatan di pesisir meliputi pariwisata, kawasan industri dan pelabuhan transportasi. Data perikanan tangkap meliputidata daerah penangkapan ikan, data jenis alat tangkap, data jumlah alat tangkap, data jumlah hasil tangkapan,dan penggunaan ruang. Data tentang kegiatan pariwisata,industri non perikanan, dan transportasi laut meliputi data jumlah pekerja di kawasan industri, suplai ikan, dan penggunaan ruang di daratan maupun di lautan. Data tersebut diperoleh dari PPN Brondong dan Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan serta narasumber dari masing-masing jenis industri.Jenis data, teknik pengambilan dan sumber data penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Narasumber dari kalangan petugas PPN Brondong dan PPI, Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan, WBL dan LIS ditentukan secara purposive. Pendekatan ini dipilih dengan mempertimbangkan pengetahuan, lingkup tugas dan kesediaan untuk diwawancarai (Nazir 1988).

Selain dari para nara sumber, data dan informasi juga diperoleh dari nelayan. Mengingat ada 6 jenis unit penangkapan ikan, responden dari kalangan nelayan ditentukan dengan pendekatan stratified sampling (Karya 2013) sehingga nelayan dikelompokkan menurut jenis unit penangkapan ikan. Setiap jenis unit penangkapan ikan, peneliti mengambil 4 responden yang dipilih secara acak. Mengingat nelayan-nelayan dari jenis unit penangkapan ikan yang sama selalu berkumpul dalam kelompok-kelompok yang berisirahat tempat-tempat yang berbeda-beda, peneliti menentukan kelompok nelayan yang akan diwawancarai dengan memilih tempat istirahat secara acak. Kepada nelayan yang ada di dalam kelompok di tempat istirahat yang terpilih, peneliti kemudian melakukan wawancara dengan 4 orang di antaranya. Nelayan yang dipilih menjadi responden harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kondisi perikanan masa lalu dan

4

saat ini. Jika jumlah nelayan yang layak dijadikan responden kurang dari 4 orang, peneliti akan mencari nelayan dari kelompok lain yang juga ditentukan secara acak. Dengan cara demikian, penelitian ini mendapatkan informasi dari 24 orang nelayan, yaitu 4 orang dari masing-masing 6 jenis unit penangkapan ikan.

Interaksi di antara perikanan tangkap terhadap kegiatan dari 3 jenis industri ditentukan dengan melihat aliran barang atau jasa yang dihasilkan perikanan tangkap terhadap industri yang berbasis di pesisir dan sebaliknya, serta melihat pengaruh yang ditimbulkan dari keberadaan salah satu pihak terhadap pihak lain.Informasi tentang pengaruh ini dikumpulkan dalam bentuk respons atau tanggapan nelayan terkait ruang bersandar kapal, lintasan pelayaran, dan perpindahan daerah penangkapan ikan.

Tanggapan tersebut dicatat dan dikelompokkan dalam 3 kategori tanggapan, yaitu sangat berpengaruh (skor 3), cukup berpengaruh (skor 2), dan tidak berpengaruh (skor 1). Sebagai contoh, :

ƒ sangat berpengaruh (skor 3): setelah ada pembangunan, daerah penangkapan ikan harus pindah karena ada larangan beroperasi

ƒ cukup berpengaruh (skor 2): kapal besar dilarang beroperasi dan bersandar, namun kapal ikan kecil masih boleh beroperasi dan bersandar di pantai sama seperti sebelum ada pembanguan

ƒ tidak berpengaruh (skor 1): tidak ada perubahan sama sekali dalam praktek penangkapan ikan.

Tabel 1 Jenis data, teknik pengambilan dan sumber data penelitian

Jenis data Teknik pengambilan Sumber data Perikanan

Tankap

1. Deskripsi unit penangkapan (ukuran kapal dan alat tangkap) 2. Daerah penangkapan ikan 3. Jenis hasil tangkapan 4. Peristiwa yang terjadi di

Pesisir Lamongan

5. Hubungan interaksi antara Perikanan tangkap dan Industri pesisir

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi daerah penangkapan ikan 7. Keadaan umum daerah

penelirian

8. Laporan Tahunan statistic perikanan tangkap PPN Brondong.

9. Rencana tata ruang wilayah Provinsi Jawa Timur Wawancara dan kuisioner Wawancara dan kuisioner Wawancara dan kuisioner Wawancara dan kuisioner Wawancara dan kuisioner Wawancara dan kuisioner Studi literature Studi literatur Studi literatur Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Skripsi PPN Brondong Perda No.6 Provinsi Jawa Timur Tahun 2012

5 Lanjutan...

Industri 1. Keadaan umum kawasan industri dan

perkembangan (Pariwisata, Kawasan Industri,

Transportasi Laut) 2. Jumlah SDM/ jumlah

buruh yang bekerja di industri

3. Penggunaan ruang di daratan maupun di laut

Studi literatur Studi literatur Studi literatur Penelusuran pustaka Penelusuran pustaka Penelusuran pustaka dan pegawai industri

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan sesuai dengan kenyataan di lapangan mengenai sesuatu yang diteliti. Persepsi nelayan skala kecil terhadap daerah penangkapan ikan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh disusun melalui beberapa langkah yaitu editing, tabulasi dan analisis.

Informasi terkait pembangunan di kawasan pesisir Lamongan diolah dan dianalisis untuk membuat garis waktu atautimeline. Dari timeline ini dapat diketahui gambaran urutan perkembangan atau peristiwa yang terjadi pada perikanan tangkap dan pembangunan industri di pesisir Lamongan. Dalam penelitian dibuat 2 timeline, yaitu untuk perikanan tangkap dan untuk kegiatan industri pesisir.

Analisis difokuskan pada area dimana terjadi pemanfaatan ruang oleh perikanan tangkap dan kegiatan lain dan tanggapan nelayan tentang pengaruh kegiatan industri terhadap perikanan tangkap di pesisir Lamongan. Data tanggapan nelayan diolah untuk menghitung rata-rata pada setiap indikator untuk setiap unit penangkapan. Skor dari ketiga indikator kemudian dijumlahkan untuk menentukan jenis unit penangkapan ikan yang paling dipengaruhi oleh pembangunan pesisir. Unit penangkapan ikan dengan jumlah skor yang paling besar adalah jenis unit penangkapan ikan yang paling dipengaruhi.

6

Dokumen terkait