• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agus M. 2008. Analisis carrying capacity tambak pada sentra budidaya Kepiting Bakau (Scylla sp) di Kabupaten Pemalang-Jawa Tengah [tesis]. Semarang (ID). UNDIP.

Agus SB, T Arifin, Triyana Y, dan Sunuddin A, 2008. Kajian Pendugaan Stok Perikanan Kepiting Rajungan di Kepulauan Seribu. Suku Dinas Perikanan dan Kelautan Kepulauan Seribu. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Provinsi DKI Jakarta. 57 hal.

Agus SB, Zulbainarni N, Sunuddin A, Subarno T, Nugraha AH, Rahimah I, Rifai AA, Rachmi R, Ja’far J. 2015. Distribusi Spasial Rajungan (P. pelagicus) pada Musim Timur di Perairan Pulau Lancang Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia [segera terbit]

Bengen, D.G. 1998. Sinopsis analisis stastistik multivariabel/multidimensi. Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Brahmantara RP, Kustiyo, Siwi SE. 2015. Pengujian Metode Korelasi Pearson

untuk Image Registration pada Citra SPOT-6 Ortho. Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2015; 2015 Nov 11-12; Bogor, Indonesia. Jakarta (ID): LAPAN.. 63-70 hal.

Budhiman S. 2004. Mapping TSM Concentrations from Multisensor Satellite Images in Turbid Tropoical Coastal Waters of Mahakam Delta- Indonesia [Thesis]. Netherlands (NL): Geo-Information Science and Earth Observation (NL), Enschede the Netherland.

Butler MJA, Mouchot M-C, Barole V, LeBlanc C. 1988. The apllications of remote sensing technology to marine fisheries: an introductory manual. Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome 1988 [Internet]. [diunduh 2016 Agust 15]. Tersedia pada :

http://www.fao.org/docrep/003/t0355e/T0355E00.HTM.

de Lestang S, Hall NG, and Potter IC. 2003. Reproductive biology of the blue swimmer crab (Portunus pelagicus, Decapoda: Portunidae) in five bodies of water on the west coast of Australia. Fisheries Bulletin. 101: 745-757.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta (ID). Penerbit Kanisius [Internet]. [diunduh 2016 Agust 15]. Tersedia pada:

https://books.google.co.id/books?id=HyjDhfW87B0C&pg=PA22&hl=id&sour ce=gbs_toc_r&cad=3#v=onepage&q&f=true

Firman. 2008. Model bioekonomi pengelolaan sumber daya rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Gordon HR. and Morel A. (1983). Remote Assessment of Ocean Color for Interpretation of Satellite Visible Imagery. A Review, Lecture Notes on Coastal and Estuarine Studies, R. T. Barber, N. K. Mooers, M. J. Bowman and B. Zeitzschel (eds.), Springer-Verlag, New York, 114 p.

Hartoko A. 2008. Oseanografi dan Sumberdaya Perikanan Kelautan Indonesia. Semarang (ID); Undip Press.

__________2010. Oseanografi dan Sumberdaya Perikanan Kelautan Indonesia. Semarang (ID); Undip Press.

Hutabarat S, Evans, 2008. Pengantar Oseonografi. Jakarta (ID). UI Press. 159 hlm.

Ihsan 2015. Pemanfaatan Sumberdaya Rajungan (Portunus pelagicus) secara Berkelanjutan di Perairan Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan [disertasi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

39 Kamaruddin, F. 1998. Hubungan Parameter Fisika Kimia Air Dengan Biomassa Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus) Di Perairan Pantai Mandalle Kabupaten Pangkep [Skripsi]. Ujung Pandang (ID): Universitas Hasanuddin. Kamrani E, Nabi SA, Maziar Y. 2010. Stock assesment and reproductive biology

of the blue swimming crab, Portunus pelagicus in Bandar Abbas Coastal Waters, Norther Persian Gulf. J. The Persian Gulf. Marine Science, 1(2):11-22. [KEPMENLH] Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. 2004. No. 51 tahun 2004

tentang baku mutu air laut. Jakarta. 10 hlm.

Liaw WK. 1969. Chemical and biological studies of fishponds and reservoirs in Taiwan. Rep. Fish. Culture Res. Fish series, Chin. Am. Joint Commision on Rural Recontruction. 7:1–43.

Malczewski J. 1999. GIS and Multicriteria Decision Analysis: a survey of the literature. International Journal of Geographical Information Science. 20(7): 703-726.doi: 10.1080/13658810600661508.

