• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Pusat Statistik. 2003-2010. Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia 2003-2010. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Edisi Desember 2010. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2011. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha. http://www.bps.go.id [8 Februari 2012].

Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Minyak Bumi dan Gas Alam Indonesia. http://www.bps.go.id [8 Februari 2012].

Ball, A. 2005. Asia Pasific LNG Market. Australian Commodities Volume 12 No. 2, Australia.

Bank Indonesia. 2012. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI). Bank Indonesia, Jakarta.

Desyanthie, K.R. 2006. Analisis Ekspor LNG (Liquefied Natural Gas) Indonesia Ke Korea Selatan Periode 1988 – 2002 [Skripsi]. Fakultas Ekonomi. Universitas Airlangga, Surabaya.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 2010. Statistik Gas Bumi. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Jakarta.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 2011. Produksi LNG. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Jakarta.

Enders, W. 2004. Applied Economic Time Series. John Wiley & Son, Ltd, New York.

Firdaus, M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. IPB Press, Bogor.

Girdis D, Tavoulareas S, Tomkins R. 2000. Liquefied Natural Gas in China: Options for Markets, Institutions, and Finance. World Bank, Washington D.C.

Gujarati, N. D. 1997. Basic Econometrics. The Mcraw-Hill Companies, Inc., New York.

Hady, H. 2004. Ekonomi Internasional Jilid I Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hafizah, M.R. 2009. Analisis Penawaran Crude Palm Oil (CPO) Indonesia : Pendekatan Error Correction Model [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Islam S. dan S. Odano. 2010. LNG Export from Brunei to Japan. Shiga University, Japan.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika : Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor. Lipsey R. G, P. N. Courant, D. D. Purvis dan P. O. Steiner. 1995. Pengantar

Mikroekonomi. Binarupa Aksara, Jakarta.

Lipsey R. G, P. N. Courant, D. D. Purvis dan P. O. Steiner. 1997. Pengantar Makroekonomi. Binarupa Aksara, Jakarta.

Mankiw, N. G. 2006. Makroekonomi. Erlangga, Jakarta.

Medlock, K. B. 2011. Economic Determinants of the Global Natural Gas Balance. Rice University, Texas, USA.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 2010. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Alokasi Dan Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.

Oktaviani, R. dan T. Novianti. 2009. Teori Perdagangan Internasional dan Aplikasinya di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB, Bogor. Presiden Republik Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi. Sekretariat Negara, Jakarta.

Pusat Data dan Informasi ESDM. 2012. Data Warehouse Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. http:// dtwh2.esdm.go.id/dtwh3 [8 Februari 2012].

Raharjo, A.S. 2008. Dinamika Formula Harga LNG. Buletin BP Migas No.50, Jakarta.

Rosandi, A.W. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Indonesia [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ruster, S. dan A. Neumann. 2006. Economics of the LNG Value Chain and Corporate Strategies An Empirical Analysis of the Determinants of Vertical Integration. Dresden University of Technology, Michigan, U.S. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Erlangga, Jakarta.

Thomas, R. L. 1996. Modern Econometrics. Addison-Wesley, England.

United Nations Commodity Trade. 2012. United Nations Commodity Trade Statistics Database. http://comtrade.un.org [12 Februari 2012].

U.S. Department of Energy. 2005. Liquefied Natural Gas: Understanding the Basic Facts. U.S. Department of Energy, United States of America.

EVALUASI KEBIJAKAN DOMESTIC MARKET OBLIGATION GAS: PENGALIHAN ALOKASI EKSPOR LIQUEFIED NATURAL GAS (LNG)

INDONESIA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DALAM NEGERI

DESI ERILIA JUANDA H14080013

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

RINGKASAN

DESI ERILIA JUANDA. Evaluasi Kebijakan Domestic Market Obligation Gas: Pengalihan Alokasi Ekspor Liquefied Natural Gas (LNG) Indonesia untuk Pemenuhan Kebutuhan Gas dalam Negeri (Dibimbing oleh TANTI NOVIANTI).

Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan salah satu komoditi ekspor dari gas alam yang menjadi salah satu andalan perekonomian nasional karena kontribusinya bagi pendapatan nasional dan penyumbang devisa yang cukup besar bagi Indonesia. Ukuran pasar internasional dan jumlah importir LNG terus mengalami pertumbuhan menyebabkan komoditi LNG Indonesia mempunyai prospek dan potensi yang baik di pasar internasional. Hal ini menjadikan struktur pasar gas alam Indonesia lebih didominasi oleh alokasi ekspor dibandingkan dengan alokasi domestik. Namun, tidaklah wajar suatu negara mengekspor suatu produk yang dihasilkannya di dalam negeri sementara dia masih membutuhkannya untuk konsumsi domestik, sementara kebutuhan gas domestik kian meningkat dari tahun ke tahun.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah telah menetapkan kebijakan domestic market obligation (DMO) untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri. Hal tersebut ditegaskan melalui PP No.35 Tahun 2004 Pasal 46 dan Peraturan Menteri ESDM No.3 Tahun 2010, di mana pemerintah mewajibkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk menyerahkan 25 persen dari produksi gas bumi bagian kontraktor guna memenuhi keperluan dalam negeri. Namun, setelah diberlakukannya kebijakan DMO, struktur pasar gas masih menunjukkan dominansi alokasi ekspor. Hal ini disebabkan terutama karena masih terdapat beberapa kontrak ekspor jangka panjang yang belum selesai masa berlakunya. Selain itu, harga gas domestik yang sangat murah sering kali membuat KKKS enggan untuk mengembangkan lapangan gasnya untuk memenuhi pasar domestik.

