Anggoro, S. 1996. Dampak Pencemaran terhadap Fisik-Kimia Air. Materi Kursus AMDAL. PPLH Undip. Semarang.
Atmojo, T. Y, T. Bachtiar, O. K. Radjasa, A. Sabdono. 2011. Eksistensi Koprostanol Dan Bakteri Coliform pada Lingkungan Perairan Sungai, Muara dan Pantai di Jepara Pada Monsun Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. 9 No.1.Hlm: 10-17.
Bahri, Andi Faizal. 2006. Analisis Kandungan Nitrat dan Fosfat pada sedimen mangrove yang termanfaatkan di Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Studi Kasus Pemanfaatan Ekosistem Mangrove danWilayah Pesisir oleh Masyarakat di Desa Bulucindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Asosiasi Konservator Lingkungan : Makassar.
Bappedalda Sumatera Utara, 2000. Pengkajian Teknis Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Danau Toba.
Barus, T. A, S. S. Sinaga, R. Tarigan. 2008. Produktivitas Primer Fitoplankton Dan Hubungannya Dengan Faktor Fisik-Kimia Air di Perairan Parapat Danau Toba. Jurnal Biologi Sumatera Vol.3 No. 1 2008. Hlm: 11-16. Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi tentang Ekosistem Air Daratan.
USU Press. Medan.
Djokosetiyanto, D., A. Sunarman dan Widanarni. 2006. Perubahan Ammonia (NH3-N), Nitrit (NO2-N) dan Nitrat (NO3-N) pada Media Pemeliharaan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) di dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(1): 13- 20 (2006).
http://Journal.ipb.ac.id/index.php/jai. diakses pada tanggal 20 - 09 - 2013. Dojildo, J.R. and G. A. Best. 1992. Chemistry of Water and Water Pollution. Ellis
Horwood Limited. New York.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius, Yogyakarta.
Erlania, Rusmaedi, A.B. Prasetio, J. Haryadi. 2010. Dampak Manajemen Pakan dari Kegiatan Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Keramba Jaring Apung terhadap Kualitas Perairan Danau Maninjau. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.
Garno, Y. S. dan T. A. Adibroto. 1λλλ. “Prosiding Semiloka Nasional
Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk”. PPLH-LP , IPB Ditjen Bangda Depdagri, Ditjen Pengairan, Kantor Meneg. LH. XVII:1-10
Garno, Y. S. 2002. Beban Pencemaran Limbah Perikanan Budidaya dan Yutrofikasi di Perairan Waduk Pada DAS Citarum. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3 No. 2.
Ginting, Orba. 2011. Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1983. Limnology. McGraw Hill International Book Company, Tokyo.
Hendrawati, T.H. Prihadi, N.N. Rohmah. 2007. Analisis kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau Akibat
Rembesan Lumpur Lapindo di Sidiarjo.
Hollingsworth, C.S. 2006. Best Managemet Practices Fo FinFish Aquaculture in Massachusetts. Western Massachusetts Center for Sustainable Aquaculture. Umass Extension Publication AG-BPFA, Massachusetts. Insan, I, N. Suhenda, Rusmaedi. 2005. Aspek Manajemen Pakan pada Budi Daya
Ikan Mas dalam Keramba Jaring Apung. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 11 No 1 Tahun 2005. Hlm: 25-32
Keputusan MNLH No. 115. 2003. Pedoman Penentuan Status Mutu Air. http//:www. jdih.menlh.go.id. [2 Maret 2012].
Komarawidjaja, W, S. Sukimin, E. Arman. 2005. Status Kualitas Air Waduk Cirata dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan Ikan Budidaya. Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1.Hlm: 268-273.
Kordi, M.G.H dan Tancung, A.B. 2005. Pengelolaan Kualitas Air dalam Perikanan Budidaya. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Hlm: 208.
Maniagasi, R,S.S. Tumembouw, Y. Mundeng. 2013. Analisis Kualitas Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan. Volume 1 Nomor 2.Hlm: 29-37.
Marganof. 2007. Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mc Ginty, A.S. and Rakocy, J.E. 2005. Cage Culture of Tilapia. SRAC Publication No 281.
Michael, P. 1984. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press, Jakarta.
