• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abbas J. 1982. Neraca air tanah pada tanah limbah tambang di daerah bekas tambang timah Rias, Toboali Pulau Bangka [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): IPB Press.

[BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2006. Prakarsa

Strategis Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Pulau Jawa: Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air di Pulau Jawa. Jakarta (ID): Direktorat Pengairan dan Irigasi BAPPENAS.

Bina Program Pengairan. 2005. Klasifikasi Tingkat Kekritisan Air. Sleman (ID): Bina Program Pengairan.

[BPLHD Jawa Barat] Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat. 2009. Penyelamatan kawasan karst Citatah. Bidang Konservasi dan

Pemulihan [Internet]. [diunduh 2015 Des 14]. Tersedia pada:

http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-konservasi-dan- pemulihan/ 141-penyelamatan-kawasan-karst-citatah/?showall=1.

[Dinas PUP-ESDM DIY] Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi Sumber Daya dan Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta. 2013. Laporan Rencana Penyusunan Zona Tata Guna Air Bawah Tanah di Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta (ID): Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi Sumber Daya dan Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ford D, Williams P. 1992. Karst Geomorphology and Hydrology. London (UK): Chapman and Hall.

Haryono E, Adji T. 2004. Geomorfologi Dan Hidrologi Karst. Kelompok Studi Karst. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada.

Haryono E, Adji T, Widyastuti M, Trijuni S. 2009. Atmospheric Carbon Dioxide Sequestration Trough Karst Denudation Process, Preliminary Estimation From Gunungsewu Karst. Proceeding of Achieving Resilient-Agriculture

to Climate Change Through the Development of Climate-Based Risk Management Scheme. PERHIMPI, Bogor.

JIBI. 2014. Proyek Bribin Gunungkidul Bribin II sepenuhnya masih dikelola Jerman. Solopos [Internet]. [diunduh 2016 Mei 16]. Tersedia pada: http://www.solopos.com/2014/09/22/proyek-bribin-gunungkidul-bribin-ii-sepenuhnya-masih-dikelola-jerman-538264.

Kusumayudha SB. 2005. Karst Hydrogeology and Fractal Geometry Of

Gunungsewu Area. Yogyakarta (ID): Adicita Publisher.

Langi OA. 2006. Analisis neraca air meteorologi untuk kekritisan DAS pada karakteristik bentuk lahan karst dan vulkanik [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada.

Markova OL. 1983. Water balance peculiarities of karst areas. Hydrologie [Internet]. [diunduh 2016 Mei 7]. Tersedia pada: http://hydrologie.org/redbooks/a092/093031.pdf.

[Pemkab Gunungkidul] Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. 2015. Gunungkidul: Kondisi umum. Gunungkidul [Internet]. [diunduh 2015 Des 14]. Tersedia pada: http://www.gunungkidulkab.go.id/.

25 Permana RCE, Nasution IP, Gunawijaya J. 2011. Kearifan lokal tentang mitigasi bencana pada masyarakat baduy. Makara, Sosial Humaniora. 15(1): 67-76. Purmana, Trijuni S, Hanafi F, Aulia T, Razali R. 2012. Analisis neraca air di DAS

Kupang dan DAS Sengkareng. Yogyakarta (ID): Redcarpet Studio.

Ravbar N, Goldscheider N. 2009. Comparative application of four methods of groundwater vulnerability mapping in a Slovene karst catchment.

Hydrogeology J. 17(3): 725–733.

Samodra H. 2007. Korelasi antara morfogenesis dan perkembangan Lembah Sadeng dengan pola arah struktur geologi akibat tektonik di kawasan kars Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta [tesis]. Bandung (ID): Universitas Padjadjaran.

Sari IK, Limantara LM, Priyantoro D. 2011. Analisa ketersediaan dan kebutuhan air pada DAS Sampean. Academia [Internet]. [diunduh 2016 Mei 7]. Tersedia pada: https://www.academia.edu/19633302/Analisis_Kajian_ Sumber_daya_air.

