• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai . Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Allard, R.W. 1960. Principle of Plant Breeding. John and Willey Sons. New York. 485 p.

Anonim, 1996. Strategi Pengembangan Industri Benih Hortikultura Nasional. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Peningkatan Peran Swasta Dalam Pengembangan Industri Benih Hortikultura Nasional, 10 Desember 1996. Jakarta, 22 hal.

Antarlina, S.S., E. Ginting dan J.S. Utomo. 1998. Perbaikan Mutu Tepung Kedelai. Hlm 1-26. Hasil Penelitian Komponen Teknologi Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Tahun 1997/1998. Buku 3. Bidang Pasca Panen. Balitkabi.

Baharsjah, J.S., D. Suardi dan I. Las. 1985. Hubungan Iklim dan Pertumbuhan Kedelai. Dalam Soamaatmaja. et.al. (Ed). Kedelai. Balitbang Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2004. Roadmap Komoditas Kedelai. 9 Hlm. Departemen Pertanian. Jakarta.

Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2005c. Renstra Balitkabi 2005-2009. Departemen Pertanian. Jakarta.

BPS. 2002. Statistik Indonesia. Penerbit Badan Pusat Statistik. Jakarta. BPS. 2005. Statistik Indonesia. Penerbit Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Budiarti, T., dan S. Hadi. 2005. Komersialisasi Varietas Unggul Dan Perbenihan Kedelai di Indonesia. Seminar Nasional Peningkatan Produksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Mendukung Kemandirian Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Departemen Pertanian, 2007. Basis Data Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta.

Direktorat Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2004. Profil Kedelai (Glycine max). Buku 1 dan 2. Departemen Pertanian. Jakarta.

Direktorat Perbenihan, 2007. Buku Penyebaran Varietas Palawija MK 2006 dan MH 2006/2007. Ditjen Tanaman Pangan. Jakarta.

Ditjentan Pangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis Perbanyakan Benih oleh Swasta / Penangkar (Jakarta: Sub-Direktorat Produksi Benih, Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan, 1986).

FAO. 2000. Agriculture Statistic.

Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Penerbit Tarsito. Bandung.

Harnowo, D., E. Ginting dan Gatot S.A.F. 1998. Evaluasi Sifat Fisik dan Kimia Biji Kedelai dari berbagi Teknik Pra dan Pasca Panen. Hal 27-40. Hasil Penelitian Komponen Teknologi Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Tahun 1997/1998. Buku 3. Bidang Pasca Panen. Balitkabi. Malang.

Haryadi, 2004. Studi Identifikasi dan Komersialisasi Varietas Unggul Padi Sawah. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Heriyanto dan I. Sutrisno. 2005. Preferensi Petani dan Penyebaran Varietas Kedelai di Jawa Tengah. Seminar Nasional Peningkatan Produksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Mendukung Kemandirian Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Hidayat, O.O. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Hal 73-86. Dalam S. Somaatmadja, M. Ismunadji, Sumarno, M. Syam, S.O. Manurung dan Yuswadi (Eds). Kedelai. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Inkopti. 2000. Kemampuan Daya Serap Kopti dan Mutu serta Permasalahan Pengadaan Kedelai. 9 hlm. Seminar Pengembangan Kedelai di Indonesia. Jakarta, 14 Februari 2000.

Kasim, H., dan Djunainah (penyusun). 1993. Deskripsi Varietas Unggul Palawija 1918 – 1992. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. 155 hal.

Kasno, A dan Jusuf, M. 1994. Evaluasi Plasma Nutfah untuk Daya Adaptasi terhadap Kekeringan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 4:12:15

Krisdiana, R. 2005. Preferensi Industri Tahu dan Tempe Terhadap Permintaan Komoditas Kedelai di Jawa Tengah. Seminar Nasional Peningkatan Produksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Mendukung Kemandirian Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Limbong, W.H. dan Sitorus. 1987. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Departemen Ilmu-ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Marwoto, K.K., S. Swastika dan P. Simatupang, 2005. Pengembangan Kedelai dan Kebijakan Penelitian di Indonesia. Seminar Nasional Peningkatan Produksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Mendukung Kemandirian Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Mugnisjah, W.Q. dan A. Setiawan. 1995. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.130 hal.