Nursandi, J, E.M. Adiwilaga, N.T.M. Pratiwi. 2011. Peningkatan Oksigen Terlarut dengan Metode “Aerasi Hipolimnion” di Daerah Keramba Jaring Apung Danau Lido, Bogor. Jurnal Pertanian UMMI Vol. 1 No. 1 Agustus 2011.
Octaviana, I.S. 2007. Kajian Kualitas Air Waduk Cirata sebagai Area Budidaya Ikan Menggunakan Kolam Jaring Apung. Skripsi. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung.
Odum, E.P. 2003. Dasar-Dasar Ekologi, Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Priadie, B. 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai Alternatif dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 1 No. 1. Hlm: 38-48.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rismawati. 2010. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba Terhadap Kegiatan Perikanan Sebagai Dasar Dalam Pengedalian Pencemaran Keramba Jaring Apung. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera.
Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rinek Cipta, Jakarta. Siagian, M. 2010. Strategi Pengembangan Keramba Jaring Apung Berkelanjutan
di Waduk PLTA Koto Panjang Kampar Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 15 No. 2. Hlm: 145-160.
Suhenda,N., Azwar, Z.I. dan Djajasewaka, H. 2003. Kontribusi Penelitian Nutrisi dan Teknologi Pakan dan Peranannya bagi Perkembangan Usaha Perikanan Budidaya. Prosiding Semi-Loka, Bogor 9 September 2003. Hlm: 53-60
Suin, N. 2002. Metoda Ekologi. Penerbit Universitas Andalas. Padang
Sukimin, S. Penggunaan Index of Biotic Integriti (IBI) untuk Menilai Kualitas
Lingkungan Perairan. 2007. Jurnal Teknik Lingkungan Vol 8 No 1. Hal: 84-90.
Sulardiono, B. 2009. Analisis Dampak Budidaya Ikan Sistem KJA terhadap Tingkat Saprobitas Perairan di Waduk Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. PENA Akuatika Volume 1 Nomor 1.Hlm: 55-64
Suriawiria, U. 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Alumni, Bandung.
Suryono, T, S. Sunanisari, E. Mulyana, Rosidah. 2010. Tingkat kesuburan dan Pencemaran Danau Limboto Gorontalo. Jurnal Oseanologi dan Limnologi Indonesia Vol 36 No. 1. Hlm: 49-61.
Umar, H. 2003. Strategi Manajemen in Action Konsep Teori dan Teknik Menganalisis Strategi Business. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Van Bemmelen, RW. 1970. The Geology of Indonesia. Martinus Nijhoff, The Hugue.
Wardhana,W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset, Yogyakarta.
Yosmaniar. 2010. Hubungan Konversi Pakan Dengan Beban Limbah Hara N dan P yang Dibuang Ke Air Pemeliharaan. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Hlm: 681-688.
Lampiran 1. Foto Lokasi Penelitian
Stasiun 1 Titik Sampel 1 Stasiun 1 Titik Sampel 2
Stasiun 1 Titik Sampel 3 Stasiun 2 Titik Sampel 1
Lampiran 2. Alat dan Bahan
Coolbox Ember
pH meter Meteran
Botol Winkler Labu Erlenmeyer
GPS Termometer Raksa
Secchi disk Es batu
Alat titrasi Botol Sampel Fecal Coliform
Tabung Reaksi Spektrofotometer
Timbangan Analitik Beaker glass Autoklaf
Inkubator Tabung durham Bunsen burner
Lampiran 3. Kegiatan Pengambilan Sampel Di Lapangan
Pengukuran pH Pengukuran Suhu
Pengukuran DO Pengambilan Sampel Air
Lampiran 4. Uji Laboratorium Fecal Colifom
Tes perkiraan sampel diinokulasikan ke dalam media Lauryl Triptose Broth
Sampel diinkubasi
Persiapan pembuatan media EC Broth untuk Uji Penegasan
EC Broth ditimbang sebanyak 3,7 gram
Dilarutkan dengan aquades sebanyak 1 L
Dipindahkan ke dalam 15 buah tabung reaksi sebanyak 10 mL
Uji Penegasan
Tabung reaksi ditutup dengan kapas dan disusun di dalam rak
Sampel yang telah diinkubasi dihitung jumlahnya yang terbentuk gas di dalam tabung durham
Kemudian sampel diinokulasikan dengan menggunakan jarum ose secara steril.
Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran Nilai Paramete r Fisika, Kimia dan Biologi Perairan (Sampling 4 Mei 2013).
No Parameter S tasiun 1 (Ada Aktivitas KJA)
Titik S ampling 1 Rata2 Titik S ampling 2 Rata2 Titik S ampling 3 Rata2
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 1. Suhu (0C) 26 26 27 26.3 27 27 27 27 27 27 27 27 2. pH 7.8 7.4 7.4 7.5 7.1 7.1 7.4 7.2 8 7.9 7.3 7.7 3. Kecerahan (m) 2.96 3 3.3 3.09 3.65 3.2 3.3 3.4 3.2 3.5 3.4 3.4 4. Kekeruhan (NT U) 3.18 3.06 3.14 3.13 6.72 5.27 6.32 6.10 0.25 0.23 0.23 0.24 5. T SS (mg/l) 15.64 15.22 15.38 15.4 18.24 17.98 18.36 18.19 12.64 12.42 12.58 12.55 6. DO (mg/l) 3.7 4.1 4.3 4.0 4.3 4.3 4.2 4.3 5 5.1 5 5.0 7. BOD(mg/l) 1.2 1.2 1.1 1.2 1.6 1.6 1.5 1.6 0.8 1 1 1.0 8. COD (mg/l) 5.568 5.378 5.568 5.50 6.636 6.144 6.528 6.44 4.8 5.376 5.184 5.12 9. NH3-N (mg/l) 0.205 0.214 0.205 0.21 0.286 0.312 0.293 0.29 0.198 0.209 0.198 0.20 10 NO3-N(mg/l) 0.625 0.601 0.633 0.63 0.814 0.768 0.792 0.79 0.408 0.421 0.418 0.42 11. NO2-N (mg/l) 0.005 0.005 0.003 0.004 0.012 0.015 0.012 0.013 0.001 0.003 0.001 0.002 12. PO4 (mg/l) 0.137 0.132 0.132 0.13 0.182 0.188 0.186 0.18 0.091 0.098 0.098 0.096 13. Colifecal (MPN/100 ml) 24 25 24.5 4 20 12 47 6.8 26.9
No Parameter S tasiun 2 (Tidak Ada Aktivitas KJA)
Titik S ampling 1 Rata2 Titik S ampling 2 Rata2 Titik S ampling 3 Rata2
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 1. Suhu (0C) 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 2. pH 7.7 8.1 8 7.9 7.6 7.9 8 7.8 7.3 7.5 7.6 7.5 3. Kecerahan (m) 3.3 3.5 4.63 3.81 3.4 4.55 4.2 4.05 3.42 3.6 3.55 3.52 4. Kekeruhan (NT U) 0.35 0.42 0.38 0.38 0.12 0.15 0.14 0.14 0.28 0.31 0.31 0.3 5. T SS (mg/l) 14.22 14.34 14.28 14.28 12.36 12.42 12.38 12.39 14.08 14.12 14.16 14.12 6. DO (mg/l) 6.2 6.2 6.4 6.3 5.8 5.3 5.3 5.5 6 6 6.1 6.0 7. BOD(mg/l) 0.5 0.5 0.4 0.5 0.6 0.3 0.3 0.4 0.5 0.3 0.3 0.4 8. COD (mg/l) 4.992 5.184 5.184 5.12 4.992 4.8 4.608 4.8 4.416 4.416 4.608 4.48 9. NH3-N (mg/l) 0.161 0.168 0.168 0.166 0.132 0.115 0.115 0.121 0.158 0.163 0.172 0.164 10 NO3-N(mg/l) 0.453 0.438 0.442 0.44 0.325 0.322 0.332 0.33 0.435 0.421 0.442 0.433 11. NO2-N (mg/l) 0.005 0.008 0.005 0.006 0.003 0.003 0.001 0.002 0.005 0.005 0.003 0.004 12. PO4 (mg/l) 0.072 0.068 0.075 0.072 0.062 0.06 0.062 0.061 0.069 0.064 0.065 0.066 13. Colifecal (MPN/100 ml) 14 3.6 8.8 2 17 9.5 1.7 11 6.35
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Nilai Paramete r Fisika, Kimia dan Biologi Perairan (Sampling 2 Juni 2013).
