• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DAFTAR PUSTAKA

Adji, A. 1995. “Is Publik Debt Neutral? Evidence For Indonesia”. Journal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia (JEBI), September 2005: 21-34.

Bank Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Edisi 2000 hingga 2009. http://www.bi.go.id/web/id/data+statistik/statcat.htm.

Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Data Realisasi APBN 2002 hingga 2009. Departemen Keuangan, Jakarta.

Barro, Robert J. 1974. “Are Government Bonds Net Wealth?”, Journal of Political Economics, Vol. 6, No. 82: 1095-1117.

Barro, Robert J. 1989. “The Ricardian Approach to Budget Deficits”. Journal of Economic Perspectives, Vol.3, No.2: 37-54.

Basri, F. 1995. Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI; Distorsi, Peluang dan Kendala. Erlangga, Jakarta.

Cevdet, A., Alper E. C., dan Ozmucur, S. 2001. “Budget Deficit, Inflation and

Debt Sustainbility: Evidence from Turkey (1970-2000)”. Mim. Istanbul:

Bogazici University.

Chimobi, O. P. dan Igwe, O. L. 2010. “Budget Deficit, Money Supply and

Inflation in Nigeria”. European Journal of Economics, Finance and

Administrative Sciences, Issue 19.

Chowdhury, A. dan Sugema, I. 2006. “Aid and Fiscal Behaviour in Indonesia:

Dornbusch, R., Fischer, S., dan Sparks, G. R. 1989. Macroeconomics, 3rd Edd., McGraw-Hill Ryerson Limited, Toronto.

Dornbusch, R. dan Reynoso, A. 1993. Financial Factors in Economic

Development. in R. Dornbusch (ed.), Policymaking in the Open Economy :

Concepts and Case Studies in Economic Performance. Oxford University

Press, New York.

Easterly, W., Rodriguez, C. A., dan Schmith-Hebbel, K. 1994. “Publik Sector

Deficits and Macroeconomic Performance”. Oxford University Press,

New York.

Enders, W. 1995. Applied Econometric Time Series. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Engle, R. F. dan Granger, C. W. J. 1987. “Co-integration and Error Correction:

Representation, Estimation, and Testing”, Econometrica, Vol.55, No.2,

251-276.

Gujarati, D. N. 2004. Basic Econometrics. 4th edd. McGraw-Hill International Editions, New York.

Hidayat, S. 2004. Pengendalian Jumlah Uang Beredar di Indonesia [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hossain, A. dan Chowdhury, A. 1998. Open Economy Macroeconomics for

Developing Countries. Edward Elgar, Massachusetts.

International Financial Statistics (IFS) of International Monetary Fund (IMF). Country Table – Indonesia : 1990-2010.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Nota Keuangan dan APBN. edisi 2000 hingga 2009. Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.

Lipsey, R. G., Courant P. N., Purvis, D. D., dan Steiner, P. O. 1995. Pengantar

Makroekonomi. Edisi ke-10. Jilid 1. Wasana, Kirbrandoko, dan Budijanto

[editor]. Binarupa Aksara, Jakarta.

Lozano, I. 2008. “Budget Deficit, Pertumbuhan uang, and Inflation : Evidence

from the Colombian Case”. Borradores de Economia, No. 537, Banco de

la Republica.

Mankiw, N. G. 2000. Pengantar Ekonomi. Jilid 2. Munandar dan Salim [penerjemah]. Sumiharti dan Kristiaji [editor]. Erlangga, Jakarta.

Metin, K. 1998. “The Relationship between Inflation and the budget deficit in

Turkey”. Journal of Business and Economic Statistics, Vol. 16, No. 4:

412-22.

Mishkin, F. S. 2001. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets.

6th Edd. The Addison-Wesley, New York.

Mundell, R. 1971. Monetary Theory. Goodyear Publishing Company, California.

