• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afrian RN. 2002. Mempelajari sifat kimia, mutu gizi, sifat fisik dan organoleptik bubur kacang hijau instant [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Almatsier S. 2011. Gizi bayi. Dalam Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M, editor. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Anggraini RW. 2007. Resistant starch tipe III dan tipe IV pati ganyong (Canna

edulis), kentang (Solanum tuberosum), dan kimpul (Xanthosoma violaceum Schott) sebagai prebiotik [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Method of Analysis of Association of Official Analytical Chemist 14th edition. Airington: AOAC Inc.

Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Yasni S dan Budiyanto S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi. Astawan M. 2009. Sehat dengan Kacang dan Biji-Bijian. Jakarta: Penebar

Swadaya.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2007. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Acuan Label Gizi Produk Pangan. ______. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan tentang

Pengawasan Klain dalam Label dan Iklan Pangan Olahan.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2005. SNI: 01-7111.1-2005. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) – Bagian 2: Bubuk Instan. Jakarta: Dewan Standar Nasional Indonesia.

Budiyati R. 2010. Formulasi tepung komposit berbasis pati ganyong (Canna edulis Ker.) termodifikasi heat moisture treatment dan tepung kacang tunggak (Vigna unguiculata) pada pembuatan mi kering [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Clark JP. 2009. Case Study in Food Engineering. New York: Springer Science & Bussiness Media.

[DEPDIKBUD] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

[DEPKES] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Surat Keputusan No. 224/MENKES/SK/II/2007 tentang Spesifikasi Teknis MP-ASI.

Ekawati D. 1999. Pembuatan cookies dari tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L) sebagai makanan pendamping ASI (MP-ASI) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

El Obeid T, Fakhrawi D, Berghofer E. 2009. Iron bioavailability and organoleptic properties of sorghum and white beans noodles. Interernational Journal of Arts and Sciences 1(6): 262 – 271.

Ernawati ATD, Darwan. 2007. Uji kualitas chicken nuggets dengan perbandingan tepung terigu dan pati ganyong selama penyimpanan. Prospect 3 (5): 17-26.

Fardiaz D, Apriyantono A, Puspitasari NL, & Budianto S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisa Pangan. Bogor: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB.

Fitzpatrick JJ, Twomey M, Cerqueira PSM, Descamps N, Roos YH. 2006. Glass transition and the caking of food powder.Proceeding of International Conference of Conceying and Handling of Particulate Solids. Sorento, Italy. Flach M, Rumawas F. 1996. Plant Resources of South East Asia. London:

Backhuys Publisher.

Gamble Y, Bunyapen C, Bhatia J. 2008. Feeding the term infant. Berdanier et al, Editor. Handbook of Nutrition and Food 2nd Edition. New York: CRC Press. Grueger B. 2013. Weaning from the breast.Paediatr Child Health 18 (4): 210. Hadiningsih N. 2004. Optimasi formula makanan pendamping ASI dengan

menggunakan Response Surface Methodology (RSM) [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hendy. 2007. Formulasi bubur instan berbasis singkong (Manihot esculenta Crantz) sebagai pangan pokok alternative [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hermann M. 1996. Starch noodles from edible canna. Di dalam Janick J (ed). Progress in New Crops. Arlington: ASHS Press.

Hidayat N, Nurika I, Purwaningsih I. 2008. Potensi ganyong sebagai sumber karbohidrat dalam upaya menunjang ketahanan pangan [Makalah seminar]. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Hsu CL, Chen W, Weng YM, Tseng CY. 2003. Chemical composition, physical

properties, and antioxidant activity of yam flour as affected by different drying method. Food Chemistry (83): 85–92.

Hsu HW, Vavak DL, Satteriee LD, and Miller GA. 1977. A multienzyme technique for estimating protein digestibility. Journal of Food Science 5 (42): 1269. Hung PV, Morita N. 2005. Physicochemical properties and enzimatic digestibility

of starch from edible canna (Canna edulis) grown in Vietnam. Carbohydrate Polymers (61): 314–321.

Krisnayudha K. 2007. Mempelajari potensi garut (Maranta arundiacea L.) dan ganyong (Canna edulis Ker) untuk mendukung pertumbuhan bakteri asam

laktat [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Krupa U. 2008. Main nutritional and antinutritional composition of bean seeds: A review. Polish Journal of Food and Nutrition Science Vol 58 (2): 149-155. Kusumaningrum A, Rahayu WP. 2007. Penambahan kacang-kacangan dalam

formulasi makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) berbahan dasar pati aren (Arenga pinnata (Wurmb) Mar). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan XVIII (2): 73-80.