No Parame te r Stasiun 1 (Ada Aktivitas KJA)
Titik Sampling 1 Rata2 Titik Sampling 2 Rata2 Titik Sampling 3 Rata2
U 1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 1. Suhu (0C) 26 26 26 26 27 27 27 27 27 27 27 27 2. pH 8.1 8.3 8.2 8.2 8 7.8 8.3 8.0 8 8.1 7.8 7.9 3. Kecerahan (m) 4.1 5.35 5.25 4.9 3.175 3.75 5.2 4.04 3.19 4.05 4.125 3.8 4. Kekeruhan (NT U) 2.86 3.16 2.95 2.99 7.13 6.57 6.82 6.84 0.28 0.16 0.22 0.22 5. T SS (mg/l) 15.64 15.22 15.38 15.41 19.36 18.22 19.18 18.92 12.86 12.74 12.68 12.76 6. DO (mg/l) 4.7 4.7 4.6 5.0 5 5.1 5 5.0 6.3 6.3 6.2 6.3 7. BOD(mg/l) 1.3 1.1 1 1.1 1.2 1.8 1.5 1.5 1 1 1.1 1.0 8. COD (mg/l) 5.376 6.144 55.568 5.696 6.336 6.144 6.144 6.208 4.8 5.376 5.184 5.12 9. NH3-N (mg/l) 0.185 0.204 0.198 0.196 0.268 0.272 0.276 0.272 0.132 0.126 0.122 0.127 10 NO3-N(mg/l) 0.596 0.601 0.583 0.593 0.752 0.758 0.762 0.757 0.283 0.291 0.296 0.29 11. NO2-N (mg/l) 0.003 0.003 0.002 0.003 0.007 0.008 0.008 0.008 0.001 0.002 0.001 0.0013 12. PO4 (mg/l) 0.125 0.122 0.125 0.124 0.186 0.179 0.178 0.181 0.088 0.083 0.085 0.085 13. Colifecal (MPN/100 ml) 4 17 10.5 1.8 9.3 5.6 9.3 23 16.2 No Parame te r
Stasiun 2 (Tidak Ada Aktivitas KJA)
Titik Sampling 1 Rata2 Titik Sampling 2 Rata2 Titik Sampling 3 Rata2
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 1. Suhu (0C) 27 27 27 27 28 28 28 28 28 28 28 28 2. pH 8 8.1 8.1 8.1 7.9 8.1 8.2 8.1 7.8 7.8 7.8 7.8 3. Kecerahan (m) 5.2 5.4 5.55 5.38 4.9 5.575 6.22 5.57 4.975 4.075 4.37 4.47 4. Kekeruhan (NT U) 0.48 0.54 0.43 0.48 0.21 0.19 0.19 0.19 0.34 0.32 0.32 0.32 5. T SS (mg/l) 15.56 15.78 15.62 15.65 12.88 12.84 12.96 12.89 14.48 14.36 14.42 14.42 6. DO (mg/l) 6.3 6.2 6.2 6.2 6.2 6 6 6.1 6 5.5 5.7 5.7 7. BOD(mg/l) 0.6 0.6 0.5 0.6 0.7 0.5 0.5 0.6 0.4 0.5 0.6 0.5 8. COD (mg/l) 5.376 5.184 5.184 5.248 5.184 4.8 4.608 4.864 4.8 4.416 4.608 4.608 9. NH3-N (mg/l) 0.153 0.142 0.146 0.147 0.136 0.121 0.126 0.128 0.148 0.133 0.142 0.141 10 NO3-N(mg/l) 0.461 0.442 0.442 0.448 0.306 0.328 0.328 0.321 0.427 0.435 0.431 0.431 11. NO2-N (mg/l) 0.003 0.003 0.002 0.003 0.002 0.002 0.001 0.002 0.003 0.002 0.002 0.002 12. PO4 (mg/l) 0.043 0.052 0.041 0.045 0.038 0.04 0.038 0.039 0.055 0.053 0.053 0.054 13. Colifecal (MPN/100 ml) 49 24 36.5 22 14 18 33 15 24
Lampiran 7. Metode Pengukuran DO (Michael, 1984; Suin 2002)
Sampel Air
Sampel membentuk endapan putih /coklat
Larutan sampel berwarna Coklat
Larutan berwarna kuning pucat
Larutan berwarna biru
1 ml MnSO4 Dikocok Didiamkan 1 ml KOH-KI 1 ml H2SO4 Dikocok Didiamkan Diambil 100 ml Dititrasi Na2S2O3 0,0125 N Ditambah 5 tetes larutan Amilum Larutan bening Dititrasi Na2S2O3 0,0125 N
Lampiran 8. Metode Pengukuran BOD5 (Michael, 1984; Suin 2002)
Keterangan
- Sampel air diukur nilai DO nya langsung di lokasi penelitian (DO awal) dengan metode Winkler.