Nikkuni, S., T. Goto, S.S. Antarlina, E. Ginting dan J.S. Utomo. 2000. Evaluation of Indonesian Soybean Varietas for The Processing and Improvement of Fermented Foods .24 p. Workshop of Soybean Research. 28 September 2000. RILET. Malang.

Nugraha, U.S. 1996. Produksi Benih Kedelai Bermutu Melalui Sistem JABAL dan Partisipasi Petani. XV (2): 27-35.

Pandey, J. P. and J. H. Torrie. 1973. Path Coeffisient Analysis of Seed Yield Components in Soybean (Glycine max (L.) Merr). Crop. Sci. 13 : 505-507. Rachmadi, B. 1998. Produksi dan Pemasaran Benih Padi dalam Menunjang

Produksi Pangan Nasional. Makalah disampaikan pada seminar Nasional Peningkatan Produksi Padi Nasional. Lampung 9-10 Desember 1998. 13 hal.

Sadjad. 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT. Grasindo. Jakarta. 144 hal.

______1997. Membangun Industri Benih dalam Era Agribisnis Indonesia. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 164 hal.

Samsudin, U. dan D.S. Jakamiharja. 1985. Kedelai. Sari Keterampilan Pertanian. Pustaka Buana. Jakarta. 169 hal.

Sibuea, L.H. 2002. Penilaian Kesesuaian Agroklimat untuk Tanaman Kedelai. Laporan Penelitian. Bogor. Balitklimat.

Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gajahmada University Press, Yogyakarta. 412 hal.

Somaatmadja, S. 1980. Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Penelitian Varietas. Dalam S. Somaatmadja, M. Ismunadji, Sumarno, M. Syam, S.O. Manurung dan Yuswadi (Eds). Kedelai. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Suhartina. 2003. Perkembangan dan Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2002 (Penyunting: M.M. Ade, N. Saleh dan A. Winarto). Balitkabi. Malang.

Sumarno dan Hartono. 1983. Kedelai dan Cara Bercocok Tanam. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Sumarno. 1995. Pemuliaan Tanaman Kacang-kacangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang.

Tampubolon, T. Wiroadmodjo. Baharsjah, J dan Soedarsono. 1989. Pengaruh Penggenangan pada berbagai Fase Pertumbuhan Kedelai terhadap Pertumbuhan dan Produksi. Forum Pascasarjana 12:17-25.

Wirawan, B. dan S. Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat : Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. 120 hal.

Tabel Lampiran 1. Perkembangan Areal, Produktivitas, Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia, Tahun 1990-2007.