Lingga P, Sarwono B, Rahardi F, Raharja C, Anfiastini JJ, Rini W, dan Apriadji WH. 1989. Bertanam Umbi-Umbian. Jakarta: Penebar Swadaya.

Lathifah HN. 2009. Pembuatan bioetanaol dari sirup glukosa umbi ganyong (Canna edulis Ker.) menggunakan khamir Schizosaccharomyces pombe [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Mirdhayati I. 2004. Formulasi dan karakteristisasi sifat-sifat fungsional bubur

garut (Maranta arundinaceae Linn) instan sebagai makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Insititut Pertanian Bogor.

Mohammed MA, Makki HMH, Mustafa AI. 2009. Effect of cooking and drum drying on the nutritive value if sorghum-pigeon pea composite flour. Pakistan Journal of Nutrition 8 (7): 988–992.

Muchtadi D. 1989.Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.

_______. 2006. Karbohidrat dalam makanan bayi. Bogor: Foodreview vol I (3): 44-45.

Pangesthi LT. 2009. Pemanfaatan pati ganyong (Canna edulis) pada pembuatan mie segar sebagai upaya penganekaragaman pangan non beras. Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner 1 (1): 1-7.

Perdana. 2003. Dampak penerapan ISO 9001 terhadap peninggakatan mutu yang berkesinambungan pada proses produksi bubur bayi instan PT. Gizindo Prima Nusantara [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Purwantari SE, Susilowati A, Setyaningsih R. 2004. Fermentasi tepung ganyong (Canna edulis Ker.) untuk produksi etanol oleh Aspergillus niger dan Zygomonas mobilis. Bioteknologi 1 (2): 43-47.

Putri LSE, Sukandar D. 2008. Konversi pati ganyong (Canna edulis Ker.) menjadi bioetanol melalui hidrolisis asam dan fermentasi. Biodiversitas 9 (2): 112-116.

Rasper VF, de Man JM. 1980. Effect of granule size of substituted starch on the rheologixcal character of composit dough. Cereal Chen (57): 331-340.

Richana N, Sunarti TC. 2004. Karakterisasi sifat fisikokimia tepung umbi dan tepung pati dari umbi ganyong, suweg, ubi kelapa, dan gembili. J.Pascapanen 1 (1): 29-37.

Rodiahwati W. 2011. Mutu tepung dan bubur instan ganyong (Canna edulis Kerr.) hasil pengeringan drum [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Roisah. 2009. Produksi dan karakterisasi sohun dari pati ganyong (Canna edulis Ker.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rosyidah U. 2000. Pemanfaatan tepung ikan mujair (Oreochromis mossambicus) untuk pembuatan makanan tambahan bayi dengan bahan dasar pati garut (Maranta arundinacea L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Setyaningsih D, Apriyantono A, dan Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.

Shimelis EA, Rakshit SK. 2006. Effect of processing on antinutrient and in vitro protein digestibility of kidney bean (Phaseolus vulgaris L.) varieties grown in East Africa. Food Chemistry (103): 161-172.

Siddiq M, Ravi R, Harte JB, Dolan KD. 2010. Physical and functionl characteristics of selected dry bean (Phaseolus vulgris L.) flours). Food Science and Technology (42): 232–237.

Slamet A. 2010. Pengaruh perlakuan pendahuluan pada pembuatan tepung ganyong (Canna edulis) terhadap sifat fisik dan amilografi tepung yang dihasilkan.Agrointek 4 (2): 100-103.

Suhaeti RN. 1983. Daya simpan dan daya terima bahan makanan campuran yang berasala dari tepung ganyong (Canna edulis), tepung ikan pepetek (Leiognathus spp.) serta tepung tempe kedele (Glycine max) [skripsi]. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suhardjo. 1988. Petunjuk Laboratorium Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak-Anak. Bogor: Laboratorium Gizi Masyarakat, PAU Pangan dan Gizi IPB.

Sundari. 2008. Formulasi biscuit prebiotik berbasis umbi-umbian sebagai makanan tambahan balita gizi kurang [skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga.

Sunaryo ES. 2006. Seluk beluk makanan bayi. Bogor: Foodreview Indonesia Vol 1 (3): 40-43.

Tang J, Feng H, Shen GQ. 2003. Drum drying. Encyclopedia of Agricultural, Food, and Biological Engineering. New York: Marcel Dekker Inc.

