• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Seduh (Mirdhayati 2009). Uji seduh mengacu pada petunjuk penyajian bubur bayi MP-ASi komersial sebagai kontrol.Sebanyak satu takaran saji bubur kontrol (30 g) ditambahkan dengan air hangat sebanyak 100 ml (60- 800C), diaduk hingga terbentuk larutan bubur yang kental. Sampel dalam jumlah yang sama ditambahkan air dan diaduk hingga kekentalannya sama dengan bubur kontrol. Banyaknya air yang ditambahkan merupakan jumlah air yang dibutuhkan untuk penyajian.

Waktu rehidrasi (Mirdhayati 2009).Sebanyak 30 gram sampel ditambahkan dengan air panas sejumlah yang telah diketahui dalam uji seduh, diaduk merata menjadi bubur kental.Waktu rehidrasi dihitung saat sampel mulai diberi air hingga menjadi bubur.

Uji densitas kamba (Wirakartakusumah et al 1992). Penentuan densitas kamba produk dilakukan dengan mengukur volume 10 gram sampel dalam gelas ukur 50 ml. Penetapan densitas kamba dilakukan dengan perhitungan:

Densitas Kamba =

Uji daya serap air (Rasper 1980). Perhitungan didasarkan pada hasil penentuan kadar air sebelumnya. Cawan aluminium dikeringkan dalam oven 105 C selama 10 menit, lalu didinginkan dalam desikator. Sampel sebanyak 3 gram dimasukkan ke dalam air mendidih, direbus selama 6 menit pada 100 C, kemudian ditiriskan, lalu ditimbang (A). Sampel yang telah ditiriskan, dimasukkan kedalam oven 105 C selama 6 jam sampai diperoleh berat konstan (B). Penetapan absorbsi air berdasarkan perhitungan:

Daya Serap Air = 100%

) 100 ( ) ( ) ( x ntoh kadarairco ontoh beratawalc h beratconto ntoh kadarairco b a    

Dimana: a = berat sampel sebelum dikeringkan b = berat sampel setelah dikeringkan

Analisis Kimia

Analisis kadar air (AOAC 1995). Penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven dimana cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selama 15 menit lalu didinginkan dalam desikator. Cawan yang kering yang telah didinginkan ditimbang. Penimbangan dilanjutkan dengan penimbangangn analat homogen secara cepat sebanyak 5 g ke dalam cawan. Cawan berisi analat dikeringkan dalam oven selama 6 jam. Pengeringan dilakukan sampai diperoleh

Lampiran 6 (Lanjutan)

berat konstan. Cawan beserta isi yang telah dikeringkan diangkat dan didinginkan dalam desikator sebelum ditimbang berat akhirnya. Kadar air dinyatakan sebagai persen kadar air (dry dan wet basis). Penetapan kadar air berdasarkan perhitungan: Kadar air (%) : c a b ) ( 

Dimana : a = berat wadah dan sampel awal

b = berat wadah dan sampel setelah dikeringkan c = berat sampel

Analisis kadar abu metode gravimetri (AOAC 1995). Penentuan kadar abu didasarkan pada metode tanur. Cawan disiapkan untuk pengabuan yang dibakar dalam tanur selam 10 menit, didinginkan dalam desikator dan ditimbang Sebanyak 3.0-5.0 gram sampel dimasukkan dalam cawan tersebut dan diabukan dalam tanur bersuhu 5000 C selama 6 jam. Cawan berisi abu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Penetapan kadar abu berdasarkan perhitungan:

Kadar abu (%) = Bobot abu (g) x 100% Bobot sampel (g)

Analisis kadar protein metode mikro Kjeldahl(Fardiaz et al 1989). Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode mikro kjeldahl. Sejumlah kecil sampel (0.2 g) ditimbang dan ditempatkan dalam labu kjeldahl 30 ml. Ditambahkan 1.9±0.1 K2SO4, 40±10 mg HgO dan 2.0±0.1 ml H2SO4.Ditambahkan pula beberapa batu didih.Sampel dididihkan selama 1 -1.5 jam sampai cairan menjadi jernih.Dilakukan pendinginan cairan yang dihasilkan untuk kemudian ditambahkan 8-10 ml NaOH-Na2S2O3 dan beberapa tetes indikator merah metil.Ujung selang kondensor harus terendam larutan tersebut untuk menampung hasil destilasi sekitar 15 ml. Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 M sampai terbentuk warna abu-abu. Prosedur sama juga dilakukan terhadap blanko (yang tidak mengandung sampel). Penetapan kadar protein berdasarkan perhitungan:

% N = (ml HCl-ml blanko) x normalitas x 14.007 x 100

mg sampel

% Protein = % N x faktor konversi atau

Protein (%) = (Vol titrasi x 0.014 x N HCl x 6.25 x 100)/berat sampel (mg)

Analisis kadar lemak (AOAC 1995). Penentuan kadar lemak dilakukan berdasarkan metode akstrksi soxhlet. Labu takar dikeringkan dalam oven.

