• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adisasmita R. 2006.Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan. Yogyakarta (ID) : Graha Ilmu.

Andayani S, Anwar MR, Antariksa. 2012. Pengembangan Kawasan Wisata Belakambang Kabupaten Malang.Jurnal Rekayasa Sipil. 6 (2) : 168-178. Anggraeni R, Zauhar S, Siswidiyanto. 2013. Evaluasi Kebijakan Publik (Evaluasi

Terhadap Proses Pengadaan Anjungan Mandiri Kepegawaian Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010 di Badan KepegawaianDaerah Kota Malang).

Jurnal Administrasi Publik (JAP), 1 (1) : 119-127.

[BAPPEDA Kab. Ciamis] Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2031.

[BAPPEDA Prov. Jawa Barat] Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029.

[BAPPENAS] Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

[BAPPENAS] Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa Bali.

Buchsbaum BD. 2004. Ecotourism and Sustainable Development in Costa Rica. [Major Paper]. Virginia (US) : Virginia Polytechnic Institute and State University.

Briliyanto A, Putro HPH. 2015. Analisis Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Kolaborasi Tata Kelola Destinasi Pariwisata (Tkdp) Berbasis Konsep Destination Management Organization (DMO) di Pangandaran. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 4 (3) : 873-883.

Cohen JM, Uphoff NT. 1980. Participation’s Place in Rural Development :

Seeking Clarity throught Specifity. Journal World Development. 8 : 213- 235.

Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta (ID) : PT Pradnya Paramita.

Davison RM, Harris RH, Vogel DR. 2005. E-Commerce for Community Based Tourism in Developing Countries. Proceedings of the 9th Pacific Asia Conference on Information Systems(PACIS 2005), Bangkok, Thailand, July 10 2005 : 1396-1403.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. 2009. Profil Pariwisata dan Budaya Kabupaten Ciamis. Ciamis (ID): Disbudpar Kab. Ciamis. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis. 2012. Perencanaan Zonasi

Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Ciamis 2012. Laporan Akhir. Ciamis (ID) : DKP Kabupaten Ciamis.

Dinas Pariwisata Perdagandan Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Pangandaran, 2015.Tourist Information Center Pangandaran. Pangandaran (ID) : DPPPK-UMKM Kabupaten Pangandaran.

[Disbudpar Kab. Ciamis] Peraturan Daerah Ciamis Nomor 19 tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.

[Disbudpar Prov. Jawa Barat] Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR).

Ditjen KP3K. 2010. Ketentuan Mengenai Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten/Kota. Jakarta (ID) : Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dunn WN. 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. edisi 2. Wibawa S , Asitadani D, Hadna AH, Purwanto EA, penerjemah; Darwin M, penyunting. Yogyakarta (ID) : UGM Press. Terjemahan dari : Public Policy Analysis: An Introduction.Ed ke-2.

Godde P. 1998. Community-based Mountain Tourism : Practices for Linking Conservation with Enterprise. Synthesis of an Electronic Conference of The Mountain Forum, 13 AprilMay 18, 1998.

Goltenboth F, Timotius KH, Milan PP, Margraf J. 2006. Ecology of Insular Southeast Asia: The Indonesian Archipelago. Elsevier The Netherlands. 557.

Gorener A, Toker K, Ulucay K. 2011. Application of Combined SWOT and AHP: A Case Study for a Manufacturing Firm. 8th International Strategic Management Conference. Procedia - Social and Behavioral Sciences 58 ( 2012).15251534.

Hall CM. 2001. Trend in Ocean and Coastal Tourism. Ocean & Coastal

Management.44 : 601-618.

Husrin S, Kelvin J, Putra A, Prihantono J, Cara Y, Hani A. 2013. Assessment on the characteristics and the damping performance of coastal forests in Pangandaran after the 2006 Java Tsunami. International Symposium on Earthquake and Disaster Mitigation.

Imron M. 2011. Otonomi Daerah dan Permasalahannya dalam Pengelolaan Kelautan.Jurnal Masyarakat dan Budaya. 13 (1) : 97-116.

Kartikawanto I. 2013. Perencanaan Pembangunan Partisipatif Di Kelurahan dan Desa.Jurnal Administrasi Publik. 14 (1) : 464-480.

