• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Dalam dokumen Aplikasi Sistem Informasi Geografis Sig (2) (Halaman 99-110)

Agus F, Widianto.2004. Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. Bogor: World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia.

Anonimus. 2002. Studi tentang Pola Pemanfaatan Lahan di Kawasan Hulu DAS dalam Rangka Pengembangan Mekanisme Pembayaran Jasa Perlindungan DAS. http://www.balitbang-das.or.id/hasil penelitian/2002/Sudi%20DAS-%20Cidanau%20Brantas.pdf. [13 Juli 2005].

. 2005. Jangan Korbankan Hutan Lindung dan Kawasan Konservasi untukTambang. http://www.jatam.org/indonesia/newsletter/uploaded/ gg22.html. [13 Juli 2005]

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Asdak, C. 2002. Hidrologi & Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bagja, Bukti. 2000. Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Status Pemenuhan Kebutuhan Kayu Bakar di Daerah Penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: kasus Desa Galudra dan Sukamulya, Kecamatan Cugeneng, Kabupaten Cianjur [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Beasley, D.B dan L.F. Huggins. 1991. ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watershed Environment Respon Simulation) User’s Manual: 2th Edition.Chicago: US EPA Region V.

[BAPEDA Propinsi Jawa Barat] Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Barat. 2004. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air di SWS Ciliwung-Cisadane untuk Mengatasi Krisis Air Jakarta. Di dalam: Seminar Krisis Air Jakarta: Tinjauan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Ciliwung Cisadane; Jakarta, 29 Juni 2004. Jakarta: BAPEDA Propinsi Jawa Barat. [BPDAS Ciliwung] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Citarum-Ciliwung. 2003. Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah DAS Cisadane. Bogor: BPDAS Citarum-Ciliwung.

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2003. Caringin dalam Angka.Bogor.BPS Bogor.

[Dirjen BRLKT] Direktorat Jendral Reboisasi & Rehabilitasi Lahan. 1998. Pedoman Penyusunan Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Daerah Aliran Sungai. Departemen Kehutanan. Jakarta.

[ERSDAC] Earth Remmote Sensing Data and Analysis Center. 2001. ASTER User’s Guide Part I General Ver.3.1. Japan: ERSDAC.

Haslam, S.M. 1992. River Pollution; An Ecological Perspective. London: Belhaven Press.

Howard, A.D. 1996. Penginderaan Jauh untuk Sumberdaya Hutan (Teori dan Aplikasinya). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ismail, A.Y. 2004. Evalusi Pola Perubahan Lahan pada Daerah Aliran Sungai Cimanuk Hulu dengan Menggunakan Citra Landsat TM Tahun 1990 dan 2001 [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Jaya, I. N. S. 2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kehutanan. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kartasasmita, M. 2001. Prospek dan Peluang Industri Penginderaan Jauh di Indonesia. Jakarta: LISPI.

Kusumadewi, F. Aplikasi Model ANSWERS dalam Memprediksi Laju Aliran Permukaan dan Erosi di Sub DAS Cipeurau Gunung Walat Sukabumi [skripsi]. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Lee, R. Hidrologi Hutan. S. Subagio, penerjemah; Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.

Lillesand, T.M & F.W. Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. R. Dubahri , penerjemah; Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.

Lo, C.P. Penginderaan Jauh Terapan. B. Purbowaseso, penerjemah; Jakarta; Universitas Indonesia.

Nurlianty, A. 2000. Pendugaan Distribusi Sedimen Sub DAS Keduang terhadap Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Menggunakan Model Parameter Terdistribusi ANSWERS [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Prahasta, E. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.

Prakoso, A. 2003. Penyebaran dan Pendugaan Keanekaragaman Burung Air pada Berbagai Tipe Habitat di Kawasan Segara Anakan Cilacap [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Purnama, A. 2005. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Menggunakan Citra Satelit dan Perencanaan Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Purwowidodo. 1999. Konservasi Tanah di Kawasan Hutan. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Putro H.R, Hendrayanto, Ichwadi. I, Sudaryanto, M Buce S. 2003. Sistem Intensif Rehabilitasi Lahan dalam Rangka Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Rauf, A. 1994. Aplikasi Model Hidrologi ANSWERS untuk Analisis Respon Hidrologi Sub DAS Palu Timur Sulawesi Tengah [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Setiyanto. 2005. Analisis Karakteristik Biofisik dan Hidrograf Aliran di Daerah Tangkapan Air Cipopokol Sub DAS Cisadane Hulu [skripsi]. Bogor. Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Seyhan, E. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. S. Subagyo, penerjemah; Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.

Sosrodarsono S, Kensaku T. 1987. Hidrologi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Suhartanto, E. 2001. Optimasi Pengelolaan DAS di Sub Daerah Aliran Sungai Cidanau Kabupaten Serang Propinsi Banten Menggunakan Model Hidrologi ANSWERS [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institu Pertanian Bogor.