Lampiran 6 (Lanjutan)

Sampel ditimbang sebanyak 5 g dalam bentuk tepung dibungkus dengan kertas saring dan ditutup dengan kapas bebas lemak. Kertas saring berisi sampel diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet yang dirangkai dengan kondensor. Pelarut hexane dimasukkan ke dalam labu secukupnya kemudian dilakukan refluks selama minimal 5 jam. Labu takar akan berisi lemak hasil ekstraksi dan kemudian dipanaskan untuk menguapkan pelarut yang tercampur dengan lemak sampel. Penetapan kadar lemak berdasarkan perhitungan:

Kadar lemak (%) = berat lemak (g) x 100% berat sampel (g)

Analisis kadar serat pangan (Total Dietary Fiber – TDF) (AOAC 1995). Penentuan kadar serat pangan dilakuan dengan metode enzimatis. Sampel kering diekstrak lemaknya denganpelarut petroleum eter padasuhu kamar selama 15 menit kemudiandikeringkan pada suhu ruang.Sejumlah 1 g sampel bebas lemak (w) dimasukkan ke dalam erlenmeyer,kemudian ditambahkan 25 ml 0.1 M buffer fosfat pH 6 dan dibuat suspensi.Lalu ditambahkan 0.1 ml termamyl, ditutup dengan alufo dan diinkubasi padasuhu 100 oC selama 15 menit, diangkat dan didinginkan, kemudianditambahkan 20 ml akuades dan pH diatur menjadi 1.5 dengan menambahkanHCl 4 M. Selanjutnya ditambahkan 100 mg pepsin, ditutup dan diinkubasipada suhu 40oC dan diagitasi selama 60 menit. Kemudian ditambahkan 20 ml akuades dan pH diatur menjadi 6.8, lalu ditambahkan 100 mg pankreatin, ditutup dan diinkubasi pada suhu 40 oC selama 60 menit sambil diagitasi, dan terakhir pH diatur dengan HCl menjadi 4.5. Selanjutnya disaring dengan kertas saring Whatman No.42 yang sebelumnya telah diketahui bobot keringnya kemudian dicuci dengan 2 x 10 ml aquades, 2 x 10 ml etanol 95%, dan 2 x 10 ml aseton, lalu dikeringkan pada suhu 105 oC sampai berat tetap (sekitar 12 jam) dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator (D1/B1). Kemudian diabukan dalam tanur 500 oC selama minimal 5 jam dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator (I1/B2). Nilai blanko diperoleh dengan cara yang sama namun tanpa menggunakan sampel. Nilai TDF dihitung dengan:

TDF (% bb) = ((D1 – B1) – (I1 – B2)/w) x 100% Dimana : D1 = berat sampel setelah dioven

B1 = berat blanko setelah dioven I1 = berat sampel setelah ditanur B1 = berat blanko setelah ditanur

Analisis kadar karbohidrat. Penentuan kadar karbohidrat total dilakukan secara by different. Penetapan kadar karbohidrat dilakuakn dengan perhitungan:

Kadar karbohidrat (%) = 100% - A – B – C – D Dimana: A = kadar air (%)

B = kadar abu (%) C = kadar protein (%) D = kadar lemak (%)

Analisis kadar pati metode Luff Schorl (AOAC 1995). Sampel ditimbang sebanyak 3 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan HCl 3%. Erlenmeyer dihubungkan dengan kondensor dan dididihkan selama 3 jam dan dinetralkan dengan NaOH 0.4N. Selanjutnya larutan ditambahkan 1 ml asam asetat pekat dan ditera dengan labu takar 250 ml. Larutan yang telah ditera disaring dengan kertas saring berlipat dan residunya dipipet sebanyak 10 ml ke dalam labu erlenmeyer 200 ml.

