• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Kondisi pesisir di Kabupaten Lamongan

Wilayah pesisir kabupaten Lamongan terletak dipantai Utara Jawa. Kawasan pantai pesisirnya berada di Kecamatan Brondong dan Paciran dengan luas wilayah pesisir 131,41 km2, dengan panjang pantai mencapai 47 km (Pemkab Lamongan 2014). Kawasan pesisir Lamongan memiliki berbagai potensi diantarnya pertambakan, hutan mangrove, hatchery, dan industri perikanan lainya. Infrastruktur yang digunakan untuk menopang kegiatan ekonomi masyarakat nelayan seperti tempat pelelangan ikan (TPI) yang ada di desa Weru, Kranji, dan Brondong atau tempat sandar perikanan yang ada di setiap basis desa nelayan. Begitu juga dalam sektor industri memilki berbagai infrastruktur seperti LIS (Lamongan Integrated Shorebase) di dusun Kemantren, ASDP di dusun Tunggul, PT DOK, dan Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang berpadu dengan wisata gua Maharani.

Adanya kondisi perubahan dan pembangunan dikawasan pesisir di Kabupaten Lamongan dalam 10 tahun terakhir baik disektor usaha produksi perikanan maupun industri tentu akan berdampak pada perubahan pemanfaatan potensi wilayah dan lingkungan maupun sosiologis masyarakatnya.

7 Tabel 2 Perkembangan pembangunan kawasan pesisir Lamongan

Tahun Timeline peristiwa yang terjadi 1978 1980 1983Juni 1987 1999 2002 2002 Maret 2003 September 2004 November 2005 2010 2010Juli 2012 Maret 2013 Januari

Pembangunan PPI Kranji dan Peningkatan status PPI Brondong menjadi PPP Brondong

Peresmian Museum Sunan Dradjat yang merupakan salah satu wisata yang masih bertahan hingga sekarang.

Dibuka sebagai kawasan wisata pantai dengan daya tarik Batu Kodok dan Gua Maharani. Saat itu wisata tersebut merupakan satu-satunya industri wisata yang terletak di pesisir Lamongan.

Peningkatan kelas Pelabuhan tipe C PPP Brondong menjadi Pelabuhan tipe B PPN Brondong

1.Berdirinya PPI Labuhan, PPI Belimbing, PPI Lohgung, PPI Weru.

2.Hanyaterdapat wisata tanjung kodok dan industri pengolahan ikan. Belum banyak perkembangan pembangunan kegiatan perikanan, wisata, industry, dan transportasi laut.

Berdirinya PT LINTECH yang merupakan industri pabrikasi.

Pembangunan kawasan Wisata Bahari Lamongan oleh PT Bumi Lamongan Sejati yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan.

PT Lamongan Integrated Shorebase (PT LIS) bekerjasama dengan perusahaan asal Singapura, PT Easlog Ltd memulai pembangunan kawasan industri pergudangan dan migas.

Peresmian Wisata Bahari Lamongan oleh PT Bumi Lamongan Sejati Pembangunan pelabuhan transportasi laut di desa Paciran

Perluasan PPN Brondong menjadi dermaga PPDI di barat dermaga PPN Brondong

Perusahaan galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Surabaya mengawali tahap pembangunan Galangan Brondong Lamongan, Jawa Timur, karena banyaknya permintaan pembangunan kapal di wilayah Brondong.

Terbitnya Perda Kabupaten Lamongan No. 06 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2032.

Peresmian pelabuhan Paciran oleh pemerintah Kabupaten Lamongan.

8

Gambar 2 menyajikan perkembangan terakhir yang terjadi di kawasan pesisir Kabupaten Lamongan. Kegiatan wisata yang terdapat di Kabupaten Lamongan yang terkenal di antaranya Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang berada di desa Paciran, pantai pasir putih yang terdapat di desa Weru, serta pemandian air panas yang berada di desa Sedayu. Kegiatan industri ekspor dan impor dikenal dengan industri Lamongan Integrated Shorebase(LIS). LIS merupakan industri yang bergerak di bidang jasa bongkar muat serta pergudangan untuk kepentingan ekspor dan impor migas dengan luas 100 hektar di darat dan 500 meter dari garis pantai (Fidzikri 2012). Kegiatan pelabuhan transportasi untuk penumpang jarak dekat. Pelabuhan ini terletak di kecamatan Paciran, biasanya pelabuhan ini beroperasi satu minggu sekali untuk mengantar para penumpang rantau yang hendak pulang maupun menuju kota Surabaya dan Pulau Bawean. Adapun pembangunan untuk sektor perikanan seperti dermaga PPDI PPN Brondong untuk kegiatan bongkar muat maupun persiapan perbekalan