Tahun Areal (000 ha) Produktivitas (t/ha) Produksi (000 ton) Konsumsi (ton) Penduduk (000 jiwa) Kons/kap (kg/kap) Defisit (000 ton) Income/cap (Rp 000/th) 1990 1.334 1.11 1.487 2.028 178170 11.38 541 616.44 1991 1.368 1.14 1.555 2.228 181094 12.30 673 670.57 1992 1.665 1.12 1.870 2.560 184491 13.87 690 715.16 1993 1.470 1.16 1.709 2.431 187589 11.96 723 858.93 1994 1.407 1.11 1.565 2.365 190676 12.40 800 93.96 1995 1.477 1.14 1.680 2.287 193486 11.82 607 979.93 1996 1.273 1.19 1.517 2.263 196807 11.50 746 1046.46 1997 1.119 1.21 1.357 1.973 199837 9.87 616 771.96 1998 1.095 1.19 1.306 1.649 202873 8.13 343 654.97 1999 1.151 1.20 1.383 2.684 205915 13.03 1.301 719.11 2000 825 1.23 1.018 2.294 210033 10.92 1.276 849.11 2001 679 1.22 827 1.960 214234 9.15 1.133 845.48 2002 545 1.24 673 2.017 217747 9.26 1.344 tad 2003 527 1.28 672 2.016 221231 9.11 1.343 tad 2004 550 1.29 707 2.015 224660 8.97 1.307 tad 2005 621 1.30 808 - - - - - 2006 580 1.28 747 - - - - - 2007 456 1.30 598 - - - - - Pertmbuhan 1990-95 2.06 0.39 2.46 2.43 1.66 0.75 2.33 9.71 1995-00 -11.00 1.65 -9.53 0.06 1.65 -1.57 16.02 -2.83 2000-04 -9.66 1.06 -8.70 -3.19 1.70 -4.81 0.61 0.43 Rata-rata Pertmbuhan (%) -6.14 1.03 -5.17 -0.05 1.67 -1.69 6.51 2.91 Sumber : BPS, 2005 dan Deptan

Tabel Lampiran 2. Pelepasan Varietas Unggul Tanaman Pangan s/d Tahun 2006.

No. Komoditi Tahun Jumlah

s/d 2004 2005 2006 1 Padi - - - - Hibrida 17 3 12 32 Non Hibrida 190 - 4 194 2 Jagung - - - - Hibrida 86 - 2 88 Non Hibrida 43 - 1 44 3 Kedelai 62 3 1 66 4 Kacang Tanah 31 - - 31 5 Kacang Hijau 19 - - 19 6 Ubi Kayu 15 - - 15 7 Ubi Jalar 23 - 3 26 8 Sorghum 18 - - 18 9 Gandum 4 - - 4

Sumber : Direktorat Jenderal Perbenihan Tanaman Pangan.

Tabel Lampiran 3. Standar Pengujian Laboratorium Benih Kedelai Bersertifikat Kelas Benih Kadar air Maks (%) Benih Murni Min (%) Kotoran Benih Maks %) Benih Varietas Lain Maks (%) Daya Tumbuh Min (%) Benih Dasar 11 98 2 0.1 80 Benih Pokok 11 98 2 0.2 80 Benih Sebar Label Biru 11 97 3 0.5 80 Benih Sebar Label Hijau 11 97 3 0.7 70

Tabel Lampiran 4. Nilai Rataan Tinggi Tanaman, Umur Berbunga Dan Umur Panen Tujuh Varietas Kedelai.

Varietas

Tinggi Tanaman

Umur

Berbunga Umur Panen

(cm) (HST) (HST) Wilis 44e 37.9a 93.6ab Tidar 40.7f 36c 75.9c Burangrang 56.7ab 35.9c 81.2ab Slamet 55.3abc 37.2ab 87.3ab Anjasmoro 57.7a 35.4c 91.9ab Mahameru 52.7abcd 36.3bc 88.7ab Panderman 50.6abcd 35.8c 86.5ab

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Tabel Lampiran 5. Nilai Rataan Jumlah Polong per Tanaman, Jumlah Polong Isi Per Tanaman, Bobot 100 Butir dan Hasil Biji Kering Tujuh Varietas Unggul Kedelai.

Varietas Jumlah Polong Jumlah Polong Isi Bobot 100 Butir Hasil Biji Kering

Per Tanaman per Tanaman (gram) (gram)

Wilis 207ab 83.5a 10.06bcde 545.62abcde Tidar 305.3a 126.2a 6.02df 582.65abc Burangrang 92.3bd 48.9b 13.35abcd 582.64abcd Slamet 142.7ab 73.6a 11.51ac 617.99ab Anjasmoro 112.4bc 75.6a 14.77abc 646.71a Mahameru 173.5ab 65.7b 16.13ab 438.46abcdef Panderman 133.7ab 70.8a 18.86a 251.17cdef Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