Kangas J, Pesonen M, Kurttila M, Kajanus M. 2001. A'WOT: Integrating the AHP with SWOT Analysis. 6th ISAHP 2001 Proceedings, Berne, Switzerland. 189-198.

Kelvin J. 2015. Efektivitas Hutan Pantai Dan Lingkungannya Dalam Meredam Run-Up Tsunami Berdasarkan Model Comcot (Studi Kasus: Tsunami Pangandaran 17 Juli 2006). [skripsi]. Bandung (ID) : Program Studi Ilmu Kelautan, UNPAD.

[KEMENATR/BPN] Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan

[KEMENDAGRI] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah.

[KEMENDAGRI] Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran Di Provinsi Jawa Barat.

[KEMENDAGRI] Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

[KEMENDAGRI] Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Desa.

[KEMENLH] Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Hutan Raya Dan Wisata Alam.

49

[KEMENDAGRI] Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 Tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

[KEMENPAR] Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010–2025.

[KEMENPAR] Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Kepariwisataan.

[KEMENPAR] Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. [KEMENPUPR] Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan

Tanah.

[KEMENPUPR] Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

[KEMENPUPR] Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang.

Kidd S, Massey D, Davies H. 2003. The ESDP And Integrated Coastal Zone Management Implications for the integrated management of the Irish Sea.

The Town Planning Review (TPR).74 (1) : 97-120.

[KKP] Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil.

[KKP] Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.

Kurniawan R. 2015. Strategi Pengembangan Potensi Wisata Bahari Di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas. [tesis]. Bogor (ID) : Sekolah Pascasarjana, IPB.

Kurttila M, Pesonen M, Kangas J, Kajanus M. 2000. Utilizing the analytic hierarchy process _AHP. in SWOT analysis - a hybrid method and its application to a forest-certification case. Journal Forest Policy and Economics. 1 : 4152.

Kementerian Pariwisata. 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2015. Jakarta (ID) : Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Laguha A. 2011. Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat Di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Karang Pusentasi Donggala. [tesis]. Bogor (ID) : Sekolah Pascasarjana, IPB.

Lestyono R. 2010. Dampak Negatif Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Fisik Pesisir. Studi Kasus: Pantai Pangandaran. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 2 (2) : 291-299.

Liaghata M, Shahabib H, Deilami BR, Ardabilib FS, Seyedic SN, Badric H. 2013 A Multi-Criteria Evaluation Using The Analytic Hierarchy Process Technique To Analyze Coastal Tourism Sites.ICESD 2013: January 19-20, Dubai (AE).

Mile MY. 2007. Pengembangan Species Tanaman Pantai untuk Rehabilitasi dan Perlindungan Kawasan Pantai Pasca Tsunami.Info Teknis. 5 (2) : 1-8. Mubah AS. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam

Menghadapi Arus Globalisasi.Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. 2 (4) : 302-308.

Najmulmunir N. 2013. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Efektifitas Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 20 (2) : 213-220.

Nasdian FT. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta (ID) : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Ngece, K. 2002. Community Based Ecotourism : What Can the People of East Africa Learn from Success Stories Elsewhere?. Nairobi (KE) : East African Ecotourism Development and Conservation Consultans.

Pinto Z. 2015. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY). Jurnal Wilayah dan Lingkungan. III (3) : 163-174.

Putra A, Husrin S, Kelvin J. 2015. Identifikasi Perubahan Luas Greenbelt di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat Menggunakan Citra Landsat. Jurnal Akuatika. 6 (1) : 59-67.

Purba NP. 2014. Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat.Jurnal Akuatika. 5 (1) : 8-15. Rianto, T. 2014. Analisis Potensi Obyek Wisata Dan Keterpaduannya Dalam

Pengembangan Kawasan Wisata Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID). Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB.

Rustiadi E. 2003. Pengembangan Wilayah Pesisir sebagai Kawasan Strategis Pembangunan Daerah. Pelatihan Pengelolaan dan Perencanaan Wilayah Pesisir secara Terpadu (ICZM). 1-10.

Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta (ID): Crestpent Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Ruswandi, 2009. Model Kebijakan Pengembangan Wilayah Pesisir Yang Berkelanjutan Dan Berspektif Mitigasi Bencana Alaman Di Pesisir Indramayu Dan Ciamis. [disertasi]. Bogor (ID) : Sekolah Pascasarjana, IPB. Saaty TL. 1990. How to Make Decesion : The Analytical Hierarchy Procces.

Eorpean Journal of Operational Recearch. 48 : 9-26.

Sartini. 2012. Ritual Bahari Di Indonesia: Antara Kearifan Lokal Dan Aspek Konservasinya.Jurnal Sejarah dan Budaya. 7 (1) : 42-50.

Sitorus SRP, Rianto T, Panuju DR. 2014. Analisis Obyek Wisata Dan Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia di Fakultas Teknik Univertsitas Islam Riau. Pekanbaru Tanggal 17-18 Oktober 2014 : 378-395.

Sulistriani Y. 2009. Perubahan Daratan Pantai dan Penutupan Lahan Pasca Tsunami Secara Spasial dan Temporal di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID) : Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, IPB.

Suryadi Y, Sutjahj aSH, Sanim B, Rustiadi E, Soma S. 2008. Kajian Pengendalian Pemanfaatan Ruang Menuju Pembangunan Kota Bogor Yang Berkelanjutan.Forum Pascasarjana. 31 (4) : 227-238.

Syahruddin. 2010. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri.Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi.17 (1) : 31-42.

51

Syarifuddin D, Nurlatipah L. 2015. Daya Tarik Wisata Upacara Tradisional Hajat Laut Sebagai Nilai Budaya Masyarakat Batu Karas. Jurnal Manajemen Resort & Leisure.12 (1) : 100-110.

Sylviani, Suryandari EY. 2013. Kajian Implementasi Norma, Standar, Prosedur Dan Kriteria Dalam Pengorganisasian Kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan.Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan.10 (3) : 214-234.

Thornton P, Williams AM, Shaw G. 1997. Revisiting Time Space Diaries: An Exploratory Case Study of Tourist Behaviour in Cornwall, England.

Environment and Planning A 1997. 29 : 1847-1867.

Thahjono B, Djunire S, Trisasingko BH, Mulyanto B. 2011. Kajian Geomorfologi Untuk Pemetaan Bahaya Tsunami Di Kota Manokwari Dengan Memanfaatkan Data Penginderaan Jauh. Prosiding Seminar Nasional Geomatika. 2011 : 83-90.

Todaro MP, Smith SC. 2011.Economic Development. Eleventh Edition, Addison- Wesley. Pearson.

Wickramasinghe V, Takano S. 2010. Application of Combined SWOT and Analytic Hierarchy Process (AHP) for Tourism Revival Strategic Marketing Planning: A Case of Sri Lanka Tourism.Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies. 8 : 954-969.

Wijaya CR, Waluya B, Setyorini HPD. 2012. Pengaruh Program Marketing Public Relations Terhadap Keputusan Berkunjung Di Pantai Pangandaran (Survei pada Wisatawan yang Berkunjung ke Destinasi Pariwisata Pantai Pangandaran). Tourism and Hospitallity Essentials (THE) Journal. 2 (2) : 299-314.

Wong PP. 1993. Tourism vs environment: The case for coastal areas. Boston (US) : Kluwer Academic Publishers.

WTTC. 2015. Travel and Tourism, Economic Impact 2015, World. Annual Report. London (GB): World Travel and Tourism Council.

Yulianda F, Fahrudin A, Hutabarat AA, Harteti S, Kusharjani, Kang HS, Adrianto L. 2010.Coastal and marine management in an integrated (In Indonesian). Pusdiklat Kehutanan - Departemen Kehutanan RI, SECEM-Korea International Cooperation Agency, Bogor (ID).

Yusiana LS, Nurishjah S, Soedharma D. 2011. Perencanaan Lanskap Wisata Pesisir Berkelanjutan di Teluk Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur,

Journal of Landskap Indonesia. 3 (2) : 66-72.

Yoeti OA. 2006. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. Jakarta (ID) : PT. Pradnya Paramita.

Lampiran 1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pangandaran dalam RTRWN

Lampiran 2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pangandaran dalam RTR Pulau Jawa-Bali

55

Lampiran 3. Kawasan Strategis Provinsi

Dokumen terkait