(a) (b)

(c ) (d)

Gambar 2 Kondisi pesisir perairan Kabupaten Lamongan; (a) kegiatan wisata, (b) kegiatan industri ekspor dan impor, (c) kegiatan pelabuhan perikanan, dan (d) kegiatan transportasi umum.

Sumber: PPN Brondong 2014

Kondisi perikanan tangkap di pesisir Lamongan

Di Kabupaten Lamongan terdapat satu pelabuhan perikanan nusantara (PPN) di Brondong dan empat pangkalan pendaratan ikan (PPI) di Lohgung, Labuhan, Kranji, dan Weru. Alat penangkapan ikan yang banyak digunakan nelayan

9 Lamongan mini purse seine, dogol besar, dogol kecil, payang, rawai, gillnet, dan alat pengumpul. Jenis alat tangkap yang paling banyak jumlahnya dalam 5 tahun terakhir adalah dogol (Lampiran 3). Payang dan dogol umumnya beroperasi di perairan Masalembu, Kangean dan Pulau Bawean sedangkan gillnet beroperasi di perairan Lamongan, tepatnya di kawasan Talang Air yang jaraknya 15 mil dari pantai. Armada purseseineumumnya beroperasi di tempat yang paling jauh, hingga mendekati perairan Kalimantan. Kapal-kapal purse seine yang berukuran besar (> 28 GT) ini umumnya beroperasi di bagian utara laut Jawa, yaitu di perairan Masalembu, Talang Air, dan Bawean. Menurut hasil wawancara dengan nelayan ada pula yang beroperasi hingga perairan Kalimantan yang berjarak lebih dari 230 mil dengan waktu tempuh 10 sampai 15 hari dari PPN Brondong. Sebaliknya, kapal-kapal ikan yang berukuran kurang dari 10 GT beroperasi dengan modus one day fishing biasanya melakukan penangkapan di perairan Lamongan dengan jarak 2 mil dari garis pantai. Armada rawai beroperasi di perairan Matasiri, i yang jaraknya 5 sampai 10 kilometer dari garis pantai.

Jenis ikan yang dominan didaratkan di PPN Brondong adalah ikan kapas-kapas (Gerres penetatus), ikan ayam-ayam(Cantligaster uslentini), ikan beloso (Sauridatumbil), ikan kurisi (Upeneus sp.), dan swangi atau mata besar (Priyacanthus tayenus). Dogol adalah penyumbang terbesar terhadap produksi ikan setempat pada tahun 2013, yaitu49.634 ton (Gambar 3).Alat pengumpul menghasilkan ikan sebanyak 7.790 ton, rawai menghasilkan 646 ton ikan, payang menghasilkan 55 ton ikan, dan pukat cincin hanya 20 ton. Produksi ikan dari pukat cincin ini sangat aneh karena terlalu rendah untuk kapal-kapal besar yang beroperasi jauh. Diduga kuat, sebagian besar ikan-ikan hasil tangkapannya tidak didaratkan di PPN Brondong.

Sumber : dokumen PPN Brondong 2013

Gambar 3 Produksi ikan dari enam jenis alat penangkapan ikan di pesisir Lamongan pada tahun 2013; dogol adalah penyumbang terbesar produksi ikan laut.

Saat pengumpulan data di lapangan, akses nelayandisekitar kawasan wisata, kawasan industri, dan kawasan pelabuhan transportasi telah dibatasi. Awalnya,

20 0 55 646 7790 49634 Purse Seine Gillnet Payang Rawai Pengumpul Dogol 0 10000 20000 30000 40000 50000

10

yaitu sebelum ada pembangunan kawasan pariwisata pada tahun 2004, kawasan ini terbuka bagi nelayan. Setelah adanya pembangunan kegiatan bisnis di pesisir ini, kawasan tersebut menjadi tertutup karena diterbitkannyaPeraturan Daerah Kabupaten Lamongan nomor 6 tahun 2012 tentang batas wilayah perairan yang menyatakan bahwa kapal penangkap ikan dilarang bersandar maupun mendekati kawasan tersebut pada radius 1 sampai 5 km.

