• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afrianty. 2002. Sifat fisiko-kimia dan palatabilitas bakso dengan bahan utama daging sapi beku pada waktu pembekuan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedarnawati. dan S. Budiyanto. 1988. Analisis Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Andrew. 1986. Electrophoresis Theory, Techniques and Biotechemical and Chemical Application. 2 nd Edition. Claredon Press, Oxford.

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta.

Anindita, S. 2003. Keamanan pangan dan nilai gizi bakso pedagang sektor informal di Desa Babakan dan Kelurahan Cibadak Bogor selama penjualan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anshori, M. 2002. Evaluasi penggunaan jenis daging dan konsentrasi garam yang berbeda terhadap mutu bakso. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Astawan, M. 2005. http://www.waspada.co.id/serba serbi/kesehatan/artikel.

Badan Standardisasi Nasional. 1992. Dendeng. SNI 01-2908-1992. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1992. Gula. SNI 01-3140-1992. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1994. Tapioka. SNI 01-3451-1994. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1994. Kecap Kedelai. SNI 01-3543-1994. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1995. Abon. SNI 01-3707-1995. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1995. Santan. SNI 01-3816-1995. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1995. Bakso. SNI 01-3818-1995. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1995. Sosis. SNI 01-3820-1995. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1998. Kemiri. SNI 01-1684-1998. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Brown, A. 2000. Understanding Food, Principle and Preparation. Wad Sworth Thomson Learning, Hawai.

Budiyanto, M. A. K. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang Press, Malang.

Davidek, J., J. Vellisek and J. Pokorny. 1990. Chemical Change During Food Processing. Departement of Food Chemistry and Analysis. Institute Chemical Technology, New York.

De Man, J. M. 1997. Kimia Makanan. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Jakarta.

Garfin, D. 1990. One-Dimensional Gel Electrophoresis. In: Guide to Protein Purification. Murray P. Deutscher Academic Press, California, San Diego. Hawab, H. M. 1999. Pengaruh pemanasan beras menjadi nasi sebagai peubah

turunnya nilai nutrien beras. Buletin Kimia No. 14 hal 69-80.

Hawab, H. M. 2002. Pembebasan asam amino dari protein berkeratin tinggi secara in vitro. Jurnal Ilmu-ilmu Kimia Vol 2 No. 2.

Karmas, E. dan R. Harris. 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Terjemahan: Achmadi, S. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.

Kasir, W. K. 1999. Studi banding sifat kimia dan organoleptik abon sapi, ayam, kelinci. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kelly, R. B., David and John W. F. 1980. Studies on the utilization of lysinoalanin and lanthionine. J. Nutr. 110 : 907-915.

Kinsman, D. M., A. W. Kotula and B. C. Breindenstein. 1994. Muscle Food, Meat, Poultry and Seafood Technology. Chapman and Hall, London.

Laemmli, U. K. 1970. Cleavage en struktural proteins during the assembly of the head of bactioriophage T 4. Nature 227:680-685.

Lenah. 1993. Pembuatan bakso dan sosis dari bahan dasar daging ikan cucut hasil pemasakan ekstruksi serta evaluasi mutunya. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Lehninger, A. L. 1998. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan : Thenawidjaja, M. Erlangga, Jakarta.

Maarif, M., Adil. B., M. Rachmaniah dan Suhandi. 1984. Studi pengembangan proses pembuatan tepung tapioka dari singkong press. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Matta, M. S. dan Antony, C. W. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.

Muchtadi, D dan E. Setiawaty. 1985. Studies on dendeng an Indonesian traditional preserved meat product. Media Teknologi Pangan. 2(1) : 23-29.

Muchtadi, D. 1989. Petunjuk Laboratorium Evaluasi Nilai Gizi Protein. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Muchtadi, D. 1989. Protein : Sumber-Sumber dan Teknologi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Muchtadi, T. R. dan Sugiono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Muchtadi, D. 1993. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Program Pasca Sarjana. Insitut Pertanian Bogor, Bogor.

Muchtadi, D., Astawan, M. dan N. S Palupi. 1993. Metabolisme Zat Gizi Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Kebutuhan Manusia. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Murphy R. Y. and B. P. Marks. 2000. Effect of meat temperature on proteins, texture and cook loss for ground chicken breast patties. J. Poultry Science 79:99-104. Nur, M. dan H. Adijuwana.1987. Teknik Separasi dalam Analisis Pangan. Pusat

Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nuraini, I. 2002. Kualitas dendeng giling dari daging sapi, ayam dan kelinci. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Octaviani, Y. 2002. Kandungan gizi dan palatabilitas bakso campuran daging dan jantung sapi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pandisurya. 1983. Pengaruh jenis daging dan penambahan tepung terhadap mutu

bakso. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pramono, A. I., D. Muchatdi, T. R. Muchtadi. 1985. Pembuatan dan evaluasi tahu bercita rasa daging. Media Teknologi Pangan 2(1):44-54.

Pearson, A. M. and W. Tauber. 1984. Processed Meats. The AVI Publishing Company,Inc. Wesport, Connecticut.