Residu dalam labu erlenmeyer ditambah dengan 25 ml larutan Luff dan 15 ml akuades. Erlenmeyer dihubungkan dengan kondensor dan dipanaskan selama 10 menit. Ke dalam larutan ditambahkan 10 ml larutan KI 30% dan 25 ml H2SO4 4 N. Proses terakhir adalah titrasi dengan larutan Tio 0.1 N dengan indikator larutan kanji. Volume titrasi dicatat sebagai a ml. Blanko dikerjakan dengan metode yang sama tetapi larutan sampel diganti dengan akuades. Kadar pati dihitung dengan rumus ebagai berikut:

Pengubahan menjadi jumlah ml Tio 0.1 N

Z ml tio 0.1N pada daftar ekuivalen dengan y mg glukosa

Analisis Kadar Ca Metode Atomic Absorbsion Spectrofotometry

(AAS) (Apriyantono et al. 1989). Preparasi sampel untuk kadar kalsium ilakukan dengan menggunakan pengabuan basah. Sampel yang mengandung 50 gram padatan ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu kjedhal. Lalu ditambahkan larutan 10 mL H2SO4, 10 ml HNO3 serta beberapa batu didih. Larutan kemudian dipanaskan sampai tidak berwarna gelap dan ditambahkan 10

ml aquades sampai larutan tidak berwarna atau berwarna kuning, lalu panaskan kembali sampai berasap. Larutan dibiarkan sampai dingin kembali dan tambahkan 5 ml aquades, didihkan sampai berasap.Larutan disaring dengan kertas whatman 42 kemudian dibaca dengan menggunakan AAS.

Kadar Ca = (a – b) x V 10 x W Keterangan:

a = Konsentrasi Larutan Blanko (mg/ml) b = Konsentrasi Larutan Sampel (mg/ml) v = Volume Ekstrak

w = Berat Sampel

Analisis Kadar Besi Metode dan Seng (Zn) Atomic Absorbsion Spectrofotometry (AAS) (Apriyantono et al. 1989). Preparasi sampel untuk penetapan kadar zat besi dilakukan dengan pengabuan basah. Sampel ditambahkan sebanyak ± 0.2 g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 10 ml H2S04 dan 10 ml HNO3, dipanaskan perlahan-lahan sampai larutan tidak berwarna gelap lagi (semua zat organik telah teroksidasi) larutan ditambahkan aquades sehingga menjadi tidak berwarna atau menjadi kuning dan didihkan sampai berasap. Setelah itu didinginkan kemudian diencerkan dalam labu takar 100 ml sampai tanda tera, blanko dipersiapkan seperti proses di atas dan juga larutan standar besi. Sampel dan blanko diukur dan dibuat kurva. Zat Besi (ppm) = (absorban sampel – absorban blanko) x fp x 100% x 1000 ppm

mg sampel

Analisis daya cerna pati (Tejasari 2003). Penentuan daya cerna pati dilakuan dengan metode enzimatis. Suspensi pati (1% dalam air destilat) dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit sampai mencapai suhu yang diiinginkan (60, 75, 900C) kemudian didinginkan. Diambil sebanyak 2 ml larutan tepung dan dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah 1 ml air destilat dan 5 ml larutan buffer Na-fosfat 0.1 M pH 7.0. Kemudian diinkubasi dalam penangas air 370C selama 30 menit. Dari campuran tersebut diambil 1 ml dan ditempatkan pada tabung reaksi lain. Kemudian ditambah 2 ml pereaksi dinitrosalisilat dan selanjutnya dipanaskan dalam penangas air 1000C selama 10 menit. Setelah didinginkan, campuran reaksi diencerkan dengan menambahkan 1 ml air destilat. Warna orange merah yang terbentuk dari campuran reaksi diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm. Kadar maltose dari campuran reaksi dihitung dengan mengeplotkan abs pada larutan maltose standar. Kurva standar diperoleh dengan cara mereaksikan larutan

maltose standar dengan pereaksi dinitrosalisilat dengan menggunakan prosedur yang sama. Konsentrasi maltose standar dibuat nol hingga 10 mg dalam 10 ml air destilata. Perhitungan daya cerna pati adalah sebagai berikut:

% A = kadar maltose sampel

a = kadar maltose blanko sampel B = kadar maltose pati murni b = kadar maltose blanko pati murni

Analisis daya cerna protein secara enzimatis (Hsu et al 1977).

Penentuan daya cerna protein dilakukan dengan metode enzimatis secara in vitro. Sampel digiling halus (lolos ayakan 80 mesh) dan kontrol. Sampel disuspensikan dalam air destilata sehingga konsentrasinya 6.25 mg protein/ml. Diambil 50 ml suspense sampel ditaruh dalam gelas piala 100 ml, pH diatur 8.0 dengan HCl atau NaOH 0.1 N. Diatur sampel dalam penangas air 370C dan diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit. Ditambahkan 5 ml larutan multi enzim (saat penambahan enzim sebagai waktu nol ke dalam suspense protein sambil tetap diaduk dalam penangas air 370C. catat pH suspense sampel pada menit ke-10. Perhitungan daya cerna protein adalah:

y = 210.464 – 18.103x

Dimana: y = daya cerna protein

Dokumen terkait