Maryatmo, R. 2004. Dampak Moneter Kebijakan Defisit Anggaran Pemerintah dan Peranan Asa Nalar dalam Simulasi Model Makro-Ekonomi Indonesia

(1983:1-2002:4). Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 2004.

Putong, I. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro & Makro. Edisi ke-2. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Saad, W. dan Kalakech, K. 2009. “The Impact of Budget Deficit on Money

Demand: Evidence from Lebanon”. Middle Eastern Finance and

Economics,Issue 3.

Samuelson, P. A dan Nordhaus, W. D. 1997. Macroeconomics. 13th edd. McGraw-Hill, New York.

Sargent, T., dan Wallace, N. 1981. “Some Unpleasant Monetarist Arithmetic”.

Federal Reserve Bank of Minneapolis Quarterly Review 5: 1‐17.

Solikin, dan Suseno. 2002. Uang : Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya

dalam Perekonomian. Pusat Penelitian dan Studi Kebanksentralan, Bank

Indonesia, Jakarta.

Tekin‐Koru, A., dan Özmen E. 2003. “Budget Deficits, Pertumbuhan uang and

Inflation: The Turkish Evidence”. Applied Economics, Taylor and Francis

Journals, Vol. 35, No.5: 591‐596.

Thomas, R. L. 1997. Modern Econometrics; an Introduction. 1st edd. Addison Wesley Longman, Reading.

Waluyo, J. 2006. Pengaruh Pembiayaan Defisit Anggaran terhadap Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Suatu Model Ekonomi Makro Indonesia 1970- 2003. KINERJA, Vol.10, No.1: 1-22

Warjiyo, P. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia, Jakarta.

Woodford, M. 1995. “Price Level Determination without Control of A Monetary

Aggregate”. Working Paper No. 5204, National Bureau of Economic

OLEH

NANANG ANDRIAN H14063028

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

 

Hubungan defisit anggaran, pertumbuhan uang dan inflasi menjadi salah satu isu penting dalam literatur kebijakan moneter dan fiskal di dunia. Secara teori, paling tidak ada empat pandangan yang berbeda untuk melihat hubungan ketiga variabel tersebut. Pandangan tersebut antara lain, yaitu kaum Monetaris

Ortodoks, The Fiscal Theory of Price Level (FTPL), Keynesian, dan Ricardian

Equivalence (RE). Terdapat sebuah persepsi yang menyatakan bahwa kebijakan

anggaran yang terlalu besar dan dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi variabel moneter yang kemudian menjadi akar permasalahan dari

ketidakstabilan makroekonomi seperti inflasi yang tinggi, defisit current account

yang besar, kewajiban utang yang besar, dan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Berdasarkan pengalaman interaksi kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia, dimana sebelum diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999, Indonesia telah

mengalami hyperinflation yang disebabkan oleh pencetakan uang (money

creation) secara berlebihan oleh Bank Indonesia untuk membiayai defisit

anggaran pemerintah akibat kebijakan fiskal yang terlalu ekspansif.

Sejak diberlakukan tahun 2000, kerangka kerja Inflation Targetting

(kebijakan moneter) sudah mulai diterapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini

mengindikasikan bahwa era fiscal dominance tidak boleh terjadi lagi di Indonesia.

Namun perubahan institusional tersebut secara empiris tidak menghalangi kemungkinan adanya pengaruh defisit anggaran (kebijakan fiskal ekspansif) terhadap jumlah uang beredar maupun variabel moneter (inflasi). Pengaruh tersebut dimungkinkan antara lain karena adanya jangka waktu antara pengeluaran dan penerimaan pemerintah, sumber pendanaan (utang domestik maupun luar negeri), dan perubahan permintaan agregat. Penelitian ini membahas hubungan jangka panjang antara inflasi, pertumbuhan uang, dan defisit anggaran. Penelitian ini juga akan menganalisis apakah di Indonesia defisit anggaran (kebijakan fiskal ekspansif) mempengaruhi pertumbuhan uang dan inflasi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari Kementrian Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Statistik Ekonomi dan

