• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adyas EE. 2011. Analisis Asupan Air dan Mutu gizi Asupan Pangan pada Pria Dewasa di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Anonim. 2007. Water for Older People. http://www.water.org.uk/home/water-for- health/medical-facts/older-people. [ 22 Februari 2011].

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Astawan M, Wahyuni M. 1988. Gizi dan Kesehatan Lansia. Jakarta: Medyatama

Sarana Prakarsa.

[BPS RI] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2005. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi (Survei Sosial Ekonomi Nasional). Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

[BPS RI] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2004. Statistik Penduduk usia Lanjut 2004 (Survei Sosial Ekonomi Nasional). Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

[BPS RI] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2010. Definisi operasional. http://www.bps.go.id/konsepdefinisi. [25 Agustus 2011].

Depkes RI. 1991. Pedoman manajemen upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas. 1st ed. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 1996. Pedoman pengaturan makan. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Depkes. 1998. Kebijaksanaan Program-Pedoman pembinaan Kesehatan usia Lanjut Bagi petugas Kesehatan. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat Depkes RI. Jakarta.

Erawati N. 2005. Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan, Status Gizi, dan Kadar HB pada Lansia di kelurahan Depok Jaya [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

European Food Safety Authority (EFSA). 2010. Scientific opinion on dietary reference values for water. EFSA Journal 8(3):1459

Fauji M. Aktivitas Fisik dan Kaitannya dengan Kebutuhan dan tingkat Konsumsi Cairan pada remaja dan Dewasa [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Fermanda M. 2011. Analisis Asupan Air dan Mutu Gizi Asupan Pangan pada Wanita Dewasa di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Gibson RS. 2005. Principles of Nutrition Asessment. New York: Oxford University press.

Hardinsyah. 1996. Measurement and Determinants of Food Diversity: Implication for Indonesia’s Food and Nutrition Policy [Disertation]. Brisbane: Faculty of Medicine. University of Queendsland.

Hardinsyah, Briawan D, Dwiriani C M, Dvi M,Aries M. 2009. Studi Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi yang Berbeda. Bogor: Perhimpunan Peminat Gizi dan pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN INDONESIA). Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. IPB.

Hardinsyah, Martianto D. 1989. Menaksir kecukupan Energi dan Protein serta mutu gizi asupan pangan. Jakarta: Wirasari.

Hardinsyah, Mailoa M, Herawati M. 2000. Cara sederhana penilaian mutu gizi makanan ibu hamil dan anak batita. Media Gizi dan Keluarga 24(1):98- 103.

Hardinsyah, Atmojo SM, editor. 2001. Pengandalian Mutu dan Keamanan Pangan. Perpustakaan nasional,catalog dalam terbitan.

Henry CJK. 2005. Basal Metabolic Rate Studies in Humans: Measurements and Developmnet of New Equations. Public Health Nutrition 8(7)A:1133-1152. Health Promotion Board Singapore Government. 2011. Energy and Nutrient

Composition of food Singapore.

http://www.hpb.gov.sg/hpb/ere/ere070101.asp. [10 Juli 2011].

Jadhav K, Vali SA. 2010. Index of nutritional quality of foods served to preschool children under supplementary feeding programme in a health promoting school of Nagpur city. J. Dairying Foods & H.S. 29(1): 68 – 73.

Janghorbani M et al. 2007. First nationwide survey of prevalence of overweight, underweight, and abdominal obesity in Iranian adults. Obesity. 15:2797- 2808.

Lairon D. 2009. Nutritional quality and safety of organic food. Agron. Sustain. Dev. 30:33–41.

Linorita I. 2011. Analisis Asupan Air dan Mutu Gizi Asupan Pangan pada Remaja di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Mahan K. dan Escott-Stump. 2008. Food, Nutrition, and Diet Therapy. USA. W.B Saunders Company.Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1993. Metabolisme Zat Gizi: Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Manz F dan Wentz A. 2005. Hydration status in the United States and Germany. Nutrition Reviews 63(6):55-62.

