[Deptan]. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia.
[SFO]. 2013. Perbedaan Volume Penjualan Brokoli Simply Fres Organic di Setiap Lembaga Pemasaran pada Bulan Maret 2013.
[SFO]. 2013. Total Permintaan dan Total Realisasi Penawaran Brokoli Periode Satu Tahun.
[Susenas]. 2012. Data Konsumsi Brokoli per Kapita di Indonesia 2006-2010. [Susenas]. 2012. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok
Barang.
Adinugroho B. 2010. Manajemen Rantai Pasok Sayuran (Studi Kasus: Frida Agro, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Akbar F. 2011. Perancangan Lean Production System dengan Pendekatan Cost Integrated Value Stream Mapping Studi Kasus Industri Otomotif [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.
Anatan L., Ellitan L. 2008. Supply Chain Management Teori dan Aplikasi. Bandung (ID): Alfabeta.
66
Asmarantaka RW. 2012. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing). Bogor (ID): Departemen Agribisnis FEM-IPB.
Asmarantaka RW. 2009. Pemasaran Produk-Produk Pertanian. Dalam Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Bogor (ID): Departemen Agribisnis, FEM-IPB.
Bertelsen S., Koskela L. 2004. Construction Beyond Lean: A New Understanding of Construction Management.
Chopra S., Meindl P. 2004. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall.
Dahl CD., Hammond JW. 1977. Market and Pric Analysis The Agricultural Industries. New York (US): MC Graw-ill Book Company.
Eriksson PE. 2010. Improving Construction Supply Chain Collabroration and Performance: A Lean Construction Pilot Project. Journal of Supply Chain Management, Vol. 15, No. 5, pp394-403.
Fanani Z. 2011. Implementasi Lean Manufacturing untuk Peningkatan Produktivitas (Studi Kasus pada PT. Ekamas Fortuna Malang) [skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh November.
Gaspersz V. 2007. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries: Strategi Dramatik Reduksi Cacat/Kesalahan, Biaya, Inventori, Lead Time dalam Waktu Kurang dari Enam Bulan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama
Hines PP., Taylor D. 2000. Going Lean. Cardiff (UK): Lean Enterprise Research Centre.
Husna I. 2008. Pengaruh Suhu Penyimpanan dan Pengemasan Terhadap Kesegaran Brokoli (Brassica oleraceae L var. Royal Green) [skripsi]. Malang (ID): Universitas Islam Negeri Malang.
Indrajit RE., Djokopranoto RE. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Jakarta (ID): Grassindo.
Kohls RL., Uhl JN. 2002. Marketing of Agricutural Products. New York (US): Mc Millan Publishing Company.
Koskela L. (2004), “Moving on Beyond Lean Thinking”, Journal of Lean Construction”, Vol. 1 No. 1, pp24-37.
Kotler P., Amstrong G. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta (ID): Prenhallindo.
Latino RJ., Latino KC. 2002. Root Cause Analysis Improving Performance for Bottom Line Results. Virginia (US): CRC Press.
Lestari PI. 2009. Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Marketing Antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Liker JK. 2004. The Toyota Way: 14 Prinsip Manajemen dari Perusahaan Manufaktur Terhebat di Dunia. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.
Pujawan IN. 2005. Supply Chain Management. Surabaya (ID): Guna Wijaya. Riwanti W. 2011. Manajemen Rantai Pasok Brokoli (Studi Kasus Agro Lestari di
Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
67 Sari PN. 2012. Analisis Network Supply Chain dan Pengendalian Persediaan Beras Organik (Studi Kasus : Rantai Pasok Tani Sejahtera Farm, Kab Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sari WIP. 2012. Pendekatan Lean Thinking dengan Metode RCA untuk Mengurangi Waste pada Peningkatan Kualitas Produksi (Studi Kasus: PT. Sierad Produce, Tbk di Sidoarjo) [artikel skripsi]. Surabaya (ID): Sekolah Tinggi Ekonomi Perbanas.
Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Van der Vorst, JGAJ. 2006. Quantifying the Agri-Food Supply Chain. Netherland (NLD): Logistics and Operations Research Group, Wageningen University. Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
68
Lampiran 1. Icon Big Picture Mapping pada Pemetaan Rantai Pasok Brokoli di Simply Fresh Organic
Icon Fungsi Kegiatan
Process
Menggambarkan pergerakan aliran proses dalam satu area
-Penjemuran, standardisasi, pelabelan, dan penimbangan Supplier/ Consumer Menunjukkan supplier dan konsumen yang terlibat dalam rantai pasok
-Petani mitra produsen brokoli
-Konsumen akhir
External Shipment
Proses pengangkutan dari satu pelaku rantai pasok ke pelaku rantai pasok lain
-Pengangkutan brokoli dari petani hingga ritel
Production Control
Label departemen atau lembaga dan kontrol proses
Push Arrow
Produk atau informasi yang telah selesai diteruskan ke proses selanjunya tanpa adanya permintaan dari proses
selanjutnya
-Proses yang terjadi pada penanganan pasca panen di tiap lembaga atau pelaku rantai pasok
Shipment Arrow
Perpindahan produk yang telah selesai
-Pengiriman dari petani ke Simply Fresh Organic -Pengiriman dari Simply Fresh Organic ke ritel
Electronic Information
Pengiriman informasi atau pesan melalui media elektronik
-Informasi mengalir dari konsumen ke produsen dan sebaliknya melalui pesan singkat, email, dan fax
Manual Information
Pengiriman informasi atau pesan tanpa perantara media atau informasi tatap muka
-Informasi dari konsumen ke ritel dengan pembelian -Informasi dari SFO ke petani, sekaligus
mengontrol kualitas dan kuantitas
69
Lampiran 2 Identifikasi Aktivitas pada Proses Penanganan Pasca Panen Brokoli, Simply Fresh Organic
No Aktivitas/ Proses VAA NVAA NNVAA Keterangan
I Proses Pengiriman Brokoli dari Petani ke SFO
A1 Pengiriman brokoli organic 1 Pemborosan berupa transportasi, karena pemindahan
produk tidak memberikan nilai tambah
II Proses Penanganan Pasca Panen di Gudang Pemasaran
B1 Pengeringan embun 1
B2 Pemeriksaan kualitas, kelembaban, dan hama siput dan ulat
1 Ditemukan brokoli yang rusak akibat benturan selama
distribusi dari petani mitra ke Simply Fresh Organik
B3 Pengemasan dengan plastik roll film 1 Terjadi pemborosan berupa kesalahan pengemasan,
tetapi sangat jarang terjadi dan tidak mempengaruhi pendapatan perusahaan.
B4 Menunggu diberikan stiker label 1 Pemborosan yang terjadi berupa waktu yang terbuang
karena menunggu, tetapi tidak lama
B5 Pemberian stiker label merk 1
B6 Menunggu ditimbang 1 Pemborosan yang terjadi berupa waktu yang terbuang
karena menunggu, tetapi tidak lama
B7 Penimbangan 1
B8 Pemindahan brokoli ke dalam keranjang 1
B9 Pengangkutan ke mobil 1
III Proses Pengiriman Brokoli dari SFO ke ritel
C1 Perjalanan menuju Sentul 1 Mobil menuju Sentul untuk memindahkan sayuran yang
akan didistribusikan dengan mobil Sentul
C2 Pemindahan sebagian sayuran ke mobil lain 1
C3 Pengangkutan menuju ritel 1
Jumlah 5 3 5
70
Keterangan:
VAA = Value Added Activity NVAA = Non Value Added Activity
NNVAA = Necessary but Non Value Added Activity
Lampiran 3 Identifikasi Penyebab Pemborosan Kritis dengan Failure Mode and Effect Analysis
Keterangan : Frek = frekuensi terjadinya pemborosan
Loss Profit Opportunity = kesempatan memperoleh keuntungan yang hilang Total Loss = total kerugian
Rank = peringkat atau urutan pemborosan berdasarkan kerugian yang telah dikonversi ke satuan mata uang
Proses Waste Penyebab Frek Dampak (Rp) Total Loss
(Rp) Material (Rp) Lost Profit
Opportunity (Rp) Pengadaan brokoli
organik dari petani
Selisih Kuantitas
Komunikasi tidak lancar 1 1 325 000 1 325 000
Selisih Kuantitas
Tidak ada peramalan permintaan
18 1 013 625 18 245 250
Pengiriman brokoli organik dari petani ke SFO
Defect Jalanan rusak 18 371 000 6 678 000
Pengiriman brokoli organik dari SFO ke ritel
Defect Terjebak macet 15 78 750 308 016 5 801 490
Defect Jumlah sayuran melebihi kapasitas mobil
71
Lampiran 4 Urutan Penyebab Kritis Pemborosan pada Rantai Pasok Brokoli Organik Berdasarkan Biaya
Proses Waste Penyebab Frek Dampak (Rp) Total Loss
(Rp)
Rank Material (Rp) Lost Profit
Opportunity (Rp) Pengadaan brokoli
organik dari petani
Selisih Kuantitas Tidak ada peramalan permintaan 18 1 013 625 18 245 250 1
Defect Jalanan rusak 18 371 000 6 678 000 2
Pengiriman brokoli organik dari SFO ke ritel
Defect Terjebak macet 15 78 750 308 016 5 801 490 3
Defect Jumlah sayuran melebihi kapasitas mobil
12 73 400 111 300 2 216 400 4
Pengadaan brokoli organik dari petani
Selisih Kuantitas
Komunikasi tidak lancar
72
Lampiran 5 Perhitungan Dengan Prinsip Pareto (80/20 Rule)
Proses Waste Penyebab Frek Dampak (Rp) Total Loss (Rp)
Pengadaan brokoli organik dari petani
Selisih Kuantitas
Tidak ada peramalan permintaan
18 1 013 625 18 245 250
Defect Jalanan rusak 18 371 000 6 678 000
Pengiriman brokoli organik dari SFO ke ritel
Defect Terjebak macet 15 386 766 5 801 490
Pengiriman brokoli organik dari SFO ke ritel
Defect Jumlah sayuran melebihi kapasitas mobil
12 184 700 2 216 400
Pengadaan brokoli organik dari petani Selisih Kuantitas Komunikasi tidak lancar 1 1 325 000 1 325 000 Total Loss 34 266 140
2