Tabel Lampiran 6. Daftar Varietas-Varietas Kedelai Yang Telah Dilepas

Tahun Asal Umur Bobot 100 Hasil

Sifat Khusus

Klasifikasi Lepas Varietas Sel Galur Persilangan (hari)

Butir

(gram) (Ton/Ha)

Umur Panen

Ukuran

Biji Potensi Hasil Tinggi

(cm)

1918 Otan Introduksi - 90-100 7,0-8,0 1,1-1,2 Mudah rontok, polong tua Sedang Kecil VPR 65

Taiwan tidak mudah pecah, agak

netral terhadap panjang

hari.

1919 No. 27 seleksi dari - 90-110 7,0-8,0 1,0-1,2 Polong tua tidak mudah Sedang Kecil VPR 80 varietas Otan pecah, polong banyak,

tanaman tegak, netral

terhadap panjang air.

1924 No. 29 Seleksi galur - 110 7,0 1,0-1,5 Tahan penyakit karat, Dalam Kecil VPS 90 dari No. 17 Polong tua tidak mudah

asal Taiwan pecah, polong lebat,

agak netral dengan

panjang hari.

1935 Ringgit - No. 27 x 85-95 8,0 1,0-1,5 Peka penyakit karat, Dalam Kecil VPS 57 (No. 317) No. 69 Polong tua tidak mudah

pecah, agak netral

terhadap panjang hari.

1937 Sumbing - No. 87 x 80-85 8,0 1,0-1,5 Mudah rontok, polong tua Dalam Kecil VPS 60 No. 69 mudah pecah, agak peka

terhadap panjang hari,

Peka penyakit karat,

1938 Merapi Seleksi varietas - 85 8,0 1,0 Polong tua mudah pecah, Sedang Kecil VPS 60 lokal Jatim agak peka terhadap

panjang hari.

1965 Shakti Seleksi massa - 80-85 13,0-14,0 1,0-1,5 Cocok pada dataran Sedang Sedang VPS 65 varietas tinggi, polong tidak

Wakashima mudah pecah, agak peka

panjang hari, peka

penyakit karat.

1965 Davros Garut - 85 12,0 1,5 Untuk dataran tinggi, Sedang Sedang VPT 50-55 Peka penyakit karat.

Lanjutan Tabel Lampiran 6

Tahun Asal Umur Bobot 100 Hasil

Sifat Khusus

Klasifikasi Lepas Varietas Sel Galur Persilangan (hari)

Butir

(gram) (Ton/Ha)

Umur Panen

Ukuran

Biji Potensi Hasil Tinggi (cm)

1965 Taichung Introduksi Taiwan - 80 10,5 1,3-1,5 Tahan rebah, polong tua Sedang Sedang VPS -

mudah pecah, buah

banyak.

1965 TK-5 Introduksi Taiwan - 80-85 17,8 1,5 Peka penyakit karat, Sedang Besar VPT - polong tua mudah pecah

buah banyak.

1974 Orba - Davros x 90 14,0 1,5 Tahan penyakit karat, Sedang Besar VPT 50-60 Shakti polong tua mudah pecah

1981 Galunggung - Davros x 80-90 12,5 1,5 Polong tidak mudah Sedang Sedang VPT 50 Shakti pecah, agak peka

penyakit karat.

1982 Lokon - TK-5 x 75 10,6 1,75 Agak peka karat dan Genjah Sedang VPT 60

Genjah Slawi virus.

1982 Guntur - TK-5 x 79 10,5 1,85 Agak peka karat dan Sedang Sedang VPT 60

Genjah Slawi virus.

1983 Wilis - No. 1682 x 88 10,0 1,62 Tahan rebah, penyakit Sedang Sedang VPT 50 Orba karat dan virus.

1984 Dempo Introduksi USA - 90-95 12,5 1,5 Tahan karat, cocok utk Dalam Sedang VPT 45-60 lahan kering yang

berdrainase baik di luar

Jawa, tahan rebah.