Popkin BM, D’anci KE, Rosenberg IH. 2010. Water, hydration, and health. Nutr. Rev 68(8):439.458.

Praboprastowo SM, Dwiriyani C M. 2004. Angka Kecukupan Air dan Elektrolit. Jakarta: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi.

Puslitbangkes. 2010. Riset Kesehatan dasar 2010. http://www.riskesdas. litbang. depkes.go.id. [25 Februari 2010].

Rotikan. 2003. Dehidrasi Mudah Menyerang dan Berbahaya. http://www.kompas.com. [26 Januari 2011].

Santoso BI, Hardinsyah, Siregar P, Pardede SO. 2011. Air Bagi Kesehatan. Jakarta: Centra Communication.

Sawka M, Samuel NC, Robert C. 2005. Human Water Needs. Nutr Rev 63: S30- S39.

Setiyono. 2010. Matematika menuju lansia. Http://www. bbpkjakarta.org/fileartikel/Matematika%20Menuju%20Lansia.doc. [28 Februari 2011].

Siregar P, Susalit E, Wirawan R, Setiati S, Sarwono W. 2009. Optimal water intake for the elderly: Prevention of Hyponatremia. Med J Indonesia 18:18-25.

Suhardjo, Kusharto CM. 1988. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Instiut Pertanian Bogor.

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya gizi. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Supariasa et al. 2001. Penilaian Status Gzi. Jakarta: Buku Kedokteran, EGC. Turner JS, Helms DB, College M. 1991. Lifespan development. 4th ed. USA: Holt,

Rinehart and Winston, Inc.

Turrini A, Saba A, Perrone D, Cialfa E and D'Amicis A, 2001. Food consumption patterns in Italy: the INN-CA Study 1994-1996. European Journal of Clinical Nutrition 55:571-588.

[USDA] United State Department of Agriculture. 2011. National Nutrient

Database for Standard Reference.

www.nal.usda.gov/fnic/foodcamp/search [10 September 2011].

Verdu JM, Navarrete GR. 2009. Physiology of Hydration and Water Nutrition. Spanyol: Published in Partnership with Coca cola Espana.

Whitney EN, Cataldo CB, Rolfes SR. 1998. Understanding Normal and Clinical Nutrition. London: Wadrsworth Publishing Company.

Wenhold F, Faber M. 2009. Water in nutritional health of individuals and households: An overview. Water SA 35(1).

WHO. 2007. Body mass Index classification. http://apps.who.int/bmi/index.html. 10 Agustus 2011].

Wirakusumah E S. 2000. Tetap Bugar di Usia Lanjut. Jakarta: Trubus Agriwidya. [WNPG] Widyakarya Pangan dan Gizi VIII. 2004. Ketahanan pangan dan gizi di

era otonomi daerah dan globalisasi. Jakarta, 17-19 Mei 2004. Yuniastuti A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

DESI YUDIANTI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

ABSTRACT

DESI YUDIANTI. An Analysis of Water Intake and Nutritional Quality of Diet Among Indonesian Elderly (Supervised by Hardinsyah and Yayat Heryatno)

The objective of this research was to analyze water intake and nutritional quality of diet among Indonesian elderly. This research was carried out through analyzing a data set of Riskesdas, collected in May-August 2010 by applying a cross-sectional study design. This study area consists of 441 regencies/cities in 33 provinces. Data processing, analysis, and interpretation by the researcher among 26218 elderly (from 28347 Indonesian elderly) were conducted in Bogor between June-September 2011. The result showed that the mean total water intake of elderly man and woman was 1670.5 ± 598.8 mL/day and 1498.7 ± 530.5 mL/day (p<0.01), respectively. Percentage of water from beverages, food, and metabolic of man and woman are 55.7%, 34.5%, 9.8% and 56.2%, 34.2%, 9.6%, respectively. Water requirement of elderly man and woman was 2418.9±721.9 mL/day and 1942.1±538.8 mL/day (p<0.01), respectively. Adequacy levels of water intake was calculated from data Riskesdas for man and woman was 74.4±33.2 % and 82.1±34.8 % (p<0.01), respectively. Nutritional quality of diet among Indonesian elderly man (58.4%) and woman (56.6%) was very low (the mean of MGP in man and woman was 51.3±16.3 and 52.2±16.7), only 2.6% of man and 3.3% of woman have good nutritional quality of diet (p<0.01), respectively. Water intake had a significant correlation with age (r=- 0.107), education (r=0.135), and economic status (r=0.147). Nutritional quality of diet had a significant correlation with age (r=0.045), education (r=0.110). and economic status (r=0.197). Water intake and nutritional quality of diet had significant difference between elderly who lives in rural and urban.