Tramhs CM, Mc Kean KN. 2008. Nutrition during Infancy.Mahan LK, Escott-Stump S, editor.Krause’s Food and Nutrition Therapy 12th Edition. Missouri: Saunders, Elsevier Inc.

Utami PY. 2009. Peningkatan mutu pati ganyong (Canna edulis Ker) melalui perbaikan proses produksi [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Wardayanie NIA, Susanti I, Aviana T, Herman AS. 2008. Potensi umbi-umbian dan serealia dalam menunjang diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal. Jurnal Riset Industri 2 (1): 35–43.

Winarno FG. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wirakartakusumah MA, Abdullah A, dan Syarif AM. 1992. Sifat Fisik Pangan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi.

Yuliani E. 2011. Pengaruh jenis pati dan waktu inkubasi terhadap kadar amilosa hasil analisis hidrolisis enzimatis menggunakan enzim pullulanase [skripsi]. Malang: Univeritas Islam Negeri Malang.

Zakaria RF. 1999. Produksi MP-ASI lokal sebagai terobosan untuk menanggulangi masalah kekurangan gizi. Prosiding seminar nasional teknologi pangan. Jakarta. PATPI 12-13 Oktober.

Lampiran 1 Uji Sidik Ragam Rataan Hedonik Bubur Bayi Instan

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Warna Between Groups 5.779 2 2.889 1.437 .240

Within Groups 343.760 171 2.010

Total 349.539 173

Aroma Between Groups 4.403 2 2.202 .745 .476

Within Groups 505.524 171 2.956

Total 509.927 173

Rasa Between Groups 20.814 2 10.407 4.431 .013

Within Groups 401.621 171 2.349

Total 422.435 173

Tekstur Between Groups 17.954 2 8.977 3.283 .040

Within Groups 467.521 171 2.734

Total 485.475 173

Overall Between Groups 13.546 2 6.773 4.215 .016

Within Groups 274.760 171 1.607

Total 288.306 173

Lampiran 2 Uji Lanjut Duncan Rataan Hedonik Bubur Bayi Instan

Warna Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 1

1.00 58 5.1017

2.00 58 5.4629

3.00 58 5.5095

Sig. .146

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Aroma Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 1

1.00 58 5.5448

2.00 58 5.8612

3.00 58 5.9000

Sig. .298

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Lampiran 2(Lanjutan)

Rasa Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 1

1.00 58 5.3328

2.00 58 5.9034

3.00 58 6.1603

Sig. 1.000 .368

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Tekstur Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 1

1.00 58 4.9603

3.00 58 5.5793

2.00 58 5.6905

Sig. 1.000 .718

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Overall Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 1

1.00 58 5.2403

2.00 58 5.7871

3.00 58 5.8689

Sig. 1.000 .729

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Lampiran 3Uji Sidik Ragam Rataan Mutu Hedonik Bubur Bayi Instan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kecerahan_Warna Between Groups 10.104 2 5.052 .206 .814 Within Groups 4186.406 171 24.482 Total 4196.510 173 Aroma_Bumbu Between Groups 1.300 2 .650 .232 .794 Within Groups 480.257 171 2.809 Total 481.557 173 Aroma_Langu Between Groups 9.328 2 4.664 1.443 .239 Within Groups 552.871 171 3.233 Total 562.198 173 Kemanisan Between Groups 18.523 2 9.261 3.288 .040 Within Groups 481.720 171 2.817 Total 500.242 173 Rasa_Kacang Between Groups 5.009 2 2.505 .911 .404 Within Groups 470.047 171 2.749 Total 475.056 173 Kelembutan Between Groups 4.807 2 2.403 .846 .431 Within Groups 485.735 171 2.841 Total 490.542 173 Kekentalan Between Groups 33.243 2 16.622 4.892 .009 Within Groups 581.037 171 3.398 Total 614.280 173

Lampiran 4 Uji Lanjut Duncan Rataan Mutu Hedonik Bubur Bayi Instan

Kecerahan_Warna Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 1

3.00 58 5.0784

2.00 58 5.1750

1.00 58 5.6310

Sig. .575

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Lampiran 4 (Lanjutan)

Aroma_Bumbu Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 1

1.00 58 5.1534

2.00 58 5.3060

3.00 58 5.3569

Sig. .542

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Aroma_Langu Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 1

2.00 58 3.5569

1.00 58 3.9759

3.00 58 4.0974

Sig. .128

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Kemanisan Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 1