Sukresno. 2002. Penerapan Model ANSWERS untuk Pendugaan Erosi-Sedimentasi di Sub DAS Keduang-Wonogiri. Prosiding Ekspose BP2TPDAS-IBB Surakarta; Wonogiri, 1 Oktober 2002. Wonogiri.hlm 1-13.

Supriadi, D. 2000. Uplands Management: Cases of Cimanuk and Cisanggarung River Basin. Prosiding Linggarjati Environmental Meeting; 9 – 13 November 2000.

Trenggono. 1999. Pengaruh Perubahan Lahan terhadap Karakteristik Debit Sedimen dan Debit Banjir Sungai Wirokoro di Daerah Pengaliran Sungai Wirokoro Bengawan Sungai Hulu [catatan penelitian]. Litbang Pengairan 42 (14): 27-36.

Lampiran 1. Nilai TP, FP dan P untuk berbagai tekstur tanah (parameter tanah).

Nilai TP dan FP Tekstur tanah Total Porosity

(TP) Field Capacity (FC) Pasir 38 (32 – 42) 39 (31 – 47) Lempung berpasir 43 (40 – 47) 49 (38 – 57) Lempung 47 (43 – 49) 66 (59 – 74) Lempung berliat 49 (47 – 51) 74 (66 – 82) Liat berdebu 51 (49 – 53) 79 (66 – 82) Liat 53 (51 – 55) 83 (76 – 89) Sumber: Beasly & Huggins (1981)

Nilai P

Tekstur tanah Nilai P

Pasir 0.35 – 0.50 Lempung berpasir 0.50 – 0.60 Lempung 0.55 – 0.65 Lempung berliat 0.60 – 0.70 Liat berdebu 0.65 – 0.75 Liat 0.75 – 0.60

Lampiran 2. Nilai kekasaran saluran untuk sungai alami

No. Karakteristik Minimal Maksimal

1. Bersih, tebing lurus, penuh, tidak

ada lobang atau lubuk yang dalam 0.025 0.033 2. Seperti no.1 tetapi terdapat sejumlah

batu dan rumput (gulma) 0.030 0.040 3. Berkelok, ada lubuk dan rantau,

bersih 0.035 0.050

4.

Seperti no.3, air lebih rendah, lebih banyak lereng dan bagian-bagian yang tidak efektif

0.040 0.055 5. Seperti no.3 ada gulma dan batu 0.033 0.045 6. Seperti no.4 bagian berbatu 0.045 0.060 7.

Bagian sungai yang lamban, agar banyak gulma atau berlubuk sangat dalam

0.050 0.080 8. Bagian yang sangat banyak gulma 0.075 0.150 Sumber: Arsyad (1989)

Lampiran 3. Penetapan nilai PIT dan PER untuk parameter penggunaan lahan Nilai PIT Tanaman PIT (mm) Gandum 0.5 – 1.0 Jagung 0.3 – 1.3 Rumput 0.5 – 1.0 Padang rumput 0.3 – 0.5 Gandum 0.3 – 1.0

Kentang, kubis, buncis 0.5 – 1.5

Hutan 1.0 – 2.5

Sumber: Beasly & Huggins (1981)

Nilai PER

Penggunaan Lahan PER

Hutan - lebat - jarang 0.80 0.65 Kebun campuran 0.60 Semak belukar 0.50 Sawah - irigasi - non irigasi 0.82 0.40 Padang rumput 0.30 Lahan terbuka 0.00 Pemukiman 0.87

Lampiran 4. Nilai RC dan HU dan nilai kekasaran penggunaan lahan (N)

Nilai RC dan HU

Kondisi permukaan lahan HU (mm) RC

Tanah diolah dalam - bongkah halus - bongkah sedang - bongkah kasar 100 130 130 0.53 0.48 0.59 Tanah diolah sedang

- bongkah halus - bongkah sedang - bongkah kasar 60 70 130 0.37 0.33 0.45 Tanah tidak diolah

- bekas ladang - semak rapat

- padang alang-alang - padang rumput panjang - padang rumput pendek - vegetasi jarang

- tanah liat terbuka - aspal atau semen

110 110 110 110 110 110 110 110 0.59 0.45 0.35 0.25 0.15 0.09 0.02 0.10 Sumber: Beasly & Huggins (1981)

Nilai kekasaran penggunaan lahan (N)

Penggunaan lahan N

Aspal atau seman - ketebalan tipis - ketebalan sedang 0.1 – 0.15 0.05 – 0.10 Semak rapat 0.40 – 0.50 Padang rumput 0.20 – 0.30 Tanah liat terbuka 0.01 – 0.03 Lahan bervegetasi jarang 0.05 – 0.13 Sumber: Beasly & Huggins (1981)