Keywords : elderly, water intake, total requirement, water adequacy level, nutritional quality of diet

RINGKASAN

DESI YUDIANTI. Analisis Asupan Air dan Mutu Gizi Asupan Pangan pada Lansia di Indonesia. (Dibimbing oleh Hardinsyah dan Yayat Heryatno)

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada lansia di Indonesia. Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu (1) mempelajari karakteristik lansia, (2) menganalisis asupan air pada lansia, (3) menganalisis kebutuhan dan tingkat pemenuhan kebutuhan air pada lansia, (4) menganalisis mutu gizi asupan pangan pada lansia, dan (5) menganalisis hubungan antara karakteristik lansia dengan asupan air dan mutu gizi asupan pangannya.

Penelitian ini seluruhnya menggunakan data sekunder yang berasal dari Riskesdas 2010. Desain penelitian ini sesuai dengan desain penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas 2010 yaitu cross sectional study. Wilayah penelitian ini terdiri dari 441 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi. Pengumpulan data yang dilakukan di beberapa daerah oleh tim pengumpul data Riskesdas dimulai sejak bulan Mei-Agustus 2010. Pengolahan, analisis, dan interpretasi data oleh peneliti dilakukan pada bulan Juni - September 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan program computer Microsoft Excell dan SPSS. Proses pengolahan meliputi cleaning dan analisis (deskriptif dan statistik).

Sampel rumah tangga dalam Riskesdas 2010 dipilih berdasarkan listing Sensus Penduduk tahun 2010. Proses pemilihan rumah tangga dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan two stage sampling (sampling 2 tahap). Tahap pertama adalah pemilihan blok sensus, tahap kedua yaitu dari blok sensus terpilih, dipilih rumah tangga. Jumlah rumah tangga yaitu 69.300 dengan jumlah anggota rumah tangga sebanyak 251388, kemudian didapatkan 28347 lansia yang berusia ≥56 tahun. Kriteria eksklusi sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel yang berada dalam kondisi konsumsi yang tidak biasa (sedang diet, puasa, atau dalam acara hajatan). Cleaning data juga dilakukan untuk data berat badan, tinggi badan, dan konsumsi yang tidak lengkap, serta terhadap sampel yang asupan energinya <0.3 atau >3 kali lipat energi basal, dan memiliki tingkat kecukupan zat gizi >400%, sehingga jumlah sampel lansia yang digunakan untuk penelitian yaitu 26218 (92.5% dari total lansia yang ada).

Sampel laki-laki berjumlah 12649 (48.2%), sedangkan sampel perempuan berjumlah 13569 (51.8%) dari total 26218 sampel. Sampel laki-laki paling banyak menempuh pendidikan hingga tamat SD/MI (34.3%) dan berasal dari semua golongan ekonomi, sedangkan pada sampel perempuan paling banyak yaitu tidak bersekolah (32.5%). Pekerjaan sebagian besar sampel laki- laki yaitu petani/nelayan (44.3%), sedangkan sebagian besar sampel perempuan yaitu tidak bekerja (50.8%). Sebagian besar sampel baik laki-laki maupun perempuan bertempat tinggal di kota (54.4% dan 53.4%). Baik laki-laki maupun perempuan berstatus gizi normal, dengan rata-rata nilai IMT laki-laki dan perempuan yaitu 21.4±3.5 dan 21.8±4.3.