Penebar Swadaya. 1998. Bawang Putih Dataran Rendah. Penebar Swadaya, Jakarta. Price J.F. and Schweigert, B. 1987. The Science of Meat and Meat Products. 2nd

Edition. Food and Nutrition Press, Westport.

Pujoraharjo, A. 2002. Karakteristik sosis dari daging kelinci dan ayam dengan tingkat penggunaan tapioka dan susu skim yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Purnomo, H. 1997. Studi tentang stabilitas protein daging kering dan dendeng selama penyimpanan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya, Malang.

Purseglove, J. W. 1972. Tropical Crops : Monocotyledons 2. Longman, London. Rahmat, M. 2002. Daya terima dan kualitas abon daging ayam ras petelur afkir

goreng dan oven selama penyimpanan pada suhu kamar. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut petanian Bogor, Bogor.

Ridwanto, I. 2003. Kandungan gizi dan palatabilitas sosis daging sapi dengan substitusi tepung tulang rawan ayam pedaging sebagai bahan pengisi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rismundar. 1988. Budidaya dan Tata Niaga Pala. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rismundar. 1988. Rempah-rempah Komoditi Eksport Indonesia. Sinar Baru, Bandung.

Rompis, J. 1998. Pengaruh kombinasi bahan pengikat dan bahan pengisi terhadap sifat fisik, kimia serta palatabilitas sosis sapi. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Saji. 2005. Resep Ayam Panggang Berbumbu. Tabloid , 27 Juli-29 Agustus 2005. Santoso, H. 1994. Kecap dan Tauco Kedelai. Kanisus, Yogyakarta.

Saunders R. M, M. A. Connor, A. N. Booth, E.M. Bickoff and G.O. Kohler. 1972. Measurement of digestibility of alfalfa protein concentrates by in vivo and in vitro methods. J. Nut. 103:530-535.

Sediaoetama, A. D. 1991. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Dian Rakyat, Jakarta.

Setiawaty, E. 1985. Mempelajari beberapa sifat protein dendeng sapi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Shahidi, S. 1998. Flavor of Meat, Meat Products and Sea Food. Thomson Science, London.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada Universitas Press, Yoyakarta.

Sutedjo, M. 1990. Pengembangan Kultur Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta, . Jakarta.

Sudarisman, T dan Elvina A. R. 1996. Petunjuk Memilih Produk Ikan dan Daging. Penebar Swadaya, Jakarta.

Thohari, M, B. Masyud, S. Supraptini. dan M. Cece. 1993. Analisis Perbandingan Polimorfisme Protein Darah dan Berbagai Jenis Rusa di Indonesia dengan Menggunakan Elektroforesis. Konservasi Sumber Daya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tornberg. 2004. Effect of heat on meat proteins-implication on stucture and quality of meat product. J. Meat Sci 70:493-508.

Waturaka, F.Y. 2002. Komposisi kimia dan daya terima abon dari daging sapi dan ayam petelur afkir pada cara pemasakan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Widayanto, H. 2002. Komposisi kimia dan karakteristik organoleptik abon daging domba dan daging kambing yang dimasak dengan metode pemasakan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wijaya, H., P. Retno Wikandari, Suliantan dan Sugiono. 1993. Pengaruh Cara

Pengolahan pada Komponen Aktif Cita Rasa dari Rempah-rempah. Pusat Antar Universitas. Insititut Pertanian Bogor, Bogor.

Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta.

Winarno, F. G. 1999. Minyak Goreng dalam Menu Masyarakat. Pusat Pengembangan Teknologi Pertanian. Insitut Pertanian Bogor, Bogor.

Wisena, M. 1988. Evaluasi nilai gizi abon sapi menggunakan metode In Vitro dan evaluasi mutu abon komersil yang berada di kota Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yenrina, R. 1995. Nilai gizi protein abon daging sapi yang dievaluasi dengan menggunakan tikus percobaan dan faktor sosial yang berhubungan dengan konsumsi abon di masyarakat. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gel

Fiksasi selama 1jam (Larutan Fiksasi: 25% methanol,

12% Asam Asetat)

Di goyang dengan Shaker

Di + 50% Etanol Digoyang selama 20 menit dengan Shaker

Di +Etanol 30% kemudian di goyang lagi selama 2x20 menit

Di Tambah Larutan Enhancer (0,1 g Na2S2O3.5H2O) dan 500 ml Aquabides dan di

goyang selama 1 menit

dicuci dengan Aquabides di goyang selama 3x20 detik

Di + Silver Nitrat , 0,4 AgNO3, 70 ml Formaldehid dan

12 ml aquabides selama 30 menit

Di bilas dengan Aquabides 2x20 menit

Di celupkan dalam larutan 15 g, Na2CO3 dan 120 ml

formaldehid dan digoyang sampai terlihat band/pita

Reaksi di hentikan dengan larutan fiksasi Gel

Gel Lampiran 1. Metode Silver Staining

Lampiran 2. Kadar Air Daging Segar dan Produk Olahannya Jenis Produk Kadar Air (% b/b)