1985 Kerinci - Davros x 87 9,3 1,67 Tahan rebah,agak tahan Sedang Kecil VPT 60 No. 1682 penyakit karat dan lalat.

1986 Merbabu - Orba x 85 10,0 1,6 Tahan rebah, cukup Sedang Sedang VPT 50-60 Sinyonya tahan karat.

1986 Raung - Davros x 85 13,0 1,6 Toleran penyakit karat, Sedang Sedang VPT 50-60 Shakti agak tahan rebah.

1987 Muria Radiasi Orba - 83-88 12,5 1,8 Cukup tahan karat daun, Sedang Sedang VPT 50 polong tidak mudah

pecah, fiksasi N

simbiotik dengan legin

Lanjutan Tabel Lampiran 6

Tahun Asal Umur Bobot 100 Hasil

Sifat Khusus

Klasifikasi Lepas Varietas Sel Galur Persilangan (hari)

Butir

(gram) (Ton/Ha)

Umur Panen

Ukuran

Biji Potensi Hasil Tinggi (cm)

1987 Tidar Seleksi Galur - 75 7,0 1,4 Tahan rebah, agak tahan Genjah Kecil VPS 40-50

Mutan B-1682 karat dan lalat benih.

1989 Lompobatang - Sinyonya x 85-87 10,0 1,67 Tahan rebah, cukup Sedang Sedang VPT 60-75 No. 1682 tahan karat daun,

tumbuh baik pada lahan

salinitas.

1989 Rinjani - Shakti x 86-90 10,0 1,72 Tahan rebah, cukup Sedang Sedang VPT 60 No. 1682 tahan karat, baik untuk

tahan sedikit masam.

1989 Tambora Introduksi - 87 14,0 1,5 Tahan penyakit karat. Sedang Besar VPT 60-70 Philipina

1989 Lumajang Lokal Lumajang, - 75-80 9,6 1,52 Agak tahan karat daun Sedang Kecil VPT 40-56 Bewok Jatim dan lalat kacang, tahan

rebah, polong tua

mudah pecah.

1988 Petek Lokal Kudus - 80-83 8,4 1,2 * Sedang Kecil VPS 40 1991 Lawu - Lokon x 74-78 11,0-13,0 1,2-1,8 Tahan rebah, tahan Sedang Sedang VPT 70 Gm 2834 Si ham daun, agak tahan

karat, cocok di lahan

irigasi.

1991 Dieng - Manalagi x 74-78 7,5 1,7 Tahan rebah, agak Sedang Kecil VPT 47-57 Orba tahan karat daun, dapat

beradaptasi di daerah

dg iklim basah sampai

kering dan daerah dg

musim hujan pendek.

1991 Tengger Iradiasi Orba - 73-79 11,5 1,4 Pada tanah subur Sedang Sedang VPS 50-55 cenderung rebah, cukup

tahan lalat putih dan

karat daun, polong tua

tidak mudah pecah.

1991 Jayawijaya Varietas Lokal - 84-87 8,0-9,0 1,8 Tahan rebah,agak tahan Sedang Kecil VPT 57 Madiun karat dan virus.

Lanjutan Tabel Lampiran 6

Tahun Asal Umur Bobot 100 Hasil

Sifat Khusus

Klasifikasi Lepas Varietas Sel Galur Persilangan (hari)

Butir

(gram) (Ton/Ha)

Umur Panen

Ukuran

Biji Potensi Hasil Tinggi (cm)

1992 Kipas

Putih Lokal Aceh - 85-90 12,0 1,69 Tahan rebah, toleran Sedang Sedang VPT 50-60

karat daun.