1.00 58 4.8517

2.00 58 5.0328 5.0328

3.00 58 5.6164

Sig. .562 .063

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Rasa_Kacang Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 1

1.00 58 5.0138

2.00 58 5.1362

3.00 58 5.4190

Sig. .218

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Lampiran 4(Lanjutan)

Kelembutan Duncan

Kode N Subset for alpha = .05

1 1

1.00 58 5.0138

2.00 58 5.2759

3.00 58 5.4147

Sig. .231

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Kekentalan Duncan

Kode

N Subset for alpha = .05

1 2 1

1.00 58 3.1181

2.00 58 3.7905 3.7905

3.00 58 4.1759

Sig. .051 .262

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 58.000.

Lampiran 5 Uji Tabulasi Silang Parameter Hedonik dan Mutu Hedonik Bubur Bayi Instan

Warna*Kecerahan_Warna

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Warna * Kecerahan_Warna 174 100.0% 0 .0% 174 100.0% Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error(a) Approx. T(b) Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R .234 .033 3.150 .002(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .525 .069 8.091 .000(c) Measure of

Agreement

Kappa

.(d)

N of Valid Cases 174

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation.

d Kappa statistics cannot be computed.They require a symmetric 2-way table in which the values of the first variable match the values of the second variable.

Lampiran 5(Lanjutan)

Aroma*Aroma Bumbu& Langu

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Aroma * Aroma_Bumbu 174 100.0% 0 .0% 174 100.0% Aroma * Aroma_Langu 174 100.0% 0 .0% 174 100.0% Aroma*Aroma_Bumbu Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error(a) Approx. T(b) Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R .772 .041 15.917 .000(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .757 .042 15.205 .000(c) Measure of

Agreement

Kappa

.(d)

N of Valid Cases 174

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation.

d Kappa statistics cannot be computed.They require a symmetric 2-way table in which the values of the first variable match the values of the second variable.

Aroma*Aroma_Langu Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error(a) Approx. T(b) Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R .079 .084 1.046 .297(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .077 .082 1.014 .312(c) Measure of

Agreement

Kappa

.(d)

N of Valid Cases 174

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation.

d Kappa statistics cannot be computed.They require a symmetric 2-way table in which the values of the first variable match the values of the second variable.

Rasa

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Rasa * Kemanisan 174 100.0% 0 .0% 174 100.0%

Lampiran 5(Lanjutan) Rasa*Kemanisan Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error(a) Approx. T(b) Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R .749 .036 14.805 .000(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .736 .039 14.279 .000(c) Measure of

Agreement

Kappa

.(d)

N of Valid Cases 174

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation.

d Kappa statistics cannot be computed.They require a symmetric 2-way table in which the values of the first variable match the values of the second variable.

Rasa*Rasa_Kacang Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error(a) Approx. T(b) Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R .366 .074 5.164 .000(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .375 .072 5.302 .000(c) Measure of

Agreement

Kappa

.(d)

N of Valid Cases 174

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation.

d Kappa statistics cannot be computed.They require a symmetric 2-way table in which the values of the first variable match the values of the second variable.

Tekstur

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tekstur * Kelembutan 174 100.0% 0 .0% 174 100.0% Tekstur * Kekentalan 174 100.0% 0 .0% 174 100.0% Tekstur*Kelembutan Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error(a) Approx. T(b) Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R .684 .050 12.300 .000(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .684 .049 12.313 .000(c) Measure of

Agreement

Kappa

.(d)

N of Valid Cases 174

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation.

d Kappa statistics cannot be computed.They require a symmetric 2-way table in which the values of the first variable match the values of the second variable.

Lampiran 5 (Lanjutan) Tekstur*Kekentalan Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error(a) Approx. T(b) Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R .173 .077 2.302 .023(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .110 .081 1.453 .148(c) Measure of

Agreement

Kappa

.(d)

N of Valid Cases 174

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation.

d Kappa statistics cannot be computed.They require a symmetric 2-way table in which the values of the first variable match the values of the second variable.

Lampiran 6 Metode Analisis Fisik dan Kandungan Gizi Bubur

Uji Seduh (Mirdhayati 2009). Uji seduh mengacu pada petunjuk penyajian bubur bayi MP-ASi komersial sebagai kontrol.Sebanyak satu takaran saji bubur kontrol (30 g) ditambahkan dengan air hangat sebanyak 100 ml (60-800C), diaduk hingga terbentuk larutan bubur yang kental. Sampel dalam jumlah yang sama ditambahkan air dan diaduk hingga kekentalannya sama dengan bubur kontrol. Banyaknya air yang ditambahkan merupakan jumlah air yang dibutuhkan untuk penyajian.