Sartini. 2004. Menggali kearifan lokal nusantara sebuah kajian filsafat. Jurnal

Filsafat [Internet]. [diunduh 2016 Mei 7]; 37(2):111-120. Tersedia pada:

http://www.search-document.com/pdf/1/1/Menggali-Kearifan-Lokal-Nusantara-Sebuah-Kajian-Filsafati.html.

Shiklomanov IA, Rodda JC. 2003. World water resources at the beginning of the twenty-first century. International Hydrology Series. England (UK): Cambridge University Press.

Suryatmojo H. 2002. Konservasi tanah di kawasan karst Gunungkidul. Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan UGM. Disajikan untuk mengajar siswa SMU Don Bosco di Wanagama. 1-3 Oktober 2002.

Thornthwaite CW, Mather JR. 1957. Introduction and tables for computing potensial evapotranspiration and the water balance. Publ. In Clim. 10(3) Wacana P. 2008. Kebudayaan dan Kearifan Lokal dalam Mengelola Lingkungan

dan Sumberdaya Air Kawasan Kars Gunungsewu. PSMBUPN [Internet].

[diunduh 2015 Nov 21]. Tersedia pada:

http://psmbupn.org/article/kebudayaan-dan-kearifan-lokal-dalam-mengelola-lingkungan-dan-sumberdaya-air-kawasan-kars-gn-sewu.html. Yunianto B. 2009. Kajian pemanfaatan ruang kawasan karst Citatah-Rajamandala

untuk pertambangan dan industri pengolahan kapur di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. J. Bahan Galian Industri. 5(13): 15-27.

Zulkarnain A, Febriamansyah R. 2008. Kearifan lokal dan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya pesisir. J. Agribisnis Kerakyatan. 1: 69-85.

26

LAMPIRAN

Lampiran 1 Luasan poligon yang mewakili stasiun Nglipar, Playen, Panggang, dan Paliyan Kabupaten Gunungkidul

Stasiun Bujur Timur Lintang Selatan Luas Poligon (mm2)

Nglipar 110.60 7.96 54 409.80

Playen 110.58 7.92 26 303.29

Panggang 110.42 8.01 14 557.19

Paliyan 110.52 8.01 25 860.29

Lampiran 2 Rataan klimatologi curah hujan bulanan stasiun Nglipar, Playen, Panggang, dan Paliyan periode 2006-2015

Stasiun Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

Nglipar 288 286 265 193 113 69 34 13 36 47 145 438

Playen 276 351 268 206 133 57 24 8 37 58 176 318

Panggang 337 307 292 211 159 56 44 0 40 53 199 387

Paliyan 360 291 252 159 98 49 36 1 0 31 190 328

Lampiran 3 Hasil perhitungan curah hujan wilayah Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan Metode Poligon Thiessen

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2006 308 265 345 178 91 0 0 0 0 0 63 240 2007 139 416 302 174 57 14 4 0 0 21 165 635 2008 271 277 298 82 14 0 0 0 3 91 414 399 2009 150 222 215 187 183 142 81 18 0 11 31 53 2010 206 243 153 162 266 52 74 60 288 121 153 308 2011 377 384 292 223 113 0 0 0 0 52 250 374 2012 335 294 307 209 85 0 0 0 0 66 59 394 2013 672 319 176 182 208 287 111 0 0 102 284 371 2014 328 430 176 235 103 94 63 0 0 1 205 561 2015 278 186 401 275 75 15 0 0 0 0 52 442 Rata-rata 306 304 267 191 120 60 33 8 29 47 168 378

