• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman

Tabel 1 Jumlah air menurut sumber dan pengeluaran air tubuh ... 6 Tabel 2 Jumlah air yang dihasilkan dari proses metabolisme (mL/1

gram) ... 8 Tabel 3 Jenis dan cara pengumpulan data ... 17 Tabel 4 Perhitungan kebutuhan energi pada lansia usia 56-60 tahun

menurut status gizi dan jenis kelamin (Mahan & Escoot- stump 2008) ... 21 Tabel 5 Oxford equation untuk estimasi kebutuhan energi lansia usia

>60 tahun (Henry 2005) ... 21 Tabel 6 Sebaran responden lansia laki-laki menurut karakteristik

sampel dan kelompok usia ... 26 Tabel 7 Sebaran responden lansia perempuan menurut karakteristik

sampel dan kelompok usia ... 27 Tabel 8 Rata-rata status gizi lansia dan sebaran sampel menurut

jenis kelamin dan kelompok usia ... 28 Tabel 9 Rata-rata asupan air dari minuman pada lansia menurut

sumber, jenis kelamin, dan kelompok usia (mL/Kap/hari) ... 29 Tabel 10 Rata-rata asupan air dari makanan pada lansia menurut

sumber, jenis kelamin, dan kelompok usia (mL/Kap/hari) ... 31 Tabel 11 Rata-rata asupan air metabolik pada lansia menurut jenis

kelamin dan kelompok usia (ml/Kap/hari) ... 32 Tabel 12 Rata-rata asupan air pada lansia menurut sumber, jenis

kelamin, dan kelompok usia, ml/Kap/hari (%) ... 34 Tabel 13 Estimasi asupan air pada lansia menurut jenis kelamin dan

kelompok usia berdasarkan pendekatan konsumsi makan (ml/Kap/hari) ... 35 Tabel 14 Tingkat pemenuhan kebutuhan air pada lansia menurut jenis

kelamin dan kelompok usia, mL/Kap/hari (%) ... 36 Tabel 15 Rata-rata asupan zat gizi makro dan mineral perkapita

perhari pada lansia menurut jenis kelamin dan kelompok usia ... 38

Tabel 16 Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi makro dan mineral perkapita perhari pada lansia menurut jenis kelamin dan kelompok usia ... 39 Tabel 17 Rata-rata asupan vitamin perkapita perhari pada lansia

menurut jenis kelamin dan kelompok usia ... 41 Tabel 18 Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin perkapita

perhari pada lansia menurut jenis kelamin dan kelompok usia (%) ... 42 Tabel 19 Rata-rata mutu gizi asupan pangan dan sebaran sampel

pada lansia menurut kategori mutu gizi asupan pangan, jenis kelamin dan kelompok usia ... 43 Tabel 20 Hubungan antara karakteristik dengan asupan air dan mutu

Gambar 1 Pola asupan air dari makanan pada dewasa ... 7 Gambar 2 Kerangka pemikiran analisis asupan air dan mutu gizi

asupan pangan pada lansia di Indonesia ... 14 Gambar 3 Alur memperoleh jumlah sampel penelitian ... 16 Gambar 4 Perhitungan estimasi total asupan air ... 20 Gambar 5 Grafik asupan air sampel berdasarkan usia dan jenis

kelamin ... 33 Gambar 6 Grafik mutu gizi asupan pangan berdasarkan usia dan jenis

Lampiran 1 Cara pengumpulan data oleh tim Riskesdas 2010 ... 54 Lampiran 2 Kuesioner Riskesdas 2010 ... 56 Lampiran 3 Jenis bahan pangan yang dalam perhitungan kandungan

zat gizinya menggunakan sumber selain dari DKBM Indonesia ... 81 Lampiran 4 Berat badan dan tinggi badan lansia di Indonesia menurut

jenis kelamin, kelompok usia, dan status gizi ... 82 Lampiran 5 Jenis dan berat (g) makanan dan minuman yang

dikonsumsi lebih dari atau sama dengan 1% sampel berdasarakan jenis kelamin ... 83 Lampiran 6 Jenis dan berat (g) makanan dan minuman yang

dikonsumsi lebih dari atau sama dengan 1% sampel berdasarakan kelompok usia ... 85 Lampiran 7 Kebutuhan zat gizi makro dan mineral pada lansia

menurut sumber, jenis kelamin, dan kelompok usia... 88 Lampiran 8 Kebutuhan vitamin pada lansia menurut sumber, jenis

kelamin, dan kelompok usia ... 89 Lampiran 9 Uji beda t (Independent Sample t-Test) ... 90

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air adalah zat yang penting bagi semua kehidupan di bumi. Tubuh manusia dapat bertahan sampai berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan beberapa hari tanpa air. Air mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh manusia, antara lain untuk pelarut, reaksi metabolik, mempertahankan struktur makromolekul, stabilisasi membran sel, termoregulasi, transportasi zat gizi, dan memelihara homeostatis tubuh (Wenhold & Faber 2009).

Menurut Praboprastowo & Dwiriani (2004), kebutuhan air bagi setiap orang berbeda-beda. Besarnya kebutuhan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, suhu dan kelembaban lingkungan, serta aktivitas fisik (Yuniastuti 2008). Kebutuhan air tubuh dapat dipenuhi dari tiga sumber, yaitu air dari minuman, air dari makanan, dan air metabolik (Santoso et al. 2011).