Waktu rehidrasi (Mirdhayati 2009).Sebanyak 30 gram sampel ditambahkan dengan air panas sejumlah yang telah diketahui dalam uji seduh, diaduk merata menjadi bubur kental.Waktu rehidrasi dihitung saat sampel mulai diberi air hingga menjadi bubur.

Uji densitas kamba (Wirakartakusumah et al 1992). Penentuan densitas kamba produk dilakukan dengan mengukur volume 10 gram sampel dalam gelas ukur 50 ml. Penetapan densitas kamba dilakukan dengan perhitungan:

Densitas Kamba =

Uji daya serap air (Rasper 1980). Perhitungan didasarkan pada hasil penentuan kadar air sebelumnya. Cawan aluminium dikeringkan dalam oven 105 C selama 10 menit, lalu didinginkan dalam desikator. Sampel sebanyak 3 gram dimasukkan ke dalam air mendidih, direbus selama 6 menit pada 100 C, kemudian ditiriskan, lalu ditimbang (A). Sampel yang telah ditiriskan, dimasukkan kedalam oven 105 C selama 6 jam sampai diperoleh berat konstan (B). Penetapan absorbsi air berdasarkan perhitungan:

Daya Serap Air = 100%

) 100 ( ) ( ) ( x ntoh kadarairco ontoh beratawalc h beratconto ntoh kadarairco b a

Dimana: a = berat sampel sebelum dikeringkan b = berat sampel setelah dikeringkan

Analisis Kimia

Analisis kadar air (AOAC 1995). Penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven dimana cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selama 15 menit lalu didinginkan dalam desikator. Cawan yang kering yang telah didinginkan ditimbang. Penimbangan dilanjutkan dengan penimbangangn analat homogen secara cepat sebanyak 5 g ke dalam cawan. Cawan berisi analat dikeringkan dalam oven selama 6 jam. Pengeringan dilakukan sampai diperoleh

Lampiran 6 (Lanjutan)

berat konstan. Cawan beserta isi yang telah dikeringkan diangkat dan didinginkan dalam desikator sebelum ditimbang berat akhirnya. Kadar air dinyatakan sebagai persen kadar air (dry dan wet basis). Penetapan kadar air berdasarkan perhitungan: Kadar air (%) : c a b ) (

Dimana : a = berat wadah dan sampel awal

b = berat wadah dan sampel setelah dikeringkan c = berat sampel

Analisis kadar abu metode gravimetri (AOAC 1995). Penentuan kadar abu didasarkan pada metode tanur. Cawan disiapkan untuk pengabuan yang dibakar dalam tanur selam 10 menit, didinginkan dalam desikator dan ditimbang Sebanyak 3.0-5.0 gram sampel dimasukkan dalam cawan tersebut dan diabukan dalam tanur bersuhu 5000 C selama 6 jam. Cawan berisi abu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Penetapan kadar abu berdasarkan perhitungan:

Kadar abu (%) = Bobot abu (g) x 100% Bobot sampel (g)

Analisis kadar protein metode mikro Kjeldahl(Fardiaz et al 1989). Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode mikro kjeldahl. Sejumlah kecil sampel (0.2 g) ditimbang dan ditempatkan dalam labu kjeldahl 30 ml. Ditambahkan 1.9±0.1 K2SO4, 40±10 mg HgO dan 2.0±0.1 ml H2SO4.Ditambahkan pula beberapa batu didih.Sampel dididihkan selama 1 -1.5 jam sampai cairan menjadi jernih.Dilakukan pendinginan cairan yang dihasilkan untuk kemudian ditambahkan 8-10 ml NaOH-Na2S2O3 dan beberapa tetes indikator merah metil.Ujung selang kondensor harus terendam larutan tersebut untuk menampung hasil destilasi sekitar 15 ml. Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 M sampai terbentuk warna abu-abu. Prosedur sama juga dilakukan terhadap blanko (yang tidak mengandung sampel). Penetapan kadar protein berdasarkan perhitungan:

% N = (ml HCl-ml blanko) x normalitas x 14.007 x 100

mg sampel

% Protein = % N x faktor konversi atau

Protein (%) = (Vol titrasi x 0.014 x N HCl x 6.25 x 100)/berat sampel (mg)

Analisis kadar lemak (AOAC 1995). Penentuan kadar lemak dilakukan berdasarkan metode akstrksi soxhlet. Labu takar dikeringkan dalam oven.