Sapi Segar 75,13±0,43 Sosis 64,80±0,32 Bakso 69,59±0,33 Dendeng 32,29±0,92 Panggang 43,26±0,12 Abon 2,22±0,08

Lampiran 3. Kadar Protein Kasar Daging Segar dan Produk Olahannya

Jenis Produk PK (% bk) Sapi Segar 76,40 Sosis 35,26 Bakso 36,70 Dendeng 36,30 Panggang 51,04 Abon 39,87

9a 9

Sosis Sapi

M 6a 6

Dendeng Sapi

Lampiran 4. Gambar Hasil Elektroforesis Dendeng, Sosis Sapi dan Marker

Lampiran 5. Data Marker dan Kurva LMW yang Digunakan Dendeng dan Sosis Sapi

Marker LMW BM Log BM Run Cm Band Cm Rf

Phosphorylase 97000 4.98677 4.7 0.6 0.12766 Albumin 66000 4.81954 4.7 0.8 0.170213 Ovalbumin 45000 4.65321 4.7 1.6 0.340426 Carbonic anhydrase 30000 4.47712 4.7 2.4 0.510638 Trypsin inhibitor 20100 4.3932 4.7 3.1 0.659574 α- Lactalbumin 14400 4.15836 4.7 3.9 0.829787 Kurva Standar LMW y = -1.068x + 5.051 R2 = 0.9737 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Rf Log BM Series1 Linear (Series1)

Bakso Marker

Lampiran 6. Gambar Hasil Elektroforesis Bakso Sapi dan Marker

Lampiran 7. Data Marker dan Kurva LMW yang Digunakan Bakso

Marker LMW BM Log BM Run Cm Band Cm Rf

Phosphorylase 97000 4.98677 4.5 0.6 0.133333 Albumin 66000 4.81954 4.5 1.2 0.266667 Ovalbumin 45000 4.65321 4.5 2 0.444444 Carbonic anhydrase 30000 4.47712 4.5 2.8 0.622222 Trypsin inhibitor 20100 4.3932 4.5 3.4 0.755556 α- Lactalbumin 14400 4.15836 4.5 4.2 0.933333 Kurva Standar LMW y = -0.9921x + 5.1031 R2 = 0.994 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Rf Log BM Series1 Linear (Series1)

Abon Marker

Lampiran 8. Gambar Hasil Elektroforesis Abon Sapi dan Marker

Lampiran 9. Data Marker dan Kurva LMW yang Digunakan Abon

Marker LMW BM Log BM Run Cm Band Cm Rf

Phosphorylase 97000 4.98677 4.5 0.4 0.088889 Albumin 66000 4.81954 4.5 0.9 0.2 Ovalbumin 45000 4.65321 4.5 1.6 0.355556 Carbonic anhydrase 30000 4.47712 4.5 2.4 0.533333 Trypsin inhibitor 20100 4.3932 4.5 2.9 0.644444 α- Lactalbumin 14400 4.15836 4.5 3.9 0.866667 Kurva Standar LMW y = -1.0335x + 5.0445 R2 = 0.9942 0 1 2 3 4 5 6 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Rf Log BM Series1 Linear (Series1)

M Daging Segar

Lampiran 10. Gambar Hasil Elektroforesis Daging Segar dan Marker

Lampiran 11. Data Marker dan Kurva LMW yang Digunakan Daging Segar

Marker LMW BM Log BM Run Cm Band Cm Rf

Phosphorylase 97000 4.98677 4.4 0.6 0.136364 Albumin 66000 4.81954 4.4 1.2 0.272727 Ovalbumin 45000 4.65321 4.4 2 0.454545 Carbonic anhydrase 30000 4.47712 4.4 2.8 0.636364 Trypsin inhibitor 20100 4.3932 4.4 3.4 0.772727 α- Lactalbumin 14400 4.15836 4.4 4.2 0.954545 Kurva Standar LMW y = -0.97x + 5.1031 R2 = 0.994 4 4.5 5 5.5 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Rf Log B M Series1 Linear (Series1)

4 4a

Panggang Sapi M

Lampiran 12. Gambar Hasil Elektroforesis Daging Panggang dan Marker

Lampiran 13. Data Marker dan Kurva LMW yang Digunakan Daging Panggang

Marker LMW BM Log BM Run Cm Band Cm Rf

Phosphorylase 97000 4.98677 4.5 0.6 0.133333 Albumin 66000 4.81954 4.5 0.8 0.177778 Ovalbumin 45000 4.65321 4.5 1.6 0.355556 Carbonic anhydrase 30000 4.47712 4.5 2.4 0.533333 Trypsin inhibitor 20100 4.3932 4.5 3.1 0.688889 α- Lactalbumin 14400 4.15836 4.5 3.9 0.866667 Kurva Standar LMW y = -1.0225x + 5.051 R2 = 0.9737 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Rf Log BM Series1 Linear (Series1)

Dokumen terkait