• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ambarwati R. 2008. Kajian dosis pupuk urea dan macam media tanam terhadap hasil kandungan Andrographolide tanaman sambiloto [tesis]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.

Atalante. 2013. An Agricultural Sokar Festival. http://atlantisrisingforums..proboards.com. [21 Oktober 2013]

Azmi C, Hidayat M, Wiguna G. 2011. Pengaruh varietas dan ukuran umbi terhadap produktivitas bawang merah. J Hort. 21(3):206-213.

Basuki RS. 2009. Analisis kelayakan teknis dan ekonomis teknologi budidaya bawang merah dengan benih biji botani dan benih umbi tradisional. J Hort. 19(2):214-227.

. 2010. Sistem pengadaan dan distribusi benih bawang merah pada tingkat petani di Kabupaten Brebes. J Hort. 19(2):186-195.

, Koster WG. 1990. Identification of farmers problems as a basis for development of appropriate technology: a case study on shallot production development. Bul Penel Hort. 18(2): 3-9.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah 2014. Jakarta (ID): BPS.

Brewster JL. 1994. Onions and other vegetable alliums. United Kingdom (GB): CAB International.

Currah L, Proctor FJ. 1990. Onion in tropical regions. vol. 35. Chatham. Natural Resource Institute.

Djatmiko B, Ketaren S, Setyahartini S. 1985. Pengolahan Arang dan Kegunaannya. Bogor (ID): Agro Indusri Press.

Erlan. 2005. Pengaruh berbagai media terhadap pertumbuhan bibit mahkota dewa (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl.) di polibag. J Akta Agrosia.

7(2):72-75.

Erythrina. 2011. Perbenihan dan budidaya bawang merah. Editor. Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dan Swasembada Beras Berkelanjutan Sulawesi Utara; 2011 Des 01; Manado, Indonesia. Manado (ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara. Hlmn 74-84.

Fahrianty D. 2013. Peran vernalisasi dan zat pengatur tumbuh dalam peningkatan pembungaan dan produksi biji bawang merah di dataran rendah dan dataran tinggi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Farid N. 2012. Perakitan klon bawang merah hasil tinggi dan tahan penyakit bercak ungu [disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Faruqi I. 2011. Pengaruh media tanam dan varietas terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman gherkin (Cucumis anguria L.) pada sistem hidroponik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Gough R. 2002. Garden guide. http://gardenguide.Montana.edu/ 66%200%20issue/june02.html.21k. [21 Oktober 2013].

Handayani T. 2006. Pembibitan secara stek mini tanaman melati (Jasminum sambac (L.) Aiton). J. Sains dan Tek Ind. 8(1): 21-25.

Hidayat A, Rosliani R. 2003. Pengaruh jarak tanam dan ukuran umbi bibit bawang merah terhadap hasil dan distribusi ukuran umbi bawang merah. Laporan hasil penelitian. Lembang (ID): Balai penelitian tanaman sayuran. Kusumasari AC, Prayudi B. 2011. Perbaikan kesuburan lahan untuk usahatani

bawang merah brebes. Risalah hasil pengkajian: Inovasi hortikultura di Jawa Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah:12-21. Lihiang A. 2009. Alokasi fotosintat dari hasil bawang merah (Allium ascalonicum

L.) yang diperlukan dengan mikorhiza AMF dan pupuk kandang pada Andisol Lembang. J Agritek. 17(6):10-15.

Mayun IA. 2007. Efek mulsa jerami padi dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah di daerah pesisir. J Agritop. 26(1):33-40.

Mustaha MA. 2012. Pemacuan pertumbuhan bibit manggis (Garcinia mangostana) dengan rekayasa media tumbuh [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nurasa T, Darwis V. 2007. Analisis usahatani dan keragaan marjin pemasaran bawang merah di Kabupaten Brebes. J Akta Agrosia. 10(1):40-48.

Pradana AW. 2012. Penentuan varietas dan media tanam terbaik pada budidaya melon (Cucumis melo L.) menggunakan teknologi hidroponik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Purnawanto AM. 2013. Pengaruh ukuran bibit terhadap pembentukan biomassa tanaman bawang merah pada tingkat pemberian pupuk nitrogen yang berbeda. Agritech. 15(1):23-31.