- Sampel air di inkubasi pada suhu 20 0C selama 5 hari.
- Selanjutnya setelah di inkubasi nilai DO nya kembali diukur (DO inkubasi) - Nilai BOD5 adalah selisih antara nilai DO awal dengan nilai DO inkubasi
Sampel Air
Sampel Air I Sampel Air II
DO Awal DO Akhir
Dihitung DO
Diinkubasi selama 5 hari pada temperature 20 0C Dihitung DO
Lampiran 9. Metode Penentuan Nilai COD (Michael, 1984; Suin 2002).
Sampel Air
KMnO4 0,1 ml
Dinginkan 10 menit
Tambahkan H2SO4 10 ml
Panaskan selama 1 jam
Tambahkan 10 ml KI 10 %
Titrasi dengan larutan Triosulfat
Sampel Berwarna Kuning Pucat
Tambahkan larutan Amilum 10%
Sampel Berwarna Biru
Titrasi dengan Larutan Triosulfat
Sampel Berwarna Bening
Lampiran 10. Metode Pengukuran Ammonia (NH3-N) (Suin 2002).
Disaring, masukkan kedalam gelas beaker Ditambah 1 ml Phenol Solution
Ditambah 1 ml Sol Nitroposside Ditambah 2,5 ml Oxidizing Solution Aduk rata
Tutup dengan aluminium foil Biarkan selama 1 jam
Diukur dengan panjang gelombang 640 spektofotometer
Disaring, masukkan kedalam gelas beaker Ditambah 1 ml Phenol Solution
Ditambah 1 ml Sol Nitroposside Ditambah 2,5 ml Oxidizing Solution Aduk rata
Tutup dengan aluminium foil Biarkan selama 1 jam
Diukur dengan panjang gelombang 640 spektofotometer
Csampel air =
25 ml sampel air
Terbentuk larutan komplek
25 ml sampel air
Lampiran 11. Metode Pengukuran Kandungan Nitrat (NO3-N) (Michael, 1984; Suin 2002).
Sampel Air (5 ml)
1 ml NaCl (dengan pipet volume)
5 ml H2SO4 75 %
4 tetes asam brucine sulfat sulfanic
Larutan
Dipanaskan selama 25 menit Pada suhu 95 0C
Larutan
Didinginkan
Diukur dengan spektofotometer pada = 410 nm
Hasil (Konsentrasi Nitrat)
Lampiran 12. Metode Pengukuran Nitrit (NO2-N) (Suin 2002).