Rata-rata total asupan air untuk laki-laki dan perempuan menurut kelompok usia yaitu, pada kelompok usia 56-65 tahun 1622.2±580.7 mL/hari, kelompok usia 66-75 tahun 1537.1±551.3 mL/hari, dan kelompok usia >75 tahun 1500.3±555.5 mL/hari. Rata-rata total asupan air pada lansia laki-laki (1670.5±598.8 mL/hari) lebih tinggi bila dibandingkan dengan lansia perempuan (1498.7±530.5 mL/hari) (p<0.01), dengan persentasi air dari minuman, makanan,

dan metabolik pada laki-laki dan perempuan yaitu 55.7%, 34.5%, 9.8% dan 56.2%, 34.2%, 9.6%.

Kebutuhan air lansia laki-laki 2418.9±721.9 mL/hari, lebih tinggi dibandingkan kebutuhan air pada lansia perempuan 1498.7±530.5 mL/hari (p<0.01). Berdasarkan kelompok usia, kebutuhan air sampel paling tinggi yaitu pada kelompok usia 56-65 tahun. Kebutuhan air sampel pada kelompok usia 56- 65 tahun yaitu 2491.0±702.1 mL/hari, kelompok usia 66-75 tahun yaitu 1762.7±297.5 mL/hari, dan pada kelompok usia >75 tahun yaitu 1681.0±274.9 mL/hari. Tingkat pemenuhan kebutuhan air yang dihitung dari konsumsi data Riskesdas 2010 untuk lansia laki-laki yaitu 74.4±33.2%, lebih rendah bila dibandingkan dengan lansia perempuan yaitu 82.1±34.8% (p<0.01). Semakin bertambah usia, tingkat pemenuhan kebutuhan air semakin tinggi, pada kelompok usia 56-65 tahun, tingkat pemenuhan kebutuhan air sampel yaitu 70.2±32.1, kelompok usia 66-75 tahun yaitu 88.9±33.2, dan kelompok usia >75 tahun yaitu 91.0±35.7.

Sebanyak 58.8% lansia laki-laki dan 56.6% lansia perempuan di Indonesia memiliki mutu gizi asupan pangan yang sangat kurang, hanya 2.6% laki-laki dan 3.3% perempuan memiliki mutu gizi asupan pangan baik. Rata-rata MGP berdasarkan kelompok usia tidak terlalu berbeda jauh, rata-rata MGP pada kelompok usia 56-65 tahun yaitu 51.5±16.6, pada kelompok usia 66-75 tahun yaitu 52.5±16.2, dan kelompok usia >75 tahun yaitu 51.5±16.6. Rata-rata MGP laki-laki (51.3±16.3) lebih rendah bila dibandingkan dengan perempuan (52.2±16.7) (p<0.01).

Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa peubah yang memiliki hubungan signifikan dengan asupan air adalah usia (r=-0.107), pendidikan (r= 0.135), dan status ekonomi (r=0.147). Peubah yang memiliki hubungan signifikan dengan mutu gizi asupan pangan adalah usia (r=0.045), pendidikan (r=0.110), dan status ekonomi (r=0.197). Hasil uji beda-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan air sampel yang bertempat tinggal di desa dengan yang bertempat tinggal di kota (p<0.01). Hasil uji beda-t juga menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mutu gizi asupan pangan sampel yang bertempat tinggal di desa dengan yang bertempat tinggal di kota (p<0.01).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jumlah asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada lansia di Indonesia. Disarankan untuk mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan untuk mencegah kelebihan atau kekurangan cairan, dan juga disarankan untuk mengonsumsi pangan sumber hewani, sayur, dan buah untuk meningkatkan mutu gizi asupan pangan.

ANALISIS ASUPAN AIR DAN MUTU GIZI ASUPAN PANGAN

Dokumen terkait