Maynou F, Cartes JE. 2000. Community structure of bathyal decapod crustaceans off south-west Balearic Islands (western Mediterranean): seasonality and regional patterns in zonation. J. Ma. Biol. Ass. U.K. 80: 789-798.

Meaden GJ, Kapetsky JM. 1991. Geographical Information System and Remote Sensing in Inland Fisheries and Aquaculture. FAO. Fisheries Technical Mapper Papper. No. 318. Roma. 262 h.

Moosa MK. 1980. Beberapa catatan mengenai Rajungan dari Teluk Jakarta dan Pulau-pulau Seribu. Rangkuman Hasil Penenlitian Pelita II LON. Jakarta. Mumby PJ, Edwards AJ, Arias-Gonzalez JE, Lindeman KC, Blackwell PG, Gall

A, Gorczynska MI, Harborne AR, Pescod CL, Renken H, Wabnitz CCC & Llewellyn G. (2004) Mangroves enhance the biomass of coral reef fish communities in the Caribbean. Nature, 427, 533–536.

Mustafa dan Abdullah. 2012. Strategi pengaturan penangkapan berbasis populasi dengan alat tangkap bubu rangkai pada perikanan rajungan : studi kasus di perairan Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Aquasains (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan).

Nasir M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Noor NM. 2015. Analisis Kesesuaian Perairan Ketapang, Lampung Selatan sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Kappapycus alvarezii. Maspari Journal. 7(2):91-100.

Nybakken JW. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta (ID): PT. Gramedia.

Nugraheni DI, Fahrudin A, Yonvitner. 2015. Variasi Ukuran Lebar Karapas dan Kelimpahan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Kabupaten Pati. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.7(2):493-510.

[PERMEN-KP] Peraturan Menteri-Kelautan dan Perikanan. Nomor 1/PERMEN- KP/2015: Tentang Penangkapan Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Pelagicus Spp).

[PERMEN-KP] Peraturan Menteri-Kelautan dan Perikanan. Nomor 2/PERMEN- KP/2015: Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (trawls)

dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Potter IC, de Lestang S. 2000. Biology of the blue swimmer crab Portunus pelagicus in Leschenault Estuary and Koombana Bay, South-Western Australia. J. The Royal Society of Western Australia. 83:443-458.

Pratiwi MA, Wardiatno Y, dan Adrianto L. 2014. Analisis ecological footprint sistem perikanan di kawasan taman wisata perairan Gili Matra, Lombok Utara.

40

Purwadhi FSH. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta (ID): Grasindo Widiasarana Indonesia.

Putra RM, Semedi B, Fuad MAZ, Budhiman S. 2014. Analisa Sedimen Tersuspensi (Total Suspended Matter) di Perairan Timur Sidoarjo Menggunakan Citra Satelit Landsat dan SPOT. Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh2014. Bogor, Indonesia. Jakarta (ID): LAPAN. cant

Rahayu, Candra DS. 2014. Koreksi Radiometrik Citra Landsat-8 Kanal Multispektral Menggunakan Top of Atmosphere (TOA) Untuk Mendukung Klasifikasi Penutup Lahan. Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014. Bogor, Indonesia. Jakarta (ID): LAPAN.

Saaty TL. 2003. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks. Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ke Empat. Jakarta (ID): PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Sachoemar SI. 2008. KArakteristik Lingkungan Perairan Kepulauan Seribu. JAI.

4(2)

Sartono, dkk 2003. Analisis Peubah Ganda. Jurusan Statistika FMIPA IPB. Bogor.

Tan SH and Ng PKL. 1998. Revision of the genus Thelphusula (Decapoda: Brachyura: Gecarcinucidae) with description of a new genus and three new species. Journal of Crustacean Biology, 18(4): 808–822.

Toruan LNL, Soedharma D, Dewi KT. 2013. Komposisi dan Distribusi Foraminifera Bentik di Ekosistem Terumbu Karang pada Kepulauan Seribu.

Jurnal ITKT, 5(1): 1-16.

[UU RI] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 : Tentang Informasi Geospasial.

USGS. 2014. Using The USGS Landsat-8 Product. Cited in

http://landsat.usgu.gov/Landsat8_Using_Product.php. [8 [Februari 2016] Wibisono MS. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta (ID): Gramedia

42

46

50

Dokumen terkait