Ditambah 4 tetes larutan Sulfanilamide Dikocok dan diamkan selama 2-4 menit
Ditambah 4 tetes N (1-napthyl ethylinedeamine) Tutup dengan aluminium foil
Diamkan selama 20-30 menit
Diukur absorban contoh air laut dengan
spektofometer pada panjang gelombang 543nm
Ditambah 4 tetes larutan Sulfanilamide Dikocok dan diamkan selama 2-4 menit
Ditambah 4 tetes N (1-napthyl ethylinedeamine) Tutup dengan aluminium foil
Diamkan selama 20-30 menit
Diukur absorban blanko dengan
spektofotometer pada panjang gelombang 543nm Terbentuk larutan komplek
10 ml aquades
Terbentuk larutan komplek 10 ml sampel air
Ditambah 4 tetes larutan Sulfanilamide Dikocok dan diamkan selama 2-4 menit
Ditambah 4 tetes N (1-napthyl ethylinedeamine) Tutup dengan aluminium foil
Diamkan selama 20-30 menit
Diukur absorban standar dengan
spektofotometer pada panjang gelombang 543nm
1. Hitung faktor kalibrasi F = C / (Asd – Ab)
Dimana : F = faktor kalibrasi
C = Konsentrasi standar yang digunakan Asd = Absorbsi standar
Ab = Absorbsi blanko
2. Kandungan Ntrit terlarut = F x (As – Ab) Dimana : F = Faktor kalibrasi
As = Absorbsi contoh air Ab = Absorbsi blanko 10 ml larutan standar
Lampiran 13. Metode Pengukuran Kandungan Fosfat (PO4-) (Michael, 1984; Suin 2002). Sampel Air (5 ml) 2 ml Reagen Amstrong 1 ml Asam Askrobat Larutan
Dibiarkan selama 20 menit
Diukur dengan spektofotometer pada = 880 nm
Hasil
Lampiran 14. Metode Pengujian Fecal Coliform Dengan Metode MPN
I. Uji Perkiraan
- Disiapkan 5 tabung kultur masing- masing berisi media Lauryl Triptose Broth 1,5% sebanyak 5 mL dan 10 tabung kultur lainnya berisi media Lauryl
Triptose Broth.
- Tabung Kultur disusun pada rak tabung masing- masing tabung diberi tanda sebagai berikut:
1. Nomor contoh uji 2. Volume contoh uji 3. Tanggal pengujian
- Contoh uji dicampur dengan cara digojog memutar.
- Diinokulasikan contoh uji dengan contoh uji diambil dari pipet steril (volume 10 mL) selanjutnya contoh uji dimasukkan ke dalam tabung kultur 1 sampai 5 masing- masing sebanyak 10 mL. tabung kultur 1 sampai 10 sebanyak 1 mL dan tabung kultur ke 11 sampai dengan 15 sebanyak 0,1 m L dengan pipet 1 mL.
- Selama proses pengujian inokulasi dilakukan secara aseptis.
- Masing-masing tabung kultur digoyang-goyang agar contoh uji dan media tercampur rata.
- Sampel diinkubasikan di dalam inkubator pada suhu 35 0C selama 2 x 24 jam. Selanjutnya diamati pembentukan gas dalam tabung durham
- Catat tabung kultur yang menunjukkan peragian laktosa yaitu dengan terbentuknya gas. Terbentuknya gas dalam tabung durham dinyatakan pertumbuhan positif dan dilanjutkan pada uji penegasan.
II. Uji Penegasan
- Kultur yang dinyatakan positif pad uji perkiraan, diinokulasikan ke dalam tabung kultur yang berisi 10 mL EC Broth masing- masing 1-2 ose. Inokulasi selam pengujian dilakukan secara aseptis.
- Inkubasikan tabung kutur pada poin a dengan incubator pada suhu 35 0C selama 2 x 24 jam
- Setelah 48 jam dilakukan pengamatan dengan melihat jumlah tabung kultur yang menunjukkan terbentuknya gas (dinyatakan positif)
- Pembacaan hasil dari uji penegasan dilakukan dnegna menghitung jumlah tabung yang positif. Angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN, maka akan diperoleh MPN Coliform
- Misal : Dari inokulasi dengna volume contoh uji 10 mL diperoleh 4 tabung EC Broth positif, dari inokulasi dengan volume 1 mL diperoleh tabung EC Broth positif dan dari inokulasi dengan volume 0,1 mL diperoleh 0 tabung EC Broth posotif.
- Angka yang diperoleh dari tabung kultur yang positif gas adalah 4: 1: 0, setelah dicocokan dengan tabel MPN, diperoleh angka 17, maka
MPN/100mL adalah 17
Acuan:
Anonim. 2005. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater Smerican Public health Association. Inc. NY 9221 B P.9-48