Sekitar tahun 1999 sebelum berkembangnya pembangunan di pesisir Lamongan, nelayan masih menggunakan armada perikanan tradional yang terdiri dari kapal-kapal ikan dari kategori perahu tanpa mesin (PTM) dengan ukuran kecil. Nelayan hanya menangkap di perairan sekitar pesisir kabupaten Lamongan paling jauh jaraknya hanya sampai perairan Talang Air yang ditempuh dengan perjalan 3 jam, berdasarkan pengamatan peneliti jaraknya 50 mil dari garis pantai. Rata-rata masyarakat setempat bermata pencaharian sebagai nelayan penuh. Tabel 3 Perkembangan perikanan tangkap di Pesisir Lamongan

Tahun Timeline peristiwa yang terjadi 1978

1980

1999-2013

1) Nelayan masih menggunakan alat tangkap tradisional dan perahu tanpa motor (PTM)

2) Masih banyak nelayan menggunakan alat tangkap purse seine dan payang.

3)Kegiatan bongkar muat, kegiatan pelelangan, dan industri pengolahan yang masih sangat jarang, hanya penjual ikan dan tengkulak

- Jarak daerah penangkapan ikan untuk alat tangkap rawai dan perangkap (bubu)masih di sekitar perairan Lamongan

- Alat tangkap purse seine, dogol, dan payang rata-rata daerah penangkapan ikannya >50 mil dari garis pantai.

Jumlah produksi berdasarkan jenis alat tangkap cenderung fluktuatif seperti yang ditunjukkan pada (Lampiran 2).

1)Produksi nelayanpuse seine, gillnet dan payang produksi tertinggi terjadi pada tahun 1999 sebelum adanya pembangunan industry pesisir

2)Alat tangkap rawai produksi tertinggi terjadi pada tahun 2003, jenis alat tangkap pengumpul produksi tertinggi pada tahun 2008 dan

3)Untuk alat tangkap dogol produksi tertinggi terjadi pada tahun 2013. Hal ini bukan merupakan dampak karena adanya pembangunan industry pesisir di Kabupaten Lamongan. Sumber: hasil wawancara dan penelusuran pustaka

Tabel 3 menunjukkan kegiatan perikanan tidak sepadat dan seramai sekarang. Kegiatan bongkar muat, kegiatan pelelangan, dan industri pengolahan yang masih sangat jarang, hanya penjual ikan dan tengkulak yang menjual ke

11 pasar. Pelabuhan perikanan di Brondong sudah menjadi pelabuhan tipe B tetapi saat itu, terdapat tempat-tempat pendaratan ikan berskala kecil yang terdapat di desa sepanjang pesisir. Pendapatan yang diperoleh dari hasil kegiatan penangkapan sepenuhnya diberikan pada nelayan pemilik dan nelayan buruh hanya diberikan upahsesuai ketentuan pemilik kapal.

Jumlah produksi di Kabupaten Lamongan meliputi produksi dari PPN Brondong, PPI Lohgung, PPI Labuhan, PPI Kranji, dan PPI Weru. Sejak tahun 2003 produksi perikanan tangkap Kabupaten Lamongan cenderung mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2004 dan 2006 terjadi penurunan. Namun, pada tahun 2008 produksi perikanan laut mencapai 63.593 ton (Tabel 4). Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah alat tangkap pada tahun 2007 seperti pada Tabel 5.

Tabel 4 Produksi perikanan tangkap menurut Pelabuhan dan nilai produksi di Kabupaten Lamongan tahun 2008.