27 Lampiran 4 Data suhu udara bulanan (0C) Stasiun Geofisika Daerah Istimewa

Yogyakarta periode 2006-2015

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

2006 26.1 26 25.7 26.5 24.8 25.6 25 25.1 25.9 27 26.6 25.7 2007 26.5 26.1 26.1 26.1 26.6 25.4 24.7 24.6 25 26.5 25.8 26.8 2008 27.1 25.1 25.5 26 25.7 24.9 23.9 25.1 26.1 27 25.6 25.6 2009 24.8 25.6 26.4 26.6 26.3 26.1 25 24.7 26.1 26.8 26.8 26.7 2010 26.3 26.5 26.8 26.9 26.8 26.4 26 26.3 26.2 26.1 26.4 25.7 2011 25.8 25.9 25.7 25.8 26.1 25.3 24.8 24.6 26.8 28.2 27.3 20.8 2012 26 26.1 25.3 26.5 26.3 25.6 25 25.1 25.9 27 27 26.6 2013 26.4 26.4 27 27.2 26.7 26.2 25.5 25.1 25.6 27.1 26.3 26 2014 25.8 26.1 26.8 26.7 27.1 25.6 25.3 25.3 25.5 27.5 26.7 26 2015 26.1 26.2 26.3 26.4 26.2 25.2 24.6 24.8 25.6 26.8 27.8 26.9 Rata-rata 26.1 26 26.2 26.5 26.3 25.6 25 25.1 25.9 27 26.6 25.7

Lampiran 5 Tekstur tanah Kabupaten Gunungkidul tahun 1999

No. SPT Lapisan Tekstur Tekstur Field Capacity (%) Permanent Wilting Point (%) STo (mm) Pasir (%) Debu (%) Liat (%)

Tanah Berbahan Induk Vulkanistik

2C A 33.7 9.8 56.5 Liat 42 30 57.15 4D A 24.7 31.4 43.9 Liat 42 30 57.15 5D A 22.2 46.2 31.6 Lempung berliat 36 22 53.975 6F A 20.3 23.5 56.2 Liat 42 30 57.15 7F A 25.1 23.9 51 Liat 42 30 57.15

Tanah Berbahan Induk Karbonat Sedimen

15D A 6.6 18.5 74.9 Liat 42 30 57.15

16D A 24.8 55.4 19.8 Lempung

berdebu 31 11 50.8

17D A 8.8 72.3 18.9 Lempung

berdebu 31 11 50.8

18E A 9.5 43.2 47.3 Liat berdebu 41 27 40.64

18F A 11.5 61.5 27 Liat berdebu 41 27 40.64 19E A 13.3 72.7 14 Liat 42 30 57.15 20F A 14.3 52.4 33.3 Lempung liat berdebu 38 22 48.26 21D A 6.3 85 8.7 Lempung berdebu 30 6 50.8

Tanah Berbahan Induk Campuran Karbonat Sedimen dan Vulkanistik

28

Lampiran 6 Kebutuhan air pertanian tahun 2014

MT Komoditas Total ETc (mm) Total ETc (m) Luas Lahan (m2) Kebutuhan Air (m3/tahun) I Padi 516.17 0.52 1.72 x 107 8.87 x 106 II Padi 502.40 0.50 1.25 x 107 6.27 x 106 III Kedelai 280.85 0.28 1.30 x 107 3.65 x 106

Kebutuhan Air Pertanian (m3/tahun) 1.88 x 107

Kebutuhan Air MT I = Total ETc x Luas Lahan = 0.52 m x 1.72 x 107 m2 = 8.87 x 106 m3

Kebutuhan Air MT II = Total ETc x Luas Lahan = 0.50 m x 1.25 x 107 m2 = 6.27 x 106 m3

Kebutuhan Air MT III = Total ETc x Luas Lahan = 0.28 m x 1.30 x 107 m2 = 3.65 x 106 m3

Total Kebutuhan Air Pertanian (1 tahun) = MT I + MT II + MT III = 8.87 x 106 m3 + 6.27 x 106 m3 + 3.65 x 106 m3

= 1.88 x 107 m3

Lampiran 7 Kebutuhan air domestik tahun 2014

Total Kebutuhan Air Domestik = Jumlah penduduk x Standar penggunaan air x Jumlah hari = 378 902 orang x 60 liter/orang/hari x 365 hari = 8.30 x 109 liter/tahun x 10-3 m3/liter

= 8.30 x 106 m3/tahun

Parameter Nilai

Jumlah penduduk di kawasan karst (orang) 378 902

Standar Penggunaan Air di Pedesaan (liter/orang/hari) 60

Jumlah hari dalam 1 tahun (hari) 365

Total Kebutuhan Air Domestik (liter/tahun) 8.30 x 109

29

Dokumen terkait