Berdasarkan permasalahan di atas, diduga bahwa kebijakan DMO gas belum cukup efektif, maka perlu dilakukan pembuktian mengenai pengaruh kebijakan DMO gas terhadap ekspor LNG Indonesia yang ingin dialihkan untuk pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri. Pembuktian tersebut perlu diperkuat pula dengan menganalisis perilaku penawaran ekspor LNG Indonesia di pasar internasional selama diberlakukannya kebijakan DMO gas tersebut. Variabel-variabel yang diestimasi mempengaruhi penawaran ekspor LNG Indonesia antara lain produksi LNG Indonesia, konsumsi domestik gas alam, harga domestik gas alam, harga ekspor LNG, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan dummy kebijakan

domestic market obligation (DMO). Jenis data yang digunakan adalah berbentuk

time series bulanan periode Januari 2003 hingga Desember 2010, yang diperoleh dari berbagai sumber seperti Pusdatin ESDM, Ditjen Migas, UN Comtrade, BPS, dan Bank Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jangka panjang, kebijakan

domestic market obligation (DMO) tidak cukup efektif untuk mengurangi ekspor LNG Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan gas dalam negeri, di mana setelah diberlakukannya kebijakan tersebut, penawaran ekspor LNG Indonesia meningkat sebesar 0,089987 persen. Bukti tidak efektifnya kebijakan DMO tersebut diperkuat dengan perilaku penawaran ekspor LNG Indonesia di pasar

internasional. Variabel produksi LNG, nilai tukar, harga domestik gas alam, konsumsi domestik gas alam memberikan pengaruh positif terhadap penawaran ekspor LNG Indonesia secara signifikan pada taraf nyata 10 persen. Jadi, walaupun harga domestik gas alam dan konsumsi gas alam meningkat, ceteris paribus, ekspor LNG Indonesia malah meningkat, sehingga alokasi gas untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik tidak dapat dipenuhi. Variabel harga ekspor LNG berpengaruh negatif terhadap penawaran ekspor LNG Indonesia secara signifikan pada taraf nyata 10 persen. Jadi, walaupun harga LNG sedang jatuh,

ceteris paribus, ekspor LNG justru akan meningkat.

Hasil estimasi pada jangka pendek menunjukkan bahwa dummy kebijakan

domestic market obligation tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor LNG Indonesia. Perilaku penawaran ekspor LNG Indonesia hanya dipengaruhi secara signifikan oleh produksi LNG, nilai tukar, dan harga ekspor LNG. Produksi LNG dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap ekspor LNG Indonesia, sedangkan harga ekspor LNG berpengaruh negatif terhadap ekspor LNG Indonesia. Variabel harga domestik gas alam dan konsumsi domestik gas alam tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Kebijakan domestic market obligation gas belum cukup efektif untuk mengubah struktur dominansi ekspor gas ke struktur dominansi domestik karena ekspor gas Indonesia masih dilakukan dengan sistem kontrak jangka panjang dan menengah. Oleh karena itu, kebijakan ini perlu didukung dengan kebijakan penghapusan sistem perdagangan kontrak, di mana kontrak yang selama ini dijalankan tidak perlu diperpanjang lagi. Penetapan harga domestik yang lebih rendah dari harga pasar tidak memberikan insentif kepada kontraktor untuk mengembangkan gas di sektor domestik. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya memperbaiki harga domestik sesuai dengan keseimbangan pasar untuk mencapai pemenuhan kebutuhan konsumsi gas domestik.

EVALUASI KEBIJAKAN DOMESTIC MARKET OBLIGATION GAS: PENGALIHAN ALOKASI EKSPOR LIQUEFIED NATURAL GAS (LNG)

INDONESIA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DALAM NEGERI

OLEH

DESI ERILIA JUANDA H14080013

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Judul Skripsi : Evaluasi Kebijakan Domestic Market Obligation Gas: Pengalihan Alokasi Ekspor Liquefied

Natural Gas (LNG) Indonesia untuk

Pemenuhan Kebutuhan Gas dalam Negeri Nama Mahasiswa : Desi Erilia Juanda

Nomor Registrasi Pokok : H14080013

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Tanti Novianti, M. Si. NIP. 19721107 199802 2 005

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dedi Budiman Hakim, Ph. D. NIP. 19641022 198903 1 003

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, April 2012

Desi Erilia Juanda H14080013

Dokumen terkait