Pelabuhan Produksi (Kg) Nilai Produksi (Rp) 1. Lohgung 3.216.430 68.407.033.240 2. Labuhan 2.253.027 47.917.378.236 3. Brondong 52.248.829 1.111.228.095.172 4. Kranji 3.692.564 78.533.451.152 5. Weru 2.183.119 46.430.574.892 Kabupaten Lamongan 63.593.969 1.352.516.532.692 Tahun 2007 41.568.325 884.075.153.114 Tahun 2006 37.618.316 800.066.351.919 Tahun 2005 39.934.380 849.284.461.161 Tahun 2004 38.854.232 826.312.960.876 Tahun 2003 38.912.025 827.542.052.688 Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Lamongan

Tabel 5 Perkembangan alat tangkap di Kabupaten Lamongan tahun 2004-2008 No Alat Penangkapan Ikan/

Fishing Gear

Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 1 Pukat cincin (purse seine) 271 271 422 593 492

2 Payang 568 560 735 1948 1950

3 Rawai (bottom longline) 2360 2360 2460 2614 2614

4 Dogol 3574 2569 2381 2843 2843

5 Jaring insang (gillnet) 710 795 865 916 1016 6 Lain-lain (collecting devices) 243 233 237 257 298

Jumlah 7726 6788 7100 9171 9213

Sumber : Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Lamongan 2008.

Jenis alat penangkapan ikan tidak banyak berkembang di Kabupaten Lamongan. Dogol merupakan alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan pesisir Lamongan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5. Jumlah alat tangkap di

12

Kabupaten Lamongan mengalami penurunan pada tahun 2005, namun pada tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan. Dilihat dari jumlahnya, dogol di Kabupaten Lamongan merupakan alat tangkap yang dominan, dengan jumlah sekitar 50% dari semua alat tangkap yang ada.

Tabel 6 Jumlah kunjungan kapal yang bongkar di PPN Brondong tahun 1999-2008

No. Tahun Jumlah Tonase ( GT )

< 10 20- 30 21 – 30 31 – 50 1 1999 41.787 33.554 1.523 6.674 36 2 2000 33.762 25.477 1.598 6.585 102 3 2001 37.034 25.438 4.837 6.667 92 4 2002 15.133 4.889 4.151 5.953 140 5 2003 14.557 606 9.971 3.824 156 6 2004 18.195 9.075 7.342 1.778 0 7 2005 24.245 13.502 9.268 2.025 450 8 2006 21.056 8.346 11.506 1.104 100 9 2007 24.379 9.325 13.455 1.504 95 10 2008 22.327 8.941 12.665 707 14

Jumlah kunjungan kapal di PPN Brondong berdasarkan ukurannya terjadi peningkatan pada ukuran 10-20 GT tetapi pada tahun 2004 sempat mengalami penurunan pada tahun 2007. Sedangkan ukuran ≤ 10 GT, 21-30 GT, 31-50 GT cenderung mengalami penurunan.

Berdasarkan Tabel 3, 4, 5, dan 6 hasil data yang diperoleh tersebut bukan merupakan pengaruh dari dampak adanya pembangunan kegiatan yang berbasis di pesisir. Data tersebut diindikasi karena kapal-kapal yang mendaratkan hasil tangkapan dan bersandar di PPN Brondong maupun PPI lainnya tidak hanya berasal dari Lamongan dan kapal-kapal tersebut tidak melakukan penangkapan di perairan Lamongan.

Tabel 7 Skor dampakpembangunan kegiatan industri di pesisir terhadap 6 jenis unit penangkapan ikan.

No Indikator

Alat Tangkap Dogol Purse

Seine Gillnet Payang Rawai Pengumpul 1 Ruang bersandar Kapal 3 3 3 3 2 2 2 Lintasan Pelayaran 1 1 3 1 3 2 3

Daerah Penangkapan

Ikan 1 1 3 1 3 3

Jumlah 5 5 9 5 8 7

Kapal dogol, purse seine, gillnet, payang pada indikator ruang bersandar kapal sangat berpengaruh karena yang awalnya mereka dapat bersandar

13 dibelakang rumah mereka tetapi saat ini ruang untuk bersandar menjadi terbatas karena adanya pembangunan kegiatan industri yang menyebabkan kapal-kapal ukuran lebih dari 10 GT harus bersandar di PPN atau PPI karena dianggap mengganggu aktiitas bahari lainnya. Kapal pancing rawai dan pengumpul tidak berpengaruh karena kapal mereka tidak terlalu banyak memakan ruang dan umumnya kapal yang mereka gunakan adalah kapal berukuran kecil > 10GT.