1992 Malabar - No. 1592 x 70 12,0 1,27 Tahan rebah, toleran Genjah Sedang VPS 57 Wilis karat daun.

1992 Singgalang IITA Nigeria - 80-85 10,0 1,65 Tahan rebah, toleran Sedang Sedang VPT 50-55 Penyakit karat, cocok

untuk lahan kering

masam dan sawah

tadah hujan.

1992 Cikuray - No. 630 x 82-85 11,0-12,0 1,7 Toleran karat daun, Sedang Sedang VPT 60-65 No. 1343 tahan rebah, polong tua

(Orba) tidak mudah pecah,

beradaptasi baik di

dataran rendah & tinggi

1992 Tampomas Introduksi Taiwan - 84 11,0 1,9 Tahan rebah, agak Sedang Sedang VPT 65 tahan karat daun dan

virus CMMV.

1992 Krakatau Introduksi Taiwan - 82-85 8,0 1,9 Tahan rebah, toleran Sedang Kecil VPT 55-60 karat daun dan virus

CMMV, cocok untuk

lahan tegal dan sawah

1995 Slamet - Dempo x 87 12,5 2,26 Agak tahan penyakit Sedang Sedang VPT 65 Wilis karat.

1995 Sindoro - Dempo x 86 12,0 2,03 Agak tahan penyakit Sedang Sedang VPT 59 Wilis karat.

1995 Pangrango - Lokal 88 10,0 1,4 tahan karat daun. Sedang Sedang VPT 65 Lampung x

Davros

1998 Bromo Introduksi - 85 - 1,68-2,5 Toleran karat daun. Sedang - VPT 60-70 Philipina

Lanjutan Tabel Lampiran 6

Tahun Asal Umur Bobot 100 Hasil

Sifat Khusus

Klasifikasi Lepas Varietas Sel Galur Persilangan (hari)

Butir

(gram) (Ton/Ha)

Umur Panen

Ukuran

Biji Potensi Hasil Tinggi (cm)

1998 Kawi AVRDC Taiwan - 88 10,0 2,04 Agak tahan penyakit Sedang Sedang VPT 60-70

karat, sesuai utk tanah

aluvial, grumusol,

regosol dan latosol.

1998 Lauser AVRDC Taiwan Lokal 78-80 10,6 1,87 Agak tahan karat daun, Sedang Sedang VPT 60 Pasuruan tahan rebah dan polong

MLG 2621 x tidak mudah pecah.

Mutan B 1682

1998 Argo Mulyo Introduksi Taiwan - 80-82 - 1,5-2,0 Toleran karat daun. Sedang - VPT 40 1998 Meratus Iradiasi Sinar Y - 73-77 9,0-10,0 1,4 Tahan penyakit karat. Genjah Kecil VPS 40-45 1999 Burangrang - Silang Dalam 80-82 17,0 1,6-2,5 Toleran karat daun, Sedang Besar VPT 60-70

Lokal Jember tahan rebah.

1999 Manglayang Radiasi Orba x - 92 - 1,73 Agak tahan karat daun, Dalam - VPT 60 No. 106 tahan genangan.

2001 Lawit - B3034 x 84 10,5 1,93-2,07 Adaptasi pada lahan Sedang Sedang VPT 58 Lokal pasang surut tipe B

Lampung (terluap olah pasang

besar) dan C (tidak

terluapi)

2001 Menyapa - B3034 x 85 9,1 1,9-2,03 Adaptasi pada lahan Sedang Kecil VPT 64 Lokal pasang surut tipe B

Lampung (terluap olah pasang

besar) dan C (tidak

terluapi)

2001 Mahameru Mansuria - 82,5- 16,5-17 2,04-2,2 Agak tahan karat daun, Sedang Besar VPT 62-64 204-19-1 94,8 tahan rebah, tahan

pecah polong.

2001 Anjasmoro Mansuria - 82,5- 14,8-15,3 2,03-2,3 Tahan rebah, agak Sedang Besar VPT 64-68 395-49-4 92,5 tahan karat daun, tahan

pecah polong.