Putrasamedja S. 1995. Teknik perbanyakan benih bawang merah dengan biji (TSS). Di dalam: HR Sunarjono, Suwandi, AH Permadi, FA Bahar, S Sulihanti, W Broto, editor. Teknik produksi bawang merah. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hlmn 46-50.

. 2007. Pengaruh berbagai macam bobot umbi bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.) yang berasal dari generasi ke satu terhadap produksi. J Penel dan Info Pertanian „Agrin‟. 11(1):19-24.

. 2011. Pengaruh pembentukan jumlah anakan pada bawang merah generasi ke 3 yang berasal dari umbi TSS. J Agronomika. 11(2):211-216.

Rabinowitch HD, Brewster JL. 1990. Onions and Allied Crops. Florida (US): CRC Press, Inc.

, Kamenetsky R. 2002. Shallot (Allium cepa, Aggregatum group). Di dalam HD Rabinowitch, L Currah, editor. Allium Crop Science: Recent Advances. New York (US): CABI Publishing. hlmn 409-430.

Rahmawati I. 2007. Studi pembentukan umbi lapis mikro dua kultivar bawang merah (Allium cepa var. Aggregatum group) secara in vitro pada berbagai konsentrasi SADH [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Rajiman. 2011. Aplikasi pembenah tanah dan jarak tanam di lahan pasir pantai untuk produksi bawang merah. J Teknologi. 2(1):83-92.

Riadi YA, Zulfita D, Maulidi. 2013. Pengaruh komposisi media tanam dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. J Universitas Tanjungpura. 2(1):1-11.

Rosliani R. 2013. Peningkatan produksi dan mutu benih botani (True Shallot Seed) bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) dengan BAP dan

Boron, serta serangga penyerbuk [tesis] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

, Sumarni N, Suwandi. 2002. Pengaruh kerapatan tanaman, naungan dan mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi umbi bawang merah mini asal biji. J Hort 12(1):28-34.

, Suwandi, Sumarni N. 2005. Pengaruh waktu tanam dan zat pengatur tumbuh mepiquat klorida terhadap pembungaan dan pembijian bawang merah (TSS). J Hort.15(3):192-198.

Rustini S, Prayudi B. 2011. Teknologi produksi bawang merah varietas bima brebes. Di dalam: Bambang P, Agus H, Joko P, Isom HS, Suprapto, editor. Di dalam: Risalah Hasil Pengkajian “Inovasi Hortikultura di Jawa Tengah”. Jawa Tengah (ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Hlmn 1-11.

Septiati AM. 2003. Pengaruh 2iP dan NAA terhadap multiplikasi tunas bawang merah varietas sumenep dalam kultur in vitro [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Siemonsma JS, Piluek K (Eds). 1994. Prosea 8 : vegetables. Bogor (ID): Prosea Stallen MPK, Hilman Y. 1991. Effect of plant density and bulb size on yield an

quality of shallot. Bul Penel Hort. 20(1): 117-125.

Sufiyati Y, Imran SAK, Fikrinda. 2006. Pengaruh ukuran fisik dan jumlah umbi per lubang terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.). J Floratek 2:43-54.

Sumarni N, Hidayat A. 2005. Panduan teknis budidaya bawang merah. Lembang (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

, Rosliani R. 1996. Ekologi bawang merah : teknologi produksi bawang merah. Bandung (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Hlmn 12-17.

. 2002. Pengaruh kerapatan tanaman dan konsentrasi larutan NPK 15-15-15 terhadap produksi umbi bawang merah mini dalam kultur agregat hidroponik. J Hort. 12(1):11-16.

. 2010. Pengaruh naungan plastik transparan, kerapatan tanaman dan dosis N terhadap produksi umbi bibit asal biji bawang merah. J Hort. 22(1):52-59.

, Suwandi. 2012. Optimasi jarak tanam dan dosis NPK untuk produksi bawang merah dari benih umbi mini di dataran tinggi. J Hort. 22(2):148-155.

, Sumiati E, Suwandi. 2005. Pengaruh kerapatan tanaman dan aplikasi zat pengatur tumbuh terhadap produksi umbi bibit bawang merah asal biji kultivar bima. J Hort. 15(1):208-214.