Lintasan pelayaran dan daerah penangkapan ikan tidak berpengaruh bagi kapal-kapal besar, tetapi kapal yang berukuran kecil merasa terganggu karena apabila kapal yang hendak menuju pelabuhan LIS dan menunggu antrian masuk pelabuhan LIS maka kapal nelayan tidak boleh melakukan penangkapan di area tersebut.

Berdasarkan hasil skor dapat dilihat bahwa armada penangkapan ikan yang berdampak paling besar yaitu armada jaring insang (gillnet) untuk peringkat kedua adalah armada rawai dan pengumpul karena umumnya merupakan armada penangkapan ikan yang berukuran kecil. Sedangkan untuk armada dogol, purse seine dan payang tidak berpengaruh.

Perkembangan pembangunanindustri pesisir di Kabupaten Lamongan Perkembangan industri pariwisata

Parwisata adalah salah satu sektor kegiatan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Pembangunan pariwisata bahari pada hakekatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata bahari di seluruh pesisir dan lautan Indonesia, berupa kekayaan alam yang indah (pantai), keragaman flora dan fauna, seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias yang diperkirakan sekitar 263 jenis (Dahuri 2003).

Pesisir Lamongan memiliki sejumlah obyek wisata menarik. Seperti di daerah dekat PPN Brondong terdapat monumen tenggelamnya kapalvan der Wijck yang terletak di wilayah PPN Brondong, obyek wisata pantai Pasir Putih,Wisata Bahari Lamongan dan Goa Maharani yang terletak di Kecamatan Paciran, di tepi jalur utama pantura (jalan Raya Daendels dengan sebutan jalan Anyer - Panarukan). Tak jauh dari Gua Maharani, terdapat makam Sunan Drajat dandan Sunan Maulanan Malik Ibrahim, dua penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Kawasan wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Tahun 2008 jumlah pengunjung mencapai 1.931.185 pengunjung (Badan Pusat Statistik 2012). Pengunjung berasal dari pulau Jawa bahkan sampai di luar pulau Jawa seperti Lampung, Bali, dan Nusa Tenggara. Kegiatan di Wisata Bahari Lamongan terdapat kegiatan yang memerlukan kawasan perairan sebagai arena untuk melakukan aktivitas berenang, kano, sepeda air, banana boat, wisata perahu dan lainnya. Di kawasan ini terdapat pula Batu Kodok, yaitu tanjung atau batu yang menjorok ke laut dan bentuknya mirip seperti kodok. Kawasan pantai pasir putih memiliki hamparan pasir yang berwarna putih sehingga air terlihat jernih, serta terdapat tempat penyewaan perahu apabila wisatawan ingin menikmati pemandangan perairairan yang di kelilingi gunung kapur.

14

(c ) (d)

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4 Kegiatan wisata di pesisir Lamongan (a) Monument van der Wijck; (b) Maharani ; (c) Pantai pasir putih ; (d) Sunan drajat.

(a) (b)

Gambar 5 Obyek wisata yang memerlukan area perairan untuk beraktivitas (a) Batu kodok ; (b) Wisata Bahari Lamongan.

Wisata Goa Maharani terletak di seberang jalan dari Wisata Bahari Lamongan (WBL), merupakan wisata yang memanfaatkan gunung kapur sebagai obyek wisata yang memiliki keunikan batu stalagtit dan stalagmit dengan gemericik sumber air yang menetes dari atas. Wisata Goa Maharani selain menawarkan keindahan alam, terdapat kebun binatang yang memiliki jenis hewan langka dan dilindungi.

