• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arifin S, Carolita I, Winarso G. 2006. Implementasi Penginderaan Jauh dan SIG untuk Inventarisasi Daerah Rawan Bencana Longsor (Propinsi Lampung). Jurnal Penginderaan Jauh. 3(1) : 77-86

Arsjad ABSM, Hartini S. 2014. Analisis Potensi Risiko Tanah Longsor di Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Jawa Barat. Majalah Ilmiah Globe. 16(2):165-172.

Asriningrum W. 2001. Analisis Geomorfologis Kawasan Rawan Longsor dari Data Penginderaan Jauh Satelit. Di dalam : Prasetijaningsih CD, Haris A, Lukito PK, Prasetyo I, Amalia M, Dwiagus B, Hondri D. Diskusi Terfokus Pengenalan dan Pengendalian Kawasan Rawan Longsor; 2001 November 1; Jakarta, Indonesia. Jakarta (ID): Bappenas. Hlm 1-9

Barus B. 1999. Pemetaan Bahaya Longsoran Berdasarkan Klasifikasi Statistik Peubah Tunggal Menggunakan SIG : Studi Kasus Daerah Ciawi- Puncak_Pacet, Jawa Barat. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 2(1):7-16. [BNPB] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2012. Peraturan Kepala

Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 02 Tahun 2012. tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta (ID). Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

[BPBD] Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor. 2013. Rekap Jumlah Kejadian Bencana Tahun 2012 Berdasarkan Jumlah Jenis Bencana di Kabupaten Bogor (ID). Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

[BPBD] Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor. 2014. Rekap Jumlah Kejadian Bencana Tahun 2013 Berdasarkan Jumlah Jenis Bencana di Kabupaten Bogor (ID). Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

[BPBD] Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor. 2015. Rekap Jumlah Kejadian Bencana Tahun 2014 Berdasarkan Jumlah Jenis Bencana di Kabupaten Bogor (ID). Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Dibyosaputro S. 1999. Longsor Lahan di Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia. 13(23):13-34.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007 tentang Kawasan Rawan Bencana Longsor. Jakarta (ID). Direktorat Jenderal Penataan Ruang.

Faizana F, Nugraha AL, Yuwono BD. 2015. Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Kota Semarang. Jurnal Geodesi Undip. 4(1) : 223-234

Firdaus M, Harmini, Farid MA. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press

Hardiyatmo HC. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Yogyakarta (ID). Gadjah Mada University Press.

Hasnawir. 2012. Intensitas Curah Hujan Memicu Tanah Longsor Dangkal di Sulawesi Selatan. Di dalam : Hasnawir, Supratman, Sallata MK, Arsyad U, Paembonan S, Suhasman, Achmad A, editor. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea; 2012 Agustus; Makassar, Indonesia. Makassar (ID); Balai Penelitian Kehutanan Makassar, 1(1):62-73.

Huan LJ, Lin XS. 2002. Study on landslide related to rainfall. Journal of Xiangtan Normal University. 24(4) : 55-62

65 Ikqra, Tjahjono B, Sunarti E. 2012. Studi Geomorfologi Pulau Ternate dan

Penilaian Resiko Longsor. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 14(1) : 1-6

Indrasmoro GP. 2013. Geographic Information System (GIS) untuk Deteksi Daerah Rawan Longsor Studi Kasus di Kelurahan Karang Anyar Gunung Semarang. Jurnal GIS Deteksi Rawan Longsor. 13(1):1-11

Johan Y. 2011. Pengembangan Wisata Bahari Dalam Pengelolaan Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil Berbasis Ekologi : Studi Kasus Pulau Sebesi Propinsi Lampun [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Karnawati D. 2005. Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya Penanggulannya. Yogyakarta (ID). Universitas Gadjah Mada.

Kawamoto K, Oda M, Suzuki K. 2000. Hydro-geological study of landslides caused by heavy rainfall on August 1998 in Fukushima, Japan. Journal of Natural Disaster Science. 22(1) : 13-23

Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. Pedoman Pembuatan Peta Rawan Longsor dan Banjir Bandang Akibat Runtuhnya Bendungan Alam. Jakarta (ID). Kementrian Pekerjaan Umum.

Leskinen AL, Leskinen P, Kurttila M, Kangas J, Kajanus M. 2006. Adapting Modern Strategic Decision Support Tools in The Participatory Strategic Process-A Case Study of A Forest Research Station. Journal of Forest Policy and Economics 8:267-278

Makkasau K. 2012. Penggunaan Metode Analytical Hierachi Process (AHP) dalam Penetuan Prioritas Program Kesehatan (Studi Kasus Program Promosi Kesehatan). Jurnal Jati Undip.7(2):105-112

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi: Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): Penerbit Grasindo.

Mukhlisin M., Idris I., Salazar AS., Nizam K., Taha MR. 2010. GIS Based Landslide Hazard Mapping Prediction in Ulu Klang, Malaysia. ITB J. Sci. 42A(2):163-178.