Sumiati E, Sumarni N, Hidayat A. 2004. Perbaikan teknologi produksi umbi benih bawang merah dengan ukuran umbi, aplikasi zat pengatur tumbuh dan unsur hara mikroelemen. J Hort. 14(1):25-32.

. 2009. Perbaikan teknologi produksi umbi benih bawang merah dengan ukuran umbi benih, aplikasi zat pengatur tumbuh dan unsur hara mikroelemen. J Hort. 14(1):25-32.

Sunarto, Totok ADH, Lukas S, Suwarto, Farid N. 2005. Peningkatan mutu bibit bawang merah (Allium cepa L.) Brebes tahap II. Laporan penelitian: kerjasama Bappeda Brebes-LP Unsoed. Purwokerto.

Susantidiana. 2011. Peran media tanam dan dosis pupuk Urea, SP36, KCl terhadap pertumbuhan tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.) dalam polybag. Agronobis. 3(5):17-21.

Susila AD. 1985. Pengaruh zat perangsang tumbuh dan waktu pemisahan tunas bibit terhadap produksi umbi bawang merah (Allium ascalonicum L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suwandi, Hilman Y. 1996. Budidaya tanaman bawang merah: teknologi produksi bawang merah. Bandung (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Hlmn 51-56.

Wiguna G, Hidayat IM, Azmi C. 2013. Perbaikan teknologi produksi benih bawang merah melalui pengaturan pemupukan, densitas, dan varietas. J Hort. 23(2):137-142.

Wijayani A, Widodo W. 2005. Usaha meningkatkan kualitas beberapa varietas tomat dengan sistem budidaya hidroponik. Ilmu Petanian 12(1):77-83.

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Bima Brebes

Daerah asal : Brebes, Jawa Tengah

Umur panen : 60 hari setelah tanam

Umur berbunga : 50 hari

Tinggi tanaman : 25-44 cm

Kemudahan berbunga : Sukar

Anakan : 7-12 umbi per rumpun

Bentuk daun : Silinder berlubang

Warna daun : Hijau

Jumlah daun : 14-50 helai

Bentuk bunga : Seperti payung

Warna bunga : Putih

Jumlah buah per tangkai : 60-100 Jumlah bunga per tangkai : 120-160 Jumlah tangkai bunga per rumpun : 2-4

Bentuk biji : Bulat, gepeng dan berkeriput

Warna biji : Hitam

Bentuk umbi : Lonjong bercincin kecil pada leher cakram

Warna umbi : Merah muda

Produksi umbi : 9.9 ton ha-1

Susut bobot umbi (basah-kering) : 21.5%

Tahan terhadap penyakit : Busuk umbi (Botrytis alli)

Peka terhadap penyakit : Busuk ujung daun (Phytophthora porri) Keterangan : Baij ditanam di dataran rendah

Peneliti : Hendro Sunarjono, Prasodjo, Darliah dan Nasrun Harizon Arbain

Lampiran 2. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

Asal : PT. East West Seed Philipina

Silsilah : Rekombinan 5607 (F) x 5607 (M)

Golongan varietas : Menyerbuk silang

Tipe pertumbuhan : Tegak

Umur panen : ± 85 hari setelah tanam

Tinggi tanaman : ± 50 cm

Jumlah daun per umbi : 4-7 helai Jumlah daun per rumpun : 7-14 helai

Bentuk daun : Bulat berongga

Warna daun : Hijau

Panjang daun : 40-45 cm

Jumlah daun per umbi : 4-7 helai

Diameter batang : 0.7-1.0 cm

Bentuk bunga : Berbentuk payung

Warna bunga : Putih

Jumlah anakan : 1-2 anakan

Bentuk biji : Bulat, pipih dan berkeriput

Warna biji : Hitam

Berat 1000 biji : ±2.7 g

Bentuk umbi : bulat

Warna umbi : Merah muda-merah kecoklatan

Ukuran umbi : Tinggi 3.5 – 5.0 cm; diameter 1.9- 4.2 cm

Berat per umbi kering : 12-28 g

Berat umbi basah : 20-40 g

Susut bobot umbi (basah-kering simpan) : ± 34.4%

Hasil umbi basah : ± 32 ton ha-1

Produksi umbi : 25-30 ton ha-1

Keterangan : Baik ditanam pada dataran rendah dengan ketinggian 20-220 m dpl, sangat baik ditanam pada musim kemarau