2001 Tanggamus - Kerinci x 88 11 1,22 Moderat karat daun, Sedang Sedang - 67 No. 3911 tahan rebah, tahan

Lanjutan Tabel Lampiran 6

Tahun Asal Umur Bobot 100 Hasil

Sifat Khusus

Klasifikasi Lepas Varietas Sel Galur Persilangan (hari)

Butir

(gram) (Ton/Ha)

Umur Panen

Ukuran

Biji Potensi Hasil Tinggi (cm)

2001 Sibayak - Dempo x 89 12,5 1,41 Moderat karat daun, Sedang Sedang VPS 74

No. 3577 tahan rebah, tahan

pecah polong.

2001 Nanti - Dempo x 91 11,5 1,24 Tahan penyakit karat, Dalam Sedang VPS 73 No. 3623 tahan rebah.

2001 Sinambung - Silang ganda 88 10,7 2,16 Agak tahak penyakit Sedang Sedang VPT 66 16 tetua karat daun.

2001 Kaba - Silang ganda 85 10,4 2,13 Agak tahan penyakit Sedang Sedang VPT 64 16 tetua karat daun.

2002 Baluran GC 88025-3-2 Persilangan 80 15,0-17,0 2,5-3,5 - Sedang Besar VPT 60-80 (YN-IS) AVRDC

2002 Merubetiri GC 88022-9-2 Persilangan 95 13,0-14,0 2,5-3,5 - Dalam Sedang VPT 80-100 (YN-I) AVRDC

2003 Ijen - Silang Balik 83 11,2 2,49 Agak toleran ulat grayak Sedang Sedang VPT - Wilis dengan adaptif dilahan sawah

Mahameru setelah tanam padi.

2003 Panderman Introduksi Taiwan - 85 18,2 2,37 Tahan rebah, biji besar. Sedang Besar VPT - 2004 Seulawah W3898-14-2 Wilis x 93 9,5 1,6-2,5 Tahan karat daun, Dalam Kecil VPT - No. 3898 adaptif pd lahan kering

masam.

2004 Ratai W3465-27-2 Wilis x 90 10,5 2,7 Daya hasil tinggi pada Sedang Sedang VPT - No. 3465 lahan kering masam dan

agak tanah karat daun.

2004 Rajabasa GH-7/BATAN Galur Mutan 82-85 15 2,05-3,9 Tahan karat dan agak Sedang Besar VPT -

No. 124x23 D toleran cekaman

Iridiasi Sinar masam, produksi tinggi,

Y Varietas berumur sedang, berbiji

Guntur dosis besar.

150 GY.

2005 Gumitir Introduksi Taiwan - 81 15,8 2,08-2,4 Tahan lalat kacang peka Sedang Besar VPT - (GC 86019- ulat grayak,tahan peng-

190-IN) hisap polong dan peka

Lanjutan Tabel Lampiran 6

Tahun Asal Umur Bobot 100 Hasil

Sifat Khusus

Klasifikasi Lepas Varietas Sel Galur Persilangan (hari)

Butir

(gram) (Ton/Ha)

Umur Panen

Ukuran

Biji Potensi Hasil Tinggi (cm)

2005 Argopuro Introduksi Taiwan - 84 17,8 2,31-3,05 Agak tahan lalat kacang Sedang Besar VPT -

(GC 89029-19-1) agak tanah ulat grayak,

agak tahan penghisap

polong dan virus daun

CMMV.

2005 Arjasari - BT55B x 98-100 19,2 2,33 Responsif pemupukan, Dalam Besar VPT - Tainung rendemen tahu 324%,

rendemen tempe 187,5%

moderat toleran

terhadap genangan.

Keterangan : - = Tidak Ada

VPR = Varietas Potensi Rendah. VPS = Varietas Potensi Sedang. VPT = Varietas Potensi Tinggi.

Dokumen terkait