Lampiran 7. Titik lapangan hasil Ground truth

No. X Y Ketinggian

(mdpl)

Keterangan 1 705306 9255402 611 Pertanian lahan kering 2 705313 9255404 611 Pertanian lahan kering 3 705636 9255276 616 Semak/belukar 4 705339 9255390 624 Semak/belukar 5 705294 9255380 624 Semak/belukar 6 705624 9255242 632 Semak/belukar 7 705344 9255408 634 Pertanian lahan kering 8 705625 9255304 635 Pertanian lahan kering 9 705617 9255198 637 Perkebunan pepaya 10 705600 9255152 642 Perkebunan pepaya 11 705248 9255496 643 Semak/belukar 12 705252 9255344 644 Pertanian lahan kering 13 705366 9255430 646 Semak/belukar 14 705583 9255128 649 Pertanian lahan kering 15 705609 9255326 650 Pertanian lahan kering 16 705222 9255312 651 Perkebunan lidah buaya 17 705631 9254960 652 Pertanian lahan kering 18 705213 9255270 657 Perkebunan

19 705548 9255360 658 Pertanian lahan kering 20 705229 9255268 658 Pertanian lahan kering 21 705241 9255264 659 Pertanian lahan kering 22 706144 9254994 660 Semak/belukar 23 705530 9255374 662 Sawah 24 705521 9255390 664 Sawah 25 705370 9255502 665 Pemukiman 26 705550 9255436 668 Sawah 27 705584 9255478 675 Pemukiman 28 705914 9255354 675 Pemukiman 29 706053 9255070 679 Hutan Pinus

30 705488 9255080 688 Perkebunan pepaya dan salak 31 706017 9254824 690 Semak/belukar

32 705965 9255230 691 Pemukiman

33 705546 9255006 694 Pertanian lahan kering 34 706150 9254936 699 Semak/belukar 35 706083 9254850 700 Pertanian lahan kering 36 705988 9255142 700 Pertanian lahan kering 37 706029 9255262 705 Pertanian lahan kering 38 706089 9255108 707 Pertanian lahan kering 39 706140 9255112 707 Pertanian lahan kering 40 706287 9255042 709 Pertanian lahan kering 41 705981 9254854 710 Semak/belukar 42 706101 9255150 710 Pertanian lahan kering 43 706064 9255230 710 Pertanian lahan kering 44 705658 9254886 711 Pertanian lahan kering 45 706098 9254890 711 Pertanian lahan kering 46 706298 9255024 711 Hutan Pinus

47 706188 9255068 713 Pertanian lahan kering 48 706172 9254886 720 Pertanian lahan kering 49 706391 9254992 722 Pertanian lahan kering 50 705896 9254802 731 Perkebunan nilam 51 706344 9255142 742 Pemukiman 52 705872 9254702 743 Pemukiman 53 705859 9254742 745 Perkebunan nilam 54 705974 9254542 749 Pertanian lahan kering 55 705957 9254538 756 Pertanian lahan kering 56 706489 9255058 761 Pertanian lahan kering 57 706821 9254740 766 Perkebunan palem 58 706264 9254646 769 Perkebunan nilam 59 706730 9254944 774 Pemukiman 60 706020 9254304 776 Semak/belukar 61 706539 9254520 780 Perkebunan pepaya 62 706433 9254534 780 Perkebunan pepaya 63 706778 9254890 781 Pertanian lahan kering 64 706115 9254260 782 Pemukiman

65 706864 9254824 788 Pertanian lahan kering 66 706768 9254620 791 Pertanian lahan kering 67 706853 9254464 792 Semak/belukar 68 706441 9254122 800 Semak/belukar 69 706907 9254448 801 Semak/belukar 70 706929 9254380 801 Semak/belukar 71 706911 9254326 807 Pertanian lahan kering 72 706858 9254528 808 Pertanian lahan kering 73 706568 9254054 812 Semak/belukar 74 706920 9254278 818 Pertanian lahan kering 75 706929 9254508 820 Pertanian lahan kering 76 706842 9254250 820 Pertanian lahan kering 77 706794 9254274 822 Pertanian lahan kering 78 707019 9254400 827 Semak/belukar 79 706984 9254444 830 Pertanian lahan kering 80 707260 9254526 832 Pertanian lahan kering 81 707002 9254460 833 Pertanian lahan kering 82 707294 9254496 836 Perkebunan kopi 83 707334 9254400 840 Semak/belukar 84 707091 9254418 842 Pertanian lahan kering 85 707153 9254396 844 Pertanian lahan kering 86 707217 9254328 851 Pertanian lahan kering 87 707241 9254314 855 Pertanian lahan kering 88 707405 9254288 877 Pertanian lahan kering 89 707497 9254268 887 Semak/belukar

Dalam dokumen Aplikasi Sistem Informasi Geografis Sig (2) (Halaman 99-110)

Dokumen terkait