Pengusul : PT. East West Seed Indonesia

Peneliti : Karina M. Leuween (PT. East West

Seed Philipina), Sunardi dan Adrianita Adin East

Lampiran 3. Data iklim bulanan selama penelitian di Dramaga, Bogor (di luar rumah kaca)

Bulan Suhu Kelembaban Curah hujan Hari hujan

Lama penyinaran (0C) (%) (mm) (%) Mar-14 25.6 87 281.4 24 51 Apr-14 26.2 85 510.9 25 72 Mei-14 26.2 85 296.4 25 71 Jun-14 26.5 83 84.7 11 66 Jul-14 25.8 83 349.0 22 70 Agust-14 25.7 80 538.4 15 91 Sep-14 26.3 73 218.0 7 95 Okt-14 26.8 75 180.3 14 84 Nop-14 26.3 83 673.2 25 64 Des-14 21.6 87 464.0 26 23 Jan-15 21.6 88 673 24 27

Lampiran 4. Data suhu dan kelembaban bulanan di rumah kaca selama penelitian

Bulan Suhu Kelembaban

(0C) (%) Mar-14 28.8 82 Apr-14 28.25 84 Mei-14 29.55 83 Jun-14 30.5 80 Jul-14 29.5 80 Agust-14 29.85 78 Sep-14 29.65 67 Okt-14 30.25 69 Nop-14 29.5 81 Des-14 24.2 84 Jan-15 29.75 82

Lampiran 5. Hasil analisis media tanam Parameter M1 M2 M3 Tanah+arang sekam (1:1) Tanah+pupuk kandang (1:1) Tanah+arang sekam+pupuk kandang (1:1:1) pH 4.90 4.90 6.10 C-org (%) 2.79 3.08 5.58 N-total (%) 0.25 2.90 0.46 P (ppm) 5.80 5.20 13.00 K (me/100 g) 1.06 1.25 3.22 Bulkdensity (g/cm3) 0.66 0.28 0.30 Porositas (%) 75.18 89.36 88.62 Permeabilitas (cm/jam) 89.46 83.70 99.02

Sumber: Laboratorium Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor

Lampiran 6. Perhitungan biaya persemaian biji bawang merah per hektar

BIAYA DI PERSEMAIAN Quantity Harga Jumlah

Kegiatan tenaga kerja

Mengisi media = 300 tray, 20,000/tray 300 20.000 6.000.000

Semai = 300 baki plastik, 20,000/tray 300 20.000 6.000.000

Penyiraman = 30 menit/528 m2, 34 kali 34 3.000 102.000

Penyemprotan = 12 menit per 528 m2, 4 kali 4 4.000 16.000

Penyiangan = 2 jam per 528 m2, 3 kali 3 25.000 75.000

Pemasangan rangka naungan = 8 hari, 20,000/hari 55 20.000 1.100.000

Penutupan persemaian = 2 jam 1 54.000 54.000

Pemupukan = 5 kali 5 5.000 25.000

Sub total biaya tenaga kerja 13.372.000

Bahan

Pupuk kandang = 1,8 kg/tray, 5000/kg 540 5.000 2.700.000

Bambu untuk naungan = 10 batang/bedeng,

15,000/batang 60 15.000 900.000

Kawat untuk naungan = 1 kg/6 bedeng, 15,000/kg 6 15.000 90.000 Fungisida = 2 botol/6 bedengan, 30,000/botol 2 30.000 60.000

NPK = 2 kg/6 bedengan, 10,000/kg 2 10.000 20.000

Baki plastik = 300 baki, 5000/baki 300 5.000 1.500.000

Plastik penutup persemaian = 100 m, 12,000/m 100 12.000 1.200.000 Plastik kasa untuk naungan = 100 m, 20,000/m 100 20.000 2.000.000

Subtotal biaya bahan 8.470.000

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 19 September 1986 dari pasangan H. Darlisman Dalmy dan Hj. Muhar Gusnawati. Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Pendidikan dasar hingga perguruan tinggi diselesaikan di Kota Jambi. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi melalui SPMB tahun 2004 dan lulus pada tahun 2009. Tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Agronomi dan Hortikultura Program Pascasarjana IPB.

Dokumen terkait