Keuangan Bank Indonesia (SEKI-BI) dari berbagai edisi, International Financial

Statistic (IFS) of International Monetary Fund (IMF) serta sumber lain yang

relevan. Data yang digunakan, diantaranya yaitu defisit anggaran pemerintah,

pertumbuhan uang (base money (M0), narrow money (M1), dan broad money

(M2)) serta IHK (Indeks Harga Konsumen) sebagai pencerminan tingkat inflasi dengan periode waktu data antara bulan Januari 2002 hingga Desember 2009. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji

mempengaruhi laju inflasi dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa teori Monetaris dan Keynesian juga tidak berlaku di Indonesia. Hubungan antara defisit anggaran, pertumbuhan uang dan laju inflasi di Indonesia dapat

dijelaskan oleh teori Ricardian Equivalence (RE) dimana defisit anggaran tidak

akan berpengaruh ke variabel moneter dan perekonomian.

Koordinasi yang erat antara penguasa fiskal (pemerintah) dan moneter (Bank Indonesia) dalam menentukan instrumen dan sasaran kebijakan yang menjadi target bersama tetap diperlukan agar pencapaian target tersebut dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Walaupun defisit anggaran tidak memiliki dampak terhadap pertumbuhan uang dan laju inflasi di Indonesia namun defisit anggaran yang terlalu besar dan dalam jangka waktu yang lama, bukan tidak

mungkin akan menjadi akar permasalahan makroekonomi seperti hyperinflation,

current account deficits, overindebtness dan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Apabila dalam jangka panjang kebijakan defisit anggaran terus

dipertahankan oleh pemerintah, maka pembiayaan melalui money creation

(pencipataan uang) lebih baik untuk dihindari karena telah terbukti menyebabkan hyperinflation di Indonesia pada periode 1965 hingga 1970. Disatu sisi, sesuai dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dimana Bank Indonesia

yang telah memiliki kebijakan moneter Inflation Targetting Framework (ITF)

akan berhasil dalam menetapkan inflasi yang ditargetkan jika salah satu persyaratan dapat dipenuhi yaitu tidak adanya dominasi sektor fiskal terhadap kebijakan moneter. Hal tersebut dikarenakan kebijakan defisit anggaran masih efektif, tetapi efisiensinya harus diperhitungkan secara cermat.

Oleh

NANANG ANDRIAN H14063028

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

 

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, September 2011 Nanang Andrian H14063028      

Oktober 1989. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Hadhi Wardoyo dan Ibu Subarinah. Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2000 di SD Negeri Jatirahayu 01, Bekasi. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 2000 sampai tahun 2003 di SMP Negeri 157 Jakarta. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMA Negeri 48 Jakarta dan lulus pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan menjadi salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) pada Program Studi Ilmu Ekonomi dan mengambil Supporting Course. Selama menjadi mahasiswa, penulis mencoba mengaktualisasi diri dengan mengikuti beberapa kelembagaan sebagai anggota, antara lain UKM Futsal IPB, Kemsi (Keluarga Mahasiswa Bekasi), HIPOTESA dan IMEPI. Penulis juga tercatat sebagai panitia acara-acara yang diadakan di tingkat kampus, fakultas maupun departemen, seperti HIPOTEX-R,

Economic Contest, Sportakuler FEM IPB, Pujangga FEM IPB dan Olimpiade Mahasiswa IPB. Kecintaan pada dunia pendidikan, penulis wujudkan dengan menjadi tentor IPS dan Ekonomi di lembaga pendidikan LCC LP3I Jalan Baru, Bogor.

Tahun 2011 penulis melakukan penelitian dengan judul “Defisit Anggaran, Pertumbuhan Uang dan Inflasi di Indonesia” untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi.

Dokumen terkait