Nasdan, Setiawan B, Skandar D. 2008. Analisis Potensi dan Pengelolaan Perikanan dalam Perspektif Ketahanan Pangan di Wilayah Pesisir Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Gizi dan Pangan. 3(3):149-155

Nasiah, Invanni I. 2014. Identifikasi Daerah Rawan Bencana Longsor Lahan sebagai Upaya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Sinjai. Jurnal Sainsmat. 3(2) : 109-121

Nurhayati A. 2009. Pemetaan Daerah Rawan Tanah Longsor di Kabupaten Cianjur Menggunakan Sistem Informasi Geografis [Tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Permata D. 2015. Analisis Komoditas Unggulan dan Potensi Wilayah untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Kabupaten Padang Pariaman [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Prahasta E. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung (ID). Informatika Bandung.

Pramita V, Gandasasmita K, Munibah K. 2014. Arahan Pemanfaatan Lahan untuk Upaya Mengurangi Bahaya Longsor di Kabupaten Agam dan Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah Globe. 16(2):141-148 [PUSLITANAK] Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2004. Laporan Hasil

66

Kawasan Multi DAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian RI.

Rahmat AH. 2010. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana dan Analisis Resiko Bencana Tanah Longsor dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus Kawasan Kaki Gunung Ciremai, Kabupaten Majalengka) [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID): Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Rosdiana D. 2011. Analisis Komoditas Unggulan Pertanian dan Strategi Pengembannya di Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Saaty TL. 1980. The Analytic Hierarchy Process. NY. McGraw Hill

Savitri E. 2007. Analisis Pemanfaatan Ruang dalam Kaitan dengan Resiko Tanah Longsor di Kabupaten Tanah Datar. [Tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor. 2008b. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No.19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Cibinong Bogor (ID). Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor.

Setiadi T. 2013. Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Tanah Longsor, Mitigasi dan Manajemen encana di Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7(1) : 1-54.

Silviani RV. 2013. Analisis Bahaya Longsor dan Risiko Longsor di DAS Ciliwung Hulu dan Keterkaitannya dengan Penataan Ruang [Tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor

Supranto J. 2010. Analisis Multivariat : Arti dan Interpretasi. Jakarta (ID). Rineka Cipta.

Suranto JP. 2008. Kajian Pemanfaatan Lahan pada Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Gununglurah Cilongok Banyumas [Tesis]. Semarang (ID). Universitas Diponegoro

Suryaningsih WH, Purnaweni H, Izzati M. 2012. Persepsi dan Perilaku Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Hutan Rakyat di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Jurnal EKOSAINS. 4(3) : 27-38. Triantaphyllou E, Mann SH. 1995. Using The Analytical Hierarchy Process For

Decision Making In Engineering Applications: Some Challenges. International Journal of Industrial Engineering. 2(1):35-44.

Utomo BSS. 2008. Identifikasi Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor Jawa Barat[Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Yunianto AC. 2011. Analisis Kerawanan Tanah Longsor dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh di Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

67

68

Lampiran 1 Data hasil survey lapangan

no E (X) S (Y) desa kecamatan tutupan lahan lereng (%) curah hujan tanah batuan

1 106,917683 -6,676133 kopo cisarua lahan kosong 8-15 tinggi podsolik gunung api

2 106,904700 -6,668371 kopo cisarua jalan 15-25 tinggi podsolik gunung api

3 106,909000 -6,669056 kopo cisarua bangunan 8-15 tinggi podsolik gunung api

4 106,922000 -6,671569 kopo cisarua rumpun bambu 8-15 tinggi podsolik gunung api

5 106,927033 -6,694333 citeko cisarua bangunan 8-15 tinggi podsolik gunung api

6 106,939100 -6,722795 citeko cisarua bangunan 15-25 tinggi latosol gunung api

7 106,939800 -6,706306 citeko cisarua bangunan 15-25 tinggi latosol gunung api

8 106,927100 -6,659183 jogjogan cisarua bangunan 0-8 tinggi latosol gunung api

9 106,952800 -6,725527 cibeureum cisarua bangunan 15-25 tinggi latosol gunung api

10 106,943300 -6,702320 cibeureum cisarua pagar 15-25 tinggi latosol gunung api

11 106,936400 -6,690856 cibeureum cisarua jalan 0-8 tinggi podsolik gunung api

12 106,942200 -6,686288 cibeureum cisarua lahan kosong 0-8 tinggi podsolik gunung api

13 106,947100 -6,685945 cibeureum cisarua bangunan 0-8 tinggi podsolik gunung api

14 106,987679 -6,673593 tugu utara cisarua bangunan 25-40 tinggi latosol gunung api