15 Perkembangan Industri pengolahan perikanan dan non perikanan

Kawasan industri yang berdiri di pesisir Kabupaten Lamongan disebut Lamongan Integrated Shorebase (LIS), tepatnya terletak di Desa Paciran. Kawasan inimerupakan lokasi bagi industri yang memproduksi komoditasekspor dan impor migas serta fasilitas pergudangan, selain fasilitas bongkar muat kapal.Kawasan industri ini berdiripadatahun 2003dengan luas daratan 92,28 hektar. Selain industri LIS, Kabupaten Lamongan juga memilikikawasan industri lain, sepertiarea dimana tujuh industri cold storage dan pengolahan ikan berada. Di kawasan ini terdapat unit usaha berupa KUD Mina Tani, PT Bahari Biru Nusantara, PT QL Hasil Laut dan UD ANELA yang berada di Kecamatan Brondong dan industri pengolahan ikan yang dilakukan oleh PT Starfood Internasional, PT Enam Delapan Sembilan dan PT Hasil Alam Tani Nelayan Indonesia (HATNI) di Desa Paciran. Kecuali UD ANELA yang berorientasi pasar di dalam negeri, 6 industri lainnya memasarkan produk olahannya hingga ke manca negara, seperti Malaysia, Jepang, Korea, Amerika dan beberapa negara di Eropa.

Jumlah pegawai yang bekerja di kawasan industri LIS saat penelitian dilakukanadalah 269 karyawan, diantaranya adalah 20 orang pemilik lahan yang sekarang dipekerjakan oleh manajemen LIS, 100 orang pekerja lokal dan sisanya pekerja yang berasal dari luar Kabupaten Lamongan. Industri pengolahan ikan umumnya memperkerjakan penduduk lokal (Arif 2014).

16

Perkembangan industri transportasi laut di Lamongan

Menurut Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan tahun 2013 kegiatan pelabuhan transportasi laut merupakan transportasi yang melayani rute Paciran – Bawean dan Paciran Surabaya. Pelabuhan transportasi laut berdiri sejak tahun 2004 di bawah pengawasan Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan. Pembangunan Dermaga Paciran ini dilatarbelakangi karena adanya permintaan (demand) angkutan penyeberangan dari Jawa Timur ke Kalimantan, Sulawesi, NTT dan NTB. Belum ada dermaga khusus angkutan penyeberangan antar pulau di Jawa Timur, yang sementara ini masih bersandar pada fasilitas dermaga milik PT. Pelindo III. Pelabuhan Tanjung Perak melayani angkutan penyeberangan dari Jawa Timur ke Kalimantan dan Sulawesi. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi menimbulkan harapan Jawa Timur akan menjadi pusat transportasi laut menuju Indonesia Timur.

Gambar 7 Kegiatan transportasi laut rute Paciran-Bawean dan Paciran - Surabaya.

PengaruhKegiatan Perikanan Tangkap terhadapPembangunan Industri pesisir di Kabupaten Lamongan

Perikanan tangkap terhadap pembangunan pariwisata

Kegiatan perikanan tangkap dengan kegiatan pariwisata merupakan kegiatan yang saling memiliki keterkaitan. Keterkaitan tersebut diantaranya mempengaruhi luasan kawasan pembangunan yang menyebabkan daerah penangkapan menjadi terbatas bagi nelayan kapal kecil, akses kegiatan perikanan yang awalnya terbuka

17 menjadi terbatas di beberapa sektor, serta ancaman menurunnya kualitas perairan karena pencenaran akibat kunjungan wisatawan.

Kegiatan pariwisata yang terdapat di pesisir kabupaten Lamongan diantaranya wisata yang memiliki daya tarik kekayaan atraksi sumberdaya alam yaitu wisata pantai pasir putih dan wisata alam tanjung batu kodok. Selain itu, adapula jenis kegiatan yang telah dikembangan oleh pemerintah dan swasta seperti Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang merupakan wisata berbasis wisata pantai (seaside tourism), wisata budaya (culture tourism), wisata alam (ecotourism), dan wisata olah raga (sport tourism). diantaranya terdapat wisata pemancingan, berenang, ski air, perahu kano, sepeda air,berlayar, dan rekreasi pantai.

Adanya kegiatan pariwisata bahari yang memerlukan ruang untuk melakukan kegiatan di wilayah pesisir Lamongan membuat para nelayan pengumpul dan kapal-kapal <10GT berpindah tempat untuk mencari lokasi fishing ground yang lebih jauh dan aman untukruang menangkap ikan atau area untuk memasang alat tangkap dan meletakkan peralatan penangkapan ikan. Adanya kegiatan pariwisata juga membuat nelayan kapal kecil kesulitan untuk melintasi kawasan tersebut karena peraturan yang membatasi untuk melintasi kawasan wisata tersebut.