Sawka et al. (2005) menyatakan bahwa secara normal tubuh akan kehilangan air melalui paru-paru ketika menghembuskan nafas, melalui keringat, produksi kemih dan pada saat buang air besar. Kehilangan cairan tersebut harus diganti untuk menjaga agar kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak teganggu. Apabila tubuh tidak cukup mendapatkan air atau bila terjadi kehilangan air sekitar ≥2% dari berat badan (pada anak, remaja, dan dewasa) maka akan terjadi dehidrasi. Selain itu menurut Santoso et al. (2011), kekurangan air juga dapat menyebabkan hipovolemia, yaitu terjadi pengurangan volume cairan ekstra sel. Sebaliknya, apabila kelebihan cairan maka akan menyebabkan hiponatremia (keadaan sodium dalam darah yang rendah). Hal ini diakibatkan karena kelebihan air atau cairan dalam tubuh. Orang yang memiliki gangguan neurologis dan metabolisme lebih rentan terkena hiponatremia, misalnya golongan lansia (Santoso et al. 2011 dan Anonim 2007).

Lansia merupakan golongan umur yang seringkali kurang peduli terhadap pentingnya asupan cairan dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena lansia seringkali sudah mengalami gangguan fisik dan metabolisme sehingga kurang dapat memperhatikan asupan minumannya. Selain itu jika dilihat dari perbandingan total kadar air dalam tubuh, yang paling rentan terkena dehidrasi adalah orang tua (lansia). Hal ini dikarenakan pada tubuh lansia kadar air dalam tubuhnya sudah semakin menurun akibat proses penuaan organ-organ tubuh

(Rotikan 2003). Selain itu, lansia sangat berisiko terhadap asupan air yang rendah karena penurunan sensitifitas rasa haus dan nafsu makan (EFSA 2010).

Penelitian tentang konsumsi air di Perancis, dari 245 lansia yang berumur >65 tahun, rata-rata konsumsi air nya yaitu 1105 (mL/hari) (Volatier 2000 dalam EFSA 2010). Selain itu di Itali, rata-rata konsumsi air dari 167 lansia yang berumur >64 tahun adalah sebesar 858 mL/hari (Turrini et al 2001). Penelitian lain di Belgia menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi air lansia berumur 60-74 tahun sebesar 1393 mL/hari (Devriese et al 2006 dalamEFSA 2010). Penelitian terhadap lansia di Indonesia, tentang asupan air yang optimal pada lansia di panti werda yaitu sebanyak 1000 mL/hari, volume asupan air sampai dengan 1500 mL/hari masih dalam batas aman (Siregar et al. 2009). Belum ada penelitian tentang konsumsi air pada lansia di seluruh Indonesia.

Selain air, manusia juga membutuhkan makanan untuk hidupnya. Berdasarkan UU No. 7 tahun 1996, bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau minuman. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan makanan oleh tubuh adalah mutu gizi pangan.

Mutu gizi asupan pangan adalah salah satu dimensi utama mutu pangan yang menggambarkan pemenuhan kebutuhan gizi dari pangan yang dikonsumsi (Hardinsyah & Atmojo 2001). Lansia merupakan salah satu golongan yang perlu diperhatikan mutu gizi asupan pangannya. Hal ini karena lansia telah mengalami banyak perubahan fisiologis pada tubuhnya sehingga berpengaruh juga terhadap kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsinya, dalam konteks ini lansia merupakan kelompok umur yang memiliki risiko cukup besar terjadi kurang gizi yang dapat berakibat terhadap peningkatan mortalitas dan morbiditas dan juga lama rawat apabila lansia dirawat di rumah sakit

Di beberapa negara seperti India, telah dilakukan pengukuran mutu gizi asupan pangan, misalnya pengukuran mutu gizi makanan suplemen pada anak preschool di India (Jadhav & Vali 2010). Perancis juga telah melakukan penelitian tentang mutu gizi makanan organik (Lairon 2009). Penelitian di Indonesia tentang mutu gizi asupan pangan dilakukan oleh Hardinsyah et al. (2000),yaitu tentang cara sederhana penilaian mutu gizi makanan ibu hamil dan

anak batita. Sampai saat ini, di Indonesia belum dilakukan studi tentang mutu gizi asupan pangan pada kelompok lansia di Indonesia.

Telah dijelaskan beberapa masalah yang ada, baik itu tentang asupan air maupun mutu gizi asupan pangan terutama pada lansia. Permasalahan- permasalahan ini kurang diimbangi dengan penelitian-penelitian yang seharusnya dilakukan untuk memberikan gambaran yang nyata dalam upaya penanggulangan masalah, sehingga peneliti melakukan penelitian tentang asupan air dan mutu gizi asupan pangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada lansia di Indonesia.

Tujuan

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada lansia di Indonesia. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu (1) mempelajari karakteristik lansia, (2) menganalisis asupan air pada lansia, (3) menganalisis kebutuhan dan tingkat pemenuhan kebutuhan air pada lansia, (4) menganalisis mutu gizi asupan pangan pada lansia, (5) menganalisis hubungan antara karakteristik lansia dengan asupan air dan mutu gizi asupan pangannya.

Kegunaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jumlah asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada kelompok lansia di Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan oleh Kementrian Kesehatan atau pihak terkait sebagai dasar untuk mengambil tindakan dalam upaya peningkatan kualitas hidup lansia. Penelitian ini juga diharapkan berguna untuk mengaplikasi berbagai kuliah yang terkait.

Dokumen terkait