15 107,002505 -6,654847 tugu utara cisarua jalan 25-40 tinggi latosol gunung api

16 106,936700 -6,676149 cisarua cisarua bangunan 0-8 tinggi podsolik gunung api

17 106,878783 -6,709483 cileungsi ciawi jalan 8-15 tinggi sekali podsolik gunung api

18 106,870100 -6,706753 cileungsi ciawi bangunan 8-15 tinggi sekali podsolik gunung api

19 106,905500 -6,723903 cileungsi ciawi bangunan 15-25 tinggi podsolik gunung api

20 106,851900 -6,654576 ciawi ciawi rumpun bambu 0-8 tinggi sekali podsolik gunung api

21 106,854100 -6,658680 banjarwaru ciawi bangunan 0-8 tinggi sekali podsolik gunung api

22 106,855700 -6,669487 banjarwangi ciawi ladang 0-8 tinggi sekali podsolik gunung api

23 106,873600 -6,687087 Jambuluwuk ciawi bangunan 0-8 tinggi sekali podsolik gunung api

24 106,901190 -6,704718 Jambuluwuk ciawi bangunan 8-15 tinggi podsolik gunung api

69

Lampiran 1 Lanjutan

no E (X) S (Y) desa kecamatan tutupan lahan lereng (%) curah hujan tanah batuan

25 106,876983 -6,720349 pancawati caringin kebun kacang 15-25 tinggi sekali podsolik gunung api

26 106,890700 -6,726282 pancawati caringin bangunan 15-25 tinggi sekali podsolik gunung api

27 106,854700 -6,719143 pancawati caringin ladang 8-15 tinggi sekali latosol & regosol gunung api

28 106,835649 -6,736283 cinagara caringin bangunan 8-15 tinggi sekali latosol & regosol gunung api

29 106,857051 -6,746483 cinagara caringin jalan 15-25 tinggi sekali latosol & regosol gunung api

30 106,814617 -6,736433 ciburayut cigombong jalan 0-8 tinggi sekali latosol & regosol gunung api

31 106,791833 -6,736099 cisalada cigombong lahan kosong 0-8 tinggi sekali latosol & regosol gunung api

32 106,523383 -6,618950 nanggung nanggung bangunan 8-15 tinggi latosol & litosol endapan

33 106,522667 -6,612433 nanggung nanggung jalan 8-15 tinggi latosol & litosol endapan

34 106,510267 -6,593850 sukajaya sukajaya bangunan 8-15 tinggi latosol & litosol endapan

35 106,476667 -6,581700 sukamulih sukajaya bangunan 15-25 tinggi latosol & litosol endapan

36 106,861590 -6,655110 gadog megamendung bangunan 0-8 tinggi sekali Podsolik gunung api

37 106,869300 -6,658661 gadog megamendung bangunan 8-15 tinggi Podsolik gunung api

38 106,875700 -6,656833 gadog megamendung bangunan 8-15 tinggi Podsolik gunung api

39 106,861210 -6,654710 pasirangin megamendung semak 0-8 tinggi sekali Podsolik gunung api

40 106,879480 -6,652620 pasirangin megamendung bangunan 8-15 tinggi Latosol gunung api

41 106,885400 -6,639202 pasirangin megamendung semak 8-15 tinggi Latosol gunung api

42 106,893300 -6,640344 pasirangin megamendung semak 8-15 tinggi Latosol gunung api

43 106,722017 -6,555416 babakan dramaga jalan 0-8 tinggi latosol & regosol endapan

44 106,759572 -6,600297 ciomasrahayu ciomas rumah 0-8 tinggi sekali latosol & regosol endapan

70

Lampiran 2 Foto-foto hasil survey

Lokasi Desa Nanggung Kecamatan Nanggung tutupan lahan Jalan (106,522667 E dan -6,618950 S

Lokasi Desa Nanggung Kecamatan Nanggung tutupan lahan bangunan ( 106,523383 E dan -6,618950 S)

71 Lokasi Desa Cinagara Kecamatan Caringin tutupan lahan jalan ( 106,857051 E dan -6,746483 S)

Lokasi Desa Sukamulih Kecamatan Sukajaya tutupan lahan bangunan ( 106,476667 E dan -6,581700 S)

Lokasi Desa Ciburayut Kecamatan Cigombong tutupan lahan jalan ( 106,814617 E dan - 6,736433 S)

72

Lampiran 3 Kuesioner untuk mendapatkan data Analisis A’WOT (dalam penentuan strategi pengendalian longsor untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor)

Strategi Pengendalian Longsor

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Peraturan / regulasi Ketersediaan sumber dana pemerintah

Sarana prasarana

Kondisi fisik wilayah Kurang optimal pengawasan pembangunan Meminimalkan longsor Memaksimalkan penggunaan lahan Kerjasama dengan instansi terkait Pertambahan penduduk Kondisi ekonomi wilayah Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan

73

PENGENDALIAN LONGSOR WILAYAH KABUPATEN

Dokumen terkait