Dampak lain terhadap perikanan tangkap adalah berpindahnya mata pencaharian. Sebelum adanya pembangunan lokasi pariwisata, masyarakat pesisir Lamongan umumnya bermata-pencaharian sebagai nelayan. Namun setelah adanya pembangunan pariwisata tersebut banyak masyarakat pesisir yang beralih profesi, misalnya sebagai penyedia layanan transportasi menuju lokasi wisata, sebagai pedagang oleh-oleh, bahkan adapula yang beralih profesi menjadi pemandu wisata. Hal ini berarti ada pengalihan tenaga kerja dari sektor perikanan ke sektor lainnya.

Perikanan tangkap terhadap kegiatan industri non peikanan

Kegiatan industri yang dikenal di kabupaten Lamongan selain industri pengolahan perikanan adalah Lamongan Integrated Shorebase (LIS). Kegiatan industri ini mencakup kegiatan ekspor dan impor migas dan penyedia pergudangan, selain itu terdapat juga jasa fasilitas bongkar muat kapal di dermaga tersebut.Salah satu pendorong ekonomi suatu daerah adalah kemajuan industrinya. Adapun dampak yang ditimbulkan dari kemajuan industri tersebut seperti dampak positif dan negatif. Dampak positif adanya industri adalah perkembangan kawasan menjadi lebih maju dan penduduk setempat mendapat manfaat misalnya karena ada lapangan pekerjaan baru, infrastruktur menjadi lebih baik dan sebagainya. Namun , adanya kegiatan industri tersebut malah berdampak negatif.

Adanya kegiatan industri tersebut mengakibatkan berapa kendala bagi nelayan kapal cantrang yang berukuran >10GT serta nelayan kapal-kapal kecil. Kebijakan yang diterapkan Pemerintah adalah memberikan kemudahan dan keselamatan bagi kapal-kapal tongkang yang hendak berlabuh menuju dermaga LIS. Oleh karena itu, kapal-kapal ikan harus mengalah.

Saat ini terdapatperaturan yang dibuat oleh pihak swasta dan pemerintah setempat untuk membatasi akses mendekati kawasan tersebut. Hal ini

18

menyulitkan nelayan yang mengoperasikan kapal-kapal kecil karena daerah tersebut sebelumnya merupakan daerah penangkapan ikan mereka. Kawasan tersebut telah ditutup untuk kepentingan dan keamanan pihak kawasan industri. Kapal-kapal ikan yang sebelumnya beroperasi disekitar perairan tersebut harus mencari daerah penangkapan ikan alternatif.

Selain kawasan industri LIS, kawasan industri pengolahan perikanan yang terdapat di pesisir juga diduga menjadi penyebab populasi ikan di pesisir menurun karenalimbah industri dibuang langsung ke laut.Beberapa jenis limbah yang dihasilkan kegiatan rumah tangga dan industri adalah limbah padat (lumpur, sampah), air kakus (black water),air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Nelayan-nelayan pengumpul mengindikasi faktor limbah ini menyebabkan pendapatan dari usahanya semakin berkurang. Menurut Rancak 2013, limbah tersebut dapat menimbulkan degradasi lingkungan.

Penurunan produksi ikan di pesisir kabupaten Lamongan dialami nelayan payang ukuran > 20 GT dan nelayan rawai. Hal ini membuat nelayan payang untuk berpindah ke lokasi lain yang lebih jauh sehingga diperlukan waktu tempuh yang lebih panjang. Daerah penangkapan sebelum adanya pembangunan kawasan industri tersebut rata-rata jauhnya hanya sekitar 5 mil sampai 10 mil tetapi setelah adanya pembangunan kawasan industri serta pembangunan lain nya menjadi lebih dari 50 mil. Pengaruh kegiatan industri juga menyebabkan sejumlah nelayan beralih profesi. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan perikanan tangkap karena jumlah nelayan setiap tahunnya juga meningkat akibat ada nelayan baru.

Perikanan tangkap terhadap kegiatan transportasi laut

Kabupaten Lamongan memiliki pelabuhan transportasi laut untuk

Dokumen terkait