• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Halaman

1 Data tingkat kebisingan dan nilai reduksi kebisingan ………... 38 2 Kerapatan jenis tanaman ……….... 39 3 Tallysheet parameter tanaman ………... 40 4 Data pengukuran faktor lingkungan ……….. 45 5 Peta lokasi penelitian ………. 46 6 Gambar diagram profil pohon lokasi penelitian ……….... 47 7 Foto-foto lokasi penelitian ………... 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kota dengan berbagai kegiatan manusia di dalamnya sangat mempengaruhi lingkungan kota itu sendiri dan menimbulkan masalah bagi lingkungan. Masalah lingkungan yang sering terjadi di perkotaan diantaranya adalah polusi udara, polusi air dan tanah, dan sampah. Lingkungan yang tidak sehat akan meningkatkan tingkat stress manusia dan akan mempengaruhi penurunan produktivitas kerja mereka. Salah satu dari masalah lingkungan perkotaan yaitu kebisingan yang memberikan dampak negatif terhadap kegiatan dan kesehatan manusia.

Kebisingan merupakan bentuk suara yang tidak dikehendaki karena dianggap mengganggu (Warningsih 2006). Dalam lanskap kota, pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan membangun barrier antara sumber kebisingan dan penerima. Salah satunya yaitu dengan membangun barrier berupa vegetasi yang berfungsi sebagai peredam kebisingan. Vegetasi yang dibangun dapat berupa hutan kota. Hutan kota dengan hamparan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalamnya memiliki karakteristik untuk menciptakan fungsi positif bagi lingkungan perkotaan seperti peredam kebisingan.

Kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City merupakan suatu kawasan permukiman dengan luas lahan 6.000 ha dan memiliki berbagai fasilitas lengkap menjadikannya terkenal dengan sebutan Kota Baru. Sebagai suatu kawasan perkotaan, BSD City tidak lepas dari masalah yang sering muncul di kota-kota lain pada umumnya, seperti masalah kebisingan. Aktivitas lalu lintas adalah sumber kebisingan utama di wilayah BSD City yang setiap harinya dialami masyarakat kota tersebut. Sebagai suatu kota baru dengan konsep pemukiman yang ramah lingkungan, BSD City memiliki ruang terbuka hijau untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang asri. Beberapa komponen ruang terbuka hijau tersebut dapat dikategorikan ke dalam hutan kota tipe pemukiman. Hutan kota tersebut tentunya memiliki peran menanggulangi masalah yang timbul di kota tersebut, salah satunya yaitu sebagai peredam kebisingan.

2

Vegetasi hutan kota dapat mereduksi kebisingan, memodifikasi iklim mikro, dan meningkatkan nilai estetika (Marsh 1986 diacu dalam Widagdo 1998). Tanaman dapat berperan dalam pengendalian kebisingan karena dapat menyerap dan memencarkan energi bunyi. Tanaman yang berfungsi sebagai peredam kebisingan dapat berupa pohon, perdu maupun semak.

Kemampuan reduksi kebisingan oleh vegetasi hutan kota kiranya perlu dipelajari untuk mengetahui seberapa efektif peran hutan kota dalam meredam kebisingan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna mempelajari perbedaan bentuk dan struktur hutan kota dalam perannya mereduksi kebisingan lalu lintas di wilayah permukiman BSD City.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan hutan kota dalam mereduksi kebisingan berdasarkan bentuk dan struktur hutan kota.

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi kombinasi bentuk dan struktur vegetasi hutan kota, serta karakteristik jenis tanaman hutan kota yang efektif meredam kebisingan, yang berguna dalam perencanaan pembangunan hutan kota.

1.4 Kerangka Pemikiran

Kebisingan di lingkungan perkotaan sering terjadi karena kota merupakan pusat berbagai aktivitas masyarakat perkotaan. Sumber kebisingan di perkotaan antara lain berupa aktivitas lalulintas, industri, perkantoran, pusat perbelanjaan dan sebagainya. Kebisingan mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan dan kegiatan manusia. Pengaruh utama kebisingan terhadap manusia adalah kerusakan indera pendengaran secara sementara hingga permanen (Suratmo 1995). Kebisingan mempengaruhi kinerja masyarakat dan akan menjadi gangguan bagi yang memiliki kepekaan terhadap gelombang bunyi yang tinggi. Pengendalian kebisingan dilakukan antara lain dengan (1) melindungi permukiman dari pengaruh sumber suara, misalnya dengan pemasangan pelindung berupa tembok atau vegetasi, (2) pengaturan tataguna lahan dan kawasan, dan (3) pengaturan baku mutu kebisingan (Widagdo 1998). Dalam lanskap kota, pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan membangun barrier antara sumber kebisingan dan penerima. Salah satunya yaitu dengan membangun barrier berupa vegetasi yang berfungsi sebagai peredam kebisingan.

Vegetasi sering digunakan dalam pengendalian masalah kebisingan. Vegetasi peredam kebisingan dapat dijumpai dalam bentuk hutan kota. Pengertian hutan kota menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Keberadaan hutan kota sangat membantu dalam menciptakan kondisi lingkungan perkotaan yang nyaman dan asri serta memberikan manfaat yang nyata dengan terjaganya fungsi dan peran dari hutan kota itu sendiri.

Hutan kota berfungsi untuk mengurangi kebisingan, selain menghalangi gelombang suara juga menghalangi sumber suara (Irwan 2008). Hutan kota tipe permukiman merupakan salah satu tipe hutan kota yang dibangun untuk memberikan kenyamanan lingkungan permukiman. Selain itu hutan kota tersebut juga dapat memberikan manfaat meredam kebisingan yang ditimbulkan dari aktivitas masyarakat pemukiman itu sendiri, seperti aktivitas lalu lintas. Tanaman yang berfungsi sebagai peredam kebisingan dapat berupa pohon, perdu maupun

4

semak. Fakuara (1986) menyebutkan bahwa tanaman yang paling efektif mengabsorbsi suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal, daun yang ringan dan bertangkai daun. Setiap jenis tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam mereduksi kebisingan, tergantung pada jenis, tinggi, bentuk dan ketebalan (Carpenter et al. 1975 diacu dalam Meilani 2002). Nilai reduksi kebisingan oleh vegetasi hutan kota kiranya perlu dipelajari untuk mengetahui seberapa efektif peran hutan kota dalam meredam kebisingan. Kemampuan tersebut dipelajari dengan membandingkan kombinasi antara struktur dan bentuk hutan kota yang berbeda. Secara ringkas, kerangka pikir penelitian tentang reduksi kebisingan oleh berbagai bentuk dan struktur hutan kota, disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Bagan alir kerangka pikir penelitian. Reduksi kebisingan oleh

hutan kota

Struktur Hutan Kota:

 Strata 2

 Strata banyak Bentuk Hutan Kota:

 Mengelompok/gerombol

 Menyebar

 Jalur hijau

Vegetasi (Hutan Kota) Pengendalian kebisingan

oleh barrier

Kebisingan

Aktivitas lalu lintas di permukiman Bumi Serpong Damai (BSD) City

BAB II

Dokumen terkait