Lampiran 6 (Lanjutan)

Sampel ditimbang sebanyak 5 g dalam bentuk tepung dibungkus dengan kertas saring dan ditutup dengan kapas bebas lemak. Kertas saring berisi sampel diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet yang dirangkai dengan kondensor. Pelarut hexane dimasukkan ke dalam labu secukupnya kemudian dilakukan refluks selama minimal 5 jam. Labu takar akan berisi lemak hasil ekstraksi dan kemudian dipanaskan untuk menguapkan pelarut yang tercampur dengan lemak sampel. Penetapan kadar lemak berdasarkan perhitungan:

Kadar lemak (%) = berat lemak (g) x 100% berat sampel (g)

Analisis kadar serat pangan (Total Dietary Fiber – TDF) (AOAC 1995). Penentuan kadar serat pangan dilakuan dengan metode enzimatis. Sampel kering diekstrak lemaknya denganpelarut petroleum eter padasuhu kamar selama 15 menit kemudiandikeringkan pada suhu ruang.Sejumlah 1 g sampel bebas lemak (w) dimasukkan ke dalam erlenmeyer,kemudian ditambahkan 25 ml 0.1 M buffer fosfat pH 6 dan dibuat suspensi.Lalu ditambahkan 0.1 ml termamyl, ditutup dengan alufo dan diinkubasi padasuhu 100 oC selama 15 menit, diangkat dan didinginkan, kemudianditambahkan 20 ml akuades dan pH diatur menjadi 1.5 dengan menambahkanHCl 4 M. Selanjutnya ditambahkan 100 mg pepsin, ditutup dan diinkubasipada suhu 40oC dan diagitasi selama 60 menit. Kemudian ditambahkan 20 ml akuades dan pH diatur menjadi 6.8, lalu ditambahkan 100 mg pankreatin, ditutup dan diinkubasi pada suhu 40 oC selama 60 menit sambil diagitasi, dan terakhir pH diatur dengan HCl menjadi 4.5. Selanjutnya disaring dengan kertas saring Whatman No.42 yang sebelumnya telah diketahui bobot keringnya kemudian dicuci dengan 2 x 10 ml aquades, 2 x 10 ml etanol 95%, dan 2 x 10 ml aseton, lalu dikeringkan pada suhu 105 oC sampai berat tetap (sekitar 12 jam) dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator (D1/B1). Kemudian diabukan dalam tanur 500 oC selama minimal 5 jam dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator (I1/B2). Nilai blanko diperoleh dengan cara yang sama namun tanpa menggunakan sampel. Nilai TDF dihitung dengan:

TDF (% bb) = ((D1 – B1) – (I1 – B2)/w) x 100% Dimana : D1 = berat sampel setelah dioven

B1 = berat blanko setelah dioven I1 = berat sampel setelah ditanur B1 = berat blanko setelah ditanur

Analisis kadar karbohidrat. Penentuan kadar karbohidrat total dilakukan secara by different. Penetapan kadar karbohidrat dilakuakn dengan perhitungan:

Kadar karbohidrat (%) = 100% - A – B – C – D Dimana: A = kadar air (%)

B = kadar abu (%) C = kadar protein (%) D = kadar lemak (%)

Analisis kadar pati metode Luff Schorl (AOAC 1995). Sampel ditimbang sebanyak 3 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan HCl 3%. Erlenmeyer dihubungkan dengan kondensor dan dididihkan selama 3 jam dan dinetralkan dengan NaOH 0.4N. Selanjutnya larutan ditambahkan 1 ml asam asetat pekat dan ditera dengan labu takar 250 ml. Larutan yang telah ditera disaring dengan kertas saring berlipat dan residunya dipipet sebanyak 10 ml ke dalam labu erlenmeyer 200 ml.

Residu dalam labu erlenmeyer ditambah dengan 25 ml larutan Luff dan 15 ml akuades. Erlenmeyer dihubungkan dengan kondensor dan dipanaskan selama 10 menit. Ke dalam larutan ditambahkan 10 ml larutan KI 30% dan 25 ml H2SO4 4 N. Proses terakhir adalah titrasi dengan larutan Tio 0.1 N dengan indikator larutan kanji. Volume titrasi dicatat sebagai a ml. Blanko dikerjakan dengan metode yang sama tetapi larutan sampel diganti dengan akuades. Kadar

Dokumen terkait